Conference Paper

Understanding mathematical concepts in Cartesian coordinate material in terms of gender

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.

Abstract

Learning mathematics is the process of providing learning experiences to students so that students understand mathematical concepts. Ownership of an excellent conceptual understanding can help students to solve math problems. Understanding can be interpreted as a process to explain and interpret things creatively. The concept is defined as everything drawn to the mind in the form of ideas. Understanding the concept of mathematics is a fundamental understanding that students must possess in order to be able to solve everyday problems.This study aims to determine the math concept of understanding test results on the cartesian coordinate material of grade VIII students at SMP Negeri 1 Jereweh in terms of gender. This type of research is qualitatif. The subject of the study was a class VIII student of 23 learners in SMP Negeri 1 Jerteweh. Techniques and instruments of data collection in research are to use a test of understanding mathematical concepts that have been studied by experts and declared valid. Data analysis techniques used descriptive methods. The results showed that understanding the mathematical concepts of grade VIII students at SMP Negeri 1 Jereweh belonged to the moderate category.This is evidenced by the spread of the number of students in the moderate category of 15 students from 23 students with a percentage of 65.22%. In addition, the results showed that understanding the mathematical concepts of female students was better than that of male students.

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the authors.

... Penggunaan pembelajaran matematika melalui concept mapping membuat siswa belajar mandiri melalui penemuan ide-ide kunci dan pemahaman materi limit fungsi melalui pengerjaan soalsoal latihan. siswa agar siswa memahami konsep-konsep matematika (Sumadi et al., 2022). Sehingga, kepemilikan pemahaman konseptual yang sangat baik dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika. ...
Article
Masalah utama dalam penelitian ini berkaitan dengan rendahnya prestasi dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika terutama dalam memahami pokok bahasan limit fungsi. Salah satu strategi penyelesaian masalah dapat digunakan dengan penerapan model pembelajaran peta konsep (concept mapping). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Peusangan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa nilai tes awal, tes akhir setiap tindakan, hasil wawancara, hasil observasi dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa setelah pembelajaran berlangsung prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana pada siklus I hanya 75% siswa yang memperoleh skor prestasi belajar ≥ 65, sedangkan pada siklus II siswa yang memperoleh skor ≥ 65 meningkat menjadi 85% siswa yang diukur melalui tes akhir tindakan. Penggunaan pembelajaran matematika melalui concept mapping membuat siswa belajar mandiri melalui penemuan ide-ide kunci dan pemahaman materi limit fungsi melalui pengerjaan soal-soal latihan.
Article
Full-text available
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta empiris yang menyatakan bahwa rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Scaffolding dengan siswa yang belajar mengikuti pembelajaran langsung, jika ditinjau berdasarkan Self Efficacy siswa, dan ada tidaknya pengaruh interaksi penerapan model pembelajaran dengan Self Efficacy siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 40 Pekanbaru. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling berdasarkan pertimbangan guru bahwa kemampuan pemahaman konsep dan Self Efficacy siswa tidak berbeda pada kedua kelas.Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes dan angket. Instumen tes yang digunakan yaitu tes kemampuan pemahaman konsep matematis berbentuk uraian, sedangkan instrument angket yaituangket Self Efficacy. Teknik analisis data yaitu uji t dan uji anova dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Scaffolding dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran langsung, 2) Jika ditinjau dari Self Efficacy siswa, tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Scaffolding dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran langsung. 3) Tidak terdapat interaksi antara penerapan model pembelajaran dengan Self Efficacy terhadap kemampuan konsep matematis.
Article
Full-text available
This study starts from the problem of the low understanding of the mathematical concepts of MTs N Pekanbaru students. This can be seen in the results of tests of understanding mathematical concepts obtained by students. To overcome this problem, STAD type cooperative learning is used. The purpose of this study was to determine the effect of the STAD type cooperative learning model on understanding the mathematical concepts of class VIII MTs N Pekanbaru students. This type of research is Quasi Experiment. The population in this study were Pekanbaru MTs N students. The sample in this study was class VIII MTs Simpang Tiga Pekanbaru as an experimental class and class VIII MTs N Muara Fajar Pekanbaru as a control class randomly selected. The instrument used is a written test regarding understanding students' mathematical concepts. The data obtained were analyzed using the t test, Mann-Whitney U test. The results showed that (1) understanding of mathematical concepts students taught by STAD type cooperative learning was higher than students who were taught using conventional learning, (2) understanding students' mathematical concepts high initial ability taught by STAD type cooperative learning is higher than high initial capable students taught with conventional learning, and (3) understanding mathematical concepts of low initial ability students taught by STAD type cooperative learning is higher than low initial ability students taught with conventional learning.
Article
Full-text available
The purpose of this study was to describe mathematical communication skills in the circle material in terms of students' gender differences. This research method is a descriptive method with a qualitative approach. The subjects of this study were students of class VIII at MTsS Madinatun Najah Rengat, Indragiri Hulu Regency, Riau Province, totaling 16 students. The data collection instrument used in this study was a written test. While the data analysis technique used descriptive analysis. The results showed that the mathematical communication skills of female students on all indicators had higher scores than male students. Female students are categorized as good at solving mathematical problems so that they are able to communicate mathematical ideas using pictures or symbols and have better mathematical representations than male students. The mathematical communication ability of female students is higher than the mathematical communication ability of male students with the total average score for female students is 77.8% and the total average score for male students is 66.7% or a difference of 11, 1%.
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara lengkap kompetensi mahasiswa dalam memahami konsep matematis pada mahasiswa calon guru sekolah dasar dilihat dari gender dan gaya belajar. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Mataram. Informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan informasi sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah informan, khususnya mahasiswa, dan sumber tambahan adalah dokumentasi terkait pemahaman mahasiswa tentang konsep matematis. Instrumen yang digunakan adalah tes gaya belajar dan uji coba kemampuan memahami konsep matematis. Untuk mengetahui gaya belajar mahasiswa digunakan angket tes gaya belajar yang terdiri dari angket gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan angket gaya belajar kinestetik. Untuk mengukur pemahaman konsep matematis mahasiswa digunakan soal ujian semester. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai rata-rata pemahaman konsep matematis mahasiswa ditinjau dari gender dan gaya belajar, secara spesifik: a) Visual (laki-laki 67,50 dan perempuan 80,55); b) Auditorial (laki-laki 72,50 dan perempuan 83,57); Kinestetik (Pria 72.50 dan Wanita 80.00); Auditorial-Kinestetik (wanita 80.00) Kata kunci: Konsep Matematis, Gender, Gaya Belajar Abstract:The purpose of this study was to describe completely the competence of students in understanding mathematical concepts of prospective elementary school teacher students in terms of gender and learning styles. The subjects of this study were students of the Elementary School Teacher Education Study Program, Mataram University. The information collected in this study is primary data and secondary information. Primary data in this study were informants, especially students, and additional sources were documentation related to students' understanding of mathematical concepts. The instrument used was a learning style test and a test of the ability to understand mathematical concepts.To determine student learning styles, a learning style test questionnaire was used which consisted of a visual learning style questionnaire, an auditory learning style and a kinesthetic learning style questionnaire. To measure students' understanding of mathematical concepts, semester exam questions are used. The conclusion of this study is the average value of students' understanding of mathematical concepts in terms of gender and learning style, specifically: a) Visual (male 67.50 and female 80.55); b) Auditorial (male 72.50 and female 83.57); Kinesthetic (Male 72.50 and Female 80.00); Auditorial-Kinesthetic (female 80.00). Keywords: Mathematical Concepts, Gender, Learning Styles
Article
Full-text available
The purpose of this research to improve the students' mathematical concept understanding ability who receive the Scientific approach with PBL model learning compared to students who receive conventional learning in operation research courses through pretest. The sample was two classes of 2019 who took an operation research course. The data was analyzed by quantitative technique. The result of the research base on the pretest explained that it is known that the students' mathematical concept understanding ability is low.
Article
Full-text available
The purpose of this study was to analyze the problem solving skills of junior high school students based on student gender. This research is descriptive qualitative. Data from the research results obtained from the results of writing written questions and the results of oral interviews of 14 students of class VIII from Waringin Middle School, Bandung. The instrument used is 3 numbers of material questions that are in accordance with indicators of cognitive aspects. The results of this study indicate that from the problem description given and from the results of interviews about problem solving abilities of junior high school students with female gender on average, it is better than the problem solving ability on average junior high school students have a way to solve while solving problems. So that researchers can conduct research using active student learning methods to get better results, and also be able to understand other factors related to problem solving problems of junior high school students, both male and female students.
Article
Full-text available
Abstrak. Penelitian ini didasarkan pada permasalahan rendahnya pemahaman konsep matematis siswa dan minimnya penggunaan lembar kerja siswa saat proses pembelajaran. Sebagai alternatif dari permasalahan tersebut dilakukan penelitian dengan mengembangkan Lembar Kerja Siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe kreatif-Produktif dalam pembalajaran Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan LKS matematika model Kreatif-Produktif yang valid dan praktis dalam memfasilitasi kemampuan pemahman konsep matematis siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Pekanbaru. Subjek penelitian adalah 40 siswa kelas VIII.1 dan objek penelitian adalah LKS matematika berbasis Problem Based Instruction. Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data berupa angket uji validitas, angket uji praktikalitas, dan tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. LKS hasil pengembangan telah teruji dengan tingkat kevalidan 82,8% (sangat valid) dan tingkat kepraktisan 89,7% (sangat praktis). LKS model Kreatif-Produktif telah berhasil dalam memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berada pada kriteria tinggi dengan persentase 92%. Berdasarkan hasil tersebut mengidentifikasikan bahwa LKS model kreatif-produktif yang dikembangkan valid dan praktis dalam memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa SD laki-laki dan perempuan saat mengerjakan soal desimal. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas V yang bertempat di SD Kemala Bhayangkari 9 Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan kata lain peneliti menggali dan mengetahui informasi secara detail dengan mengumpulkan data melalui pemberian tes dan wawancara. Tes yang diberikan ada 3 tahap dengan waktu yang berbeda. Tes yang diberikan kepada siswa adalah sama. Dari hasil tes yang diberikan, menunjukkan bahwa siswa laki-laki saat mengerjakan operasi hitung desimal, siswa tersebut masih terlihat bingung dan mengerjakan dengan beberapa coretan yang ada dikertasnya. Dengan kata lain siswa laki-laki menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah, sedangkan siswa perempuan saat menyelesaikan masalah terlebih dahulu membaca kemudian menuangkan rencananya pada lembar jawaban, siswa tersebut langsung menuliskan rencananya tanpa menggunakan gambar. Hal ini dilakukan siswa tersebut karena dalam menyelesaikan soal tidak memerlukan gambar. Siswa langsung mengerjakan dan menghitung pecahan desimal tanpa menggunakan bantuan dengan menyamakan penyebutnya, kemudian menyelesaikan sesuai dengan permintaan pada soal
Article
Full-text available
em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model discovery learning pada materi persamaan lingkaran di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Singkawang. Penelitian ini menggunakan desain Pre-Eksperimental dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas XI IPA SMA Negeri 5 Singkawang yang berjumlah 20 orang siswa. Adapun teknik pengambilan sampelnya dengan Non probability Sampling yaitu sampling jenuh. Karena kelas XI IPA hanya ada satu kelas di SMA Negeri 5, maka sampelnya juga seluruh siswa kelas XI IPA yang berjumlah 20 orang siswa. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan uji statistik yaitu sampel paired test. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh model discovery learning terhadap pemahaman konsep matematis siswa sebesar 2,36%. Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan model discovery learning menggunakan perhitungan persentase frekuensi aktivitas. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa, dimana pada pertemuan pertama diperoleh persentasenya sebesar 76,88% dan pertemuan kedua sebesar 79,37% dengan kriteria sangat aktif. Analisis lembar observasi keterlaksanaan model discovery learning menggunakan perhitungan persentase frekuensi keterlaksanaan. Hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan model discovery learning diperoleh persentasenya sebesar 82,63% dengan kriteria sangat baik.</em
Article
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 1 Kuok. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, yaitu peneliti berperan langsung sebagai guru dalam proses pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kuok yang berjumlah 66 orang dan objek penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis. Pengambilan data dalam penelitian ini mengunakan metode observasi, dokumentasi, dan tes. Dalam penelitian ini, pertemuan dilaksanakan selama enam kali, yaitu satu pertemuan dilaksanakan pre test, empat kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan satu pertemuan lagi dilaksanakan pos test. Data yang terkumpul dari hasil tes dianalisis dengan menggunakan uji tes”t”. Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional di SMP Negeri 1 Kuok. Ini dapat dilihat dari perbandingan to dengan tt. Pada taraf 5% menunjukkan bahwa to lebih besar dari tt (3,34 > 2,02). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar menggunakan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Analisis Pemahaman Konsep Limit Fungsi pada Siswa SMA berdasarkan Jenis Kelamin
  • Darsih Wabula
  • E Cahyono
J. Darsih Wabula and E. Cahyono, "Analisis Pemahaman Konsep Limit Fungsi pada Siswa SMA berdasarkan Jenis Kelamin." in Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY, Yogyakarta, 2017), pp. 191-196.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2 (Bumi Aksara
  • S Arikunto
S. Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2 (Bumi Aksara, Jakarta, 2012) pp. 299.
  • S P Dewi
  • M Maimunah
  • Y Roza
S. P. Dewi, M. Maimunah, and Y. Roza, Jurnal Kependidikan. vol. 7. no. 3, 699-707 (2021).
  • T Rahman
T. Rahman, Symmetry. vol. 5, 2548-2297 (2020).
  • N Wahidah
  • H Hasanuddin
N. Wahidah and H. Hasanuddin, JURING (Jour. for Res. in Math.) vol 1. no. 1, 79-90 (2018).
  • F Masnia
  • Z Amir
F. Masnia and Z. Amir, JURING (Jour. for Res. in Math.) vol 2. no 3, 249-256 (2019).
  • A Yudha
  • S Sufianto
  • B Engga
  • P Damara
  • B Taqwan
  • S Haji
A. Yudha, S. Sufianto, B. Engga, P. Damara, B. Taqwan, and S. Haji, Advances in Social Science. Education and Humanities Research. 295, 170-173 (2019).
  • E Eriana
  • K Kartono
  • S Sugianto
E. Eriana, K. Kartono, and S. Sugianto, J. Prim. Educ. vol. 8. no. 2, 176-183 (2019).
  • L Andriani
  • R Revita
L. Andriani and R. Revita, JURING (Jour. for Res. in Math.) vol. 3. no. 2, 125-132 (2020).
  • I R F Ginting
  • S Sutirna
  • Maju J Ilm
I. R. F. Ginting and S. Sutirna, MAJU J. Ilm. Pendidik. Mat. vol. 8. no. 1, 350-357 (2021).