Content uploaded by Susanna Halim
Author content
All content in this area was uploaded by Susanna Halim on Aug 12, 2023
Content may be subject to copyright.
Available via license: CC BY-NC 4.0
Content may be subject to copyright.
e-GiGi 2023; Volume 11, Nomor 2: 318-325
DOI: https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46515
URL Homepage: https://ejournal.unsrat.ac.id/index .php/egigi
318
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima Merah (Punica granatum
L.) terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus Secara In Vitro
Antibacterial Effectiveness of Red Pomegranate Peel Extract on the Growth of Lactobacillus
acidophilus in vitro
Susanna Halim,1 Florenly,1 Shely Anggriani2
1Departemen Oral Biologi, Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia
2Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Prima Indonesia,
Medan, Indonesia
Email: drgsusannahalim81@gmail.com
Received: February 14, 2023; Accepted: June 29, 2023; Published online: July 2, 2023
Abstract: Lactobacillus acidophilus is a Gram-positive bacterium that causes caries. It is known that
natural ingredients of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) have antibacterial effect. This
study aimed to determine the effectiveness of red pomegranate peel extract in inhibiting the growth of
Lactobacillus acidophilus. This was a laboratory and experimental study using a post-test only design
with a control group design. Samples were Lactobacillus acidophilus bacteria. Sample size was
determined using the Federer's formula, and five repetitions were obtained for each group. Data were
analyzed with One Way ANOVA and Post Hoc LSD tests. The results showed that the average
diameters of the inhibition zones of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) at
concentrations of 25%, 50%, 75%, and 0.2%, chlorhexidine (positive control), and DMSO (negative
control) on the growth of Lactobacillus acidophilus were 16.08±1.16 mm, 17.66 ±0.60 mm,
18.76±0.54 mm, 14.04±0.90 mm, and 0 mm. Statistic tests showed significant differences between
various concentrations of red pomegranate peel extract and the positive control (p<0.05). The
secondary metabolite compounds contained in red pomegranate peel extract (Punica granatum L.)
were saponins, flavonoids, tannins, triterpenoids, and glycosides. In conclusion, various concentrations
of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) have antibacterial effect to inhibit the growth of
Lactobacillus acidophilus.
Keywords: Lactobacillus acidophilus; red pomegranate peel; antibacterial effect
Abstrak: Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri Gram positif penyebab terjadinya karies.
Bahan alami dari ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) telah dikenal memiliki efek
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit buah delima merah
dalam menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Metode penelitian ialah eksperimental
laboratorium dengan post-test only with control group design dengan menggunakan sampel bakteri
Lactobacillus acidophilus. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Federer dan diperoleh lima
kali pengulangan tiap kelompok. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan Post Hoc LSD.
Hasil penelitian mendapatkan rerata diameter zona hambat pada ekstrak kulit buah delima merah
konsentrasi 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol positif) dan DMSO terhadap pertumbuhan
Lactobacillus acidophilus ialah 16,08±1,16 mm; 17,66± 0,60mm; 18,76±0,54 mm; 14,04±0,90 mm;
dan 0 mm. Uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna antara ekstrak kulit buah delima merah
berbagai konsentrasi dengan kontrol positif (p<0,05). Kandungan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada ekstrak kulit buah delima merah yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan
glikosida. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak kulit buah delima merah berbagai konsentrasi memiliki
kemampuan antibakteri untuk menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus.
Kata kunci: Lactobacillus acidophilus; kulit buah delima merah; efek antibakteri
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 319
PENDAHULUAN
Karies merupakan masalah kesehatan rongga mulut yang masih banyak dikeluhkan oleh
masyarakat.1 Salah satu faktor penyebab yang berperan penting yaitu mikroorganisme.2 Bakteri
kariogenik adalah bakteri yang menyebabkan terbentuknya karies gigi,3 dan yang umum
ditemukan ialah Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus.4
Lactobacillus acidophilus adalah bakteri Gram positif berbentuk batang.5 Bakteri ini
memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam laktat6 yang dapat menyebabkan penurunan pH
hingga di bawah 5,5,7 yang mengakibatkan hilangnya mineral pada enamel gigi atau disebut
proses demineralisasi yang dapat berlanjut menjadi karies gigi.8
Pemberian antibakteri merupakan cara untuk mengatasi bakteri patogen.9 Dalam bidang
kedokteran gigi sering digunakan chlorhexidine sebagai bahan anti bakteri.10 Penggunaan
chlorhexidine jangka panjang memberikan efek samping sehingga diperlukan bahan alternatif
yang lebih aman digunakan.11,12 Buah delima merah (Punica granatum L.) merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional, karena buah ini memiliki potensi
antibakteri kuat.13,14
Delima merupakan tanaman buah-buahan berasal dari negara Iran, dan banyak ditemukan
tumbuh di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.15 Buah delima di
Indonesia terbagi atas warna buah merah, putih, dan hitam.16 Buah delima merah memiliki rasa
lebih manis dan segar dibandingkan jenis buah delima lainnya.17 Ekstrak buah delima merah
(Punica granatum L.) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas
ginggivalis, Staphylococcusaureus, dan Streptococcus mutans.18-20 Ekstrak kulit buah delima
merah dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Vibrio cholera21 sedangkan ekstrak kulit
buah delima putih memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus sanguinis.22
Ekstrak buah delima memiliki potensi sebagai antibakteri karena terbukti efektif terhadap
berbagai jenis bakteri baik dari bagian buah maupun kulit dan biji buahnya. Ekstrak etanol buah
delima lebih efektif dibandingkan ekstrak etanol batang sereh dalam menghambat bakteri
Escherichiacoli.23 Ekstrak kulit buah delima mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis dan bakteri Streptococcus mutans secara bermakna.24-26 Hasil penelitian
Nozohour et al27 menyatakan bahwa ekstrak kulit buah delima dan ekstrak biji buah delima
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomembrans aeruginosa, namun ekstrak kulit buah delima menunjukkan aktivitas
antibakteri yang lebih kuat dibandingkan ekstrak biji buah delima.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan maka peneliti terdorong untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai uji efektivitas antibakteri ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.)
terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus secara in vitro. Sejauh ini belum ada laporan penelitian
mengenai efek antibakteri yang dikandung kulit buah delima merah terhadap bakteri
Lactobacillus acidophilus. Juga ketersediaan buah delima merah di Indonesia memampukan dan
memudahkan peneliti untuk mendapatkan buah delima merah tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium denngan rancangan post-
test only with control group design secara in vitro. Penelitian ini dilakukan pada bulan April –
Desember 2022. Populasi penelitian ialah biakan murni bakteri Lactobacillus acidophilus.
Besar sampel untuk setiap kelompok penelitian dihitung menggunakan rumus Federer. Pada
penelitian ini digunakan lima kelompok perlakuan yang terdiri dari: Kelompok I, ekstrak kulit buah
delima merah dengan konsentrasi 25%; Kelompok II, ekstrak kulit buah delima merah dengan
konsentrasi 50%; Kelompok III, ekstrak kulit buah delima merah dengan konsentrasi 75%;
Kelompok IV, chlorhexidine sebagai kontrol positif; dan Kelompok V, dimetil sulfoksida (DMSO)
sebagai kontrol negatif. Berdasarkan rumus perhitungan Federer maka masing-masing kelompok
perlakuan terdiri dari lima sampel bakteri Lactobacillus acidophilus dalam Petri dish dengan
jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini ialah 25 sampel. Penelitian ini menggunakan
320 e-GiGi, Volume 11 Nomor 2, 2023, hlm. 318-325
metode karakteristik simplisia untuk penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air,
kadar sari larut dalam etanol, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam dalam simplisia kulit
buah delima merah (Punica garantum L.).28,29 Pada pembuatan ekstrak digunakan metode
maserasi untuk menghasilkan ekstrak kental,30 kemudian dilakukan metode pengujian warna
menggunakan masing-masing pereaksi pada skrining fitokimia secara kualitatif untuk
mengetahui senyawa metabolit yang terkandung di dalam ekstrak kulit buah delima merah.31
Uji antibakteri pada ekstrak kulit buah delima merah dilakukan dengan merendam kertas
cakram pada ekstrak dengan konsentrasi berbeda selama 15 menit. Kertas cakram diletakkan pada
Petri dish yang terdapat bakteri Lactobacillus acidophilus, kemudian dimasukan ke dalam
inkubator selama 24 jam dengan suhu 37°c, dan dihitung lebar diameter zona hambat yang
terbentuk menggunakan jangka sorong.32
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 menunjukkan hasil uji karakteristik simplisia kulit buah delima merah (Punica
granatum L.) Hasil uji kadar air serbuk simplisia kulit buah delima merah (Punica grantum L.)
adalah 8,65%. Uji kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut dalam etanol didapatkan hasilnya
55,38% dan 44,79%. Hasil uji kadar abu total didapatkan 4,57%. Sedangkan uji kadar abu tidak
larut asam didapatkan hasilnya 1,67%.
Tabel 1. Hasil uji karakteristik simplisia kulit buah delima merah (Punica granatum L.)
No
Penetapan
Hasil (%)
1.
Penetapan kadar air
8,65
2.
Penetapan kadar sari larut dalam air
55,38
3.
Penetapan kadar sari larut dalam etanol
44,79
4.
Penetapan kadar abu total
4,57
5.
Penetapan kadar abu tidak larut asam
1,67
Tabel 2 memperlihatkan hasil skrining fitokimia pada ekstrak kulit buah delima merah
(Punica granatum L.) yang menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima merah (Punica
granatum L.) mengandung senyawa saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida.
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.)
Golongan senyawa
Pereaksi
Pengamatan
Hasil
Alkaloid
Mayer
Tidak terdapat endapan
-
Dragendrof
Tidak terdapat endapan
-
Bouchardat
Tidak terdapat endapan
-
Saponin
Air + Hcl 2n
Terbentuk busa
+
Flavonoid
Mg + Hcl Pekat + Amil
Alkohol
Lapisan amil alkohol
berwana kuning, jingga,
merah, hijau
+
Tanin
Fecl3
Hijau kehitaman
+
Triterpenoid
Liebermann-Burchard
Ungu
+
Glikosida
H2SO4 Pekat + Molish
Terdapat cincin ungu
+
Keterangan: +, Positif (Terdapat golongan senyawa); - , Negatif (Tidak terdapat golongan senyawa)
Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram pada ekstrak kulit buah delima merah
(Punica granatum L.) terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Hasil uji antibakteri
menunjukkan terbentuknya zona bening/zona hambat yang diukur menggunakan jangka sorong.
Tabel 3 memperlihatkan hasil diameter zona hambat. Ekstrak kulit delima merah (Punica
granatum L.) konsentrasi 75% memiliki rerata dan standar deviasi diameter zona hambat terbesar
yaitu 18,76±0,54 mm, sedangkan chlorhexidine 0,2% (kontrol positif) memiliki standar deviasi
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 321
zona hambat terkecil yaitu 14,04±0,90 mm, sedangkan DMSO (kontrol negatif) tidak memiliki
diameter zona hambat terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus.
Tabel 3. Nilai diameter zona hambat ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) dengan
konsentrasi 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol +), dan DMSO (kontrol -) terhadap bakteri
Lactobacillus acidophilus
Kelompok
perlakuan
Diameter zona hambat (mm)
1
2
3
4
5
Rerata ± SD
Nilai p
I
16,1
14,1
16,4
16,7
17,1
16,08 ± 1,16
0,000*
II
18,1
17,1
17,3
18,5
17,3
17,66 ± 0,60
III
19,1
18,6
18,1
19,5
18,5
18,76 ± 0,54
IV
14,3
13,1
14,6
15,1
13,1
14,04 ± 0,90
V
0
0
0
0
0
0
Keterangan: *Terdapat perbedaan efektivitas antibakteri yang bermakna (p≤0,05)
Tabel 4 memperlihatkan hasil uji normalitas Shapiro-Wilk diameter zona hambat ekstrak
kulit buah delima merah (Punica granatum L.) terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus dengan
p=0,066* yang menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen (p>0,05). Nilai p normalitas
ekstrak kulit delima merah konsentrasi 50% tidak jauh berbeda dengan kontrol positif, dan hasil
normalitas tertinggi didapatkan pada konsentrasi buah delima merah 75% sehingga analisis data
dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA dan Post Hoc.
Tabel 4. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk
Kelompok
Konsentrasi
Normalitas
Homogenitas
p
p
Ekstrak
kulit delima merah
25%
0,164
0,066*
50%
0,220
75%
0,876
K+
0,284
K-
0
Keterangan : K+ kontrol positif ; K- kontrol negatif; *Bermakna
Tabel 5 memperlihatkan hasil uji Post Hoc yang menunjukkan adanya perbedaan efektivitas
antibakteri yang bermakna (p≤0,05). Konsentrasi 75% mendapatkan hasil yang paling efektif di
antara konsentrasi lainnya. artinya ekstrak kulit delima merah konsentrasi 75% dapat menjadi
alternatif antibakteri alami.
Tabel 5. Perbedaan daya hambat antara dua kelompok berbeda dengan uji statistik Post Hoc LSD
Kelompok
Mean diff
p
I
II
-1,5780*
0,004*
III
-2,6780*
0,000*
IV
2,0420*
0,000*
V
16,0820*
0,000*
II
III
-1,1000*
0,032*
IV
3,6200*
0,000*
V
17,6600*
0,000*
III
IV
4,7200*
0,000*
V
18,7600*
0,000*
IV
V
14,0400*
0,000*
Keterangan: *Terdapat perbedaan efektivitas antibakteri yang bermakna (p≤0,05)
322 e-GiGi, Volume 11 Nomor 2, 2023, hlm. 318-325
BAHASAN
Hasil uji karakteristik simplisia (Tabel 1) menunjukkan bahwa kadar air pada simplisia kulit
buah delima merah (Punica granatum L.) tidak melebihi 10%, yang berarti telah memenuhi
persyaratan dan aman untuk digunakan sebagai bahan penelitian karena kadar air yang tinggi
berpotensi menjadi tempat berkembang dan bertumbuhnya mikroorganisme.33
Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah delima merah (Punica garantum L.) mengandung
senyawa saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida sebagai senyawa metabolit
sekunder (Tabel 2). Saponin dan triterpenoid memiliki efektivitas antifungi; tannin dan glikosida
sebagai antioksidan; sementara flavonoid efektif sebagai antibakteri.34 Hasil penelitian pada buah
ara (Ficus carica L.) dilaporkan mengandung senyawa yang sama yaitu saponin, tanin, steroid,
dan flavonoid, yang terbukti efektif sebagai antibakteri.35 Flavonoid berpotensi sebagai
antibakteri dengan mekanisme kerja mampu menghambat sintesis asam nukleat, fungsi membran
sel, serta metabolisme energi sehingga pertumbuhan Lactobacillus acidophilus terhambat.36
Hasil zona hambat dan rerata standar deviasi yang didapatkan pada konsentrasi ekstrak kulit
buah delima merah (Punica garantum L.) 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol positif),
dan DMSO (kontrol negatif) sebesar 16,08±1,16 mm, 17,66±0,60 mm, 18,76±0,54 mm,
14,04±0,90 mm, dan 0 mm (Tabel 3). Penelitian Bastari et al37 yang menggunakan ekstrak
mengkudu (Morinda citrofolia L.) terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus mendapatkan rerata
daya hambat pada konsentrasi 20%, 40%, 80%, kontrol positif, dan kontrol negatif sebesar 7,2
mm, 8,3 mm, 11,2 mm, 8,0 mm, dan 0,6 mm secara berurut. Perbandingan yang tidak jauh
berbeda antara ekstrak kulit buah delima merah dengan ekstrak mengkudu terjadi karena
keduanya mengandung senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri,38 sedangkan hasil rerata yang didapat pada ekstrak kulit buah delima merah
terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 20,01±0,26 mm.39 Hal tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak kulit delima merah lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif
yaitu bakteri Lactobacillus acidophilus dan Staphylococcus aureus karena dinding sel bakteri
Gram positif lebih sederhana dibandingkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif.40
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin besar daya hambat terhadap bakteri.41 Hal
ini dibuktikan pada penelitian Wulandari42 yang menggunakan ekstrak kulit buah alpukat (Persea
americana Mill) terhadap bakteri Staphylococcus aureus mulai dari konsentrasi ekstrak 20%,
40%, 60% dan 80%, dan didapatkan rerata zona hambat sebesar 5,26±0,63 mm, 6,1±0,48 mm,
6,68±0,29 mm, dan 8,05±0,23 mm. Konsentrasi ekstrak yang bertambah menghasilkan zona
hambat yang lebih besar dikarenakan kandungan senyawa antibakteri juga bertambah.43
Berdasarkan perbandingan antar konsentrasi didapatkan nilai p≤0,05 artinya terdapat perbedaan
efektivitas antibakteri yang bermakna antara seluruh kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa ekstrak kulit buah delima merah konsentrasi 75% lebih efektif dibandingkan
kontrol positif dan dapat dijadikan alternatif antibakteri alami. Hal ini sejalan dengan penelitian
Endrowahyudi et al44 yang menggunakan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap bakteri Enterococcus faecalis yang menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
berpotensi sebagai antibakteri dan lebih efektif dibandingkan kontrol positif karena terdapat
kandungan flavonoid yang mampu menghambat fungsi membran sel dan menghambat
pertumbuhan bakteri.
Delima merah yang diekstraksi dengan proses maserasi dapat mencegah terjadinya
kerusakan komponen senyawa kimia sehingga efektivitas antibakteri pada delima merah tidak
akan berkurang.45 Saat ini delima merah telah dimanfaatkan sebagai larutan kumur yang diketahui
mampu mengurangi perlekatan bakteri pada permukaan gigi.46 Penggunaan obat kumur delima
merah memberikan hasil optimal dibandingkan gel karena obat kumur dapat menjangkau dan
membersihkan seluruh permukaan gigi.47
SIMPULAN
Ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) mengandung golongan senyawa
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 323
metabolit sekunder yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Ekstrak kulit buah
delima merah dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% terbukti memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus yang lebih kuat dibandingkan
chlorhexidine (kontrol positif).
Konflik Kepentingan
Peneliti menyatakan tidak ada konflik kepentingan pada studi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Simbolon R. Hubungan kebiasaan jajan dengan status karies gigi anak sekolah di SD Negeri Suanae.
Intelektiva. 2020;01(11):211-7.
2. Hakim RF, Fakhrurazi, Editia A. Pengaruh air perasan jeruk nipis terhadap pertumbuhan bakteri
Lactobacillus acidophilus. J Syiah Kuala Dent Soc. 2018;3 (1):1–5.
3. Suryani N, Nurjanah D, Indriatmoko DD. Aktivitas antibakteri ekstrak batang kecombrang (Etlingera
elatior (Jack) R.M.Sm.) terhadap bakteri plak gigi Streptococcus mutans. J Kartika Kimia.
2019;2(1):23-9 .
4. Haryati E, Pratiwi R W. Uji aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L)
terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus. J Farm Sains. 2020; 4 (1):1-14.
5. Kinanti DR, Joey J, Nasrulloh H, Purbojo S, Fuadi MK, Faridl M. Uji sensitifitas bahan aktif pada pasta
gigi terhadap bakteri penyebab karies gigi (Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus).
Laporan Pencil Promik Kelompok IV. 2018;4:1-20.
6. Ratna, Triovanta U, Darwin. Produksi asam laktat dari fermentasi limbah cair olahan kelapa dengan variasi
konsentrasi inokulum Lactobacillus acidophilus. Serambi Engineering. 2020;V(4):1398-405.
7. Bilqis NM, Erlita I, Putri DKT. Daya hambat ekstrak bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.)
terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidhopilus. DENTIN. 2018;2(1):26-31.
8. Ameriagitri AZ, Hubungan antara pH saliva dengan indeks DMF-T anak yang mengkonsumsi air PDAM
dan air sumur gali. DENTIN. 2020;4 (1):6-10.
9. Mariani Y,Yusro F, Wardenaar E. Aktivitas ekstrak metanol daun ulin (Eusideroxylon Zwgeri Teijsm &
Binn) terhadap empat jenis bakteri patogen. Jurnal Biologi Tropis, 2020;20(1):94-101.
10. Zubaidah N, Juniarti DE, Basalamah F. Perbedaan daya antibakteri ekstrak temulawak 3,125% dan
chlorhexidine 0,2% terhadap Lactobacillus acidhopilus. Conservative Dentistry Journal. 2018;
8(1):11-9.
11. Lianah W, Ayuwardani N, Hariningsih Y. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol seledri terhadap
pertumbuhan bakteri Actinomycessp. dan Lactobacillus acidophilus. Duta Pharma Journal.
2021;1(1):32-9.
12. Busman, Edrizal, Utami DWP. Uji efektivitas antibakteri ekstrak buah anggur hijau (Vitis viniera)
terhadap daya hambat laju pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacillus
acidophilus. J Ensiklopediaku. 2020;2(3):325-32.
13. Muthmainnah B. Skrining fotokimia senyawa metbolit sekunder ekstrak etanol buah delima (Punica
granatum L.) dengan metode uji warna. Jurnal Media Farmasi. 2017;XIII(2):23-8.
14. Diniasti M, Delima AR, Zakki M. Antibacterial effect of white pomegranate peel extract against
Streptococcus sanguinis. ODONTO Dent J. 2020;7(10):18-24.
15. Hardana, Hari, Warganegara E. Ekstrak buah delima sebagai antibiotik pengobatan infeksi MRSA.
Majority. 2015;4(9):83-7.
16. Harling VNV. Penentuan kadar asam elagat ekstrak metanol kulit buah dan biji buah delima (Punica
grntum L.). SoSCIED. 2019;2(1):30-3.
17. Wahid RAH. Analisis kualitatif dan kuantitatif tanin ekstrak kulit buah delima putih (Punica granatum
L.) menggunakan metode kromatografi cair kinerjatinggi (KCKT). Indonesian Journal Pharmacy
and Natural Product (IJPNP). 2020;3(2):11-21.
18. Susetyo AA, Hernawati S, Indartin D. Daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap pertumbuhan
Porphyromonas Gingivalis. J Pustaka Kesehat. 2017;5(2):352-5.
19. Smith A. Jackson JMS, Bagg J. The ecology of Staphylococcusspecies in the oral cavity. J. Med
Microbiol. 2001;50(2001):940-6.
20. Kholisa, Purwanto, Hernawati S. Ekstrak buah delima merah (Punica granatum L.) terhadap penurunan
324 e-GiGi, Volume 11 Nomor 2, 2023, hlm. 318-325
jumlah koloni Streptococcus mutans. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(2):351-7.
21. Yunus FM, Sabuna AC, Nge STM. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah delima merah terhadap
pertumbuhan Vibrio cholera. J Pendidik dan Sains Biol. 2018;1(3):10-6.
22. Attamimi FA. Antibacterial activity test of ant nest tuber (Myrmecodia Pendens) crude extract against
Streptococcus sanguinis compared to chlorhexidine. MKB. 2015;49(2):94–101.
23. Novitri SA, Kurniati, N F. Pengaruh kombinasi ekstrak etanol kulit buah delima (Punica granatum L.)
dengan batang sereh (Cymbopogon citratus) terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 8739. Jurnal
Kesehatan Medika Saintika 2021;12(1):198-203. DOI:10.30633/jkms.v12i1.893
24. Benslimane S, Rebai O, Djibaoqui R, Arabi A. Pomegranate peel extract activities as antioxidant and
antibiofilm against bacteria, isolated from caries and supragingival plaque. Jordan Journal of
Biological Sciences (JJBS). 2020;13(3):403-12.
25. Ferrrazzano GF, Scioscia E, Sateriale D, Pastore G, Colicchio R, Pagliuca C, et al. In vitro antibacterial
activity of pomegranate juice and peel extracts on cariogenic bacteria. Biomed Res Int,
2017;2017:2152749. Doi: 10.1155/2017/2152749.
26. El-Sharkawy M, El-Malt M, Mostafa M. Evaluation of the antimicrobial effects of pomegranate extract
on Streptococcus mutans. Al-Azhar Dental Journal for Girls. 2019;6(4):467-73.
DOI:10.21608/adjg.2019.7614.1084
27. Nozohour Y, Golmohammadi R, Mirnejad R, Fartashvand M. Antibacterial activity of pomegranate
(Punica granatum L.) seed and peel alcoholic extracts on Staphylococcus aureus and Pseudomonas
aeruginosa isolated from health centers. Journal of Applied Biotechnology Reports . 2018;5(1):32-
6. Doi:10.29252/jabr.01.01.06
28. Halim S, Girsang E, Lister INH, Nasution AN. Effectivity of gel ethnolic extract of senggani leaves
(Melastoma candium D.Don) in increasing the number of fibroblast cells and thickness of collagen
fibers against socket wound after tooth extraction on male white rats. ASRJETS. 2019;60(1):159-73.
29. Halim S, Halim H, Lister INE, Sihotang S, Nasution AN, Girsang E. Efektivitas gel ekstrak etanol daun
senggani (Melastoma candidum D. Don.) terhadap diameter luka pasca pencabutan gigi pada tikus
putih (Rattus norvegicus). BIOMA J Ilm Biol. 2021;10(1) 44-53.
30. Handoyo DLY. Pengaruh lama waktu maserasi (perendaman) terhadap kekentalan ekstrak daun sirih
(Piper betle). Jurnal Farmasi Tinctura, 2020;2(1):34-41.
31. Pangow ME, Bodhi W, de Queljoe E. Skrining fitokimia dan uji toksisitas dari ekstrak etanol daun
manggis (Garcinia mangostana L.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Pharmacon. 2018;7(3):97-109.
32. Tjiptoningsih UG. Uji daya hambat air perasan buah lemon (Citrus Limon (L.) BURM. F) terhadap
pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetem comitans. JITEKGI: 2020;16(2):86-96.
33. Nirmala E, Yuniarni U, Hazar S. Pemeriksaan karakteristik simplisia dan penapisan fitokimia simplisia
dan ekstrak etanol daun suji (Draceana angustifolia (Medik.) Roxb.). Pharmacy. 2022;2(2):1-4.
34. Halim S, Angela T, Florenly, Rusip G. A review pharmacological activities of Melastoma malabathricum.
Teikyo Medical Journal (TMJ). 2022;4 (8):7257-62.
35. Farhan MI, Chusniasih D, Marcellia S. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun tin (Ficus carica L.) terhadap
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pharmacon. 2022;11(1):1328-34.
36. Amanda EA, Oktiani BW, Panjaitan FUA. Efektivitas antibakteri ekstrak flavonoid Propolis Trigona Sp
(Trigona thorasica) terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. DENTIN Jurnal
Kedokteran Gigi. 2019;3(1):23-8.
37. Bastari M, Wijaya D, Ismalayani. Efektivitas daya hambat ekstrak mengkudu (Morinda cutrofolia L.)
terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus: Studi In Vitro. Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut.
2022;4(2):88-93.
38. Rauf A, Tahar N, Resnia. Aktivitas penghambatan fraksi daun delima (Punica granatum L.) terhadap
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jurnal Kesehatan. 2019;1:70-6.
39. Hassan SM, Hamad AK, Shallal AF. The effect of pomegranate extracts on bacteria. Journal of Raparin
University. 2018;5(15):5-18.
40. Hamidah MN, Rianingsih L, Romadhon R. Aktivitas antibakteri isolat bakteri asam laktat dari Peda
dengan jenis ikan berbeda terhadap bakteri E. coli dan S. aureus. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Perikanan. 2019;1(2):11-21.
41. Darsono PV, Fajriannor TM. Aktivitas antibakteri ekstrak dadangkak (Hydrolea spinosa) terhadap bakteri
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Ilimiah Ibnu Sina. 2020;5(1):
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 325
117-27.
42. Wulandari G, Rahman AA, Rubiyanti R. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea
americana Mill) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923. Media Informasi. 2019;15(1):74-80.
43. Anggraini ND, Manalu K, Tambunan EPS. Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol bunga kecombrang
(Etlingera elatior) terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumoniae. Klorofil. 2022;6(1):38-42.
44. Endrowahyudi H, Ardy ES, Nawawi AP. Potensi hambat ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis. Medika Kartika Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan. 2019;2(2):123-34.
45. Prestiandari E, Hernawati S, Dewi LR Daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap pertumbuhan
Staphylococcusaureus. e- Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(1):192-8.
46. Kholifa M. Manfaat larutan kumur ekstrak etanol biji delima (Punica granatum l) 4% dalam
meningkatkan pH Saliva. Univ Research Colloqium (URECOL). The 13th University Research
Colloqium 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten: 2021. P. 264-8.
47. Pribadi IMS, Rusminah N, Komara I. Pengaruh berkumur ekstrak buah delima merah terhadap terapi
gingivitis. Dentika Dental Journal. 2016;19(1):56-61.