Sutarki Sutisna's scientific contributions

What is this page?


This page lists the scientific contributions of an author, who either does not have a ResearchGate profile, or has not yet added these contributions to their profile.

It was automatically created by ResearchGate to create a record of this author's body of work. We create such pages to advance our goal of creating and maintaining the most comprehensive scientific repository possible. In doing so, we process publicly available (personal) data relating to the author as a member of the scientific community.

If you're a ResearchGate member, you can follow this page to keep up with this author's work.

If you are this author, and you don't want us to display this page anymore, please let us know.

Publications (4)


Gambar 5. Transformasi kapal Bajau Sumber: Penulis, 2020
POLA PEMUKIMAN MASA DEPAN MASYARAKAT PENGEMBARA LAUT, SUKU BAJAU
  • Article
  • Full-text available

May 2021

·

148 Reads

·

1 Citation

Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (Stupa)

Vincent Moyola Ancung

·

Sutarki Sutisna

In the era of globalization, Nusantara have lost most of its identity and culture. The view of society that has experienced gentrification needs to be restored to raise the locality again. Our minds have been blinded to the standard of living, it's time for us to think again to save the remaining culture. This project is the reflection of the process that has happened, creating another option of a new habitual pattern in the future by taking the literature on the life of the Bajau people, the Sama tribe who partly still embrace their original identity, For centuries the Bajau have lived according to the wind. and ocean currents, but now they are considered as violating national borders until they were arrested 6 years ago, November 2014 because they are considered as foreign and illegal fishermen. They are persuaded and forced to settle on the mainland in order to have an identity, even though their true identity is sea nomads. The story of "The Nomad of the Ocean" was taken over to create a new narrative of their fate, a story where they, the Bajau, the Same tribe succeeded in fighting against capitalism which had not respected them all this time, and decided to return to settle in the ocean. Their identity and cultural values are still thick as lessons that can be learned to be a slap about a life that really needs to be protected. Hopefully this design will help the new generation understand the spirituality projected into the design to rediscover their interpretation of the identity of the nation in the archipelago. Keywords: Capitalism; Identity; Habitual Pattern; The Bajau; The Sea Nomads Abstrak Di era globalisasi ini, Nusantara nampaknya telah kehilangan sebagian besar identitas dan budayanya. Pandangan masyarakat yang telah mengalami gentrifikasi perlu dipulihkan untuk menaikan lagi Lokalitas. Batin dan pikiran kita telah dibutakan atas standar hidup, sudah saatnya kita berfikir kembali untuk menyelamatkan kebudayaan yang tersisa. Proyek ini mencoba merefleksikan proses atas apa yang telah terjadi, menciptakan opsi lain dari pola berhuni baru di masa depan dengan mengambil literatur kehidupan Masyarakat Bajau, suku Sama yang sebagian masih memeluk identitas asli mereka, Selama berabad-abad suku Bajau hidup mengikuti arah angin dan arus laut, namun kini dianggap melanggar batas negara hingga ditangkap pada 6 tahun lalu, November 2014 karena dianggap sebagai nelayan asing dan illegal. Mereka dibujuk dan dipaksa untuk menetap di daratan agar memiliki identitas, Padahal identitas sejatinya adalah pengembara lautan. Kisah dari “Sang Pengembara Lautan” ini diambil alih untuk membuat narasi baru atas nasib mereka, cerita dimana orang Bajau, suku Sama berhasil melawan kapitalisme yang selama ini memandang mereka hanya dengan sebelah mata dan memutuskan kembali menetap di lautan. Identitas dan nilai kebudayaan yang masih kental dari mereka dijadikan pelajaran yang dapat di petik untuk menjadi tamparan tentang sebuah kehidupan yang sesungguhnya perlu di jaga. Angan-angan akan masa depan berhuni mereka dalam perancangan ini diharapkan dapat membantu generasi baru dalam memahami spiritualitas yang diproyeksikan ke dalam perancangan untuk menemukan kembali interpretasi mereka tentang jati diri dari bangsa di Nusantara.

Download
Share

Taman Rekreasi Digital Kebon Jeruk (Kebon Jeruk Digital Recreation Park)

November 2020

·

107 Reads

Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (Stupa)

Media information continues to grow with the presence of technology that increasingly brings convenience for humans. Communication can be conveyed quickly and effectively. One of the technological developments that support information media is Virtual Reality (VR). But the effect of this technology sometimes has a negative impact on health and society. With technology, people are increasing distance and tend to enjoy technology rather than having interaction with other people. Therefore, Kebon Jeruk Digital Recreation Park project gives the idea of openness with open architecture theme . The concept given is in accordance with the trend of this VR technology. The technology program is designed so that it can provide positive social, educational and recreational aspects. This project provides recreational education to the community about technological development.VMost of all the programs are developed with VR technology and open architecture. Visitors can enjoy educational and recreative facilities provided by technology. There are also different types of VR such as AR. The method used is the transprogramming method by combining all programs around the area combined with digital concepts. The existing program around the area suck as food and drinks that are available but not quality processed well will be designed integrated with other educational recreation programs. Keywords: open architecture; technology; transprogramming; virtual reality Abstrak Media informasi terus berkembang dengan hadirnya teknologi yang semakin membawa kemudahan bagi manusia. Komunikasi dapat tersampaikan secara cepat dan efektif. Salah satu perkembangan teknologi yang mendukung media informasi adalah Virtual Reality (VR). Namun perkembangan teknologi ini terkadang memberi dampak negatif untuk kesehatan dan sosial di masyarakat. Dengan adanya teknologi, orang-orang semakin menjauh dan cenderung menikmati teknologi dibanding harus berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu, proyek Taman Rekreasi Digital Kebon Jeruk memberi ide dalam hal keterbukaan yang bertemakan Arsitektur Terbuka. Konsep yang diberikan sesuai dengan trend kemajuan teknologi VR ini. Teknologi di dalamnya dirancang sehingga dapat memberikan aspek sosial, edukasi dan rekreatif yang positif. Proyek ini bertujuan untuk memberikan edukasi yang bersifat rekreatif kepada masyarakat tentang kemajuan teknologi. Program yang dibawakan dikembangkan dengan teknologi VR yang ada sekarang dan bersifat Arsitektur Terbuka. Pengunjung dapat menikmati sarana edukasi dan rekreasi yang diberikan dari program teknologi yang ada. VR yang digunakan juga berbeda jenis dan juga ada yang menggunakan AR. Metode yang digunakan yaitu metode transprogramming dengan menggabungkan seluruh program yang disekitar kawasan dan juga dibutuhkan masyarakat digabungkan dengan konsep digital yang dirancang. Program disekitar kawasan yang ada berupa makanan dan minuman yang ada namun tidak terolah akan dirancang terintegrasi dengan program bangunan rekreasi edukatif lainnya.


RUANG SENI BEBAS STRES TJIKINI

November 2020

·

134 Reads

·

2 Citations

Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (Stupa)

The consequences of living in a big city with such an intense life pace putting the citizens at higher risk for stress compared to those who live in the rural areas. Jakarta ranked 132nd out of 150 in the world’s most stressfull cities ranking. The stress level of its citizens is at level five on a scale of 1-10 and the numbers of its population with mental health problem keeps increasing each year. There are several factors that contribute to stress, i.e. the high rate of urbanization, traffic congestion, the lack of green spaces availability, heavy workload and also the pace of life in cities that needs us to always be faster, dynamic and efficient. Therefore, those who live in the cities needs the third place. A comfier space between home (first place) and work (second place) for citizens to spend the time, to take a break from the daily routine, to socialize and to interact with others, and also as a place to relieve the stress. Using the healing environment approach, the purpose of Tjikini Stress Relieve Art Space is to provide an urban public space for recreation, freedom of expression, social gathering, social interaction and to have better knowledge on the arts as one of the alternatives to relax and to relieve the stress. It also acts as an supporting facility for arts activities in Cikini area which will become art and culture center of Jakarta. Keywords: Interaction; Stress; Third Place; Urban Stress AbstrakKonsekuensi tinggal di kota besar dengan dinamika kehidupannya yang sangat intens menjadikan masyarakat perkotaan rentan mengalami stres dibandingkan mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Jakarta menduduki peringkat ke-132 dari 150 kota paling stres di dunia. Tingkat stres masyarakatnya telah memasuki tahap kritis yakni, melebihi stadium lima dari skala 1-10 dan jumlah penderita gangguan mental emosional (stres) yang terus meningkat setiap tahunnya. Banyak faktor yang menjadi penyebab stres masyarakat kota diantaranya, tingginya tingkat urbanisasi, kemacetan, kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau, stres akibat menghadapi beban tuntutan pekerjaan hingga stres akibat tuntutan kehidupan perkotaan yang serba cepat, dinamis, dan serba efisien. Maka dari itu, masyarakat kota membutuhkan tempat ketiga. Sebuah ruang yang menghubungkan rumah atau tempat tinggal (tempat pertama) dan tempat kerja (tempat kedua) sebagai ruang publik yang lebih santai bagi masyarakat kota untuk dapat beristirahat, berhenti sejenak dari segala rutinitas yang dilakukan setiap hari, bersosialisasi dan berinteraksi serta menjadi tempat untuk menyalurkan stres. Dengan menggunakan metode Healing Environment, Ruang Seni Bebas Stres Tjikini bertujuan untuk membuat sebuah ruang publik yang memberikan ruang dan waktu bagi masyarakat kota untuk berkreasi, berekspresi, berkumpul, berinteraksi, dan mengenal lebih luas mengenai seni sebagai salah satu alternatif untuk relaksasi dan menyalurkan stres mereka. Juga sebagai fasilitas pendukung kegiatan seni pada Kawasan Cikini yang akan menjadi Pusat Kesenian Dan Kebudayaan Jakarta.


TEMPAT PENGOLAHAN KOPI DI CIKINI

June 2020

·

115 Reads

Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (Stupa)

Nowadays social needs and lifestyle become a phenomenon where going to a place to take a break from routine becomes a necessity, especially in a metropolitan city like Jakarta, from that background the Menteng Area, Cikini is a place of very intense routines between one place to other places to achieve something. From this statement, Cikini Coffee Roastery is an answer that can meet the needs and activities in the Cikini area, especially for workers, students, and coffee shops in various circles in the area. Through an interactive and open form of building with a bridge across the front of the building that gives the impression of a soul bond. Nursery as an engineered coffee plant is located at the back of the building as an area of interaction between the core building and the site, and the environment. The function of the space in the building has an orientation to serve the visitors, as well as the community in the area around the site. Abstrak Di masa sekarang kebutuhan sosial dan gaya hidup menjadi sebuah fenomena dimana pergi ke sebuah tempat untuk rehat dari rutinitas menjadi sebuah kebutuhan, khususnya di kota metropolitan seperti Jakarta, dari latar belakang tersebut maka Kawasan Menteng, Cikini adalah tempat terjadinya rutinitas yang sangat intens antara satu tempat ke tempat lain guna mencapai sesuatu. Dari pernyataan tersebut maka Cikini Coffee Roastery adalah sebuah jawaban yang dapat memenuhi kebutuhan dan kegiatan di daerah Cikini, khususnya untuk para pekerja, mahasiswa, dan kedai – kedai kopi berbagai kalangan di Kawasan tersebut. Lewat bentuk bangunan yang interaktif dan terbuka dengan jembatan yang melintang di bagian muka bangunan yang memberikan kesan ikatan jiwa. Nursery sebagai tempat rekayasa tumbuhan kopi berada di bagian belakang bangunan sebagai area interaksi antara bangunan inti dengan tapak, serta lingkungannya. Fungsi ruang di dalam bangunan memiliki orientasi untuk melayani para pengunjung, maupun komunitas yang berada di lingkungan sekitar tapak.

Citations (2)


... Kampoh is divided into 3 main buildings, namely Kampoh (residential group), Sapekan (weekend market), School (educational facilities). While Kampoh is formed into three functions according to the activities that take place in the space such as (1) dego-dego, front part (2) posi-posi, middle part (3) tatambe, and back part [13]. In Dayak society, the figure of hornbills (enggang) living amid society has become a myth that is maintained. ...

Reference:

Understanding Traditional Malay Communities In Riau Using The Levi-Strauss Framework Of Structuralism
POLA PEMUKIMAN MASA DEPAN MASYARAKAT PENGEMBARA LAUT, SUKU BAJAU

Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (Stupa)

... Peserta PkM ini tinggal di area perkotaan yang mana kondisi lingkungan tempat tinggal dapat memengaruhi tingkat stress individu yang tinggal di dalamnya sehingga penyakit psikis ditemukan lebih banyak pada masyarakat yang tinggal di area perkotaan dari pada pedesaan (Gruebner et al., 2017). Faktor lain yang membuat masyarakat perkotaan lebih beresiko terkena stress, seperti pengaruh dari tingginya tingkat urbanisasi, kondisi lalu lintas yang beresiko macet, kurangnya ruang terbuka yang hijau untuk tempat melepas lelah, kemudian beban dari tuntutan pekerjaan, serta kehidupan diperkotaan yang dituntut serba cepat, dinamis, dan efisien (Santoso & Sutisna, 2020), seperti terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil pengkajian di Tabel 1, tingkat stress peserta berada tingkat sedang. Pada paparan materi manajemen stress diajarkan teknik untuk mengatasi stres yang bisa dilakukan oleh peserta secara mandiri. ...

RUANG SENI BEBAS STRES TJIKINI

Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (Stupa)