Syamsul Alam's scientific contributions

The important role of employees in interactions between government and society in sub-districts attracts attention, especially regarding discretionary behavior such as job crafting which is considered to improve public services. The aim of this research is to determine the proportion of employees in the sub-district who are actively involved in job crafting behavior in improving public services, and to identify variations in the level of involvement among employees in the three dimensions of job crafting. This research used quantitative methods and involved all 39 employees from a sub-district government in Kendari City. Data was obtained through the use of a questionnaire with a Likert scale and distributed directly manually, and then analyzed using descriptive statistical analysis methods. The data analysis technique used was descriptive statistical analysis. The research results show that the majority of employees in this sub-district are active in job crafting, achieving around 75.9% ideal scores. However, variations in the level of involvement are seen among the dimensions of job crafting, namely seeking resources, seeking challenges, and reducing demands on the job. With a high standard deviation, it shows significant variation in the level of job crafting.

Context is recognized as having an influence on the efficient operation of public administration, including the management of local government assets. However, there is a lack of research exploring the topic. The purpose of this study is to analyze the context of asset management of the South Konawe Regency government. The context of asset management is analyzed from four aspects, namely needs, root problems, opportunities, and objectives of asset management. This research uses a qualitative method approach. Data were collected through semi-structured interviews. The data analysis technique used is a qualitative analysis of interactive models. The results show that there is a lack of clarity in the context of regional asset management, with differences between ideality and reality, which has the potential to harm the efficiency and achievement of long-term goals of local governments.

The purpose of this study is to describe the general conditions of regional science, technology and innovation (Iptekin) development, analyze opportunities and threats in the external environment as well as strengths and weaknesses in the internal environment, and formulate a strategic goals and objectives for the development of effective regional Iptekin in Southeast Sulawesi. This research uses a qualitative approach with an interpretive perspective. Data collection techniques used include interviews, document studies, benchmarking, and focus group discussions. Qualitative data analysis of the interactive model found that regional Iptekin development in Southeast Sulawesi is characterized by weak institutional and social and organizational fragmentation, and lack of resources. The overall factors of the political, economic, social, technological and legal environment contain opportunities and threats to the development of regional Iptekin but the dominant one is from the political environment. The factor of creating public value and assets/inventory are both internal strengths and weaknesses for the development of regional Iptekin. The strategic objective of regional Iptekin development based on environmental assessment is to increase the capacity of science and technology and the effectiveness of the implementation and utilization of regional science and technology.

This study aims to analyze the level of local government spending in South Konawe Regency in 2011-2020 from the perspective of the golden rule. The research method used is existing statistics research of a non-reactive method. The data used is numerical data for the time series of local government spending and gross regional domestic product 2011-2020. The quantitative data analysis technique used is the percentage statistic in SPSS Forecasting version 23.0. The results showed that the level of local government spending in South Konawe Regency in 2011-2020 was not optimal because it was far below the minimum criteria recommended as the golden rule in the theoretical literature on government spending. This sub-optimal level of local government spending has the connotation of the local government's inability to respond to increasing public demands and expectations, at least in providing public goods that the market cannot afford. The local government of South Konawe Regency, if it wants to be of higher quality, needs to increase its level of spending to an optimal level

This study aims to analyze the optimization of village assets in South Konawe Regency. The research method used is a qualitative method approach where data collection is carried out in a natural setting with interview, observation and documentation techniques. The data analysis technique used is a qualitative analysis of the interactive model from Miles, Huberman & Saldaña which includes data collection, data condensation, data presentation and conclusions/verification. The results of the study indicate that the optimization of village assets in Konawe Selatan Regency has not been carried out systematically as can be seen from the legal status determination of all village assets; not yet optimal use of all village assets to support governance, development, community development, and empowerment of village communities; and the utilization of village assets has not been carried out in the context of carrying out village government tasks.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis relasi Quadruple Helix dalam pengembangan organisasi masyarakat sipil di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kolaka . Peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan yang berjumlah sebanyak 9 orang yang dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini berfokus pada model Quadruple Helix dalam pengembangan organisasi masyarakat sipil. Pengumpualn data dalam penelitian ini melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara kualitaif melalui analisis datan interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi Quadruple Helix dalam pengembangan organisasi masyarakat sipil pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kolaka yaitu Pemerintah berperan sebagai regulator sekaligus berperan sebagai kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung jawab dalam mengembangkan objek., industri berperan sebagai enabler yang menghadirkan infrastruktur, dengan mendukung perubahan pada sumber daya manusia bussines dalam kolaboratif governance. Akademisi pada model Quadruple Helix berperan sebagai konseptor. Seperti melakukan standarisasi proses pada kegiatan yang dilakukan serta sertifikasi dan ketrampilan sumber daya manusia dan Media pada model Quadruple Helix berperan sebagai expender, dalam hal ini media berperan dalam mendukung publikasi dalam promosi dan membuat brand image. dalam program pengembangan kerjasama tersebut.Kata Kunci: Relasi, Quadruple Helix , Pengembangan Organisasi Masyarakat Sipil

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis sistem pengelolaan aset pemerintah daerah pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Buton Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe tujuan deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi dokumen dan pengamatan. Informan penelitian berjumlah 6 orang, terdiri pimpinan dan pegawai staf yang dipilih secara purposif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif model interaktif yang mencakup pengumpulan data yang terintegrasi dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan aset pemerintah daerah dalam dimensi-dimensi input, proses, dan output pengelolaan belum optimal. Dalam dimensi input, penyusunan dan pengajuan usulan rencana kebutuhan barang milik daerah dari pengguna barang sudah terlaksana secara sistematis, demikian juga dalam dimensi output, keputusan hasil penelaahan rencana kebutuhan barang milik daerah telah disampaikan secara tepat waktu kepada pengguna barang, namun dalam dimensi proses, penelaahan usulan rencana kebutuhan barang milik daerah belum sepenuhnya memperhatikan prinsip optimalisasi kemanfaatan asset bagi institusi pengguna. Kata Kunci: Sistem pengelolaan asset; Pemerintah daerah; Input; Proses; Output.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konsistensi perencanaan dan penganggaran dalam mendukung pencapaian misi pemerintahan Kabupaten Buton Utara.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe tujuan deskriptif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen.Informan penelitian terdiri aparat perencanaan dan penganggaran di perangkat daerah serta masyarakat yang pernah mengikuti konsultasi publik untuk penyempurnaan rencana kerja pemerintah daerah.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsistensi perencanaan dan penganggaran dalam mendukung pencapaian misi pemerintahan Kabupaten Buton Utara belum optimal dikarenakan dari ketiga dimensi konsistensi perencanaan dan penganggaran hanya satu dimensi sudah optimal yakni harmonisasi rencana kerja perangkat daerah dengan rencana anggaran perangkat daerah, sedangkan dua dimensi lainnya belum optimal yakni harmonisasi sasaran strategis pemerintah daerah dengan rencana kerja pemerintah daerah, dan harmonisasi rencana kerja pemerintah daerah dengan rencana kerja perangkat daerah. Kata kunci: Konsistensi; Perencanaan; Penganggaran; Misi pemerintah daerah.

Tujuan Penelitan ini adalah Mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas penggunaan aplikasi sistem keuangan Desa (SISKEUDES) bagi pemerintah desa dalam pelaporan keuangan di Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang, berasal dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintah Desa di Desa Puu Tamboli Kecamatan Samaturu dan Desa Wonualaku kecamatan Iwoimendaa dengan pertimbangan memiliki pemahaman dan yang menangani pengelolaan keuangan Desa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif model interaktif yang mencakup reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi sistem keuangan Desa cukup efektif terhadap pengelolaan keuangan Desa, hal tersebut berdasarkan parameter yang digunakan yaitu pengelolaan keuangan dilaksanakan secara disiplin, transparan dan akuntabel. Kata kunci: efektivitas, aplikasi system, keuangan desa.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis inplementasi E – Government dalam pengadaan barang dan jasa di Kantor Sekretariat Daerah Wakatobi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang dipilih secara purposive sampling.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan informan yang telah dipilih serta dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan analisis deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa implementasi E-Government dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik yang diselenggarakan oleh Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Wakatobi dilakukan berdasarkan empat prinsip yaitu 1) transparansi, dalam artian bahwa semua tahapan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan secara terbuka kepada msayarakat, 2) bersaing, dengan sistem elektronik dapat menciptakan persaingan yang sehat bagi para pendaftar, 3) adil/tidak deskriminatif, semua penyedia diberlakukan secara adil tanpa memihak dengan siapapun dari tahap pendataran sampai pengemuman pemenan dan 4) akuntabel, semua pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh Unit Laayanan Pengadaan Kabupaten Wakatobi sesuai Perspres 54 tahun 2010 dengan berpedoman pada SOP pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Kata Kunci: Implementasi, E- Government, Pengadaan barang dan Jasa