ArticlePDF Available

Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai Interface

Authors:

Abstract

Stepper motor adalah salah satu yang sesuai dengan permintaan/permintaan diatas, karena stepper motor memungkinkan sinyal digital dikonversikan secara langsung kedalam suatu gerakan posisi (perubahan sudut).Dalam Penelitian ini dilakukan pengontrolan untuk stepper motor dengan menggunakan Personal Computer sebagai pengontrol yang di interfacekan dengan menggunakan PPI 8255A pada sistem penggerak mesin bor PCB. PPI 8255A dalam sistem ini dibantu oleh beberapa komponen tambahan yaitu beberapa driver dan celenoid. Pada peralatan pengebor PCB ini terdapat 3 arah gerakan yaitu x,y,dan z. Gerakan x dilakukan oleh motor stepper I, gerakan y dilakukan oleh motor stepper II,sedangkan gerakan z dilakukan oleh selenoid, dengan hal-hal tersebut sehingga peralatan pengebor ini bisa bekerja.
12
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan
Vol. 9 No.1,ISSN: 2407-232X, E-ISSN: 2407-2338
Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai
Interface
Eva Kurnia Yulyawan1), Mas Ahmad Baihaqi2)
(Artikel diterima: Januari 2022, direvisi: Februari 2022)
Abstrak: Stepper motor adalah salah satu yang sesuai dengan permintaan/permintaan diatas, karena stepper motor memungkinkan
sinyal digital dikonversikan secara langsung kedalam suatu gerakan posisi (perubahan sudut).Dalam Penelitian ini dilakukan pengontrolan
untuk stepper motor dengan menggunakan Personal Computer sebagai pengontrol yang di interfacekan dengan menggunakan PPI 8255A
pada sistem penggerak mesin bor PCB. PPI 8255A dalam sistem ini dibantu oleh beberapa komponen tambahan yaitu beberapa driver
dan celenoid. Pada peralatan pengebor PCB ini terdapat 3 arah gerakan yaitu x,y,dan z. Gerakan x dilakukan oleh motor stepper I,gerakan
y dilakukan oleh motor stepper II,sedangkan gerakan z dilakukan oleh selenoid, dengan hal-hal tersebut sehingga peralatan pengebor ini
bisa bekerja.
Kata-kata kunci : motor stepper, ppi 8255A , bor PCB, dan pascal.
1. Pendahuluan
Paparan Seiring dengan kemajuan teknologi, telah
dikembangkan suatu sistem pengaturan yang ditunjang dengan
teknologi pengontrolan melalui komputer [1]. Hal ini memungkinkan
untuk merancang dan membuat suatu mesin industri otomatis
dengan dengan ketepatan dan efisiensi yang tinggi. Salah satu
mesin tersebut adalah mesin bor (drilling) yang dikontrol melalui
komputer. Disini komputer bertindak sebagai otak pemrosesan
suatu benda kerja, dan diharapkan mesin bor tersebut mampu
bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan sesempurna mungkin.
Adapun komponen yang penting dalam mesin otomatis ini
diantaranya komputer sebagai kontroller dan motor sebagai
penggerak, bisa juga sistem hidrolik atau pneumatik. Tapi dalam
Penelitian ini yang digunakan adalah motor dan komputer.
Perangkat lunak komputer digunakan sebagai pengatur pemberian
inputan pada penggeraknya sesuai dengan yang dikehendaki.
Motor DC Stepper digunakan sebagai penggerak
pengoperasiannya. Motor ini akan bergerak step demi step
dengan torsi yang kecil [2]. Dengan hal-hal tersebut diharapkan
dapat tercipta suatu mesin bor otomatis yang efektif dan efisien.
2. Teori Penunjang
Untuk hubungan input/output dengan dunia luar maka
komputer akan memerlukan suatu interface. Peralatan input/output
(Peripheral input/output ) dasar diasumsikan sebagai peralatan
yang dihubungkan langsung ke sistem komputer PC dengan
orientasi hubungan dan operasi tiap bit.Artinya, tiap bit dalam suatu
susunan data input atau output 8-bit diasumsikan dapat berdiri
sendiri atau berlaku “independent” terhadap bit-bit yang lain [3].
2.1 Sistem Input/Output Pada IBM PC
PPI 8255A adalah suatu perangkat yang termasuk jenis LSI
( Large Scale Integrated ) yang diproduksi oleh INTEL.Co. IC
8255A dikemas dalam 40 pin dual in line dan mempunyai jalur input
output (I/O) sebanyak 24 jalur, yang dirancang untuk menginterface
bermacam fungsi masukan atau keluaran ( I/O ) pada
sistem.Dalam semua bagian PPI 8255A tersebut terdapat 2
kelompok besar yang disebut kelompok kendali yang
mengendalikan empat kelompok I/O yang disebut :
Port A ( PA0 PA7 )
Port B ( PB0 PB7 )
Port C Lower ( PC0 PC3 )
Port C Upper ( PC4 PC7 )
Kelompok A mengedalikan fungsi dari port A dan port C Upper,
sedangkan kelompok B mengedalikan kelompok B dan port C
Lower. Tiga port tersebut dihubungkan dengan Internal Data Bus
dibagi menjadi dua group (Group A dan Group B). Masing-masing
dikendalikan oleh control group untuk mendefinisikan bagian tiga
port I/O yang beroperasi dalam sistem yang bersangkutan. PPI
8255A dilengkapi juga dengan Data Bus Buffer dan Read/Write
Control Logic menghubungkan secara nyata sistem
microprossesor dengan port I/O yang ada [4].
PPI 8255A mempunyai 8 jalur data yang dapat dihubungkan
dengan sistem. Melalui jalur ini data dapat ditulis ke port atau
control register maupun dibaca dari port atau register dengan
menggunakan jalur RD dan WR. Input A0 dan A1 memungkinkan
salah satu dari 3 port I/O yang ada maupun control register. Adapun
fungsi dari control register yaitu untuk menyimpan kombinasi bit
dengan mengkodekan mode kerja dari PPI 8255A. Input Cs pada
PPI 8255A digunakan untuk memunkinkan pembacaan atau
penulisan data dan dihubungkan dengan rangkaian dekoder
alamat untuk memilih perangkat bila dikehendaki. Sebagai jalur
dari PPI 8255A, yang berfungsi sebagai interface antara IBM PC
dengan sistem peralatan luar. Data yang dikirim dalam hal ini dalam
bentuk bit yaitu heksadesimal.
Adapun masing masing fungsi pin yang dimilikinya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
•Data Bus ( D0 – D7 )
•Chip Select (CS)
•Read ( RD )
•Write ( WR )
•Addres Input ( A0 – A1 )
•Reset
•Port A ( PA0 – PA7 )
•Port B ( PB0 – PB7 )
•Port C ( PC0 – PC7 ):
•Vcc: sebagai tegangan sumber sebasar +5 V
Korespondensi: evak@upm.ac.id
a) Teknik Elektro, Univesitas Panca Marga Probolinggo, Jln. Yos Sudarso, No.
107, Pabean, Dringu Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia Kode Pos.
67271.
Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai Interface (Eva Kurnia Yulyawan1et al)
13
•GND (Ground): pentanahan dengan besar tegangan 0V
Gambar 1 Konfigurasi PPI 8255A
2.2 Motor Stepper
Pada dasarnya prinsip kerja motor stepper sama dengan motor
DC, yaitu pembangkitan medan magnet yang berlainan atau
bersamaan kutub untuk memperoleh gaya tarik ataupun gaya tolak
dan sebagai input berupa sumber tegangan DC pada lilitan atau
kumparannya. Perbedaannya jika di motor DC berlaku melawan
atau menolak sehingga mendorong “fisik kutub magnet” yang ada, ,
maka pada motor stepper berlaku gaya tarik untuk mendorong “fisik
kutub magnet” yang beroposisi atau berbeda arah sedekat
mungkin menuju letak kutub magnet keluaran dari kumparan [1].
Karenanya motor DC dengan putaran yang tidak
terarah atau random putarannya mempunyai gaya lawan yang
besarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan medan
magnet , jarak tolakannya sangat relatif tergantung dari besar
medan magnet yang dihasilkan. Pada motor stepper, putaran rotor
relatif cukup stabil, dimana ketika kutub yang beroposisi tadi dalam
posisi yang paling dekat (tarik-menarik) , putaran akan terhenti dan
“di-rem”. Dengan teknik inilah motor stepper mampu memberikan
efek memutar pada rotornya. Bila kumparan mendapat tegangan
dengan analogi mendapat logika “1” maka akan dibangkitkan kutub
magnet yang berlawanan dengan tetap pada rotor. Sehingga
posisi kutub magnet tetap pada rotor akan ditarik mendekati lilitan
yang menghasilkan kutub magnet berlawanan tadi [2].
Bila langkah berikutnya,lilitan yang bersebelahan diberi
tegangan, sedang catu tegangan pada lilitan sebelumnya dilepas,
maka kutub magnet tetap pada rotor itu akan berpindah posisi
menuju kutub magnet lilitan yang dihasilkan sekarang. Berarti telah
terjadi gerakan 1 step. Bila langkah ini diulang terus menerus,
dengan memberikan tegangan secara bergantian ke lilitan-lilitan
yang bersebelahan, maka rotor akan berputar [5].
Berikut gambar skema motor stepper.
3.Charles A Schuler, Modern Industrial Electronics, Hal.53-55
PhaseB Energized Phase C Energized
Rotor Stator dengan rotor tipe N
Stator dengan rotor tipe S
Gambar 2 Skema Motor Steper3
Logika perputaran rotor tersebut dapat dianalogikakan
secara langsung dengan data “0” atau “1” yang diberikan secara
serentak terhadap semua lilitan yang ada pada motor stepper
tersebut. Hal ini sangat memudahkan bagi “system designer”
dalam hal mensimulasikan putaran-putaran stepper motor secara
bebas dengan hanya memainkan.
bit-bit pada data yang dikirimkan ke rangkaian interface motor
stepper tersebut. Pada prinsipnya ada dua macam cara kerja motor
stepper, yaitu full step dan half step
2.3 Motor DC
Motor listrik adalah suatu motor yang merubah tenaga listrik ke
dalam tenaga mekanik. Prinsip kerjanya adalah bahwa apabila
suatu penghantar yang membawa arus listrik diletakkan di dalam
suatu medan magnet, maka akan timbul gaya mekanik yang
mempunyai arah sesuai dengan hukum tangan kiri. Pada dasarnya
bagian-bagian utama dari motor DC sama dengan motor AC yang
terdiri atas STATOR yaitu bagian yang tidak bergerak dan ROTOR
yaitu bagian yang bergerak [6].
Gambar 3 Stator
Stator berfungsi sebagai penghasil medan putar. Jika
diberikan tegangan dc pada belitannya medan putar tersebut akan
menginduksi tegangan pada rotor. Dimana stator terdiri dari inti
stator yang kemudian dilindungi dengan rangka stator secara
tertutup. Sedangkan rotor adalah bagian dari motor yang
menghasilkan gerak dari sebuah medan magnet [7].
Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai Interface (Eva Kurnia Yulyawan1et al)
14
300 RL
INPUT PULSE
5V RB
6V
0,6 V hFE = 150
(a)
sw 6V
RL
(b)
2.4 Karakteristik Motor DC
Karakteristik-karakteristik dari motor dc dapat dibagi dalam
beberapa hubungan :
(1) Torsi dan juga arus jangkar, yaitu karakteristik T/Ia.Biasa
juga disebut karakteristik listrik.
(2) Kecepatan dan arus jangkar, yaitu karakteristik N/Ia
(3) Kecepatan dan torsi, yaitu karakteristik N/T. Ini juga disebut
karaktristik mekanis. Ini diperoleh dari (1) dan (2) diatas.
Hal-hal yang perlu diingat adalah rugi-rugi dan efisiensi motor :
Rugi-ruginya:
(1) Rugi-rugi tembaga.
(2) Rugi-rugi magnet.
(3) Rugi-rugi mekanis.
Efisiensinya :
(1) Efisiensi seluruhnya atau efisiensi ekonomis :
A
C
c=
...................................(2-1)
(2) Efisiensi listrik
A
B
C=
............................(2-2)
(3) Efisiensi mekanis
B
C
C=
..............................(2-3)
Dimana :
A = Daya masukan dalam watt……………………….V I watt
B = Gaya didalam jangkar motor dalam watt......…...Eb Ia watt
C = Daya keluaran motor…………..……...BHP x 735,5 watt
Keadaan daya maximum yang dapat diperoleh motor adalah
sebagai berikut :
Ia Ra = V/2 = Eb..............................(2-4)
Tingkat-tingkat daya :
Bermacam-macam tingkat perpindahan energi dalam motor
dan macam-macam rugi yang timbul dapat diperlihatkan dalam
skema berikut :
Gambar 4 Perpindahan Energi Dalam Motor
2.5 Transistor Sebagai Saklar
Transistor yang prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja
sebuah saklar mekanik yang mempunyai dua keadaan, yaitu
terbuka dan tertutup [8]. Pada saklar mekanik terbuka, maka tidak
ada arus, tetapi pada saat tertutup semua arus/tegangan menuju
beban RL. Idealnya transistor saklar mempunyai karakteristik
seperti saklar mekanik. Rangkaian transistor sebagai saklar terlihat
pada gambar 5.
Apabila pada input basis diberi tegangan 5 volt (data high),
maka transistor akan saturasi, sehingga tegangan antara kolektor
dan emitor sama dengan VCE = 0 atau hubung singkat. Dan
apabila diberi tegangan 0 volt (data low), maka transistor akan cutt-
off atau terbuka, sehingga tegangan antara kolektor dan emitor
sama dengan VCC [9].
Gambar 5: (a) Rangkaian transistor sebagai saklar
(b) Rangkaian saklar mekanik
Sedangkan rumus yang dipakai transistor sebagai saklar
adalah :
IB =
.............................(2-5)
IC =
RC
VCC
....................................(2-6)
VB = IB RB + 0,6............................(2-7)
Dari rangkaian diatas dapat ditentukan besar arus kolektor saat
jenuh :
IC jenuh =
RC
VCC
=
300
6
= 20 mA.......................(2-8)
IB =
hFE
IC
=
150
20mA
=20 mA..........................(2-9)
RB =
IB
VBEVB
=
13,0
6,05 VV
= 33846 ohm.......(2-10)
Gambar 6 Grafik Daerah Operasi Transistor Saklar
Gambar 7 Rangkaian transistor sebagai saklar untuk
mengendalikan stepper motor
Masukan
Motor
VI watt
Daya yang
menjalankan
dalam jangkar
Keluaran
BHP x 735,5 wattRugi-rugi Rugi-rugi
Cu Besi dan
gesekan
Eb Ia watt
0
IB
IC
mA
VCE
5V
VCC
0,6V
Lilitan Motor
R
Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai Interface (Eva Kurnia Yulyawan1et al)
15
Pada gambar RC digantikan oleh lilitan dari stepper
motor yang akan dikendalikan, maka digunakan rumus untuk
mengendalikan stepper motor:
I motor =
motor
R
VCC
..................(2- 11)
IB =
hFE
Imotor
............................(2- 12)
3. Alur Penelitian
Alur penelitian ini perangkat keras dari keseluruhan alat yang
dibuat terdiri dari rangkaian PPI 8255A, rangkaian driver dan
rangkain pendukung lainnya seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 8 Diagram Blok Alat
Sebelum membahas lebih rinci tentang perencanaaan
mekanik dari alat pengebor PCB, akan dijelaskan lebih dulu prinsip
dasar kerja dari sistem pengeboran. Adapun prinsip dasar kerja
mesin bor PCB ini adalah mekanik menggunakan tiga arah gerakan
yaitu x, y dan z yang merupakan gerakan naik turunnya mesin bor.
Untuk gerakan pertama yang dilakukan adalah mencari
koordinat x dan y (posisi yang diinginkan), setelah posisi yang
diinginkan tepat maka mesin bor turun untuk melakukan
pengeboran dan selanjutnya mesin bor bergerak naik setelah
pengeboran dilakukan. Demikian selanjutnya apabila
menginnginkan posisi yang lain.
Sedangkan untuk memperoleh gerakan x, y dan z ada 2 cara
yaitu sistem rel dan sistem lengan. Dalam Penelitian ini memilih
sistem rel sebab sistem rel mudah sekali dikkontrol dan diharapkan
lebih teliti gerakannya dibanding sistem lengan.
Dalam alat yang direncanakan akan digunakan 2 buah
as sebagai rel untuk gerakan x dan 2 buah belt untuk
menyelaraskan gerakan. Untuk gerakan y digunakan sebuah rel
pada as motor. Agar gerakan y stabil maka perlu ditambahkan
poros pembantu sehingga motor bor stabil saat melakukan
pengeboran.
Gerakan z (vertikal) diperoleh dari selenoid yang
dihubungkan dengan tuas agar mata bor tidak patah saat mesin
bor turun, tuas siberi pegas yang berfungsi untuk meredam
tekanan langsung pada saat gerakan turun dan juga untuk
menekan pengeboran pada saat proses pengeboran. Sedangkan
pegas yang kedua adalah untuk menarik motor bor kearah atas
apabila pengeboran selesai [7].
Untuk menegmbalikan posisi motor bor diatas apabila telah
selesai melakukan pengeboran dikontrol melalui program untuk
mematikan selenoid yang dihubungkan dengan bagian mekanik
motor bor, sehingga motor bor kembali keatas dengan bantuan
pegas.
4. Pengujian Dan Analisa Alat
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian dan analisa alat.
Pengujian dan analisa alat ditujukan untuk memastikan agar
peralatan yang dirancang dan dibuat dapat berfungsi dengan baik.
Hal-hal yang diujikan pada pengujian perangkat keras antara
lain pengujian rangkaian PPI 8255A, rangkaian driver, motor
stepper.
4.1 Uji Program
Untuk dapat menggerakkan piranti diluar sistem komputer
dibutuhkan piranti interface. PPI 8255A sebagai alat yang dapat
digunakan untuk melakukan interface dari komputer ke peralatan
yang akan kita kendalikan. Sebelum menggunakan PPI terlebih
dahulu harus dilakukan pengecekan keadaan PPI tersebut
apakah dapat kita gunakan atau tidak. Untuk melakukan pengujian
pada PPI dapat menggunakan bahasa pascal dengan simulasi
outputnya adalah LED. Dengan menggunakan software sebagai
berikut:
Uses Crt,Dos:
Begin
Port[$303]:=$80;
Repeat
Port[$300]:=$FF;
Port[$301]:=$FF;
Port[$302]:=$FF;
Delay(5000);
Port[$300]:=$00;
Port[$301]:=$00;
Port[$302]:=$00;
Delay(5000);
Until Keypressed;
End.
Dari proses pengujian ini PPI dapat dikatakan dalam
kondisi baik apabila diberi inputan berlogika “1”dari komputer maka
LED akan “ON” semua dan apabila diberi inputan berlogika “0”
maka LED akan “OFF” semuanya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :
Tabel 1 Data Pengujian PPI 8255A
4.2 Pengujian Rangkaian Driver
Pada Penelitian ini dibutuhkan driver, yang digunakan
sebagai saklar. Sebelum rangkaian driver digunakan terlebih
dahulu harus dilakukan pengujian. Dalam melakukan pengujian
pada rangkaian driver bisa digunakan indikator LED. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada rangkaian penguji driver gambar 9.
Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai Interface (Eva Kurnia Yulyawan1et al)
16
Gambar 9 Rangkaian Penguji Driver
Apabila LED menyala pada saat kaki basis diberikan
tegangan, maka rangkaian driver tersebut dapat bekerja, tetapi
apabila LED tidak menyala maka rangkaian tersebut tidak dapat
bekerja.
Tabel 2 Data Pengujian Driver
Tegangan
Sumber (V)
Tegangan
Input (V)
LED
5V
5V
ON
5V
0V
OFF
4.3 Pengujian Motor Stepper
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian pada motor
stepper. Untuk melakukan pengujian pada motor stepper ini
diperlukan sumber tegangan dc +5V,selain itu dibutuhkan dua buah
switch. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10
Gambar 10 Rangkaian Penguji Motor Stepper
Berdasarkan pada gambar 9 untuk melakukan pengujian kita
tinggal mengatur switch 1 dan 2. Untuk menjalankan motor supaya
berputar kita tinggal memberi inputan dengan jalan meng-ON-kan
switch di kaki nomor satu pada motor stepper sedangkan kaki
lainya dalam keadaan OFF begitu terus secara berurutan dan
berulang-ulang, jika ingin merubah arah putaran motor dapat
dilakukan dengan cara memberikan inpuan dengan arah yang yang
berlawanan.
4 Pengujian Perangkat Lunak
Pada pengujian perangkat lunak (software) ini dapat
dilakukan dengan cara menjalankan program yang telah terhubung
dengan alat yang telah di interfacekan oleh PPI 8255A. Selain
dihubungkan langsung dengan alat untuk menghindari terjadinya
kerusakan apabila nanti terjadi kesalahan pada program bisa
digunakan display LED. Hal-hal yang perlu untuk dilakukan
pengujian software antara lain adalah software untuk menjalankan
motor stepper, software untuk menjalankan proses kerja selenoid
dan motor bor. Programprogramnya antara lain sebagai berikut:
Program untuk menjalankan motor stepper I yang bergerak
kearah X , berputar ke kanan.
uses crt;
begin
port [$303]:=$80;
repeat
port[$300]:=$0C;
delay(1000);
port[$300]:=$09;
delay(1000);
port[$300]:=$03;
delay(1000);
port[$300]:=$06;
delay(1000);
until keypressed;
end
Program untuk menjalankan motor stepper I yang bergerak
kearah X, berputar ke kiri.
Uses crt;
Begin
port[$303]:=$80;
repeat
port[$300]:=$06;
delay(1000);
port[$300]:=$03;
delay(1000);
port[$300]:=$09;
delay(1000);
port[$300]:=$0C;
delay(1000);
until keypressed;
end.
Program untuk menjalankan motor stepper II yang bergerak
kearah Y, berputar ke kanan.
Uses crt;
begin
port[$303]=:$80;
repeat
port[$301]:=$0C;
delay(1000);
port[$301]:=$09;
delay(1000);
port[$301]:=$03;
delay(1000);
port[$301]:=$06;
delay(1000);
until keypressed;
end.
Perancangan Mesin Bor Otomatis Menggunakan PPI 8255A Sebagai Interface (Eva Kurnia Yulyawan1et al)
17
5 Kesimpulan
Dengan menggunakan alat ini akan memperingan kerja kita
dalam dalam melakukan pengeboran pada pcb. Kepresisian yang
dihasilkan dari alat ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan
dikerjakan secara manual. Personal Computer sebagai unit
pengontrol alat di interfacekan menggunakan perantara PPI 8255
A. Motor Stepper akan menghasilkan tingkat kepresisian yang lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan motor DC biasa.Hal itu
juga ditunjang penggunaan roda serta belt yang bergerigi.
Daftar Pustaka
[1] Suhendro, B., Antoro, L. M., & Suroso. (2020). Sistem
Kendali Penggerak Motor Stepper Pada Orbital Welding
Menggunakan Perangkat Lunak LabVIEW. SNFA, 47 - 58.
[2] SYAHRUL. (2018). MOTOR STEPPER: TEKNOLOGI,
METODA DAN RANGKAIAN KONTROL. Dalam Syahrul,
Majalah Ilmiah UNIKOM (hal. 187 - 202). Bandung:
Universitas Komputer Indonesia.
[3] wulan, e. r. (2010). PASCAL. bandung: BATIC PRESS
Bandung.
[4] Thiang, Wicaksono, H., & Sugiarto, D. G. (2007). Kontrol
Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan
Programmable Logic Controller. researchgate., 1 - 7.
[5] Mukhofidhoh. (2018). RANCANG BANGUN MESIN
PENGEBOR PCB MINI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO
UNO. Teknik Elektro, 9 - 16.
[6] Nugroho, N., & Agustina, S. (2015). ANALISA MOTOR DC
(DIRECT CURRENT) SEBAGAI PENGGERAK MOBIL
LISTRIK. Mikrotiga, 23 - 34.
[7] PRAWIRA, M. Y., & YUNUS, Z. (2015). MESIN PENGEBOR
PRINTED CIRCUIT BOARD (PCB) OTOMATIS. Makasar:
Universitas Hasanudin.
[8] Pamungkas, B. T. (2017). PENGGUNAAN TRANSISTOR
SEBAGAI SAKLAR. elkitam, 3-10.
[9] Rahmad, M., Angelia, Y., & Sahal, M. (2007).
PERANCANGAN RANGKAIAN APLIKASI DASAR
TRANSISTOR BOPOLAR. Geliga Sains, 38 - 44.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Dalam makalah ini dijelaskan tentang perancangan sistem mesin bor PCB yang dikontrol dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC). PLC akan mengebor PCB secara otomatis sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan. PLC yang digunakan adalah PLC Omron C200HG. Dalam sistem ini, ada tiga cara memasukkan koordinat bor ke PLC. Cara pertama adalah memasukkan koordinat bor secara manual langsung pada daerah memory PLC. Cara kedua adalah menggunakan file text yang berisikan koordinat bor. Cara ketiga adalah menggunakan file image dari print out PCB. Dua cara terakhir dilakukan dengan bantuan sebuah komputer (PC). Sebuah program yang berjalan di PC, dirancang khusus untuk melakukan proses pengambilan data koordinat titik-titk bor dari file text atau image dari print out PCB. Beberapa metode image processing digunakan dalam sistem ini untuk mengolah image dari print out PCB sehingga didapatkan koordinat bor. Komunikasi antara PC dan PLC dilakukan dengan menggunakan komunikasi serial dan protokol hostlink. Dari hasil pengujian terlihat bahwa PLC dapat mengontrol mesin bor otomatis. Tingkat ketelitian yang dicapai cukup baik karena error yang didapat kurang dari 1 milimeter.
Article
p class="AbstractEnglish"> Abstract: Orbital welding motion in welding for joining pipes or cylinders, has a circular or circular motion that includes horizontal or vertical motion. The orbital velocity for a welding gun is expected to have a steady and stable velocity. Therefore, the aim of this research is to design a control system to control the movement of a stepper motor in orbital welding using LabVIEW software and Arduino Mega 2560 hardware. , this system requires LabVIEW software and hardware in the form of an Arduino Mega 2560, and a TB6600 driver to control the movement of the actuator or stepper motor. The movement of the stepper motor in this welding is divided into 2 segments. Segment 1 moves from an angle of 0º-180º in a clockwise motion and segment 2 moves from an angle of 0º-180º in a counter clockwise motion. In this study, 10 variations of speed were used to determine the appropriate movement or speed for circular welding. This speed variation starts from a frequency of 1000-5500 Hz. From the RSME test that has been carried out, the results obtained with low error values at frequencies of 1000 Hz and 1500 Hz with error values of 0.325 and 0.175. Meanwhile, from the test of average speed or RPM, the results obtained successively from the frequency of 1000 Hz-5500 Hz, namely 3 rpm, 6 rpm, 6,024 rpm, 8.975 rpm, 9.897 rpm, 12.057 rpm, 15.09 rpm, 14.915 rpm, and 17.93 rpm. Abstrak: Gerak pengelasan orbital pada pengelasan untuk penyambungan pipa atau silinder, mempunyai arah gerak mengitari atau melingkar yang mencakup gerak horizontal atau gerak vertikal. Kecepatan gerak orbital untuk sebuah welding gun diharapkan mempunyai kecepatan yang tetap dan stabil. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangbangun sistem kontrol pengendalian pergerakan motor stepper pada orbital welding menggunakan software LabVIEW dan hardware Arduino Mega 2560. Sebagai sumber tenaga gerak dari aktuator berupa motor stepper, agar dapat mengendalikan kecepatan dan arah sesuai dengan kebutuhan gerak dari motor, sistem ini membutuhkan perangkat lunak LabVIEW dan perangkat keras berupa Arduino Mega 2560, dan driver TB6600 untuk mengatur gerakan pada aktuator atau motor stepper. Pergerakan motor stepper dalam pengelasan ini terbagi menjadi 2 segment. Segment 1 bergerak dari sudut 0º-180º dengan pergerakan searah jarum jam dan segment 2 bergerak dari sudut 0º-180º dengan pergerakan berlawanan arah jarum jam. Pada penelitian ini dilakukan 10 variasi kecepatan yang berguna untuk menentukan pergerakan atau kecepatan yang sesuai untuk pengelasan melingkar. Variasi kecepatan ini dimulai dari frekuensi 1000-5500 Hz. Dari pengujian RSME yang telah dilakukan didapatkan hasil dengan nilai error yang rendah pada frekuensi 1000 Hz dan 1500 Hz dengan nilai error sebesar 0,325 dan 0,175. Sedangkan dari pengujian kecepatan atau RPM rata-rata didapatkan hasil secara berturut-turut dari frekuensi 1000 Hz-5500 Hz yaitu 3 rpm, 6 rpm, 6,024 rpm, 8,975 rpm, 9,897 rpm, 12,057 rpm, 15,09 rpm, 14,915 rpm, dan 17,93 rpm.</p