ArticlePDF Available

Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Youtube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris Online Pada Pandemi Covid-19

Authors:

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi siswa dalam menggunakan YouTube sebagai media pembelajaran bahasa Inggris online selama pandemi Covid-19. di kelas XI SMA Negeri 4 Pematangsiantar. Aspek persepsi siswa meliputi daya tarik, efektivitas, relevansi, dan motivasi. Aspek-aspek tersebut terlihat dalam pengalaman belajar siswa di kelas. Subjek penelitian meliputi siswa kelas XI PMIA 6 dan XI PMIA 7 SMA Negeri 4 Pematangsiantar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu jenis studi interpretatif dasar dimana data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa dalam bentuk Google Form. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap setiap pernyataan pada setiap aspek angket yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan YouTube sebagai media pembelajaran bahasa Inggris online menarik, efektif, dan relevan dengan konten mata kuliah. Hal tersebut juga menjadi motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris online di masa pandemi Covid-19 kelas XI SMA Negeri 4 Pematangsiantar.
Copyright © The Author(s) 2023
Jurnal Literasi Digital Vol 3 No 2, Juli 2023
https://doi.org/10.54065/jld.3.2.2023.281
114
Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Youtube Sebagai
Media Pembelajaran Bahasa Inggris Online Pada Pandemi
Covid-19
Uli Sylphia Simanjuntak 1*, Dumaris E. Silalahi 2, Partohap Saut Raja
Sihombing 3, Lydia Purba 4
1, 2, 3, 4 Universitas HKBP Nommensen Medan, Indonesia
* Ulisylphia.simanjuntak@uhn.ac.id
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi siswa dalam menggunakan YouTube
sebagai media pembelajaran bahasa Inggris online selama pandemi Covid-19. di kelas XI
SMA Negeri 4 Pematangsiantar. Aspek persepsi siswa meliputi daya tarik, efektivitas,
relevansi, dan motivasi. Aspek-aspek tersebut terlihat dalam pengalaman belajar siswa di
kelas. Subjek penelitian meliputi siswa kelas XI PMIA 6 dan XI PMIA 7 SMA Negeri 4
Pematangsiantar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif yaitu jenis studi interpretatif dasar dimana data diperoleh dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa dalam bentuk Google Form. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap
setiap pernyataan pada setiap aspek angket yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan YouTube sebagai
media pembelajaran bahasa Inggris online menarik, efektif, dan relevan dengan konten
mata kuliah. Hal tersebut juga menjadi motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris
online di masa pandemi Covid-19 kelas XI SMA Negeri 4 Pematangsiantar.
Keywords: Persepsi Siswa; YouTube; Media Pembelajaran; Online
Pendahuluan
Pembelajaran online adalah salah satu kegiatan penting yang harus diperhatikan saat ini
(Michael et al., 2019; Gacs & Spasova, 2020). Pembelajaran daring pada umumnya terjalin
dengan interaksi antara guru dan siswa secara daring tanpa tatap muka. Sebagian besar guru
EFL yang melakukan pembelajaran online menggunakan Google classroom, Google-meet,
Edmodo, dan Zoom (Hurlbut, 2018; Haratikka, 2020; Bardakci, 2019). Dengan kata lain,
pembelajaran daring adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah non fisik. Pembelajaran ini
berubah karena situasi. Pandemi Covid-19 membuat kegiatan sekolah dilakukan dari rumah.
Dalam situasi ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah. Hal itu bertujuan untuk
meminimalisir penyebaran pandemi covid-19. Ini adalah salah satu hambatan belajar. Belajar
harus dijalankan dalam situasi ini. Alternatif melakukan pembelajaran dalam situasi ini adalah
pembelajaran melalui sistem online. Situasi ini mengajarkan kita bahwa belajar dapat berubah
berdasarkan situasi. Artinya kegiatan belajar mengajar tidak lagi sebatas stigma sekolah fisik
dan ruang kelas (Balbay & Kilis, 2017).
Jurnal Literasi Digital
ISSN 2808-6406
115
Pembelajaran daring adalah pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa dengan
menggunakan perangkat yang berbeda seperti laptop, handphone, dll, dengan akses internet
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar (Dhawan, 2020; Blake, 2011). Dengan kata lain,
pembelajaran daring adalah situasi pembelajaran di mana terjadi kesinambungan pembelajaran
dengan teknologi yang didukung oleh akses internet. Dengan adanya alternatif pembelajaran
melalui pembelajaran daring, sejauh ini kegiatan belajar mengajar pada situasi seperti ini dapat
terbantu dengan baik, meskipun terdapat kekurangan dalam penerapannya.
Kebutuhan pembelajaran daring bagi guru dan siswa saat ini dikarenakan situasi pandemi
Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut membuat pemerintah menugaskan siswa SD, SMP, SMA
atau SMK, bahkan mahasiswa untuk tetap di rumah dan tetap belajar dari rumah (Purwanto et
al., 2020). Artinya kondisi pembelajaran diterapkan secara online dengan akses internet
melalui berbagai jenis media pendukung. Hal itulah yang digunakan guru dalam memberikan
materi pembelajaran kepada siswa dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Hal
itu juga untuk menghindari penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan yang akan meluas
ketika terjadi kontak fisik secara langsung antar individu. Situasi pembelajaran daring di masa
pandemi Covid-19 saat ini menuai banyak persepsi guru dan siswa.
Selama masa pembelajaran daring, kehadiran teknologi menjadi peran penting dalam
proses belajar mengajar daring. Ditegaskan pula bahwa teknologi dalam pendidikan memiliki
peran yang sangat penting dalam pembelajaran siswa yang dapat membantu mereka
memperoleh berbagai tujuan pengetahuan kognitif (Stošić, 2015). Saat ini, guru dapat
menggunakan banyak media belajar mengajar dalam menyampaikan materi kepada siswa
untuk mengikuti pelajaran online sesuai target dan dirancang melalui desain pembelajaran
jarak jauh. Beberapa di antaranya adalah Zoom, Google Meet, Edmodo, Video, dan lain-lain.
Salah satu website yang menggunakan video sebagai media pembelajaran online adalah
YouTube. Alasan paling umum mengapa banyak guru menggunakan YouTube sebagai media
pengajaran dalam pembelajaran daring ini adalah karena YouTube adalah media yang paling
mudah diakses. YouTube juga merupakan salah satu situs web paling populer di dunia, di
mana orang dapat membagikan berbagai jenis video dengan mengunggahnya ke YouTube
(Duffy, 2008: 123). YouTube sendiri dalam dunia pendidikan merupakan salah satu platform
yang dapat menawarkan dan menyediakan berbagai jenis materi yang dibutuhkan dalam
berbagai mata pelajaran seperti Bahasa Inggris. Pemanfaatan YouTube sebagai media
pembelajaran juga terjadi pada pembelajaran bahasa Inggris di salah satu sekolah di
Pematangsiantar yang menjadi tempat peneliti melakukan program pelatihan mengajar
pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 yaitu di SMA Negeri 4 Pematangsiantar.
Persepsi adalah suatu proses dimana manusia dapat melakukan proses mengamati
sesuatu yang kompleks dalam menanggapi sesuatu dan informasi yang ada disekitarnya
dengan menggunakan panca indera kita sendiri sehingga kita dapat mengetahui, memahami
dan juga menyadari sesuatu. Persepsi merupakan fase yang bertujuan untuk memperoleh dan
mengolah data teori (Démuth, 2013: 23). Dengan persepsi sebagai proses, manusia mampu
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Hubungan tersebut dapat dilakukan melalui panca
Vol 3 No 2, Juli 2023
ISSN 2808-6406
116
indera manusia seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan perasa.
Selain itu, persepsi adalah pemahaman tentang lingkungan manusia yang dihasilkan dari
informasi yang ditangkap dan dicerna oleh indera kita. (Johnson, 1994 dikutip dalam Naidoo
dan Kapofu, 2020: 2). Tidak hanya tentang indra dan pengertian, persepsi dapat dinilai dengan
memberikan indikasi setuju, sangat setuju, netral, tidak setuju dan juga sangat tidak setuju
terhadap serangkaian pernyataan tentang sesuatu yang diberikan kepada responden (Ary,
Jacobs & Sorensen, 2010: 209). Kemampuan kita dalam menghasilkan persepsi tentunya akan
sangat membantu kita dalam menyadari banyak hal di lingkungan kita yang mungkin selama ini
tidak kita sadari keberadaan sudut pandang kita dalam menanggapi atau bereaksi terhadap
sesuatu yang terjadi di lingkungan dan sekitar kita.
Kita dapat merasakan berbagai hal di luar dan menjadi sadar serta mampu
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita dengan persepsi (Qiong, 2017: 18). Selain itu,
persepsi objek dalam dunia visual kita tidak hanya dipengaruhi oleh fitur visual tingkat rendah
seperti bentuk dan warna, tetapi juga dipengaruhi oleh fitur visual tingkat tinggi seperti makna
dan hubungan di antara mereka (Hwang, Wang & Pomplun, 2011: 1192). Manusia tidak hanya
bergantung pada gestur warna dan bentuk suatu benda tertentu dalam menghasilkan suatu
persepsi, tetapi persepsi manusia juga dapat dipengaruhi oleh makna semantik yang ada untuk
berhubungan dengan apa yang terjadi atau apa yang diinterpretasikan di sekitarnya.
Berdasarkan penjelasan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan melibatkan indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba dan perasa untuk mengidentifikasi sesuatu di sekitar kita dan menjadi
terhubung dengan lingkungan sekitar. Juga, dengan pengalaman seseorang, itu bisa menjadi
dasar untuk sudut pandang sesuatu. Proses persepsi itu sendiri juga membantu guru menjadi
lebih sadar dan terhubung dengan segala sesuatu di luar dan mengubahnya menjadi informasi
indrawi dengan mengumpulkan atau menafsirkannya. Dengan menganalisis persepsi siswa,
guru juga lebih mengetahui bagaimana sudut pandang, argumentasi, atau pendapat siswa
terhadap pembelajaran. Ini tentu membantu guru untuk lebih terhubung dengan lingkungan
(Blake, 2011).
Metode
Desain penelitian kualitatif digunakan dalam mengeksplorasi analisis data dalam penelitian
ini. Desain penelitian kualitatif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk kata-kata
bukan angka (Bogdan dan Biklen, 2007). Penelitian ini mengeksplorasi hasil analisis data
berupa pernyataan-pernyataan. Ini adalah analisis interpretatif dasar untuk memahami
fenomena, proses, atau sudut pandang tertentu dari para peserta yang terlibat (Ary, 2010).
Sudut pandang peserta mengeksplorasi dalam pernyataan dari pengalaman siswa selama
penggunaan YouTube sebagai media pembelajaran online bahasa Inggris selama pandemi
Covid-19. Proses analisis data, mahasiswa memberikan perspektif yang berbeda tentang
pembelajaran online dengan menggunakan YouTube sebagai media pembelajaran.
Jurnal Literasi Digital
ISSN 2808-6406
117
Analisis isi merupakan kontrol dasar analisis agar sistematis. Hal ini didasarkan pada
karakteristik analisis isi, yaitu analisis prosedural yang sistematis berdasarkan isi teks berupa
kata, frasa, pernyataan, dan dokumentasi (Hurabarat et al., 2020). Untuk mendukung analisis
data digunakan angka persentase. Artinya, desain penelitian ini adalah kualitatif dengan non
parametrik. Hal tersebut digunakan untuk mengoptimalkan kesimpulan akhir dari persepsi
siswa dalam menggunakan YouTube sebagai Media Pembelajaran Daring Bahasa Inggris di
masa pandemi Covid-19. Desain kualitatif dapat menggunakan angka dalam bentuk persentase
untuk melengkapi orientasi penelitian (Maxwell, 2010: 480). Dengan demikian, dengan kata
lain, penggunaan angka numerik dalam penelitian kualitatif dapat memberikan dukungan
tambahan untuk kesimpulan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI PMIA. Mereka adalah
72 siswa sebagai mata pelajaran. Mereka belajar di kelas XI PMIPA 6 dan XI PMIPA 7. Mereka
dipilih sebagai subjek dengan alasan menggunakan YouTube sebagai media pembelajaran
bahasa Inggris online di masa pandemi Covid-19. Artinya, subjek dipilih secara purposif.
Subyek purposive memberikan informasi yang sesuai sebagai data penelitian (Ary, 2010).
Instrumen merupakan salah satu poin penting dalam mengumpulkan data. Merupakan alat
untuk mengumpulkan data penelitian (Manurung et al., 2020). Dengan kata lain instrumen
adalah alat penelitian yang digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data
secara jelas, lengkap dan sistematis (Tampubolon, Silalahi, Herman, dan Purba, 2020: 1590).
Kuesioner merupakan instrumen penelitian ini untuk mengetahui persepsi siswa dalam
menggunakan YouTube sebagai media penyampaian materi pembelajaran bahasa Inggris
online di masa pandemi Covid-19. Itu dibagikan melalui Formulir Google. Isinya dua belas item.
Instrumen ini diadopsi dari instrumen persepsi siswa dalam menggunakan media
pembelajaran YouTube yang dikemukakan oleh Balbay & Kilis (2017).
Instrumen tersebut terdiri dari Skala Likert dengan kriteria 'Sangat Setuju (SA)', 'Setuju
(A)', 'Netral (N)', 'Tidak Setuju (D)' dan 'Sangat Tidak Setuju (SD)'. Digunakan pada setiap
pernyataan untuk mengukur sikap atau sudut pandang terhadap penggunaan YouTube sebagai
media dalam penyampaian materi pembelajaran bahasa Inggris online di masa pandemi Covid-
19. Kemudian dibagikan melalui Google Form yang terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek
tersebut adalah daya tarik, keefektifan, relevansi konten kursus, dan motivasi menggunakan
YouTube sebagai media pembelajaran online bahasa Inggris. Setiap aspek terdiri dari tiga
pertanyaan. Jadi, instrumen ini terdiri dari dua belas kuesioner. Seluruh angket tersebut
melibatkan persepsi siswa dalam menggunakan YouTube sebagai media penyampaian materi
pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Ini sebagai pembelajaran online atau tanpa
pertemuan fisik dengan objek yang terlibat.
Analisis data merupakan salah satu tahapan yang dilakukan dalam suatu penelitian untuk
mengklasifikasikan dan menginterpretasikan suatu makna dengan memberikan pernyataan
terkait data penelitian (Pasaribu, et al, 2019). Penelitian ini menggunakan teori dari Leavyto
untuk menganalisis data yang diperoleh dari kuesioner. Teori Leavy memiliki beberapa fase
umum untuk menganalisis dan menginterpretasikan data. Selain itu, dapat mengukur persepsi
siswa sebagai semacam perasaan atau kepuasan dalam pengkodean nilai (Leavy, 2017).
Alasan menggunakan teori dari Leavy karena ada kecocokan dalam penggunaan kuesioner.
Vol 3 No 2, Juli 2023
ISSN 2808-6406
118
Langkah pertama adalah persiapan data dan organisasi, yang bertujuan untuk menyiapkan
data yang akan dianalisis. Yang kedua adalah pencelupan awal yang bertujuan untuk
merasakan denyut data. Ketiga adalah coding yang bertujuan untuk mengklasifikasikan data
sesuai kebutuhan dengan menggunakan value coding. Value coding digunakan untuk
mengukur sebagian besar persepsi siswa sebagai data responden dari masing-masing aspek.
Langkah keempat adalah kategorisasi dan tema, yang bertujuan untuk menghitung persentase
pada setiap aspek dengan cara menghitung persentase total pernyataan pada setiap aspek. Ini
dibagi dengan total pernyataan dalam aspek. Kemudian hasilnya dijelaskan dengan
menggunakan informasi deskriptif, yang secara khusus dikategorikan ke dalam aspek masing-
masing. Langkah terakhir adalah interpretasi, yang bertujuan untuk meringkas hasil setelah
menyelesaikan analisis data. Kemudian hasil persepsi siswa dibuat dalam bentuk pernyataan
sebagai kesimpulan.
Hasil
Penelitian ini diorientasikan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan
YouTube sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas siswa kelas XI PMIA 6 dan XI PMIA 7 SMA Negeri 4
Pematangsiantar TA 2020/2021 memberikan respon positif pada setiap pernyataan pada setiap
aspek yang disajikan melalui angket yang telah mereka isi dan serahkan. Mereka kebanyakan
memilih 'Sangat Setuju ' dan 'Setuju' pada setiap pernyataan dari setiap aspek dalam
kuesioner. Dengan kata lain, menunjukkan bahwa YouTube sebagai media pembelajaran
bahasa Inggris daring menarik, efektif, relevan dengan konten mata kuliah, dan dapat
memotivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris khususnya dalam pembelajaran yang dilakukan
secara daring selama pandemi Covid-19. Sejalan dengan Arndt dan Woore (2018)
menginformasikan bahwa video YoTube dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dan
memperoleh kosa kata. Siswa dapat mempelajari kosa kata dan ekspresi budaya dari video
YouTube (Maryani & Aguskin, 2019). Dalam studi saat ini, penggunaan YouTube efektif untuk
membantu siswa meningkatkan kemampuan berbicara dan kosa kata. Hasil detailnya dapat
dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1 Aspek Daya Tarik
No
Pernyataan
Indikator
SA
A
N
D
SD
1.
Youtube adalah menarik Karena nyaman, terjangkau,
dan dapat diakses untuk bahasa Inggris online
pembelajaran selama COVID-19 pandemi
23
(31,9%)
47
(65,3%)
2
(2,8%)
0
(0%)
0
(0%)
2.
Media YouTube memungkinkan saya untuk memahami
Bahasa inggris pelajaran lebih baik dalam
pembelajaran daring selama Covid- 19 pandemi
28
(38,9%)
42
(58,3%)
2
(12,8%)
0
(0%)
0
(0%)
3.
Diskusi oleh menggunakan Youtube media membuat
bahasa Inggris online pembelajaran selama COVID-19
pandemi lagi menarik
24
(33,3%)
36
(50%)
12
(16,7%)
0
(0%)
0
(0%)
Jurnal Literasi Digital
ISSN 2808-6406
119
YouTube menjadi media yang menarik untuk memudahkan siswa belajar. Berbagai video
YouTube bahasa Inggris dirancang untuk meningkatkan kemampuan bahasa siswa seperti
kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
skala 'Sangat Setuju (SA)', pernyataan pertama terdiri dari 23 (31,9%) siswa, pernyataan kedua
terdiri dari 28 (38,9%) siswa, dan pernyataan ketiga terdiri dari 24 (33,3%). siswa. Jadi, dapat
diketahui persentase rata-ratanya adalah 34,7%. Pada skala 'Setuju (A)', pernyataan pertama
terdiri dari 47 (65,3%) siswa, pernyataan kedua terdiri dari 42 (58,3%) siswa dan pernyataan
ketiga terdiri dari 36 (50%). Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya adalah 57,87%.
Pada skala 'Neutral (N)', pernyataan pertama terdiri dari 2 (2,8%) siswa, pernyataan kedua
terdiri dari 2 (2,8%) dan pernyataan ketiga terdiri dari 12 (16,7%) siswa. Sehingga dapat
diketahui persentase rata-ratanya adalah 7,43%.
Tabel 2 Aspek Efektivitas
Pernyataan
Indikator
SA
A
N
D
SD
Youtube media membuat itu Bahasa inggris on line
sedang belajar menjadi lagi nyaman
13
(18,1%)
36
(50%)
17
(23,6%)
6
(8,3%)
0
(0%)
Media YouTube menangkap saya Perhatian lebih
baik di dalam Bahasa inggris on line pembelajaran
selama COVID-19 pandemi
16
(22,2%)
39
(54,2%)
17
(23,6%)
0
(0%)
0
(0%)
Media YouTube membantu menyelesaikan belajar
tugas lebih cepat di dalam Bahasa Inggris daring
sedang belajar selama COVID-19 pandemi
19
(26,4%)
31
(43,1%)
19
(26,4%)
3
(4,2%)
0
(0%)
Video YouTube mudah diakses dan efektif untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris siswa, seperti peningkatan pengucapan. Guru EFL melibatkan siswa untuk
mendengarkan dan menganalisis setiap kata yang dihasilkan oleh penutur asli dari video. Tabel
2 menunjukkan bahwa pada skala 'Sangat Setuju (SA)', pernyataan keempat terdiri dari 13
(18,1%) siswa, pernyataan kelima terdiri dari 16 (22,2%) siswa, dan pernyataan keenam terdiri
dari 19 (26,4%). siswa. Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya adalah 22,23%. Pada
skala 'Setuju (A)', pernyataan keempat terdiri dari 36 (50%) siswa, pernyataan kelima terdiri
dari 39 (54,2%) siswa, dan pernyataan keenam terdiri dari 31 (43,1%). Sehingga dapat
diketahui persentase rata-ratanya adalah 49,1%. Pada skala 'Neutral (N)', pernyataan pertama
terdiri dari 17 (23,6%) siswa, pernyataan kedua terdiri dari 17 (23,6%) siswa dan pernyataan
ketiga terdiri dari 19 (26,4%) siswa. Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya adalah
24,5%.
Tabel 3 Aspek Relevansi
Pernyataan
Indikator
SA
A
N
D
SD
Youtube video digunakan adalah relevan
ke kursus isi
19
(26,4%)
43
(59,7%)
9
(12,5%)
1
(1,4%)
0
(0%)
Itu isi dari Youtube video meningkatkan
pemahaman saya tentang itu pelajaran
23
(31,9%)
37
(51,4%)
12
(16,7%)
0
(0%)
0
(0%)
Itu isi dari Youtube video adalah mudah
dimengerti
27
(37,5%)
37
(51,4%)
7
(9,7%)
1
(1,4%)
0
(0%)
Vol 3 No 2, Juli 2023
ISSN 2808-6406
120
Aspek ini menunjukkan bahwa pada skala 'Sangat Setuju (SA)', pernyataan ketujuh terdiri
dari 19 (26,4%) siswa, pernyataan kedelapan terdiri dari 23 (31,9%) siswa, pada pernyataan
kesembilan terdiri dari 27 (37,5%). siswa. Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya
adalah 31,93%. Pada skala 'Setuju (A)', pernyataan ketujuh terdiri dari 43 (59,7%) siswa,
pernyataan kedelapan terdiri dari 37 (51,4%) siswa, dan pernyataan kesembilan terdiri dari 37
(43,1%). Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya adalah 54,17%. Pada skala 'Neutral
(N)', pernyataan ketujuh terdiri dari 9 (12,5%) siswa, pernyataan kedelapan terdiri dari 12
(16,7%) siswa dan pernyataan kesembilan terdiri dari 7 (9,7%) siswa. Sehingga dapat diketahui
persentase rata-ratanya adalah 12,97%.
Tabel 4 Aspek Motivasi
No
Pernyataan
Indikator
SA
A
N
D
SD
1
Youtube video di dalam Bahasa inggris on line belajar
memotivasi saya untuk belajar lagi di dalam
pembelajaran online selama COVID-19 pandemi
13
(18,1%)
45
(62,5%)
13
(18,1%)
1
(1,4%)
0
(0%)
2
Media YouTube dalam bahasa Inggris memotivasi
saya untuk berpartisipasi Bahasa inggris on line
sedang belajar selama COVID-19 pandemi
12
(16,7%)
40
(55,6%)
20
(27,8%)
0
(0%)
0
(0%)
3
Media YouTube dalam bahasa Inggris motivasi Saya
ke belajar Bahasa inggris Sehat on line pembelajaran
selama COVID-19 pandemi
13
(18,1%)
41
(56,9%)
15
(20,8%)
3
(4,2%)
0
(0%)
Aspek ini menunjukkan bahwa pada skala 'Sangat Setuju (SA)', pernyataan kesepuluh
terdiri dari 13 (18,1%) siswa, pernyataan kesebelas terdiri dari 12 (16,7%) siswa, pada
pernyataan kedua belas terdiri dari 13 (18,1%). siswa. Sehingga dapat diketahui persentase
rata-ratanya adalah 17,6%. Pada skala 'Setuju (A)', pernyataan kesepuluh terdiri dari 45
(62,5%) siswa, pernyataan kesebelas terdiri dari 40 (55,6%) siswa, dan pernyataan kedua
belas terdiri dari 41 (56,9%). Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya adalah 58,3%.
Pada skala 'Neutral (N)', pernyataan kesepuluh terdiri dari 13 (218,1%) siswa, pernyataan
kesebelas terdiri dari 20 (27,8%) siswa dan pernyataan kedua belas terdiri dari 15 (20,8%)
siswa. Sehingga dapat diketahui persentase rata-ratanya adalah 22,23%.
Pembahasan
Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa dalam menggunakan YouTube sebagai
pembelajaran bahasa Inggris daring selama pandemi Covid-19 mengacu pada empat aspek,
yaitu daya tarik, efektivitas, relevansi, dan motivasi. Video YouTube bermanfaat, dan terbukti
guru EFL dapat mengelola untuk memfasilitasi siswa belajar dan meningkatkan keterampilan
bahasa mereka (Rangarajan et al., 2019). Guru EFL membuat berbagai video dan
mempostingnya di saluran YouTube. Dari saluran tersebut, siswa belajar banyak hal yang
berkaitan dengan peningkatan keterampilan berbahasa (Fay & Matias, 2019). Studi saat ini
berfokus pada persepsi siswa tentang penggunaan video YouTube, dan kegiatan pembelajaran
dilakukan dalam pembelajaran online.
Jurnal Literasi Digital
ISSN 2808-6406
121
Empat aspek persepsi yang ditemukan dalam penelitian ini dikutip dari Horton (2003),
Raheem (2015) dan Balbay & Killis, (2017). Aspek tersebut meliputi masalah daya tarik,
efektifitas, relevansi, dan motivasi. Isu-isu ini diselidiki berdasarkan pengalaman belajar daring
siswa selama pandemi Covid-19. Berkaitan dengan masalah daya tarik, penggunaan video
YouTube dalam pembelajaran online EFL dapat meningkatkan interaksi siswa sejak mereka
berlatih menirukan pembicara dari video. Hal ini juga sejalan dengan Dollah dan Ahmad (2020)
yang berpendapat bahwa video YouTube membantu siswa untuk berlatih meniru bagaimana
kata-kata bahasa Inggris diucapkan dengan benar. Selain itu, video YouTube memfasilitasi
siswa untuk menganalisis struktur sederhana bahasa Inggris dan dapat digunakan oleh siswa
dalam komunikasi nyata (Michael & Shah, 2020). Dengan video YouTube yang tepat, guru EFL
dapat mengembangkan kemampuan bahasa siswa seperti kemampuan berbicara dan
mendengarkan (Zaidi et al., 2018).
Kemiripan yang ditemukan dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
dapat dilihat dari hasil data yang dianalisis dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa pada
setiap aspek menunjukkan respon positif dari siswa untuk mengungkapkan persepsinya dalam
menggunakan YouTube. sebagai media pembelajaran bahasa Inggris online di masa pandemi
Covid-19. Penelitian dari Sakkir, Dollah & Ahmad (2020) juga menemukan bahwa dari kedua
aspek yang dianalisis menunjukkan adanya persepsi positif siswa dalam menggunakan media
YouTube. Penelitian selanjutnya dari Michael dan Shah (2020) yang berfokus pada dua aspek
persepsi juga menunjukkan respon positif dari siswa.
Studi terakhir dari Zaidi et al. (2018) juga mendapatkan persepsi positif dalam
menggunakan YouTube sebagai media pembelajaran online bahasa Inggris terutama pada
aspek persepsi daya tarik, efektivitas, dan motivasi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan
YouTube sebagai media pembelajaran online bahasa Inggris adalah menarik, efektif, relevansi
dengan konten kursus, dan juga dapat memotivasi siswa untuk belajar bahasa Inggris dalam
pembelajaran online selama pandemi Covid-19. Hal ini telah dibuktikan kebenarannya dengan
bukti data yang telah dianalisis oleh peneliti. Keberadaan media YouTube sangat baik sebagai
sarana prasarana yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris online di masa pandemi
Covid-19 saat ini.
Aspek persepsi terdiri dari Attractiveness, Perceived Effectiveness, Relevance, dan
Perceived Motivation (Horton, 2003). Daya tarik merupakan salah satu aspek yang dapat
mengukur persepsi seseorang. Dalam persepsi, kesimpulan kepribadian tentang target yang
menarik oleh ketertarikan diri kemungkinan besar mencerminkan teori implisit yang berbeda
yang telah dibentuk oleh individu yang menarik dan tidak menarik melalui observasi dan
pengalaman (Horton, 2003). Memang, pengaruh daya tarik terhadap persepsi siswa
tampaknya tertanam dalam struktur kognitif yang dipelajari dan dialami dengan baik.
Keefektifan yang dirasakan merupakan salah satu aspek persepsi yang mendukung adanya
pengalaman berbasis persepsi siswa. Efektivitas yang dirasakan adalah persepsi yang dialami
oleh orang-orang terhadap sesuatu. Hal itu didasarkan pada keefektifan penggunaan sesuatu
terhadap kebutuhannya (Raheem, 2015)
Vol 3 No 2, Juli 2023
ISSN 2808-6406
122
Selain itu, aspek relevansi dan aspek motivasi yang dirasakan adalah aspek persepsi.
Aspek relevansi adalah relevansi penggunaan sesuatu dengan kebutuhan. Itu diperoleh
berdasarkan apa yang diamati, dirasakan, dialami seseorang ketika seseorang menghubungkan
hubungan antara sesuatu dan menemukan kesesuaian dengannya. Relevansi dapat dilihat
berdasarkan ketepatan dan kesesuaian sesuatu. Ini adalah dasar-dasar memberikan persepsi
terhadap sesuatu. Maka persepsi motivasi merupakan salah satu aspek yang dapat dirasakan
menjadi dasar untuk memberikan persepsi positif. Faktor motivasi terjadi ketika seseorang
dapat merasakan perubahan yang efektif dalam dirinya sendiri, yang dipengaruhi oleh sesuatu.
Dengan adanya persepsi motivasi ini maka dasar persepsi positif akan semakin kuat (Balbay &
Killis, 2017).
Dilihat dari era 4.0 saat ini, dimana semuanya serba teknologi, termasuk dunia pendidikan,
juga dituntut untuk melibatkan pembelajaran berbasis online dengan teknologi dan akses
internet, tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau
bahasa asing. Karena penggunaan bahasa Inggris yang semakin mengglobal di berbagai
institusi, tuntutan pendidik untuk mengajar dan mendidik siswa dalam penggunaan bahasa
Inggris semakin meningkat (Khalaf, 2018: 1115). Oleh karena itu, peran internet dalam
mewadahi pembelajaran bahasa Inggris sangat diperlukan. Dengan diterapkannya
pembelajaran Bahasa Inggris online oleh sekolah-sekolah yang ada, maka keberlangsungan
pembelajaran yang dilakukan sudah mampu mengikuti perkembangan zaman dari pemanfaatan
teknologi dan akses internet di era 4.0. Selain itu, sekolah telah mendukung dan mampu
menerapkan penggunaannya secara tepat dalam menciptakan pembelajaran bahasa Inggris
yang lebih baik melalui pembelajaran daring.
Pandemi Covid-19 saat ini juga menuntut tuntutan lembaga pendidikan untuk melibatkan
kehadiran teknologi dan akses internet dalam pembelajaran berkelanjutan yang dilakukan dari
rumah dari jarak jauh, termasuk pembelajaran bahasa Inggris itu sendiri. Dengan demikian,
kehadiran peran internet dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat disadari di era
pembelajaran online saat ini. Selain itu, pembelajaran online khususnya EFL (English as a
Foreign Language) merupakan salah satu situasi pembelajaran yang mengalami perkembangan
yang baik (Mutambik, 2018). Sehingga dapat membantu jalannya pembelajaran bahasa Inggris
online secara efektif di masa pandemi Covid-19 yang sedang kita hadapi.
Kehadiran pembelajaran bahasa Inggris online juga membantu efektivitas pembelajaran
bahasa jarak jauh. Selain itu, belajar bahasa Inggris online dapat membuat siswa lebih
termotivasi untuk mempelajari bahasa tersebut. Siswa merasakan sensasi belajar yang sama
sekali berbeda dalam pembelajaran bahasa Inggris seperti yang dilakukan pada masa-masa
sebelumnya dalam pembelajaran tatap muka melalui pembelajaran bahasa Inggris berbasis
online (Mardiah, 2020: 54). Akses mereka terhadap informasi juga meningkat drastis.
Pembelajaran bahasa Inggris online menyediakan banyak materi pembelajaran dan sumber
belajar bagi siswa yang dapat mereka akses secara bebas (Kuama & Intharaksa, 2016: 72).
Pembelajaran bahasa Inggris online ini dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan
mereka dalam bahasa Inggris. Tidak hanya berperan dalam membantu siswa belajar bahasa
Jurnal Literasi Digital
ISSN 2808-6406
123
Inggris sebagai bahasa asing, namun adanya pembelajaran online bahasa Inggris juga
membantu guru dalam berbagai hal. Adanya pembelajaran bahasa Inggris berbasis online
tentunya akan membantu pekerjaan guru dalam mengajar sehingga guru dapat lebih mudah
menguasai bahasa Inggris melalui kreativitas guru dalam memberikan ilustrasi materi yang
disampaikan dalam pembelajaran bahasa Inggris online (Cai, 2012). Selain itu, pembelajaran
online bahasa Inggris membawa perubahan strategi dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi
belajar mengajar.
Dapat disimpulkan dari beberapa konsep di atas mengenai pembelajaran bahasa Inggris
online bahwa keberadaan pembelajaran bahasa Inggris online sangat membantu
keberlangsungan pembelajaran yang berlangsung dari jarak jauh, seperti pada masa pandemi
Covid-19. Pembelajaran Bahasa Inggris yang difasilitasi dengan adanya teknologi dan internet
juga membantu siswa dalam pembelajaran bahasa sehingga mereka menjadi lebih termotivasi.
Di sisi lain, siswa juga dapat mengakses berbagai sumber materi bahasa Inggris yang
disediakan dalam pembelajaran online bahasa Inggris. Selain itu, para guru juga terbantu
dengan adanya pembelajaran bahasa Inggris online dalam mengajar bahasa Inggris sebagai
bahasa asing.
Kesimpulan
Penggunaan YouTube sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran EFL online dapat
memfasilitasi siswa untuk belajar dan meningkatkan keterampilan bahasa mereka seperti
berbicara, mendengarkan, tata bahasa, pengucapan, dan penguasaan kosa kata. Sebanyak 72
mahasiswa dilibatkan dalam penelitian ini dan mereka diminta untuk mengisi kuesioner dengan
menggunakan format Google Form. Persepsi difokuskan pada masalah daya tarik, efektivitas,
relevansi, dan motivasi. Isi dalam angket disajikan dengan skala likert yang dapat dipilih siswa
untuk mengungkapkan persepsinya melalui pernyataan yang disediakan.
Sebagai kesimpulan akhir, dapat disimpulkan bahwa penggunaan YouTube sebagai media
pembelajaran bahasa Inggris online menarik, efektif, relevan dengan konten mata kuliah, dan
dapat memotivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Terutama dalam pembelajaran yang
dilakukan secara daring di masa pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan jelas melalui
data yang telah diolah dan disimpulkan dalam temuan penelitian. Dimana mayoritas siswa
memberikan respon positif pada setiap pernyataan pada setiap aspek yang disajikan melalui
angket yang telah mereka isi dan serahkan. Untuk studi lebih lanjut, peneliti dapat fokus pada
bagaimana video YouTube diimplementasikan untuk siswa EFL dalam mengembangkan
kemampuan bahasa mereka.
Acknowledgment
-.
Vol 3 No 2, Juli 2023
ISSN 2808-6406
124
References
Arndt, H. L., & Woore, R. (2018). Vocabulary learning from watching YouTube videos and
reading blog posts. Language Learning and Technology, 22(3), 124142.
Ary. (2010). Introduction to Research in Education Eight Edition. Canada: Library of Congress.
Balbay, S., & Kilis, S. (2017). Students' Perceptions of the Use of a YouTube Channel
Specifically Designed for an Academic Speaking Skills Course. Eurasian Journal of
Applied Linguistics, 3(2), 235-251.
Bardakci, S. (2019). Exploring high school students’ educational use of youtube. International
Review of Research in Open and Distance Learning, 20(2), 260278.
https://doi.org/10.19173/irrodl.v20i2.4074
Blake, R. J. (2011). Current trends in online language learning. Annual Review of Applied
Linguistics, 31, 1935. https://doi.org/10.1017/S026719051100002X
Cinganotto, L. (2019). Online interaction in teaching and learning a foreign language: An Italian
pilot project on the companion volume to the CEFR. Journal of E-Learning and
Knowledge Society, 15(1), 135151. https://doi.org/10.20368/1971-8829/1618
Dhawan, S. (2020). Online Learning: A Panacea in the Time of COVID-19 Crisis". Journal of
Educational Technology Systems, 4(1), 5-22.
Duffy, P. (2008). Engaging the YouTube Google-Eyed Generation: Strategies for Using Web
2.0 in Teaching and Learning. The Electronic Journal of e-Learning, 6(2), 119-130.
Fay, A. D. A., & Matias, J. (2019). Teaching English Through Youtube: Grammar Video
Analysis of Three Brazilian Youtube Channels Dedicated to Efl Teaching. English
Review: Journal of English Education, 8(1), 1.
https://doi.org/10.25134/erjee.v8i1.2351
Gacs, A., & Spasova, S. (2020). Planned online language education versus crisis prompted
online language teaching: Lessons for the future. Foreign Language Annals, 53(2), 1
13. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/flan.12460
Haratikka, H. (2020). Learning English Activity in STIE BINA Karya during the Pandemic.
Proceeding of 1st International Conference on the Teaching of English and Literature,
1(1), 110117.
Horton, R.S. (2003). Similarity and Attractiveness in Social Perception: Differentiating between
Biases for the Self and Beautiful. Psychology Press, 2, 137-152.
Hurlbut, A. R. (2018). Online vs. traditional learning in teacher education: a comparison of
student progress. American Journal of Distance Education, 32(4), 248266.
https://doi.org/10.1080/08923647.2018.1509265
Hutabarat, E, Herman, Silalahi, D.E, Sihombing, P.S.R. (2020). An Analysis of Ideational
Metafunction on News Jakarta Post about Some Good Covid-19 Related News.
VELES: Voice of English Language Education Society., 4 (2), October 2020 E-ISSN
2579-7484 Pages 142-151.
Leavy, P. (2017). Research Design; Quantitative, Qualittaive, Mixed Methods, Arts- Based, and
Community Approaches. New York: The Guilford Press.
Jurnal Literasi Digital
ISSN 2808-6406
125
Manurung, R.M., Silalahi, Dumaris E., Herman. (2020). Presupposition Anlysis on Talk Show
Hitam Putih. MEAJ: Multidiciplinary European Academic Journal.2(4) 8-22.
Maryani, M., & Aguskin, L. (2019). Incorporating Youtube Clips in the Classroom to Develop
Students’ Cultural Understanding of American Culture. Lingua Cultura, 13(4), 265.
https://doi.org/10.21512/lc.v13i4.5889
Maxwell, J. A. (2010). Using Numbers in Qualitative Research. Qualitative Inquiry,16(6), 475-
482.
Michael, E.A. P. M. (2020). Students' Perception on YouTube Usage in Rural ESL. International
Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 10(3), 410- 431.
Michael, R., Webster, C. A., Nilges, L., Brian, A., Johnson, R., Carson, R., & Egan, C. A. (2019).
An Online Course to Prepare Preservice Teachers to Promote Movement Integration.
American Journal of Distance Education, 33(1), 5970.
https://doi.org/10.1080/08923647.2019.1555408
Pasaribu, S., Herman, Silalahi, Dumaris E. (2019). The Speech Act between Teacher and
Students in Teaching and Learning Process. Multidsiciplinary European Academic
Journal, 1(1), 1-7
Purwanto, A. et al. (2020). Studi Eksplorasi Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns Journal, 2(1), 1-12.
Raheem, B.O.A. (2015). Teachers' Perception of the Effectiveness of Methods of Teaching
Social Studies in Ekiti State, Nigeria. World Journal of Education, 5(2), 33-39
Rangarajan, K., Begg, K., & Somani, B. (2019). Online Digital Media: The Uptake of YouTube-
based Digital Clinical Education (DCE). American Journal of Distance Education,
33(2), 142150. https://doi.org/10.1080/08923647.2019.1582308
Sakkir, G., Dollah, S., & Ahmad, J. (2020). Students’ Perceptions toward Using YouTube in
EFL Classroom. Journal of Applied Science, Engineering, technology, and Education,
2(1), 1-10.
Silalahi, Dumaris E. (2015). The Effect of Think-Pair-Share (TPS) Strategy in Reading
Comprehension by English Department Students at FKIP UNiversitas HKBP
Nommensen Pematangsiantar. http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/3688.
Silalahi, Dumaris E., &Sihombing, G. (2017). The Effect of Picture Series Media on Students'
Writing Narrative Text.Proceeding of Seminar on "Method of Scientific Article &
Publishing in International Journal, 174-185.
Stošić, D. L. (2015). The Importance of Educational Technology in Teaching. (IJCRSEE)
International Journal of Cognitive Research in Science. Engineering and Educaton,
3(1), 111-114.
Tampubolon, E., Silalahi, Dumaris E., Herman, Purba, L (2020). AN Analysis of Flouting Maxim
in Batak Toba Tradition before Wedding Ceremony “MarhataSinamot”. Global
Scientific Journal, 8(9), 1576-1595
Zaidi, A., Awaludin, F. A., Karim, R. A., Ghani, N. F., & Ibrahim, M. S. (2018). University
Students' Perceptions of YouTube Usage in (ESL) Classrooms. International Journal
of Academic Research in Business & Social Sciences, 8(1), 534-545.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
This research intended to find out components of transitive system used on news Jakarta post about some good Covid-19 related news. Therefore, the researcher formulated a question as the problem as follows: “What are components of transitive system used on news Jakarta post about some good Covid-19 related news?” The researcher used qualitative design because data are collected by using documents in form of word and a procedure of systematic analysis of content text (words, phrase, documents, etc.), analysis content by qualitative enable researchers to understand the text by grouping words that have same meaning into categories. The research finding showed that component of transitivity system. There are three transitive system namely participants, process, and circumstances. First, participants found namely goal, actor, sayer, senser, verbiage, value, token carrier, attribute, behaver, client, recipient, phenomenon, and receiver with calculate is 177 participants, the highest participant is actor (26.55%). The second process found material, mental, verbal, behavioral, relational with calculate is 103 processes, the highest process is material (44.67%). The third, circumstance found extent, locution, contingency, manner, matter, and role, with calculates are 80 times. The highest circumstance is extents or time (30 %).
Article
Full-text available
Educational institutions (schools, colleges, and universities) in India are currently based only on traditional methods of learning, that is, they follow the traditional set up of face-to-face lectures in a classroom. Although many academic units have also started blended learning, still a lot of them are stuck with old procedures. The sudden outbreak of a deadly disease called Covid-19 caused by a Corona Virus (SARS-CoV-2) shook the entire world. The World Health Organization declared it as a pandemic. This situation challenged the education system across the world and forced educators to shift to an online mode of teaching overnight. Many academic institutions that were earlier reluctant to change their traditional pedagogical approach had no option but to shift entirely to online teaching–learning. The article includes the importance of online learning and Strengths, Weaknesses, Opportunities, & Challenges (SWOC) analysis of e-learning modes in the time of crisis. This article also put some light on the growth of EdTech Start-ups during the time of pandemic and natural disasters and includes suggestions for academic institutions of how to deal with challenges associated with online learning.
Article
Full-text available
The using of videos from YouTube channel in the EFL classroom is imperative to fill the educational needs of the younger generation. Although resources from textbook have remained the standard for centuries, currently, with the fast pace of the development of technology, the usage of YouTube videos in teaching and learning has become a trend. There are a few studies conducted on students’ perceptions of using YouTube to learn the English language. The objective of this research was to investigate the students’ perceptions on the use of YouTube in learning English process at English Education Department, Universitas Negeri Makassar Indonesia. Data were collected using a questionnaire that collected background information of participants and a five-point Likert scale to gauge the students’ perception use of the YouTube in EFL classroom. Findings from this research indicate that the majority of students showed a positive perception toward and a willingness to use YouTube in the EFL classroom. It was also discovered that the students have used YouTube to help them completed their course assignments and study tasks. Hence, it can be concluded that the students preferred to use English YouTube videos to help them enhance their English language level proficiency.
Article
Full-text available
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mendapatkan informasi kendala proses belajar mengajar secara online di rumah akibat dari adanya pandemic COVID-19. Penelitian menggunakan metode studi kasus eksplorasi dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode studi kasus kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dan akibat dari pandemicCOVID-19 terhadap kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dasar.Dalam penelitian ini, responden sebanyak 6 orang guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Untuk tujuan kerahasiaan, responden diberi inisial R1, R2, R3, R4, R5 dan R6. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dan daftar pertanyaan disusun untuk wawancara dikembangkan berdasarkan literatur terkait. Responden untuk penelitian ini adalah para guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, adanya pekerjan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar, komunikasi dan sosialisasi antar siswa, guru dan orang tua menjadi berkurang dan Jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala sekolah. PENDAHULUAN Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi gusar dengan adanya fakta tersebut. Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu menangkap bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang begitu terdampak oleh virus corona. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalam
Article
Full-text available
This research investigated the use of YouTube video clips to develop the understanding of culture for students in American Culture class in a private university in Bandung. It sought to answer two research problems; first, students’ perceptions towards the use of YouTube video clips to develop their understanding of American culture; second, to what extent watching YouTube video clips supported the students’ understanding of American culture. The participants of this research were 61 undergraduate students of the English Department aged between 18-21 years. There were two types of data collection used in the research. First, data were taken from the weekly learning logs of the students containing three to five questions and one or two YouTube video clips, which were related to the topics of the textbook in the classroom. Second, the data from the open-ended questionnaire which were distributed to the students at the end of the semester. The qualitative data were analyzed using thematic analysis. The findings show that the students’ understanding of American culture has improved due to watching YouTube video clips that contain authentic cultural information from American life events and news shown in the clips. This research also provides useful information for teachers in teaching culture for a better learning process, which focuses on the use of YouTube video clips in the classroom.
Article
Full-text available
The objective of this research is to analyze grammar lessons of three Brazilian YouTube Channels of English as a Foreign Language. It compares the approaches applied by each teacher in their videos and investigates if the lessons approach the explanation of meaning, use, and form of the grammar. It also aims to find out if the lessons are hackneyed regarding the online learning environment. The analysis consisted of watching two videos of the YouTube channels English in Brazil, Ingl�s Compartilhado and Mairo Vergara. The results showed that out of the six videos, five contained a grammar explanation that addressed meaning, use, and form of the language. They also adopted the deductive approach to grammar teaching. Only one video did not explain the grammar (quantifiers), but a trick to memorize the use of quantifiers. As for technology, the main tool teachers used was captions to illustrate example sentences of the grammar. Other tools consisted of the use of the software �Notepad� and animation. Thus, there was not an innovation on the videos regarding technology. Future research is needed to understand if there is the necessity to apply cutting-edge tools to teach on YouTube and if it is mandatory to review and to adapt the pedagogical practices for language learning YouTube videos.
Article
Full-text available
The contribution focuses on online interaction as a new important dimension in the linguistic competence and repertoire of a learner, as highlighted by the Companion Volume to the CEFR. Starting from a quick overview on the theoretical framework related to the main features of the linguistic variety used in digital and multimodal environments and social networks, the paper will focus on the descriptors of online interaction presented in the Companion, referring to the initial consultation process and then to a pilot project carried out by the Italian Ministry of Education in cooperation with INDIRE, involving a school network all over Italy. Some comments from the teachers involved in the projects will be reported and discussed and in particular, an example of project carried out in one of the schools will be highlighted. As a general conclusion, experimenting the descriptors of online interaction turned out to be a very effective way to reflect and become aware of the importance of digital literacy and online communication and interaction in a foreign language, for both teachers and students.
Article
YouTube is one of the most prevalent social media sites across the globe. However, there is a lack of research on factors influencing educational use of YouTube. This study examines high school students' educational use of YouTube with unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT). Using structural equation modeling, the proposed model is tested. Results demonstrate that performance expectancy and social influence are the significant predictors of behavioral intention to use YouTube. Furthermore, behavioral intention is the significant predictor of actual usage. The results suggest that students intend to use YouTube for improving their academic performance. Social influence also contributes to their intention. Based on previous literature, the results are discussed.
Article
There has been considerable growth in the uptake of digital clinical education (DCE) over the last few years. This growth has coincided with similar growth in social media platforms available to both educators and learners. In this article, we describe a novel, innovative video-based medical education project using YouTube for teaching, training, and learning. We created a series of short ‘System based’ clinical scenario videos and uploaded it to YouTube. Using the analytics function provided by Google and YouTube, end-user data including viewer engagement, uptake, and comments were then analyzed. To date, the channel has garnered more than 5.5 million views over five years between July 2012-July 2017. With the increase in the use of video-based learning and the popularity of social media platforms, the uptake of DCE is set to increase. YouTube offers a novel approach to streaming medical education for training purposes. A quality assessed, structured and sustainable educational online platform is likely to meet the future requirements of a new generation of learners.