ArticlePDF Available

Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima Merah (Punica granatum L.) terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus Secara In Vitro

Authors:

Abstract

Lactobacillus acidophilus is a Gram-positive bacterium that causes caries. It is known that natural ingredients of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) have antibacterial effect. This study aimed to determine the effectiveness of red pomegranate peel extract in inhibiting the growth of Lactobacillus acidophilus. This was a laboratory and experimental study using a post-test only design with a control group design. Samples were Lactobacillus acidophilus bacteria. Sample size was determined using the Federer's formula, and five repetitions were obtained for each group. Data were analyzed with One Way ANOVA and Post Hoc LSD tests. The results showed that the average diameters of the inhibition zones of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) at concentrations of 25%, 50%, 75%, and 0.2%, chlorhexidine (positive control), and DMSO (negative control) on the growth of Lactobacillus acidophilus were 16.08±1.16 mm, 17.66 ±0.60 mm, 18.76±0.54 mm, 14.04±0.90 mm, and 0 mm. Statistic tests showed significant differences between various concentrations of red pomegranate peel extract and the positive control (p<0.05). The secondary metabolite compounds contained in red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) were saponins, flavonoids, tannins, triterpenoids, and glycosides. In conclusion, various concentrations of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) have antibacterial effect to inhibit the growth of Lactobacillus acidophilus. Keywords: Lactobacillus acidophilus; red pomegranate peel; antibacterial effect Abstrak: Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri Gram positif penyebab terjadinya karies. Bahan alami dari ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) telah dikenal memiliki efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit buah delima merah dalam menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Metode penelitian ialah eksperimental laboratorium dengan post-test only with control group design dengan menggunakan sampel bakteri Lactobacillus acidophilus. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Federer dan diperoleh lima kali pengulangan tiap kelompok. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan Post Hoc LSD. Hasil penelitian mendapatkan rerata diameter zona hambat pada ekstrak kulit buah delima merah konsentrasi 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol positif) dan DMSO terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus ialah 16,08±1,16 mm; 17,66± 0,60mm; 18,76±0,54 mm; 14,04±0,90 mm; dan 0 mm. Uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna antara ekstrak kulit buah delima merah berbagai konsentrasi dengan kontrol positif (p<0,05). Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak kulit buah delima merah yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak kulit buah delima merah berbagai konsentrasi memiliki kemampuan antibakteri untuk menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Kata kunci: Lactobacillus acidophilus; kulit buah delima merah; efek antibakteri
e-GiGi 2023; Volume 11, Nomor 2: 318-325
DOI: https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46515
URL Homepage: https://ejournal.unsrat.ac.id/index .php/egigi
318
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima Merah (Punica granatum
L.) terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus Secara In Vitro
Antibacterial Effectiveness of Red Pomegranate Peel Extract on the Growth of Lactobacillus
acidophilus in vitro
Susanna Halim,1 Florenly,1 Shely Anggriani2
1Departemen Oral Biologi, Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia
2Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Prima Indonesia,
Medan, Indonesia
Email: drgsusannahalim81@gmail.com
Received: February 14, 2023; Accepted: June 29, 2023; Published online: July 2, 2023
Abstract: Lactobacillus acidophilus is a Gram-positive bacterium that causes caries. It is known that
natural ingredients of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) have antibacterial effect. This
study aimed to determine the effectiveness of red pomegranate peel extract in inhibiting the growth of
Lactobacillus acidophilus. This was a laboratory and experimental study using a post-test only design
with a control group design. Samples were Lactobacillus acidophilus bacteria. Sample size was
determined using the Federer's formula, and five repetitions were obtained for each group. Data were
analyzed with One Way ANOVA and Post Hoc LSD tests. The results showed that the average
diameters of the inhibition zones of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) at
concentrations of 25%, 50%, 75%, and 0.2%, chlorhexidine (positive control), and DMSO (negative
control) on the growth of Lactobacillus acidophilus were 16.08±1.16 mm, 17.66 ±0.60 mm,
18.76±0.54 mm, 14.04±0.90 mm, and 0 mm. Statistic tests showed significant differences between
various concentrations of red pomegranate peel extract and the positive control (p<0.05). The
secondary metabolite compounds contained in red pomegranate peel extract (Punica granatum L.)
were saponins, flavonoids, tannins, triterpenoids, and glycosides. In conclusion, various concentrations
of red pomegranate peel extract (Punica granatum L.) have antibacterial effect to inhibit the growth of
Lactobacillus acidophilus.
Keywords: Lactobacillus acidophilus; red pomegranate peel; antibacterial effect
Abstrak: Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri Gram positif penyebab terjadinya karies.
Bahan alami dari ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) telah dikenal memiliki efek
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit buah delima merah
dalam menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Metode penelitian ialah eksperimental
laboratorium dengan post-test only with control group design dengan menggunakan sampel bakteri
Lactobacillus acidophilus. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Federer dan diperoleh lima
kali pengulangan tiap kelompok. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan Post Hoc LSD.
Hasil penelitian mendapatkan rerata diameter zona hambat pada ekstrak kulit buah delima merah
konsentrasi 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol positif) dan DMSO terhadap pertumbuhan
Lactobacillus acidophilus ialah 16,08±1,16 mm; 17,66± 0,60mm; 18,76±0,54 mm; 14,04±0,90 mm;
dan 0 mm. Uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna antara ekstrak kulit buah delima merah
berbagai konsentrasi dengan kontrol positif (p<0,05). Kandungan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada ekstrak kulit buah delima merah yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan
glikosida. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak kulit buah delima merah berbagai konsentrasi memiliki
kemampuan antibakteri untuk menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus.
Kata kunci: Lactobacillus acidophilus; kulit buah delima merah; efek antibakteri
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 319
PENDAHULUAN
Karies merupakan masalah kesehatan rongga mulut yang masih banyak dikeluhkan oleh
masyarakat.1 Salah satu faktor penyebab yang berperan penting yaitu mikroorganisme.2 Bakteri
kariogenik adalah bakteri yang menyebabkan terbentuknya karies gigi,3 dan yang umum
ditemukan ialah Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus.4
Lactobacillus acidophilus adalah bakteri Gram positif berbentuk batang.5 Bakteri ini
memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam laktat6 yang dapat menyebabkan penurunan pH
hingga di bawah 5,5,7 yang mengakibatkan hilangnya mineral pada enamel gigi atau disebut
proses demineralisasi yang dapat berlanjut menjadi karies gigi.8
Pemberian antibakteri merupakan cara untuk mengatasi bakteri patogen.9 Dalam bidang
kedokteran gigi sering digunakan chlorhexidine sebagai bahan anti bakteri.10 Penggunaan
chlorhexidine jangka panjang memberikan efek samping sehingga diperlukan bahan alternatif
yang lebih aman digunakan.11,12 Buah delima merah (Punica granatum L.) merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional, karena buah ini memiliki potensi
antibakteri kuat.13,14
Delima merupakan tanaman buah-buahan berasal dari negara Iran, dan banyak ditemukan
tumbuh di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.15 Buah delima di
Indonesia terbagi atas warna buah merah, putih, dan hitam.16 Buah delima merah memiliki rasa
lebih manis dan segar dibandingkan jenis buah delima lainnya.17 Ekstrak buah delima merah
(Punica granatum L.) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas
ginggivalis, Staphylococcusaureus, dan Streptococcus mutans.18-20 Ekstrak kulit buah delima
merah dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Vibrio cholera21 sedangkan ekstrak kulit
buah delima putih memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus sanguinis.22
Ekstrak buah delima memiliki potensi sebagai antibakteri karena terbukti efektif terhadap
berbagai jenis bakteri baik dari bagian buah maupun kulit dan biji buahnya. Ekstrak etanol buah
delima lebih efektif dibandingkan ekstrak etanol batang sereh dalam menghambat bakteri
Escherichiacoli.23 Ekstrak kulit buah delima mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis dan bakteri Streptococcus mutans secara bermakna.24-26 Hasil penelitian
Nozohour et al27 menyatakan bahwa ekstrak kulit buah delima dan ekstrak biji buah delima
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomembrans aeruginosa, namun ekstrak kulit buah delima menunjukkan aktivitas
antibakteri yang lebih kuat dibandingkan ekstrak biji buah delima.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan maka peneliti terdorong untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai uji efektivitas antibakteri ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.)
terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus secara in vitro. Sejauh ini belum ada laporan penelitian
mengenai efek antibakteri yang dikandung kulit buah delima merah terhadap bakteri
Lactobacillus acidophilus. Juga ketersediaan buah delima merah di Indonesia memampukan dan
memudahkan peneliti untuk mendapatkan buah delima merah tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium denngan rancangan post-
test only with control group design secara in vitro. Penelitian ini dilakukan pada bulan April
Desember 2022. Populasi penelitian ialah biakan murni bakteri Lactobacillus acidophilus.
Besar sampel untuk setiap kelompok penelitian dihitung menggunakan rumus Federer. Pada
penelitian ini digunakan lima kelompok perlakuan yang terdiri dari: Kelompok I, ekstrak kulit buah
delima merah dengan konsentrasi 25%; Kelompok II, ekstrak kulit buah delima merah dengan
konsentrasi 50%; Kelompok III, ekstrak kulit buah delima merah dengan konsentrasi 75%;
Kelompok IV, chlorhexidine sebagai kontrol positif; dan Kelompok V, dimetil sulfoksida (DMSO)
sebagai kontrol negatif. Berdasarkan rumus perhitungan Federer maka masing-masing kelompok
perlakuan terdiri dari lima sampel bakteri Lactobacillus acidophilus dalam Petri dish dengan
jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini ialah 25 sampel. Penelitian ini menggunakan
320 e-GiGi, Volume 11 Nomor 2, 2023, hlm. 318-325
metode karakteristik simplisia untuk penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air,
kadar sari larut dalam etanol, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam dalam simplisia kulit
buah delima merah (Punica garantum L.).28,29 Pada pembuatan ekstrak digunakan metode
maserasi untuk menghasilkan ekstrak kental,30 kemudian dilakukan metode pengujian warna
menggunakan masing-masing pereaksi pada skrining fitokimia secara kualitatif untuk
mengetahui senyawa metabolit yang terkandung di dalam ekstrak kulit buah delima merah.31
Uji antibakteri pada ekstrak kulit buah delima merah dilakukan dengan merendam kertas
cakram pada ekstrak dengan konsentrasi berbeda selama 15 menit. Kertas cakram diletakkan pada
Petri dish yang terdapat bakteri Lactobacillus acidophilus, kemudian dimasukan ke dalam
inkubator selama 24 jam dengan suhu 37°c, dan dihitung lebar diameter zona hambat yang
terbentuk menggunakan jangka sorong.32
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 menunjukkan hasil uji karakteristik simplisia kulit buah delima merah (Punica
granatum L.) Hasil uji kadar air serbuk simplisia kulit buah delima merah (Punica grantum L.)
adalah 8,65%. Uji kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut dalam etanol didapatkan hasilnya
55,38% dan 44,79%. Hasil uji kadar abu total didapatkan 4,57%. Sedangkan uji kadar abu tidak
larut asam didapatkan hasilnya 1,67%.
Tabel 1. Hasil uji karakteristik simplisia kulit buah delima merah (Punica granatum L.)
No
Penetapan
Hasil (%)
1.
Penetapan kadar air
8,65
2.
Penetapan kadar sari larut dalam air
55,38
3.
Penetapan kadar sari larut dalam etanol
44,79
4.
Penetapan kadar abu total
4,57
5.
Penetapan kadar abu tidak larut asam
1,67
Tabel 2 memperlihatkan hasil skrining fitokimia pada ekstrak kulit buah delima merah
(Punica granatum L.) yang menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima merah (Punica
granatum L.) mengandung senyawa saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida.
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.)
Golongan senyawa
Pereaksi
Hasil
Alkaloid
Mayer
-
Dragendrof
-
Bouchardat
-
Saponin
Air + Hcl 2n
+
Flavonoid
Mg + Hcl Pekat + Amil
Alkohol
+
Tanin
Fecl3
+
Triterpenoid
Liebermann-Burchard
+
Glikosida
H2SO4 Pekat + Molish
+
Keterangan: +, Positif (Terdapat golongan senyawa); - , Negatif (Tidak terdapat golongan senyawa)
Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram pada ekstrak kulit buah delima merah
(Punica granatum L.) terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Hasil uji antibakteri
menunjukkan terbentuknya zona bening/zona hambat yang diukur menggunakan jangka sorong.
Tabel 3 memperlihatkan hasil diameter zona hambat. Ekstrak kulit delima merah (Punica
granatum L.) konsentrasi 75% memiliki rerata dan standar deviasi diameter zona hambat terbesar
yaitu 18,76±0,54 mm, sedangkan chlorhexidine 0,2% (kontrol positif) memiliki standar deviasi
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 321
zona hambat terkecil yaitu 14,04±0,90 mm, sedangkan DMSO (kontrol negatif) tidak memiliki
diameter zona hambat terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus.
Tabel 3. Nilai diameter zona hambat ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) dengan
konsentrasi 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol +), dan DMSO (kontrol -) terhadap bakteri
Lactobacillus acidophilus
Kelompok
perlakuan
Diameter zona hambat (mm)
1
2
3
4
5
Rerata ± SD
Nilai p
I
16,1
14,1
16,4
16,7
17,1
16,08 ± 1,16
0,000*
II
18,1
17,1
17,3
18,5
17,3
17,66 ± 0,60
III
19,1
18,6
18,1
19,5
18,5
18,76 ± 0,54
IV
14,3
13,1
14,6
15,1
13,1
14,04 ± 0,90
V
0
0
0
0
0
0
Keterangan: *Terdapat perbedaan efektivitas antibakteri yang bermakna (p≤0,05)
Tabel 4 memperlihatkan hasil uji normalitas Shapiro-Wilk diameter zona hambat ekstrak
kulit buah delima merah (Punica granatum L.) terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus dengan
p=0,066* yang menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen (p>0,05). Nilai p normalitas
ekstrak kulit delima merah konsentrasi 50% tidak jauh berbeda dengan kontrol positif, dan hasil
normalitas tertinggi didapatkan pada konsentrasi buah delima merah 75% sehingga analisis data
dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA dan Post Hoc.
Tabel 4. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk
Kelompok
Konsentrasi
Normalitas
Homogenitas
p
p
Ekstrak
kulit delima merah
25%
0,164
0,066*
50%
0,220
75%
0,876
K+
0,284
K-
0
Keterangan : K+ kontrol positif ; K- kontrol negatif; *Bermakna
Tabel 5 memperlihatkan hasil uji Post Hoc yang menunjukkan adanya perbedaan efektivitas
antibakteri yang bermakna (p≤0,05). Konsentrasi 75% mendapatkan hasil yang paling efektif di
antara konsentrasi lainnya. artinya ekstrak kulit delima merah konsentrasi 75% dapat menjadi
alternatif antibakteri alami.
Tabel 5. Perbedaan daya hambat antara dua kelompok berbeda dengan uji statistik Post Hoc LSD
Kelompok
Mean diff
p
I
II
-1,5780*
0,004*
III
-2,6780*
0,000*
IV
2,0420*
0,000*
V
16,0820*
0,000*
II
III
-1,1000*
0,032*
IV
3,6200*
0,000*
V
17,6600*
0,000*
III
IV
4,7200*
0,000*
V
18,7600*
0,000*
IV
V
14,0400*
0,000*
Keterangan: *Terdapat perbedaan efektivitas antibakteri yang bermakna (p≤0,05)
322 e-GiGi, Volume 11 Nomor 2, 2023, hlm. 318-325
BAHASAN
Hasil uji karakteristik simplisia (Tabel 1) menunjukkan bahwa kadar air pada simplisia kulit
buah delima merah (Punica granatum L.) tidak melebihi 10%, yang berarti telah memenuhi
persyaratan dan aman untuk digunakan sebagai bahan penelitian karena kadar air yang tinggi
berpotensi menjadi tempat berkembang dan bertumbuhnya mikroorganisme.33
Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah delima merah (Punica garantum L.) mengandung
senyawa saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida sebagai senyawa metabolit
sekunder (Tabel 2). Saponin dan triterpenoid memiliki efektivitas antifungi; tannin dan glikosida
sebagai antioksidan; sementara flavonoid efektif sebagai antibakteri.34 Hasil penelitian pada buah
ara (Ficus carica L.) dilaporkan mengandung senyawa yang sama yaitu saponin, tanin, steroid,
dan flavonoid, yang terbukti efektif sebagai antibakteri.35 Flavonoid berpotensi sebagai
antibakteri dengan mekanisme kerja mampu menghambat sintesis asam nukleat, fungsi membran
sel, serta metabolisme energi sehingga pertumbuhan Lactobacillus acidophilus terhambat.36
Hasil zona hambat dan rerata standar deviasi yang didapatkan pada konsentrasi ekstrak kulit
buah delima merah (Punica garantum L.) 25%, 50%, 75%, chlorhexidine 0,2% (kontrol positif),
dan DMSO (kontrol negatif) sebesar 16,08±1,16 mm, 17,66±0,60 mm, 18,76±0,54 mm,
14,04±0,90 mm, dan 0 mm (Tabel 3). Penelitian Bastari et al37 yang menggunakan ekstrak
mengkudu (Morinda citrofolia L.) terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus mendapatkan rerata
daya hambat pada konsentrasi 20%, 40%, 80%, kontrol positif, dan kontrol negatif sebesar 7,2
mm, 8,3 mm, 11,2 mm, 8,0 mm, dan 0,6 mm secara berurut. Perbandingan yang tidak jauh
berbeda antara ekstrak kulit buah delima merah dengan ekstrak mengkudu terjadi karena
keduanya mengandung senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri,38 sedangkan hasil rerata yang didapat pada ekstrak kulit buah delima merah
terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 20,01±0,26 mm.39 Hal tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak kulit delima merah lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif
yaitu bakteri Lactobacillus acidophilus dan Staphylococcus aureus karena dinding sel bakteri
Gram positif lebih sederhana dibandingkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif.40
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin besar daya hambat terhadap bakteri.41 Hal
ini dibuktikan pada penelitian Wulandari42 yang menggunakan ekstrak kulit buah alpukat (Persea
americana Mill) terhadap bakteri Staphylococcus aureus mulai dari konsentrasi ekstrak 20%,
40%, 60% dan 80%, dan didapatkan rerata zona hambat sebesar 5,26±0,63 mm, 6,1±0,48 mm,
6,68±0,29 mm, dan 8,05±0,23 mm. Konsentrasi ekstrak yang bertambah menghasilkan zona
hambat yang lebih besar dikarenakan kandungan senyawa antibakteri juga bertambah.43
Berdasarkan perbandingan antar konsentrasi didapatkan nilai p≤0,05 artinya terdapat perbedaan
efektivitas antibakteri yang bermakna antara seluruh kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa ekstrak kulit buah delima merah konsentrasi 75% lebih efektif dibandingkan
kontrol positif dan dapat dijadikan alternatif antibakteri alami. Hal ini sejalan dengan penelitian
Endrowahyudi et al44 yang menggunakan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap bakteri Enterococcus faecalis yang menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
berpotensi sebagai antibakteri dan lebih efektif dibandingkan kontrol positif karena terdapat
kandungan flavonoid yang mampu menghambat fungsi membran sel dan menghambat
pertumbuhan bakteri.
Delima merah yang diekstraksi dengan proses maserasi dapat mencegah terjadinya
kerusakan komponen senyawa kimia sehingga efektivitas antibakteri pada delima merah tidak
akan berkurang.45 Saat ini delima merah telah dimanfaatkan sebagai larutan kumur yang diketahui
mampu mengurangi perlekatan bakteri pada permukaan gigi.46 Penggunaan obat kumur delima
merah memberikan hasil optimal dibandingkan gel karena obat kumur dapat menjangkau dan
membersihkan seluruh permukaan gigi.47
SIMPULAN
Ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) mengandung golongan senyawa
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 323
metabolit sekunder yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Ekstrak kulit buah
delima merah dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% terbukti memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus yang lebih kuat dibandingkan
chlorhexidine (kontrol positif).
Konflik Kepentingan
Peneliti menyatakan tidak ada konflik kepentingan pada studi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Simbolon R. Hubungan kebiasaan jajan dengan status karies gigi anak sekolah di SD Negeri Suanae.
Intelektiva. 2020;01(11):211-7.
2. Hakim RF, Fakhrurazi, Editia A. Pengaruh air perasan jeruk nipis terhadap pertumbuhan bakteri
Lactobacillus acidophilus. J Syiah Kuala Dent Soc. 2018;3 (1):15.
3. Suryani N, Nurjanah D, Indriatmoko DD. Aktivitas antibakteri ekstrak batang kecombrang (Etlingera
elatior (Jack) R.M.Sm.) terhadap bakteri plak gigi Streptococcus mutans. J Kartika Kimia.
2019;2(1):23-9 .
4. Haryati E, Pratiwi R W. Uji aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L)
terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus. J Farm Sains. 2020; 4 (1):1-14.
5. Kinanti DR, Joey J, Nasrulloh H, Purbojo S, Fuadi MK, Faridl M. Uji sensitifitas bahan aktif pada pasta
gigi terhadap bakteri penyebab karies gigi (Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus).
Laporan Pencil Promik Kelompok IV. 2018;4:1-20.
6. Ratna, Triovanta U, Darwin. Produksi asam laktat dari fermentasi limbah cair olahan kelapa dengan variasi
konsentrasi inokulum Lactobacillus acidophilus. Serambi Engineering. 2020;V(4):1398-405.
7. Bilqis NM, Erlita I, Putri DKT. Daya hambat ekstrak bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.)
terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidhopilus. DENTIN. 2018;2(1):26-31.
8. Ameriagitri AZ, Hubungan antara pH saliva dengan indeks DMF-T anak yang mengkonsumsi air PDAM
dan air sumur gali. DENTIN. 2020;4 (1):6-10.
9. Mariani Y,Yusro F, Wardenaar E. Aktivitas ekstrak metanol daun ulin (Eusideroxylon Zwgeri Teijsm &
Binn) terhadap empat jenis bakteri patogen. Jurnal Biologi Tropis, 2020;20(1):94-101.
10. Zubaidah N, Juniarti DE, Basalamah F. Perbedaan daya antibakteri ekstrak temulawak 3,125% dan
chlorhexidine 0,2% terhadap Lactobacillus acidhopilus. Conservative Dentistry Journal. 2018;
8(1):11-9.
11. Lianah W, Ayuwardani N, Hariningsih Y. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol seledri terhadap
pertumbuhan bakteri Actinomycessp. dan Lactobacillus acidophilus. Duta Pharma Journal.
2021;1(1):32-9.
12. Busman, Edrizal, Utami DWP. Uji efektivitas antibakteri ekstrak buah anggur hijau (Vitis viniera)
terhadap daya hambat laju pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacillus
acidophilus. J Ensiklopediaku. 2020;2(3):325-32.
13. Muthmainnah B. Skrining fotokimia senyawa metbolit sekunder ekstrak etanol buah delima (Punica
granatum L.) dengan metode uji warna. Jurnal Media Farmasi. 2017;XIII(2):23-8.
14. Diniasti M, Delima AR, Zakki M. Antibacterial effect of white pomegranate peel extract against
Streptococcus sanguinis. ODONTO Dent J. 2020;7(10):18-24.
15. Hardana, Hari, Warganegara E. Ekstrak buah delima sebagai antibiotik pengobatan infeksi MRSA.
Majority. 2015;4(9):83-7.
16. Harling VNV. Penentuan kadar asam elagat ekstrak metanol kulit buah dan biji buah delima (Punica
grntum L.). SoSCIED. 2019;2(1):30-3.
17. Wahid RAH. Analisis kualitatif dan kuantitatif tanin ekstrak kulit buah delima putih (Punica granatum
L.) menggunakan metode kromatografi cair kinerjatinggi (KCKT). Indonesian Journal Pharmacy
and Natural Product (IJPNP). 2020;3(2):11-21.
18. Susetyo AA, Hernawati S, Indartin D. Daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap pertumbuhan
Porphyromonas Gingivalis. J Pustaka Kesehat. 2017;5(2):352-5.
19. Smith A. Jackson JMS, Bagg J. The ecology of Staphylococcusspecies in the oral cavity. J. Med
Microbiol. 2001;50(2001):940-6.
20. Kholisa, Purwanto, Hernawati S. Ekstrak buah delima merah (Punica granatum L.) terhadap penurunan
324 e-GiGi, Volume 11 Nomor 2, 2023, hlm. 318-325
jumlah koloni Streptococcus mutans. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(2):351-7.
21. Yunus FM, Sabuna AC, Nge STM. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah delima merah terhadap
pertumbuhan Vibrio cholera. J Pendidik dan Sains Biol. 2018;1(3):10-6.
22. Attamimi FA. Antibacterial activity test of ant nest tuber (Myrmecodia Pendens) crude extract against
Streptococcus sanguinis compared to chlorhexidine. MKB. 2015;49(2):94101.
23. Novitri SA, Kurniati, N F. Pengaruh kombinasi ekstrak etanol kulit buah delima (Punica granatum L.)
dengan batang sereh (Cymbopogon citratus) terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 8739. Jurnal
Kesehatan Medika Saintika 2021;12(1):198-203. DOI:10.30633/jkms.v12i1.893
24. Benslimane S, Rebai O, Djibaoqui R, Arabi A. Pomegranate peel extract activities as antioxidant and
antibiofilm against bacteria, isolated from caries and supragingival plaque. Jordan Journal of
Biological Sciences (JJBS). 2020;13(3):403-12.
25. Ferrrazzano GF, Scioscia E, Sateriale D, Pastore G, Colicchio R, Pagliuca C, et al. In vitro antibacterial
activity of pomegranate juice and peel extracts on cariogenic bacteria. Biomed Res Int,
2017;2017:2152749. Doi: 10.1155/2017/2152749.
26. El-Sharkawy M, El-Malt M, Mostafa M. Evaluation of the antimicrobial effects of pomegranate extract
on Streptococcus mutans. Al-Azhar Dental Journal for Girls. 2019;6(4):467-73.
DOI:10.21608/adjg.2019.7614.1084
27. Nozohour Y, Golmohammadi R, Mirnejad R, Fartashvand M. Antibacterial activity of pomegranate
(Punica granatum L.) seed and peel alcoholic extracts on Staphylococcus aureus and Pseudomonas
aeruginosa isolated from health centers. Journal of Applied Biotechnology Reports . 2018;5(1):32-
6. Doi:10.29252/jabr.01.01.06
28. Halim S, Girsang E, Lister INH, Nasution AN. Effectivity of gel ethnolic extract of senggani leaves
(Melastoma candium D.Don) in increasing the number of fibroblast cells and thickness of collagen
fibers against socket wound after tooth extraction on male white rats. ASRJETS. 2019;60(1):159-73.
29. Halim S, Halim H, Lister INE, Sihotang S, Nasution AN, Girsang E. Efektivitas gel ekstrak etanol daun
senggani (Melastoma candidum D. Don.) terhadap diameter luka pasca pencabutan gigi pada tikus
putih (Rattus norvegicus). BIOMA J Ilm Biol. 2021;10(1) 44-53.
30. Handoyo DLY. Pengaruh lama waktu maserasi (perendaman) terhadap kekentalan ekstrak daun sirih
(Piper betle). Jurnal Farmasi Tinctura, 2020;2(1):34-41.
31. Pangow ME, Bodhi W, de Queljoe E. Skrining fitokimia dan uji toksisitas dari ekstrak etanol daun
manggis (Garcinia mangostana L.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Pharmacon. 2018;7(3):97-109.
32. Tjiptoningsih UG. Uji daya hambat air perasan buah lemon (Citrus Limon (L.) BURM. F) terhadap
pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetem comitans. JITEKGI: 2020;16(2):86-96.
33. Nirmala E, Yuniarni U, Hazar S. Pemeriksaan karakteristik simplisia dan penapisan fitokimia simplisia
dan ekstrak etanol daun suji (Draceana angustifolia (Medik.) Roxb.). Pharmacy. 2022;2(2):1-4.
34. Halim S, Angela T, Florenly, Rusip G. A review pharmacological activities of Melastoma malabathricum.
Teikyo Medical Journal (TMJ). 2022;4 (8):7257-62.
35. Farhan MI, Chusniasih D, Marcellia S. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun tin (Ficus carica L.) terhadap
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pharmacon. 2022;11(1):1328-34.
36. Amanda EA, Oktiani BW, Panjaitan FUA. Efektivitas antibakteri ekstrak flavonoid Propolis Trigona Sp
(Trigona thorasica) terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. DENTIN Jurnal
Kedokteran Gigi. 2019;3(1):23-8.
37. Bastari M, Wijaya D, Ismalayani. Efektivitas daya hambat ekstrak mengkudu (Morinda cutrofolia L.)
terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus: Studi In Vitro. Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut.
2022;4(2):88-93.
38. Rauf A, Tahar N, Resnia. Aktivitas penghambatan fraksi daun delima (Punica granatum L.) terhadap
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jurnal Kesehatan. 2019;1:70-6.
39. Hassan SM, Hamad AK, Shallal AF. The effect of pomegranate extracts on bacteria. Journal of Raparin
University. 2018;5(15):5-18.
40. Hamidah MN, Rianingsih L, Romadhon R. Aktivitas antibakteri isolat bakteri asam laktat dari Peda
dengan jenis ikan berbeda terhadap bakteri E. coli dan S. aureus. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Perikanan. 2019;1(2):11-21.
41. Darsono PV, Fajriannor TM. Aktivitas antibakteri ekstrak dadangkak (Hydrolea spinosa) terhadap bakteri
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Ilimiah Ibnu Sina. 2020;5(1):
Halim et al: Efek ekstrak kulit buah delima terhadap Lactobacillus acidophil 325
117-27.
42. Wulandari G, Rahman AA, Rubiyanti R. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea
americana Mill) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923. Media Informasi. 2019;15(1):74-80.
43. Anggraini ND, Manalu K, Tambunan EPS. Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol bunga kecombrang
(Etlingera elatior) terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumoniae. Klorofil. 2022;6(1):38-42.
44. Endrowahyudi H, Ardy ES, Nawawi AP. Potensi hambat ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis. Medika Kartika Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan. 2019;2(2):123-34.
45. Prestiandari E, Hernawati S, Dewi LR Daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap pertumbuhan
Staphylococcusaureus. e- Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(1):192-8.
46. Kholifa M. Manfaat larutan kumur ekstrak etanol biji delima (Punica granatum l) 4% dalam
meningkatkan pH Saliva. Univ Research Colloqium (URECOL). The 13th University Research
Colloqium 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten: 2021. P. 264-8.
47. Pribadi IMS, Rusminah N, Komara I. Pengaruh berkumur ekstrak buah delima merah terhadap terapi
gingivitis. Dentika Dental Journal. 2016;19(1):56-61.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Bakteri Actinomyces sp. dan Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri yang paling dominan di saluran akar gigi dan dalam rongga mulut serta sangat berperan dalam terjadinya karies gigi. Pencegahan karies gigi menggunakan obat kumur dengan zat aktif Chlorhexidine dalam jangka panjang tidak dianjurkan karena efek samping yang sangat merugikan sehingga diperlukan alternatif dari bahan alam yang berpotensi antibakteri yaitu seledri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol seledri pada konsentrasi 12,5%; 25%; 50%;100% terhadap bakteri Actinomyces sp dan Lactobacillus acidophilus. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara in vitro dengan metode difusi cakram disk serta membandingkan zona hambat yang terbentuk dari masing-masing perlakuan dengan kontrol positif obat kumur “Minosep”. Hasil menunjukkan ekstrak etanol seledri memiliki respon hambatan kategori kuat terhadap bakteri Actinomyces sp dan Lactobacillus acidophilus. Uji One way Anova menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari masing-masing perlakuan yang dibuktikan dengan nilai (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol seledri memiliki aktivitas antibakteri terhadap Actinomyces sp dan Lactobacillus acidophilus dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) masing-masing 12,5% dengan rata-rata zona hambat 10,21 mm dan 10,79 mm. Kata Kunci : Aktivitas antibakteri, ekstrak etanol herba seledri, Actinomyces sp, Lactobacillus acidophilus,daya hambat.
Article
Full-text available
The plant family Melastomataceae is exclusively found in tropical and subtropical regions. Melastoma is made up of 22 species, 2 subspecies, and 3 variations, all of which may be found in Southeast Asia. There was no evidence to substantiate the claim that this plant was one of the most essential herbs in traditional Malay, Indian, and Chinese medicine. Melastoma malabathricum has a variety of pharmacological properties, including antiviral, antioxidant, hepatoprotective, wound healing, antidiareeheal, antiinlamatory, anticancer, and antidiabetic activity. Melastoma malabathricum contains phytochemicals such as naringenin, quercetin, rutin, kaempferol, and ellagic acid. Despite the fact that various bioactive chemicals from Melastoma malabathricum have been isolated and identified (as detailed in the phytochemical section), their contribution to the plant's putative therapeutic advantages or recognized pharmacological effects has not been thoroughly explored.
Article
Full-text available
Ginger flower (Etlingera elatior) is an herbal plant that has secondary metabolite compounds that function as antibacterial. Klebsiella pneumoniae bacteria is the cause of penumoniae, urinary tract infections and nosocomial infections. The purpose of this study was to determine the effect of the ethanolic exstract of Etlingera elatior in hibiting the growth of Klebsiella pneumoniae. Work procedure was started extracting ginger flower with 96% ethanol solvent, phythochemical screening test and effectiviness test with Kirby bauwer diffusion method and exstract concentration groups of 10%, 20%, 30%, 40% and 50% as well as positive control of meropenem antibiotics and negative control of distilled water. Data analysis used SPSS 25 with one way ANOVA test and Duncan’s follow-up test. The results showed that the ethanolic exstract of ginger flower was effective in inhibiting the growth of Klebsiella pneumoniae bacteria at concentrations of 30%, 40% and 50%, respectively, with an averange inhibition zone diameter of 14 mm, 15,2 mm and 15,6 mm.
Article
Full-text available
The important cells in wound healing process are the fibroblast cells and the density of collagen fibers. The Senggani leaves (Melastoma candidum D.Don) contains some active compound of flavonoids / phenols, triterpenoid / steroid, saponins, tannins and glycosides. This research aims to determine the effectiveness of gel ethanolic of Senggani leaves (Melastoma candidum D.Don) towards increased number of fibroblast cells and collagen density score in the process of wound healing after tooth extraction on male white rats (Rattus noevegicus). The research design was purely experimental in vivo, design post test only control group and non-randomly or non-probability sampling using the sample of 25 Wistar rats. Male white rats anesthetized intra-peritoneal (IP) using ketamine 100 mg / 1 ml at a dose of 20-40 mg/kg body weight of the rat, then extraction of the mandibular left incisor using a sharp excavator and pulling the pliers off, then Dental sockets are irrigated with a sterile was given Aloclair Plus gel ®, the treatment group was given 1% EDS, 5% EDS and 10% EDS twice a day with a frequency of 12 times the treatment.-160 On the seventh day, euthanasia was carried out, the rats were put into a closed box containing ether cotton until suffocation, followed by histological tissue making. Histology preparations were seen with the Boeco Binocular microscope BM-180 SP model, with the help of MDCE-5A digital microscope camera connected to a binocular microscope through the eyepiece entry hole, and using a 10 x objective lens and analyzed using Adobe Photoshop CS 6.0 software to view a number of fibroblast cells and density of collagen fibers. Calculations were carried out with 5 fields of view then calculated how many fibroblasts and collagen density scores in each field of view so that they were clearly visible. From the field of view 1 to 5 it is added up, taken the average. The results of descriptive analysis of the number of fibroblast cells and collagen fiber density scores showed that the average number of fibroblast cells and the highest collagen fiber density score in the 10% EDS treatment group were 83,133 and 3,933, followed by the positive control group of 82,667 and 3,667, the 5% EDS treatment group is 41,200 and 3,067, the EDS treatment group is 1% which is 33,800 and 3,000, and the lowest result is negative control which is 16,533 and 1,200. Data analysis was using Shapiro Wilk normality test, Levene homogeneity test, One way Anova test and the test of the comparative effect (LSD = Least Significant Difference and Tukey's HSD = Honestly Significant Difference). The results showed that has normal distribution of data (p > 0,05) and homogeneity of data (p> 0,05). One way annova test results the significant number of fibroblast cells and collagen fiber density score on the fifth group (given Melastoma candidum D. Don rind extract gel concentration of 10 %). The conclusion showed that Melastoma candidum D. Don rind extract gel concentration of 10 % is effective towards increased the number of fibroblast cells and thickness of collagen fibers score against socket wounds after tooth extraction in male white rats.
Article
Full-text available
ABSTRAKDaun senggani (Melastoma candidum D. Don.) mengandung flavonoid, triterpenoid, tanin, saponin, steroid, glikosida, dan fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan bersifat antifungi, antivirus dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun senggani (M. candidum D. Don.) yang memberikan efektivitas terbaik terhadap penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada tikus putih (Rattus norvegicus). Hasil ekstraksi daun senggani diformulasikan dalam bentuk salep dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%, dan 10%. Hasil data rata-rata persentase kesembuhan luka yang terlihat dari diameter luka diuji secara statistik menggunakan SPSS versi 23. Hasil analisis pada hari ke-5 menunjukkan salep ekstrak etanol daun senggani (M. candidum D. Don.) konsentrasi 10% memiliki efektivitas penyembuhan luka yaitu sekitar 2,96 mm (p>0,05). Hasil skrining fitokimia daun senggani menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder seperti tanin, saponin, flavonoid, streroid/triterpene, dan glikosida. Kata kunci: ekstrak; gel; luka gigi; Melastoma candidum D. Don. ABSTRACTThe effectiveness of senggani (Melastoma candidum D. Don.) leaves ethanolic gel extract on wound diameter after tooth extraction in Rattus norvegicus.Senggani (Melastoma candidum D. Don.) contains flavonoid, triterpenoid, tanin, saponin, steroid, glicoside, and phenolic compound which use as antioxidant, antiinflamation, antifungus, antivirus, and antibacteria. This study aims to determine the concentration of senggani (M. candidum D. Don.) leaves extract which gives the best effectiveness on wound healing after tooth extraction in Rattus norvegicus. The results of senggani (M. candidum D. Don.) leaves extraction was formulated in the form of ointments with concentrations of 1%, 3%, 5%, and 10%. The results of the average data on the percentage of wound healing visible from the diameter of the wound were statistically tested using SPSS version 23. The results of the analysis on the day 5 showed the ointment of 10% ethanolic extract of senggani (M. candidum D. Don.) leaves had an effective wound healing of about 2.96 mm (p> 0.05). Furthermore, the results of phytochemical screening are secondary metabolites such as tanins, saponins, flavonoids, streroids/triterpene and glycosides. Keywords: extract; gel; tooth wounds; Melastoma candidum D. Don.
Article
Peda adalah produk fermentasi setengah basah berbahan baku ikan dengan penambahan garam. Peda bisa dibuat dari berbagai jenis ikan yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Bakteri Asam Laktat yang tumbuh pada peda memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam produk perikanan yaitu E. coli dan S. aureus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi BAL dari peda dengan jenis ikan berbeda dan mengetahui aktivitas antibakterinya terhadap E. coli dan S. aureus. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan yaitu dengan perbedaan bahan baku dengan tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA), apabila hasilnya berbeda nyata maka dilanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji TPC peda ikan Layang 4,29×102 CFU/g; peda ikan Petek 1,21×104 CFU/g; dan peda ikan Buntal 2,57×103 CFU/g. Hasil uji morfologi, uji pewarnaan gram bakteri dan uji katalse yang dihasilkan dari 15 isolat BAL adalah 14 isolat berbentuk bulat, bewarna ungu (positif), katalase negatif, sedangkan satu isolat berbentuk bulat, bewarna merah (negatif), katalase positif. Hasil zona hambat yang dihasilkan dari isolat BAL peda ikan Layang, Petek, dan ikan Buntal terhadap bakteri E. coli berkisar 2,68±0,23 mm sampai dengan 4,35±0,22 mm sedangkan S. aureus 2,52±0,20 mm sampai dengan 5,92±0,43 mm. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan bahan baku pada pembuatan peda tidak berpengaruh nyata terhadap hasil zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus.
Article
Suji leaf (Draceana angustifolia) is one of the natural materials that has been widely used by people, one of them is used as a medicinal plant. Its manufacture as a medicinal plant can’t be separated from manufacture into the form of Simplicia. Each simplicia must be guaranteed in terms of quality, efficacy, and safety. Based on this, the problem in this research is formulated as follows: (1) What are the characteristics of suji leaf simplicia based on specific and non-specific parameters? (2) What are the groups of secondary compounds/metabolites contained in simplicia and ethanol extract of suji leaves? Determination of specific parameters including the determination of the water-soluble extract content and the determination of the ethanol-soluble extract content. Then for non-specific parameters including the determination of water content, determination of drying shrinkage, determination of total ash content, and determination of acid insoluble ash content. For phytochemical screening, the test is carried out by the color test method using specific reagents. The results of this research were: For the determination of the water-soluble extract content and the determination of the ethanol-soluble extract content were 12.67% and 5.84%, respectively. The results for the determination of the water content of 7.99%, the determination of drying shrinkage of 9.69%, the determination of the total ash content of 6.39%, and the determination of the acid insoluble ash content of 0.45%. The simplicia and ethanol extract of suji leaves contain several classes of chemical compounds/secondary metabolites including phenolic compounds and terpenoids. Abstrak. Daun suji (Draceana angustifolia) merupakan salah satu bahan alam yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan daun suji juga sudah berkembang untuk digunakan sebagai tanaman obat. Dalam pembuatannya sebagai tanaman obat tidak lepas dari pembuatannya ke dalam bentuk simplisia. Setiap simplisia haruslah terjamin dalam hal mutu, khasiat dan keamanannya. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian kali ini yaitu: (1) Bagaimanakah karakteristik simplisia daun suji berdasarkan parameter spesifik dan parameter non spesifik? (2) Apa sajakah golongan senyawa/metabolit sekunder yang terkandung pada simplisia maupun ekstrak etanol daun suji?. Penetapan parameter spesifik yang dilakukan meliputi penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari larut etanol. Kemudian untuk parameter non spesifik yang dilakukan yaitu penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Untuk penapisan fitokimia pada simplisia maupun ekstrak etanol daun suji dilakukan dengan metode uji warna dengan menggunakan pereaksi spesifik. Hasil dari penelitian ini adalah: Hasil penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari larut etanol berturut-turut adalah 12,67% dan 5,84%. Hasil untuk penetapan kadar air 7,99%, penetapan susut pengeringan 9,69%, penetapan kadar abu total 6,39% dan penetapan kadar abu tidak larut asam 0,45%. Pada simplisia dan ekstrak etanol daun suji mengandung beberapa golongan senyawa kimia/metabolit sekunder diantaranya adalah senyawa fenolik dan terpenoid.
Article
ABSTRAKKulit buah delima putih (Punica granatum L.) diketahui mengandung tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat larut dalam air dan pelarut organik juga dapat mengendapkan protein. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan dan digunakan untuk sarana proteksi serangan hewan, bakteri, jamur, serta dapat digunakan sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara analisis tanin yang sesuai sehingga diperoleh kadar tanin dalam ekstrak kulit buah delima putih menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).Kulit buah delima putih diekstraksi dengan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi selama 5 hari. Pengujian kualitatif tanin dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan KCKT. Sedangkan pengujian kuantitatif tanin dengan KCKT menggunakan fase diam kolom C18 Octadesyl Silane (ODS) 25 cm x 4,6 mm, fase gerak asam fosfat 0,55% (v/v), kecepatan alir 1,5 mL/menit, elusi isokratik, dan menggunakan detektor spektrofotometer UV (λ 277 nm). Hasil analisis menunjukkan waktu retensi 25,0 menit. Linearitas diperoleh dengan memplotkan luas puncak kromatogram dan konsentrasi isolat menunjukkan korelasi yang baik (r =0,999) dengan persamaan regresi linear y = 645,6x. Kadar rata-rata tanin ekstrak etanol kulit buah delima putih yang ditetapkan dengan KCKT sebesar 2,01%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa analisis kualitatif tanin dapat dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan KCKT sedangkan analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan KCKT.Kata kunci : Folin-Ciocalteu, KCKT, Kulit Buah Delima Putih (Punica granatum L.), Tanin.The peel of white pomegranate (Punica granatum L.) is known to contain tannins. These chemical are polyphenols that can be disolved in water in addition to organic solvent and protein. The aim of this study is to quantify and optimize the composition of tannin extracted from pomegranate peel extract by using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC).The peel of white pomegranate is extracted by maceration method using 70% of ethanol liquid. HPLC and Folin-Ciocalteu was used as qualitative analyze of tannins, and quantitative analyze by HPLC with Octadesyl Silane (ODS) 25 cm x 4,6 mm as stationary phase C18 column, phosphoric acid 0,55% (v/v) as mobile phase, the flow rate 1,5 mL/minute, isocratic elution and with spectrofotometer UV detector (λ 277 nm). Result showed that a retention time of 25.0 minute.Linearity obtained by plotting the peak area of chromatogram and the concentrate of isolate showed that good correlation (r=0,999) with the equality of linear regretion y = 645,6x. The average content of extract tannins ethanol the peel of white Pomegranate that determinated with HPLC is 2,01%. As a conclusion, the qualitative analyze of tannins can be used by Folin-Ciocalteu and HPLC methods, and quantitative analyze can be used by HPLC.Keywords: Folin-Ciocalteu, HPLC, Tannins, Pomegranate (Punica granatum L.)
Article
Streptococcus mutans is a bacteria that initiates the formation of plaque on the tooth surface. S. mutans works by fermenting carbohydrates to produce an acidic atmosphere, so the plaque pH becomes low, this condition can lead to demineralization of enamel and dentin commonly called caries. One of alternative treatment to reduce the population of S. mutans by using herbal plants, namely red pomegranate. Red pomegranate contains flavonoids, tannins, and alkaloids as antibacterial. This study aimed to determine the inhibition of red pomegranate extract on growth of S. mutans. The method used is by counting the number of S. mutans using a colony counter. This method with 4 samples in each study group. The study group consists of 4 treatment groups (25%, 50%, 75% and 100% red pomegranate extract), positive control group (chlorhexidine), and negative control group (sterile aquades). Data were analyzed using Kruskal-Wallis Test and Mann-Whitney test. Red pomegranate extract has the ability to inhibit the growth of S. mutans. The concentration of red pomegranate extract that has the greatest inhibitory effect on S. mutans growth is 100%. Keyword: Antibacterial, Streptococcus mutans, caries, red pomegranate fruit extract