PreprintPDF Available

Relationship Between Religiosity and Psychological Well-Being in Security Guards in PT. Shelter Nusantara: Hubungan antara Religiusitas dengan Psychological Well-Being pada Satpam di PT. Shelter Nusantara

Authors:
Preprints and early-stage research may not have been peer reviewed yet.
P a g e | 1
The Relationship Between Religiosity and Psychological
Well-Being in Security Guards in PT. Shelter Nusantara
[Hubungan Antara Religiusitas dengan Psychological Well-
Being pada Satpam di PT. Shelter Nusantara]
Siti Fujia Wahyuni1), Lely Ika Maryati*2)
1) Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
2) Doses Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Email penulis korespondensi* : ikalely@umsida.ac.id
Abstract. This study aims to determine the relationship between religiosity and psychological well being at the
security guard at PT. Archipelago Shelter. The method used is quantitative correlation, using 2 variables,
namely the dependent variable and independent variables as follows: The independent variable is
religiosity (x), the dependent variable is psychological well being (y). The sample collection technique in
this research is simple random sampling. The sample in this study were 243 security guards at PT.
Archipelago Shelter The research variables were measured using the religiosity scale and the
psychological well being scale. The results showed that the results of the hypothesis test were obtained
with a value of rxy = 0.073 and a significance value of 0.208 (p = 0.208 > 0.05). These results indicate
that there is no significant relationship between religiosity and psychological well-being in security guards
at PT Shelter Nusantara.
Keywords: Religiosity, Psychological well being, Security guard
Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan psychological well
being pada Pada Satpam Di PT. Shelter Nusantara. Metode yang digunakan adalah kuantitatif korelasi,
dengan menggunakan 2 variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas sebagai berikut : Variabel bebas
yaitu religiusitas (x), Variabel terikat yaitu psychological well being (y). Teknik pengumpulan sampel
dalam peneltian ini adalah simple random sampling. Sampel pada penelitian ini sejumlah 243 satpam PT.
Shelter NusantaraVariabel penelitian diukur dengan menggunakan skala religiusitas dan skala
psychological well being. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji hipotesis diperoleh dengan nilai rxy =
0.073 dan nilai signifikansi sebesar 0.208 (p=0.208 > 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan psychological well being pada satpam di PT Shelter
Nusantara.
Kata kunci : Religiusitas, Psychological well being, Satpam
I. PENDAHULUAN
Keadaan sosial ekonomi suatu keluarga dapat dijadikan sebagai acuan kesejahteraan masyarakat.
Keadaan sosial ekonomi suatu keluarga dapat diamati Tingkat pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan
jumlah anggota keluarga yang dievaluasi hanya akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan
keluarga secara relatif kecil [1]. Faktor lain yang dapat mempengaruhi dari kesejahteraan keluarga adalah
penghasilan keluarga yang di dapatkan dari suatu pekerjaan. Pekerjaan yang banyak ditemui pada instansi
publik adalah petugas keamanan atau sering disebut dengan sebagai satpam (satuan pengamanan) [2].
Satpam adalah kelompok petugas yang dibentuk oleh organisasi atau perusahaan untuk menjaga keamanan
fisik di tempat kerja [3].
Menurut Yudra, Profesi satpam harus memiliki persiapan fisik yang bagus serta komptensi yang
mumpuni dalam standar kerja nasional di bidang usaha jasa pengamanan [4]. Lembaga atau badan usaha
yang mengelolah tenaga kerja keamanan atau satpam adalah PT. Shelter Nusantara. Shelter Nusantara ini
salah satu jasa outsourcing untuk keseluruhan proses pengelolaan satpam, mulai rekrutmen, pendidikan,
penempatan, serta pengembangan karyawan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tingkat kerja
karyawan adalah salah satu hal yang dapat dijadikan kualitas sumber daya manusia, dan pencapaian kinerja
karyawan adalah hal penting yang harus dilakukan untuk menghasilkan kinerja yang optimal dan untuk
P a g e | 2
mempertahankan perusahaan di persaingan bisnis outsourcing lainnya PT Shelter Nusantara ini bertempat
di Semampir gang V, Surabaya [5].
Individu yang menekuni pekerjaan di bidang pelayanan jasa kemanusiaan yang berkaitan erat
dengan masyarakat seperti profesi dokter, perawat, guru, petugas keamanan dan lain sebagainya memiliki
tingkat stress kerja yang lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya [6]. Berbagai permasalahan yang terjadi
dalam hidup karyawan meberikan dampak yang negatif pada perasaanya sehingga membuat dirinya tidak
bahagia dan emosional [7]. Kebahagiaan yang dimiliki individu bisa membuata hidupnya lebih merasa
berharga dan jauh dari rasa-rasa emosi dan fikiran negatif [8].
Psychological well being atau kesejahteraan psikologis merupakan kondisi seseorang yang dapat
menerima kuat lemahnya dirinya, memiliki tujuan hidup, berkomunikasi dan berperilaku positif terhadap
orang, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan [9]. Manfaat dari psychological well being adalah
memiliki pengaruh yang positif terhadap kesehatan mental yang dapat menghilangkan rasa sepi, jenuh,
penat, dan mengontrol emosi [10]. Psychological well being memiliki enam dimensi yaitu kemandirian
(autonomy), kontrol lingkungan eksternal (environmental mastery), pengembangan potensi diri (personal
growth), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), tujuan hidup (purpose in life),
dan penerimaan diri (self-acceptance) [11].
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu satpam PT. Shelter Nusantaara di
Surabaya, permasalahan kriminal seperti pencopetan disekitar lokasi bekerja merupakan peristiwa yang
melibatkan satpam. Kegagalan dalam penanganan peristiwa ini mengakibatkan satpam merasa potensi
yang ada di dalam dirinya sebagai petugas keamanan tidak optimal sehingga menyebabkan munculnya rasa
stres kerja. Dari stres kerja inilah yang membuat psychological well being seseorang menurun.
Psychological well being memengaruhi banyak hal, termasuk budaya, usia, jenis kelamin, dukungan
sosial, status sosial dan ekonomi, spiritualitas, dan religiusitas, antara lain [12]. Menurut Utomo,
religiusitas adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuai dengan
kemampuannya untuk setia pada agamanya [13]. Sikap religiusitas yang yang dimiliki seseorang dapat
menjauhkan dari hal-hal yang negative yang dapat mengakibatkan stress [4]. Menurut Sri religiusitas
terdiri dari 5 dimensi yaitu dimensi keyakinan, praktek agama, pengamalan, pengetahuan agama, dan
penglaman atau konsekuensi [14].
Penelitian sebelumnya oleh Hamidah menemukan bahwa religiusitas memiliki korelasi yang positif
dengan psychological well being, dengan nilai r = 0.337 dan p = 0.05 (0.024), yang berarti bahwa semakin
banyak orang yang religiusitas, semakin baik psychological well being [15]. Penelitian Rahmah juga
menemukan bahwa religiusitas memiliki korelasi yang positif dengan psychological well being [16].
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan psychological well being
satpam PT. Shelter Nusantara.
II. METODE
Metode penelitian kuantitatif korelasi, yang berasal dari positivisme, digunakan untuk mempelajari
populasi atau sampel spesifik, mengumpulkan data, menggunakan alat penelitian, dan melakukan analisis
kualitatif atau statistik untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan [18]. Menurut Sugiyono, setiap item
yang diminta oleh interviewer adalah kesempatan bagi mereka untuk belajar bagaimana mengumpulkan
informasi dan kemudian membuat kesimpulan. Dua variabel berikut digunakan dalam analisis: terikat dan
bebas variabel. Agama adalah variabel (x), dan kesehatan psikologis adalah variable (y) [19].
Penelitian ini, religiusitas diukur dari berbagai dimensi, seperti keyakinan, praktik agama,
pengamalan, pengetahuan agama, dan pengalaman atau akibat. Semakin tinggi skor skala yang diperolah,
semakin religiusitas individu [14]. Sebaliknya, semakin rendah skor skala, semakin religiusitas individu
[14]. Selanjutnya akan diujikan secara statistik di semua aitemnya, untuk uji validitas variabel religiusitas
item ditentukan dengan melihat nilai Aitem dikatakan valid apabila harga Corrected Item dengan nilai r
tabel sebesar 0.25. Untuk nilai aitem yang memiliki nilai >0.25 maka dikatakan valid, dan aitem yang
mendapatkan nilai <0.25 dikatakan tidak valid. Hasil menunjukkan terdapat 28 aitem valid, dan 12 aitem
yang tidak valid. Koefisien korelasi aitem total yang valid dengan nilai 0,227 0,628. Peneliti
menggunakan Alpha Croncbach, yang diwakili oleh koefisien reliabilitas, untuk mengukur reliabilitas
penelitian ini. Menurut hasil analisis reliabilitas pada skala religiusitas tahap kedua, konstruk variabel
dianggap baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Nilai Alpha Cronbach untuk
konstruk variabel ini adalah 0,883 dengan jumlah aitem 28 [14].
Pengukuran skala psychological well being menggunakan skala dari Karmila, dimensi psychological
well being yang digunakan dalam penelitian terdapat enam dimensi yaitu yaitu kemandirian (autonomy),
P a g e | 3
kontrol lingkungan eksternal (environmental mastery), pengembangan potensi diri (personal growth),
hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), tujuan hidup (purpose in life), dan
penerimaan diri (self-acceptance) [11]. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh, semakin besar PWB, dan
sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh, semakin kecil PWB. Dilakukan juga perhitungan
validitas aitem terhadap skala psychological well being yang terdiri dari 42 aitem. Aitem dikatakan valid
apabila harga Corrected Item dengan nilai r tabel sebesar 0.25. Untuk nilai aitem yang memiliki nilai >0.25
maka dikatakan valid, dan aitem yang mendapatkan nilai <0.25 dikatakan tidak valid. Hasil menunjukkan
terdapat 25 aitem valid, dan 17 aitem yang tidak valid. Koefisien korelasi aitem total yang valid dengan
nilai 0,263 -0,509 [11]. Uji reliabilitas terhadap aitem skala psychological well being diperoleh keofisien
reliabilitaas sebesar 0.845 dengan jumlah aitem 25 [11].
Jumlah maupun karakteristik populasi terdiri dari sampel [11]. Dalam penelitian ini, teknik
pengambilan sampel sederhana secara acak digunakan. Menurut Akhmad, metode ini digunakan untuk
memilih sampel secara langsung dari populasi, dengan kemungkinan besar setiap anggota populasi akan
menjadi sampel yang sangat besar. Sampel penelitian ini terdiri dari 243 satpam, berdasarkan tabel Isaac
dan Michael dengan taraf kesalahan 10%, dan populasi keseluruhan adalah 2386 satpam [20].
Untuk menilai apakah data yang dikumpulkan oleh peneliti terdistribusi normal, uji normalitas
dilakukan. Ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji Kolmogrov-Smirnov, yang menunjukkan bahwa
jika taraf signifikansi lebih dari 0.05, maka data tersebut terdistribusi normal, dan sebaliknya jika taraf
signifikansi kurang dari 0.05, maka data tersebut tidak terdistribusi normal. Tujuan uji linearitas adalah
untuk menentukan apakah dua variabel atau lebih yang dievaluasi memiliki hubungan yang linear atau
tidak signifikan. Analisis kolerasi atau regresi linear biasanya membutuhkan uji ini. Dalam uji linearitas,
prinsip pengambilan keputusan adalah bahwa hubungan antara variable (X) dan (Y) adalah linear jika nilai
deviasi dari linieritas lebih dari 0,05 dan jika nilai deviasi dari linieritas kurang dari 0,05 [21].
Penelitian ini, hipotesisnya diuji untuk mengetahui hubungan antara variabel religiusitas dan
kesehatan mental. Ini dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dengan taraf signifikansi
0,05 atau 5%. Namun, jika data tidak memenuhi syarat, uji statistik non parametrik dapat dilakukan.
Pengujian hipotesis dibantu oleh SPSS v.22 untuk windows, dan hasilnya akan digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Uji Normalitas Tabel 1.Uji Normalitas
Religiusitas
Pscyvhological
Well Being
N
302
302
Normal Parametersa,b
Mean
80,10
70,78
Std. Deviation
10,430
9,121
Most Extreme Differences
Absolute
,083
,134
Positive
,060
,134
Negative
-,083
-,099
Test Statistic
,083
,134
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000c
,000c
Sumber : diolah peneliti (2023)
Uji normalitas data sebaran kuisioner didapatkan nilai sig 0.000 < 0.05, maka 2 variabel yaitu
religiusitas dan psychological well being, memiliki distrubusi data yang tidak normal.
Uji Linearitas Tabel 2. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Mean
Square
F
Sig.
Pscyvhologic
al Well Being
* Religiusitas
Between
Groups
(Combined)
5372,749
134,319
1,782
,004
Linearity
86,152
86,152
1,143
,286
Deviation from
Linearity
5286,597
135,554
1,799
,004
Within Groups
19670,261
75,365
P a g e | 4
Total
25043,010
Sumber : diolah peneliti (2023)
Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa hasil nilai uji linearitas memperoleh hasil nilai
Deviation from Linearity sebesar 1.799 dengan nilai signifikansi sebesar 0.004 < 0.05 dapat disimpulkan
bahwa variabel religiusitas dan variabel psychological well being memiliki kolerasi yang liniear.
Uji Hipotesis Tabel 3. Uji Hipotesis
Religiusitas
Pscyvhological
Well Being
Spearman's
rho
Religiusitas
Correlation Coefficient
1,000
,073
Sig. (2-tailed)
.
,208
N
302
302
Pscyvhological Well
Being
Correlation Coefficient
,073
1,000
Sig. (2-tailed)
,208
.
N
302
302
Sumber : diolah peneliti (2023)
Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa nilai rxy = 0.073 dengan signifikansi sebesar 0.208 (r = 0.073, p
0.208 > 0.05) hal tersebut dapat dikatakan bahwa religiusitas tidak memiliki hubungan yang signifikan
terhadap psychological well being sehingga hipotesis yang diajukan di tolak.
Uji R Square (R2) Tabel 4. Uji R Square (R2)
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
,059a
,003
,000
9,121
Sumber : diolah peneliti (2023)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sumbangan variabel x yakni religiusitas terhadap
psychological well being adalah sebesar 3%. Hasil ini diperoleh dari R Square yaitu sebesar 0,003 x 100%
= 3%. Hal ini berarti bahwa pengaruh religiusitas terhadap psychological well being sebesar 3% dan
terdapat 97% faktor lainnya yang dapat mempengaruhi psychological well being.
Kategorisasi Tabel 5. Kategorisasi
Kategori
Skor Subjek
Religiusitas
Psychological well being
∑ Satpam
%
∑ Satpam
%
Sangat Rendah
9
3%
2
1%
Rendah
100
33%
129
43%
Sedang
103
34%
94
31%
Tinggi
61
20%
55
18%
Sangat Tinggi
29
10%
22
7%
Total
302
100%
302
100%
Sumber : diolah peneliti (2023)
Dari tabel kategorisasi diatas, subyek tersebut pada skala religiusitas dapat diambil kesimpulan bahwa,
terdapat 9 (3%) satpam yang memiliki tingkat religiusitas sangat rendah, terdapat 100 (33%) satpam yang
memiliki tingkat religiusitas rendah, terdapat 103 (34%) satpam yang memiliki tingkat religiusitas sedang,
terdapat 61 (20%) satpam yang memiliki tingkat religiusitas tinggi, dan terdapat 29 (10%) satpam yang
memiliki tingkat religiusitas sangat tinggi. Kategorisasi skor subyek pada skala psychological well being
dapat diambil kesimpulan bahwa, terdapat 2 (1%) satpam yang memiliki psychological well being yang
sangat rendah.
Pembahasan
Data uji hipotesis diperoleh bahwa nilai rxy = 0.073 dengan signifikansi sebesar 0.208 (r = 0.073, p
0.208 > 0.05) hal tersebut dapat dikatakan bahwa religiusitas tidak memiliki hubungan yang signifikan
P a g e | 5
terhadap psychological well being sehingga uji hipotesis yang diajukan di tolak. Penelitin ini relevan juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail Zeenat, dengan penelitiannya menunjukkan bahwa
religiusitas tidak memiliki hubungan terhadap psychological well being dengan nilai (r = -0.852 > 0.05)
[22]. Namun, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Hamidah dan Gamal mengklaim bahwa
agama memiliki korelasi yang menguntungkan dengan kesehatan psikologis. Salah satu anggota
Satpamwal Denma Mabes TNI yang memiliki keyakinan agama yang kuat dan kewajiban pengamanan
diharapkan dapat membungkus yang lain sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka. Ini akan membantu
mereka mendapatkan ketenangan dalam mencapai tujuan hidup mereka dan mendapatkan psychological
well being. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa religiusitas anggota Satpamwal Denma Mabes TNI
memiliki korelasi yang signifikan dengan psychological well being mereka. Dengan kata lain, semakin
tinggi religiusitas anggota, semakin baik kesehatan mental mereka [15].
Hubungan yang tidak signifikan antara religisiutas dengan psychological well being, dikarenakan
terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi psychological well adalah loneliness merupakan
pertemuan antara keinginan seseorang dan apa yang mereka katakan tentang tingkat koneksi sosial mereka.
Seseorang mengalami kesepian jika mereka tidak mampu mengembangkan hubungan interpersonal dengan
cara yang diharapkan [23]. Kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia,
status pernikahan, situasi kerja, hubungan pribadi, keterampilan pribadi, agama, dan standar etika [24].
Psychological wellbeing adalah salah satu faktor yang memengaruhi kinerja dan sikap kerja;
karyawan yang menyadari potensi mereka dan memanfaatkannya akan melakukannya dengan baik. Salah
satu tanda kesejahteraan psikologis atau kesejahteraan psikologis yang baik adalah ketika seseorang
mampu menerima dirinya sendiri, bersikap positif terhadap orang lain, dapat membuat keputusan tanpa
terpengaruh oleh orang lain, dapat mengatur dan membuat lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya,
memiliki tujuan hidup untuk membuat hidupnya lebih bermakna, dan berusaha untuk belajar tentang
dirinya sendiri [25]. IV. SIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian di atas menunjukkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa nilai rxy =
0.073 dengan signifikansi sebesar 0.208 (r = 0.073, p 0.208 > 0.05) hal tersebut dapat dikatakan bahwa
religiusitas tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Psychological well being sehingga uji
hipotesis yang diajukan di tolak. Hal ini menyatakan bahwa hasil uji hipotesis ditolak. Sumbangan variabel
religiusitas terhadap Psychological well being adalah sebesar 3%.
Saran yang dapat diberikan penulis dari hasil analisa untuk PT Shelter Nusantara memperbanyak
kegiatan pembinaan seperti training motivasi, kegiatan outbound, yang bertujuan untuk meningkatkan
psychological well being Satpam.
Limitasi dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu penggunaan populasi satpam PT Shelter
Nusantara yang seharusnya bisa luas lagi ke profesi seluruh satpam yang ada di Indonesia, dan penggunaan
variabel yang terbatas sehingga bisa menambahkan variabel lain yang mempengaruhi psychological well
being.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ibu orang tua penulis, Dosen Wali, Dosen
Penguji, Suami atas do’a dan dukungan semangatnya yang telah diberikan selama ini sehingga penulis
bisa menyelesaikan tugas akhir ini, dan terimakasih juga kepada seluruh responden yang membantu dalam
pengisian kuisioner penelitian saya. REFERENSI
[1] Hanum Nurlaila dan Safuridar. (2018). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap
Kesejahteraan Keluarga di Gampong Karang Anyar Kota Langsa. Jurnal Samudra Ekonomi Dan
Bisnis, vol 9, no 1.
[2] H Arkian Luis. (2019). Satpam Indonesia, Jakarta, Elex Media Komputindo.
https://elexmedia.id/detail/produk/satpam-indonesia/9786230001734.
[3] Wori Efrianus Nong, Rahman Abd Nurdin, Nuwa Gisela. (2021). Peran Satpam Dalam Pembentukan
Karakter Disiplin Peserta Didik Di Sma Negeri 2 Maumere Kabupaten Sikka. Jurnal Nasional
Holistic Science Vol. 1, No. 2.
[4] Yudra Farhan Okta, Fikri, Hidayat Ahmad. (2018). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Stres Kerja
Pada Anggota Brimob Polda Riau. An Nafs: Jurnal Fakultas Psikologi 2018, Vol. 12, No 1
[5] Rahman Fatqur. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Karyawan, Kompensasi, Serta Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Tetap. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 1.
P a g e | 6
Conflict of Interest Statement:
The author declares that the research was conducted in the absence of any commercial or financial
relationships that could be construed as a potential conflict of interest.
[6] Davin Lutfia. (2019). Hubungan Antara Persepsi Beban Kerja Dan Psychological well being Dengan
Stres Kerja Pada Anggota Reskrim Polda Riau. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
[7] Asfia Duratul. (2017). Hubungan Antara Religusitas Dan Problem Focused Coping Dengan Subjective
Well-Being Pada Santri Di Pondok Pesantren Putri Sabilurrosyad Gesek Malang. Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
[8] Apriliana Resty. (2017). Subjective Well-Being Ibu Yang Memiliki Peran Ganda. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
[9] Paramitha Siska Dwi. (2019). Layanan Konseling Kelompok Dalam Meningkatkan Psychological
Well-Being Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka) Pangkalpinang. Scientia: Jurnal
Hasil Penelitian Vol. 4, No. 1 (2019): 127-147.
[10] Amin Muchammad Al, dan Juniati Dwi. (2017). Klasifikasi Kelompok Umur Manusia Berdasarkan
Analisis Dimensi Fraktal Box Counting Dari Citra Wajah Dengan Deteksi Tepi Canny. Jurnal Ilmiah
Matematika Volume 2 No.6.
[11] Karmila. (2019). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Psychological Well-Being Pada Santri Smp
It Al-Ihsan Boarding School Riau. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau Pekanbaru.
[12] Parila Anisa, Sari Endah Puspita, Roudhotina Wardah. (2018). Daily Spiritual Experience Dan
Kesejahteraan Psikologis Pada Istri Yang Kehilangan Pasangan Karena Meninggal Dunia.
PSIKOLOGIKA: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, Volume 23 Nomor 1, Januari 2018,
Hal. 1-15. DOI:10.20885/Psikologika.Vol23.Iss1.Art1.
[13] Utomo, H. S. (2020). The Effect of Muslim Religiosity and Innovation Capability on Firm Survival: A
Study on Small Enterprises During the Covid-19 Pandemic. Iqtishadia, 13(2), 183.
[14] Sri Mauliza. (2021). Hubungan Religiusitas Dengan Regulasi Emosi Pada Aktivis Ldk Ar-Risalah Uin
Ar-Raniry Banda Aceh. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Banda Aceh.
[15] Hamidah Tjijik dan Gamal Hendri. (2019). Hubungan Religiusitas Dengan Psychological Well-Being
Pada Anggota Satpamwal Denma Mabes TNI. Ikraith-Humaniora. Vol 3 No 2.
[16] Rahmah, I. A., & Lisnawati. (2018). Kesejahteraan Psikologis Ditinjau Dari Spiritualitas Siswa Di
Lembaga Pendidikan Berbasis Agama Pesantren Dan Non Pesantren. Jurnal Psikologi Integratif, Vol
6, No 2, DOI: Https://Doi.Org/10.14421/Jpsi.V6i2.1499.
[17] Munthe, B.E., Maslihah, S.,& Chotidjah, S. (2017). Hubungan Spiritualitas Dan Psychological Well-
Being Pada Anak Didik Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Kelas IIA
Tangerang. Jurnal Psikologi Klinis Indonesia, Vol 1, No 1, 53-65.
[18] Suciati Detik. (2022). Efektivitas Tambahan Penghasilan Pegawai (Tpp) Dalam Meningkatkan
Kinerja Tenaga Pendidik Di Tingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wonoayu Kabupaten
Sidoarjo. Fakultas Bisnis, Hukum Dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
[19] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung.
[20] Akhmad Fauzy. (2019). Metode Sampling. Universitas Terbuka : Katalog Dalam Terbitan (Versi
RDA). Edisi 2.
[21] Setiawan Cruisietta Kaylana dan Yosepha Sri Yanthy. (2020). Pengaruh Green Marketing Dan Brand
Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk The Body Shop Indonesia (Studi Kasus Pada
Followers Account Twitter @Thebodyshopindo). Jurnal Ilmiah M-Progress Vol. 10, No. 1.
[22] Ismail Zeenat. (2012). Religiosity and Psychological Well-Being. International Journal of Business
and Social Science Vol. 3 No. 11.
[23] T. Prihatin. (2021).Gambaran Loneliness Pada Lanjut Usia Di Masa Pandemi Covid-19 Di
Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Jember.” Universitas Muahammdiyah Jember.
[24] Batubara, A. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan psychological well being ditinjau
dari big five personality pada siswa SMA Negeri 6 Binjai. AL-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Vol. 7, No. 1.
[25] Wijaya Bakhrudin Adi. (2019). Religiusitas Dan Psychological Well Being Pada Pns Anggota
Jamaah Salafi. Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
P a g e | 7
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
The covid-19 pandemic felt its impact on small businesses in Bantul, Yogyakarta. Internal strengths and external challenges participate in determining firm survival. This research aimed to examine and analyze the effect of Muslim religiosity and innovation capability on firm survival. Also, this research investigated the moderation role of environmental uncertainty on the effect of Muslim religiosity and innovation capability on firm survival. The study was conducted during the covid-19 pandemic. The analysis unit of this research was the owners of processed food small enterprises fostered by the regional government of Bantul Regency, Yogyakarta. The number of respondents involved in this research was 120 Muslim entrepreneurs. Data were collected using closed questionnaires distributed online, than processed using SEM-WarpPLS. The results showed that the Muslim religiosity and innovation capability significantly affected firm survival. Environmental uncertainty significantly weakened the effect of innovation capability on firm survival. However, environmental uncertainty insignificantly weakened the effect of Muslim religiosity on firm survival. These research results indicate the importance of religious formation for small entrepreneurs in this crisis time. Innovation is also important in increasing the firm survival of small companies during the covid-19 pandemic. The government must provide religious assistance to small entrepreneurs, both in normal conditions and in conditions of crisis to increase business enthusiasm. The government should facilitate access to information for small entrepreneurs so that they can carry out marketing innovations in order to access a wider market.
Article
Full-text available
Psychological well-being is needed by every individual. Psychological services are needed to achieve prosperity in psychology, one of which is group counseling services. In this case, adolescents who are in the Special Correctional Institution for Child (Lembaga Pembinaan Khusus Anak, LPKA) need to improve psychological well-being which hopes of being able to return to their role and get good acceptance in the community or social environment. This research is experimental research by a pre-experimental design-one group pretest-posttest design. The treatment given in the form of group counseling services and given questionnaires before and after treatment was given. There were 17 subjects in which group counseling services had never been done before at LPKA. Data analysis used the t-test and Gain Score. The results showed the psychological well-being of adolescents significantly no increase given to group counseling services. But, if you see the gain score data, it was found that 7 of 17 subjects experienced an increase before and after being given group counseling services.
Article
Full-text available
This study aims to determine the relationship between spirituality with psychological well being in students of Islamic Boarding School and State Islamic High School, as well as the differences of the students psychological well being of State Islamic High School and Islamic Boarding House. The research subjects of the 3rd grade students of State Islamic High School and Islamic Boarding House, each represented by 45 students, the data collection tool used in this research is the scale of spirituality and psychological well being scale. The sampling technique used in this research is purposive sampling technique. Data analysis method used in this research is product moment technique and independent sample t test. The result of correlation analysis shows that the relation of spirituality with psychological well being in State Islamic High School has r value of 0.794 and p value of 0.000 (P <0,05) and the result of spirituality analysis with psychological well being in Islamic Boarding House has r value of 0,742 and p value 0.000 (P <0.05) thus the two results indicate a very significant positive relationship. Based on these two results can be drawn the conclusion the higher the level of spirituality, the higher the psychological well being in the students, and it can be concluded that the first hypothesis in this study, that there is a positive relationship between the spiritual and psychological well being accepted. The result of psychological well being test analysis on students at State Islamic High School and Islamic Boarding House has value of difference index (T) psychological well being in State Islamic High School students and Islamic Boarding House of 5.407 with significance level (P) of 0,000 (P <0,05) and mean on student State Islamic High School is 133,71 while in Islamic Boarding House students equal to 120,10. So the psychological condition well being subject in State Islamic High School is higher than the Islamic Boarding House. The second hypothesis is that there is a difference of psychological well being in State Islamic High School and Islamic Boarding House students accepted. Keywords: Spirituality, Psychological well being
Article
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran satpam dalam pembentukan karakter peserta didik di SMA Negeri 2 Maumere Kabupaten Sikka. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter disiplin peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data deskriptif dengan cara memaparkan dan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, penelitian ini menggunakan prosedur pengumpulan data adalah : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan yang digunakan adalah kepala sekolah, kaur kesiswaan, petugas satpam dan peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu peran satpam dalam pembentukan karakter disiplin peserta didik di SMA Negeri 2 Maumere seperti : melakukan patroli, menjaga keamanan dan ketertiban, smengamankan aset-aset sekolah dan menasehati. Adapula faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter disiplin peserta didik di sekolah seperti : faktor lingkungan masyarakat, faktor keluarga dan faktor dalam diri peserta didik
Article
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap kesejahteraan keluarga di Gampong Karang Anyar. Kondisi sosial ekonomi dilihat dari jumlah anggota keluarga dan pendapatan sedangkan kesejahteraan keluarga dilihat dari konsumsi. Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari responden penelitian sebanyak 81 orang, dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil pengujian membuktikan bahwa secara parsial, jumlah anggota keluarga ataupun pendapatan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan atau konsumsi keluarga. Secara simultan, hasil pengujian membuktikan bahwa jumlah anggota keluarga dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan atau konsumsi pada masyarakat Gampong Karang Anyar Kota Langsa.
Hubungan Antara Religiusitas Dengan Stres Kerja Pada Anggota Brimob Polda Riau. An -Nafs
  • Yudra Farhan Okta
  • Hidayat Fikri
  • Ahmad
Yudra Farhan Okta, Fikri, Hidayat Ahmad. (2018). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Stres Kerja Pada Anggota Brimob Polda Riau. An -Nafs: Jurnal Fakultas Psikologi 2018, Vol. 12, No 1
Pengaruh Kedisiplinan Karyawan, Kompensasi, Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Tetap
  • Rahman Fatqur
Rahman Fatqur. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Karyawan, Kompensasi, Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Tetap. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 1.
Hubungan Antara Persepsi Beban Kerja Dan Psychological well being Dengan Stres Kerja Pada Anggota Reskrim Polda Riau
  • Davin Lutfia
Davin Lutfia. (2019). Hubungan Antara Persepsi Beban Kerja Dan Psychological well being Dengan Stres Kerja Pada Anggota Reskrim Polda Riau. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Hubungan Antara Religusitas Dan Problem Focused Coping Dengan Subjective Well-Being Pada Santri Di Pondok Pesantren Putri Sabilurrosyad Gesek Malang. Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
  • Asfia Duratul
Asfia Duratul. (2017). Hubungan Antara Religusitas Dan Problem Focused Coping Dengan Subjective Well-Being Pada Santri Di Pondok Pesantren Putri Sabilurrosyad Gesek Malang. Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.