ArticlePDF Available

Implementasi Kurikulum Pendidikan

Authors:

Abstract

Artikel ini membahas tentang bagaimana Implementasi Kurikulum Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Ikhlasiyah Palembang, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kurikulum di MI Ikhlasiyah Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tahapan data dispalay, data reduksi dan data verifikasi. Untuk melihat keabsahan data maka penelitian ini menggunakan triangulasi yang terdiri dari triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu. Hasil yang diperolah yakni pelaksanaan kurikulum Pendidikan di MI Ikhlasiyah Palembang sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini berdasarkan proses dari implementasi kurikulum ayng ada, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan proses akhir yakni evaluasi. Selain itu model yang dilaksanakan juga sudah dijalankan dengan baik meliputi dan juga dalam proses pelaksanaanya ada keterlibatan aktif dari semua unsur, yakni guru, siswa, kepala madrasah, supervisor, dan lainnya.
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
31
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN
Dahliah1*
1 dahlia.mpdi123@gmail.com | Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Histori Naskah
Diajukan : 11 / 04 / 2022
Disetujui : 23 / 04 / 2022
Dipublikasi : 01 / 05 / 2022
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang bagaimana Implementasi Kurikulum Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Ikhlasiyah Palembang, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kurikulum di
MI Ikhlasiyah Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data melalui tahapan data dispalay, data reduksi dan data verifikasi. Untuk
melihat keabsahan data maka penelitian ini menggunakan triangulasi yang terdiri dari triangulasi
sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu. Hasil yang diperolah yakni pelaksanaan kurikulum
Pendidikan di MI Ikhlasiyah Palembang sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini berdasarkan proses
dari implementasi kurikulum ayng ada, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
sampai dengan proses akhir yakni evaluasi. Selain itu model yang dilaksanakan juga sudah dijalankan
dengan baik meliputi dan juga dalam proses pelaksanaanya ada keterlibatan aktif dari semua unsur,
yakni guru, siswa, kepala madrasah, supervisor, dan lainnya.
Kata Kunci: Implementasi Kurikulum, Kurikulum Pendidikan, Pendidikan
PENDAHULUAN
Dewasa ini apabila diperhatikan perkembangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi secara umum, cukup memberi kelegaan pada kita bersama. Karena pada berbagai bidang
ilmu pengetahuan seperti telekomunikasi, kesehatan, pertanian dan lain-lain terjadi perkembangan yang
cukup menggembirakan. Tapi bilamana dilihat pula perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan
khususnya pada sektor keguruan atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasa kecewa dan sedih.
Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh ke pelosok-pelosok dan sekolah-sekolah terpencil yang ada di desa-
desa. Pada umumnya, hasil pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum
dapat dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki
tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan persoalan yang
ada, namun ternyata masih saja dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan
pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu
kekurangan atau kelemahan yang mendasar tampak pada implementasi kurikulum, yang notabenenya
fungsi dan peranan ini berada dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
32
bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dianggap masih
perlu ditingkatkan.
Implementasi sebagai suatu proses aktualisasi ide, konsep, kebijakan atau inovasi ke dalam
bentuk tindakan praktis sehingga berimplikasi pada pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku
seseorang. Penjelasan tersebut menggiring pemahaman bahwa implementasi kurikulum merupakan
hasil terjemahan dari guru terhadap kurikulum sebagai rancangan tertulis. Menurut Mulyadi (Mulyadi,
2015), implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi
pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahan perubahan besar atau kecil sebagaimana
yang telah diputuskan sebelumnya.
Implementasi kurikulum merupakan penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang
telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan
pengelolaan, senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik,
baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Implementasi kurikulum juga merupakan
aktualisasi suatu rencana atau program kurikulum dalam bentuk pembelajaran.
Proses implementasi kurikulum dimaksudkan untuk mengupayakan dan mewujudkan
kurikulum yang masih bersifat rencana dan tertulis dalam dokumen menjadi aktual atau terealisasikan
dengan melakukan serangkaian kegiatan pelaksanaan dalam bentuk proses pembelajaran di kelas atau di
sekolah. Dalam proses implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran bukan berarti mengikuti
secara teratur melainkan mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar berdasarkan pengetahuan yang
berasal dari hubungan guru dengan peserta didik.
Implementasi kurikulum merupakan proses penerimaan dan penggunaan hal-hal baru dalam
kurikulum serta pelaksanaan dokumen kurikulum kepada tatanan praktis. (Majid, 2014) Dalam proses
pelaksanaan kurikulum di Lembaga Pendidikan, bahwa tugas pertama guru dalam implementasi
kurikulum adalah mempersiapkan lingkungan pembelajaran dengan berbagai cara sehingga kurikulum
yang bersangkutan dapat diimplementasikan melalui pengembangan strategi-strategi pembelajaran. Hal
ini berarti bahwa guru merupakan pengembang kurikulum melalui fungsi-fungsi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengembang kurikulum di kelasny Ada tiga tugas pokok guru yang amat penting
dalam implementasi kurikulum yaitu sebagai perancang (designer), pelaksana (executor), dan
penilai (evaluator).
Mengenai prosedur pengajaran, sesuai dengan komponen kurikulum, guru dituntut untuk
melakukan kegiatan perumusan tujuan, organisasi materi, menetapkan metode dan alat dan
merencanakan penilaian. Perencanaan ini kemudian diwujudkan guru dalam proses pembelajaran
peserta didik atau siswa di kelas.
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua
kompetensi utama yaitu kompetensi subtansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran,
dan kompetensi metodologi pembelajaran. Artinya bahwa guru tidak hanya dituntut untuk menguasai
materi pelajaran, tetapi diharuskan juga menguasai metode pembelajaran sesuai kebutuhan materi ajar
yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Metode
pembelajaran yang digunakan sebagai cara yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai
ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru.
Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai implementasi kurikulum Pendidikan,
yang objek pelaksanaannya pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikhlasiyah Palembang yang meliputi proses
pelaksanaan implementasi kurikulum, juga prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum, model implementasi
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
33
kurikulum, dan pihak yang tedalam implementasi kurikulum.
METODE
Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang
Implementasi Kurikulum Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikhlasiyah Palembang. Dalam
penelitian ini ada tiga teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi, wawancara, observasi.
Pengumpulan data kualitatif dilakukan kepada para informan dengan menggunakan pedoman
wawancara sesuai dengan tujuan penelitian agar memperoleh informasi yang valid dan reliabel
digunakan alat bantu perekam suara dan ditambah dengan pencatatan. Teknik analisis data penelitian
ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik
penguji keabsahan data terdiri dari triangulasi (triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu),
serta member check.
HASIL
a. Implementasi Kurikulum Pendidikan
Setelah perencanaan kurikulum selesai disusun, maka pemerintah menyiapkan atau menetapkan
kebijakan untuk memberlakukan atau melaksanakan kurikulum. Pelaksanaan kurikulum berarti proses
mewujudkan kurikulum dalam realisasi pembelajaran di sekolah-sekolah.
Untuk pelaksanaan kurikulum, maka guru dituntut untuk secara profesional merancang
pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangka mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan, dan pembentukan kompetensi secara aktif serta menerapkan kriteria keberhasilan.
(Mulyasa, 2013)
Keberhasilan proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari
kurikulum. Dalam konteks ini, kurikulum mempunyai kedudukan yang sentral dalam proses pendidikan
karena kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan dengan tujuan tercapainya tujuan
pendidikan. Kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi memberikan pedoman
dalam proses pendidikan. (Sukmadinata, 2004)
Dalam pengertian lama kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah materi pelajaran yang harus
ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, yang telah
tersusun secara sistematis dan logis. Pendefinisian ini walau terasa kurang tepat, tetapi memang ada
benarnya jika ditarik dari asal kata kurikulum di atas tadi, yakni curere yang biasa diartikan dengan jarak
yang harus ditempuh oleh pelari. (Hamalik, 2007)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah bahwa kurikulum lebih menekankan
pada isi pelajaran dari sejumlah mata pelajaran yang berada di sekolah atau madrasah yang harus
ditempuh para peserta didik untuk mencapai suatu ijazah. Ditambahkan oleh wakil kepala madrasah
bidang kurikulum, bahwa kurikulum merupakan keseluruhan mata pelajaran yang disajikan oleh suatu
lembaga pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting menentukan dalam suatu
sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat Pendidikan
(Sanjaya & Budimanjaya, 2017).
Sedangkan menurut M. Arifin mendefinisikan kurikulum adalah seluruh bahan pelajaran yang
harus disajikan dalam proses kependidikan dalam satu sistem institusional pendidikan. Dari beberapa
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
34
definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran atau kegiatan
yang mencakup program pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Definisi
tersebut kemudian berkembang sesuai dengan tuntutan dan dinamika zaman.
Kegiatan pengembangan kurikulum harus dilakukan berdasarkan ilmu manajemen karena
pengembangan kurikulum menuntut adanya perencanaan sampai dengan pengawasan bahkan termasuk
monitoring dan evaluasi. (Arifin, 2012)
Ditambahkan oleh kepala madrasah dan wakil kepala madrasah bahwa dalam proses
pelaksanakan kurikulum haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengimplementasiannya. Prinsip ini
menjadi penting untuk dilaksanakan dalam proses implementasi kurikulum, misalnya proses
pelaksanaan didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi, juga menerapkan pilar belajar, juga
pelayanan yang terbaik pada peserta didik, juga yang lainnya.
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya
secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu (1) belajar untuk beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, (2) belajar untuk memahami dan menghayati (3) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain, (5) belajar untuk mem bangun dan menemukan jati diri melalui
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta
didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang dimensi
ketuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima
dan menghargai, akrab terbuka dan hangat dengan prinsip tutwuri handayani, ing madia mangun
karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun
semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh teladan)
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan kedekatan multi strategi dan multimedia, sumber
belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di
masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh
dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam sosial dan budaya serta kekayaan
daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang
cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. (Kunandar, 2011)
Untuk itu, dalam mengimplementasikan kurikulum tidak dapat hanya dengan memandang satu
aspek saja, akan tetapi aspek-aspek di atas harus saling berkaitan dan harus diperhatikan.
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
35
b. Model Pelaksanaan Kurikulum dan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran di suatu lemabaga Pendidikan, ada beberapa model yang bisa
dilaksanakan dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan. Menurut Rusman,
(Rusman, 2012) menggolongkan model-model pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran yakni The
Concers-Based Adoption Model (CBAM), Model Leithwood, dan Model Teori.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah bahwa model CBAM merupakan salah
satu model deskriptif yang dikembangkan melalui identifikasi tingkat kepedulian guru terhadap inovasi
kurikulum, perubahan dalam inovasi ini dibagi menjadi dua dimensi, yaitu tingkatan-tingkatan
kepedulian terhadap inovasi dan tingkatan-tingkatan penggunaan inovasi. Ditambahkan oleh kepala
madrasah bahwa model ini dalam pelaksanaan model ini perubahan yang terjadi merupakan proses,
bukan peristiwa yang terjadi ketika program baru diberikan kepada guru, merupakan pengalaman
pribadi dan individu melakukan perubahan.
Selanjutnya ada model Leitwood, Model ini menurut kepala madrasah merupakan salah satu
model yang juga dilaksanakan dalam implementasi kurikulum di madrasah. Model ini menurutnnya,
Model ini difokuskan pada guru. Asumsi yang mendasari model ini antara lain (a) setiap guru
mempunyai kesiapan yang berbeda (b) pelaksanaan merupakan proses timbal balik dan (c)
pertumbuhan dan perkembangan dimungkinkan adanya tahap-tahap individu untuk identifikasi.
Mengembangkan profil yang merupakan hambatan untuk perubahan dan bagaimana para guru dapat
mengatasi hambatan tersebut.
Selanjutnya ada model Teori dalam implementasi kurikulum. Menurut Ibu Anitah dan Ibu
Marhama bahwa dalam proses implementasi kurikulum di madrasah ini bahwa ia juga bisa
melaksanakan model ini dilaksanakan untuk menggugah siswa juga yang lainnya termasuk masyarakat
dalam mengadakan perubahan. Ditambahkan oleh wakil kepala bidang kurikulum yakni menurutnya
bahwa model ini diharapkan adanya minat (interest) dalam diri guru untuk memanfaatkan perubahan.
Esensi model teori yaitu:
a. Trusting-menumbuhkan kepercayaan diri;
b. Opening-menumbuhkan dan membuka keinginan
c. Realising-mewujudkan, dalam arti setiap orang bebas berbuat dan mewujudkan keinginannya
untuk perbaikan; dan
d. Interpending-saling ketergantungan dengan lingkungan
c. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Implementasi Kurikulum
Dalam proses impelemtasi kurikulum ada banyak pihak yang terlibat, pihak-pihak tersebut
tentu memiliki peran masing-masing dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan yang diharapakan.
Keterlibatan dari semua pihak menjadi sesuatu yang diharapkan, karena Pendidikan sebagai suatu
sistem. Unsur-unsur yang ada dalam sistem itu haruslah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan
saling memperkuat antara satu dengan yang lainnya.
Pihak-pihak yang terkait dalam perkembangan kurikulum diantaranya tenaga pengajar (guru),
supervisor (pengawas/penilik), administrator, kepala sekolah, pakar ilmu pendidikan, staff diknas,
organisasi siswa (OSIS), orang tua dan masyarakat (Widaningsih S. , 2014).
Menurut kepala madrasah bahwa pihak yang terlibat dalam proses implemtasi kurikulum yakni
administrator Pendidikan, guru, supervisor, ahli kurikulum, masyarakat, juga pihak lainnya yang
memiliki hubungan dan keterkaitan dengan proses pembelajaran pada Lembaga Pendidikan.
Pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
36
kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu. Dengan mengacu pada kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang ditetap-kan pemerintah, baik kebijaksanaan pembangunan secara umum maupun
pembangunan pendidikan, perkembangan tuntutan masyarakat dan masukan dari pelaksanaan
pendidikan dan kurikulum yang sedang berjalan, para ahli pendidikan memberikan alternative konsep
pendidikan dan model kurikulum yang dipandang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masyarakat.
Ditambahkannya bahwa Guru adalah sebagai perencanan, pelaksana dan pengembang
kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum,
guru merupakan penerjemah kurikulum, mereka yang mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat
untuk disajikan dikelasnya. Oleh karena itu guru bisa dikatakan sebagai barisan pengem-bangan
kurikulum yang terdepan. Adapun peran guru dalam mengem-bangkan kurikulum antara lain:
1. Guru sebagai perencana pengajaran. Artinya, guru harus membuat perencanaan pengajaran dan
persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar.
2. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan tujuan belajar yang telahditentukan.
3. Guru sebagai evaluator. Artinya, guru melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak
didik telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
Guru merupakan titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul kegairahan
belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang
bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar.
Penguasaan ketrampilan tersebut bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan keguruan yang
telah dialaminya.
Sedangkan menurut beberapa guru bahwa ada pihak lainnya yang terlibat seperti orang tua
siswa dan juga masyarakat. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal, pertama dalam
penyusunan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta
hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang
memadai. Kedua, dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru
dengan para orang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan dirumah.
Ada juga peran penting dari peserta didik, peserta didik sebagai objek dari pembalajaran, tentu
memiliki peran dalam proses pelaksanaannya. Kurikulum dilaksanakan untuk bisa membuat peserta
didik memiliki kompetensi yakni, kognitif, apektif, dan psikomotorik. Menurut Majid, (Majid, 2006)
bahwa apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada setiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang
diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharap kan menurut rencana.
Orang tua mengikuti atau mengamati kegiatan belajar anakanya dirumah. Sekolah merupakan
nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua
istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujud-kan mutu pendidikan. Komite
Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan
mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan
pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah.
DISKUSI
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
37
a. Implementasi Kurikulum Pendidikan
Sebuah kurikulum lembaga pendidikan yang diatur dan dikembangkan dengan baik akan
menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Kurikulum dipandang sebagai program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang memerlukan
sebuah inovasi dan pengembangan. Karenanya kurikulum selalu bersifat dinamis, selalu berubah,
menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar. Hal ini dikarenakan masyarakat dan siapa
saja yang belajar mengalami perubahan juga.
Pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian dari isi
kurikulum, isi kurikulum bukan hanya mata pelajaran saja, tetapi ditambah dengan proses pembelajaran
di luar mata pelajaran semisal kerja keras, kedisiplinan, kebiasaan belajar, dan jujur dalam belajar.
Semua itu merupakan tanggung jawab sekolah yang wajib diberikan kepada peserta didik.
Dalam pengertian tersebut terlihat jelas, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas
dalam ruang kelas saja melainkan juga mencakup kegiatan di luar kelas. Dengan demikian tidak ada
pemisahan tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Singkatnya, semua kegiatan yang memberi
pengalaman dalam proses pendidikan atau belajar bagi peserta didik, pada hakikatnya adalah kurikulum.
Oleh karenanya, dalam pengertian yang sangat luas ini kurikulum sering dimaknai dengan sejumlah
pengalaman belajar yang didapat oleh peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas.
Pelaksana kurikulum secara langsung dan operasional adalah para guru yang diberikan amanah
menjadi guru, baik guru kelas, maupun guru mata pelajaran. Karena itu tugas atau pekerjaan mengajar
adalah profesi yang menuntut pemenuhan kompetensi utama guru, baik kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensiprofesional. Berdasarkan pengertian
profesi, dapat dipaham bahwa profesi merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian yang dipelajari.
Ada beberapa ciri pekerjaan professional, yaitu:
Pertama; setiap profesi dapat dipastikan adanya imbalan atau penghargaan yang diberikan
akibat pekerjaan yang dilakukannya. Imbalan yang diberikan bukan atas dasar belas kasihan seseorang
akan tetapi di dasarkan atas tindakatan tertentu atau pekerjaannya.
Kedua; pekerjaan profesional bukan sekedar pekerjaan, melainkan pekerjaan itu adalah
pekerjaan yang spesial. Artinya pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain yang tidak
memiliki profesi tersebut.
Ketiga: pengetahuan dan kemampuan itu diperoleh melalui pendidikan tertentu. Artinya,
pekerjaan profesional didapatkan dari pendidikan dan latihan baik formal maupun non formal.
Keempat; pekerjaan profesional dibingkai oleh kode etik yang dikeluarkan oleh organisasi
profesi. Artinya, dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, seorang profesional tidak akan terlepas dari
aturan yang jelas sebagai prosedur standar pelayanan.
Kelima; suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak sosial
kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek yang
ditimbulkannya dari pekerjaan profesi itu.
Dalam konteks ini pelaksana kurikulum adalah guru yang diberikan amanah bertugas mengajar
dan mendidik siswa. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Berikut penjelasan
dari tiap-tiap kegiatan.
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
38
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik sebaiknya:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
2. Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karak teristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatan tematik, tematik terpadu, scientifik, inquiry dan penyingkapan (discovery) dan/ atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi
mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati hingga mengamalkan. Seluruh
aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk
melakukan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi
hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan scientific, termasuk terpadu dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry Learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan konstektual, baik individual, maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan dapat diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang
menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery incuiry Learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based Learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan
refleksi untuk mengevaluasi:
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
39
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
c. Melakukan kegiatan tidak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
b. Model Pelaksanaan Kurikulum dalam Pembelajaran
Dalam pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran, bahwa ada beberapa model yang
dilaksanakan, ini menjadi penting untuk diketahui oleh kepala madrasah, guru atau stakeholders lainnya
dalam mencapai tujungan Pendidikan yang diharapkan. Berikut beberapa model pelaksanakan
kurikulum dalam pembelajaran:
1. The Concers-Based Adoption Model (CBAM)
Model ini menjadikan guru sebagai agen dalam melakukan inovasi kurikulum. Kurikulum yang
merupakan dokumen dalam pelaksanaanya sebenarnya membutuhkan guru untuk melaksanakan
(pembelajaran). Proses (pembelajaran) ini tentu saja banyak dipengaruhi oleh pengalaman pribadi
guru. Oleh karena itu, perlu disiapkan sungguh-sungguh guru yang akan melaksanakan kurikulum
ini, terutama memperkuat kepedulian guru untuk melakukan inovasi kurikulum.
2. Model Leithwood
Model ini tidak hanya menggambarkan hambatan dan pelaksanaan, tetapi juga menawarkan cara
dan strategi kepada para guru dalam mengatasi hambatan yang dihadapi. Setiap guru mempunyai
kesiapan yang berbeda ketika akan melaksanakan kurikulum sehingga perlu adanya persiapan
persiapan ketika akan melaksanakan kurikulum. Persiapan-persiapan dapat dilakukan melalui
aktivitas pembelajaran mandiri, pelatihan, seminar dan magang.
3. Model Teori
Model ini memfokuskan pada perubahan sosial. Model ini menyediakan suatu skala yang
membantu guru mengidentifikasi, bagaimana lingkungan akan menerima ide-ide baru sebagai harapan
untuk mengimplementasikan inovasi dalam praktik, serta menyediakan beberapa petunjuk untuk
menye diakan perubahan.
Model-model pelaksanaan kurikulum di atas menunjukkan pelaksanaan kurikulum dapat
dilakukan berdasarkan kebutuhan, situasi, dan kondisi yang ada pada saat pelaksanaan kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum sangat terkait dengan perubahan dan penyesuaian kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berubah. Kesiapan dan pelaksanaan
kurikulum akan berdampak terhadap keberhasilan.
c. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Implementasi Kurikulum
Pihak-pihak yang terlibat atau terkait dengan implementasi kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Pakar Ilmu Pendidikan
Dalam praktik pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum pakar ilmu pendidikan ini
sering kali berada dalam posisi sebagai konsultan kurikulum dengan tugas yang sesuai dengan
kepakarannya.
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
40
2. Ahli Kurikulum
Yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat konsep, model ataupun persiapan pengelolaan
kurikulum yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari pakar pendidikan dan pakar kurikulum dan
administrator pendidikan.
3. Supervisor
Dalam proses pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum haruslah ada supervisor
dalam kerangka tugas. sebagai pemimpin pendidikan, sehingga setiap supervisor berkewajiban
melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah kegiatan untuk mendatangi dan membimbing yang
disupervisi, yaitu guru ke arah pencapaian tujuan pendidikan sekolah.
4. Sekolah
Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan tanggung
jawab pihak lainnya dalam pendidikan di daerah yang bersangkutan.
5. Kepala sekolah
Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi kurikulum adalah menjamin tersedianya dokumen
kurikulum, membantu dan memberikan nasihat kepada guru, mengatur jadwal pertemuan guru
dan menyusun laporan evaluasi. Adapun kegiatan yang dilakukan kepala sekolah adalah
menciptakan kondisi bagi pengembangan kurikulum di sekolahnya dan menyusun rencana
anggaran tahunan yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
kepemimpinannya, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
6. Guru
Dalam implementasi kurikulum guru, dapat dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan
implementasi kurikulum. Mengingat pentingnya kepentingan keterampilan guru dalam
pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi kurikulum, wajar apabila pendidikan guru
haruslah diperhatikan dengan pertimbangan berbagai aspek yang dibutuhkan atau perludikuasai
oleh seorang guru.
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi, disini guru tidak
mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi yang bersifat makro, mereka berperan
dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus, guru menyusun kurikulum
dalam jangka waktu 1 tahun, atau 1 semester. Menjadi tugas guru untuk menyusun dan
merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran sesuai kebutuhan, minat
dan tahap perkembangan anak, memilih metode dan media mengajar yang bervariasi, kurikulum
yang tersusun sistematis dan rinci akan memudahkan guru dalam implementasinya.
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum desentralisasi, kurikulum desentralisasi disusun
oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah. Pengembangan kurikulum
ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah
tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah punya kurikulum sendiri.
Peranan guru lebih besar daripada dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan
hanya dalam penjabaran dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi didalam
menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya.
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
41
7. Siswa
Siswa sampai berperan dalam keberhasilan implementasi kurikulum karena semua kegiatan
pengembangan kurikulum sampai dengan implementasi kurikulum yang sangat nyata adalah dalam
bentuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang sewajamya. Minat yang penuh, usaha yang
sungguh penyesuaian tugas-tugas serta partisipasi dalam setiap kegiatan sekolah.
8. Orang Tua dan Masyarakat
Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum peran orang tua siswa melalui kerja sama
sekolah dengan orang tua siswa. Hal ini disebabkan tidak semua kegiatan belajar yang dituntut oleh
kurikulum dapat dilaksanakan oleh sekolah sehingga sebagian dilakukan di rumah. Secara berkala
orang tua siswa menerima laporan kemajuan anaknya dari sekolah berupa raport yang merupakan
komunikasi tentang program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, tujuan atau kompetensi
yang akan dicapai oleh peserta didik.
Orang tua dan masyarakat juga bisa dikumpulkan dalam suatu organisasi yang sering disebut
dengan komite. Mengacu pada peranan Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan,
sudah barang tentu memerlukan dana. Dana dapat diperoleh melalui iuran anggota sesuai
kemampuan, sumbangan sukarela yang tidak mengikat, usaha lain yang tidak bertentangan dengan
maksud dan tujuan pembentukan Komite Sekolah. Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah
dari masyarakat. Sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah
mengambil siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan
sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan
salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.
Berkaitan dengan peranan masyarakat dalam pendidikan dalam UU No.20/2005 Sisdiknas pasal 54
tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan menyebutkan: (1) Peran serta masyarakat dalam
pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha,
dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan
pendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
pendidikan. (3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
KESIMPULAN
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum Pendidikan di MI
Ikhlasiyah Palembang sudah dilaksanakan dengan baik. Dalam proses pelaksanaannya sudah
dilaksanakan berdasarkan beberapa tahapan dalam manajemen, seperti perencanaan sampai dengan
proses pelaksanaan. Proses menerapkan rencana kurikulum dalam bentuk pembelajaran yang
melibatkan interaksi siswa dengan guru dalam konteks lingkungan sekolah baik didalam kelas maupun
diluar kelas. Kegiatan pelaksanaan kurikulum dimulai dari kegiatan awal atau perencanaan sampai
dengan kegiatan akhir. Keberhasilan proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan tidak bisa
terlepas dari proses pelaksanaan kurikulum. Keterlibatan dari semua unsur menjadi bagian penting
dalam mencapai hasil yang diinginkan, itu semua sudah diupakan dengan maksimal untuk dilaksanakan
oleh madrasah, karena kurikulum mempunyai kedudukan yang sentral dalam proses pendidikan karena
kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan dengan tujuan tercapainya tujuan
Educational Journal of Islamic Management (EJIM)
Volume : 2 Issue : 1 | May, 2022 | EISSN: 2808-1862 | Doi: ejim/v2n1.1856
Educational Journal of Islamic Management (EJIM) licensed under Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
42
pendidikan. Kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi memberikan pedoman
dalam proses pendidikan. Juga keterlibatan dari semua unsur menjadi penting seperti guru, siswa, orang
tua, pakar Pendidikan dan lainnya.
Daftar Pustaka
Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, O. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kunandar. (2011). Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi guru. Jakarta: Rajawali
Press.
Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran dalam Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islamdi Sekolah, Madrasah, dan Perguruan
Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ramayulis. (2005). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, W., & Budimanjaya, d. A. (2017). Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: Prenada.
Sudjana, N. (2002 ). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah . Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sukmadinata, N. S. (2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Widaningsih, R. S. (2014). Manajemen Dalam Implementasi Kurikulum di Sekolah. Jurnal ILMAN,
163-164.
... Curriculum implementation is the application of a curriculum program that has been updated and developed in the previous stage, then tested with implementation and management, and adjustments are always made to the situation that occurs in the field and the characteristics of students intellectually and physically (Dahliah, 2022). ...
Article
Full-text available
Changing the new curriculum is a particular concern in educational institutions because of the need for new adaptations to all new things. It is not impossible to do, but being able to adapt to new changes requires a process to achieve the best. Implementing learning with the new curriculum also requires all parties to continue learning so they can adapt to existing conditions and circumstances and all of this is not instantaneous. The aim of this research is to provide an overview of the application of Islamic religious education learning in the independent curriculum. This research uses a descriptive qualitative research method with a field study approach. This research leads to direct field observations with the subject of school principals and Islamic religious education teachers. The power collection techniques used include observation, interviews and documentation. This research is supported by data analysis, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this research show that the implementation of Islamic religious education learning in the independent curriculum has several stages, including the planning stage, implementation stage and evaluation stage.
Kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi memberikan pedoman dalam proses pendidikan. Juga keterlibatan dari semua unsur menjadi penting seperti guru, siswa, orang tua, pakar Pendidikan dan lainnya. Daftar Pustaka Arifin
pendidikan. Kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi memberikan pedoman dalam proses pendidikan. Juga keterlibatan dari semua unsur menjadi penting seperti guru, siswa, orang tua, pakar Pendidikan dan lainnya. Daftar Pustaka Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
  • O Hamalik
Hamalik, O. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Perencanaan Pembelajaran dalam Mengembangkan Kompetensi Guru
  • A Majid
Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran dalam Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islamdi Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  • Muhaimin
Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islamdi Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
  • Ramayulis
Ramayulis. (2005). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
  • Rusman
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah
  • N Sudjana
Sudjana, N. (2002 ). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya
  • N S Sukmadinata
Sukmadinata, N. S. (2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Manajemen Dalam Implementasi Kurikulum di Sekolah
  • R S Widaningsih
Widaningsih, R. S. (2014). Manajemen Dalam Implementasi Kurikulum di Sekolah. Jurnal ILMAN, 163-164.