BookPDF Available

Buku - Sistem Informasi Manajemen

Authors:

Abstract

Sistem Informasi Manajemen (SIM) sebagai sebuah keilmuan sering di salah artikan oleh para mahasiswa, yang menganggap mereka akan belajar tentang teknologi yang rumit dan bahasa pemrograman. SIM sebagai keilmuan lebih dekat dan lebih mudah dapat dipelajari oleh khususnya mahasiswa Teknik Industri, karena mahasiswa telah mengenal keilmuan lainnya yang dapat saling menunjang untuk dapat diterapkan pada sebuah industri jasa maupun industri manufaktur. Penulis akan terus menyempurnakan buku ini pada edisi mendatang, yang isinya akan disesuaikan untuk kepentingan keilmuan mahasiswa teknik industri yang sudah cukup banyak bekerja dalam bidang fucntional consultant ERP, business development, business intelligent, dll,
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
M Dachyar
ii Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen. Jakarta, UI Publishing, 2022
M Dachyar
viii, 72 hlm.; 15,5 x 23 cm
ISBN : 978-623-333-296-5
e-ISBN : 978-623-333-297-2 (PDF)
©Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit
Cetakan 2022
Diterbitkan pertama kali oleh UI Publishing
Anggota IKAPI & APPTI, Jakarta
Jalan Salemba 4, Jakarta 10430
Tel. +62 21 319-35373; 319-30172; 319-30252
Kompleks ILRC Gedung B Lt. 1 & 2
Perpustakaan Lama Universitas Indonesia
Kampus UI, Depok, Jawa Barat 16424
Tel. +62 21 788-88199; 788-88278
E-mail: uipublishing@ui.ac.id
iii
Sistem Informasi Manajemen
Perkenankanlah bersama ini saya mengucap syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada
saya, sehingga buku ini dapat selesai ditulis.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) sebagai sebuah keilmuan
sering di salah artikan oleh para mahasiswa, yang menganggap mereka
akan belajar tentang teknologi yang rumit dan bahasa pemrograman.
SIM sebagai keilmuan lebih dekat dan lebih mudah dapat dipelajari
oleh khususnya mahasiswa Teknik Industri, karena mahasiswa telah
mengenal keilmuan lainnya yang dapat saling menunjang untuk dapat
diterapkan pada sebuah industri jasa maupun industri manufaktur.
Penulis akan terus menyempurnakan buku ini pada edisi mendatang,
yang isinya akan disesuaikan untuk kepentingan keilmuan mahasiswa
teknik industri yang sudah cukup banyak bekerja dalam bidang
fucntional consultant ERP, business development, business intelligent,
dll,
.
Semoga buku ini bermanfaat
Jakarta, Agustus 2022
M Dachyar
PRAKATA
iv Sistem Informasi Manajemen
v
Sistem Informasi Manajemen
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ vii
1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
2. DAYA SAING PERUSAHAAN ............................................... 3
3. MANAJEMEN PENGETAHUAN ........................................... 7
3.1 Konsep dari pengetahuan.................................................. 7
3.2 Pengetahuan sebagai sumber daya organisasi ......... 7
3.3 Memanajemen Pengetahuan ............................................ 8
3.4 Manajemen Pengetahuan untuk bisnis global .......... 8
3.5 Pengetahuan tersembunyi dan utilisasi dari IT ....... 9
3.6 Perhatian terhadap sumber daya manusia ................ 9
4. PERDAGANGAN ELEKTRONIK.......................................... 11
4.1 Perspektif E-commerce. ..................................................... 12
4.2 Business to Business (B2B) .............................................. 13
4.3 Business to Consumer (B2C) ........................................... 14
4.4 Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce) 15
4.5 Pemerintah ke Warga .......................................................... 16
4.6 Perdagangan Mobile (m-commerce). ........................... 17
5. MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN. ........................ 25
5.1 Retensi Pelanggan. ................................................................ 26
5.2 Penekanan pada multiple segments ............................. 27
5.3 Pendekatan pada cross-functional activity ................. 27
6. ENTERPRISE RESOURCE PLANNING / ERP ..................... 29
6.1 Perkembangan ERP .............................................................. 30
6.2 Keuntungan ERP .................................................................... 31
6.3 Kelemahan ERP ...................................................................... 31
6.4 Faktor sukses implementasi ERP ................................... 32
6.5 Business Intellegence .......................................................... 35
vi Sistem Informasi Manajemen
7. REKAYASA ULANG PROSES BISNIS ................................. 37
  ......................... 37
7.2 Konsep dari Business Process Reengineering .......... 39
7.3 Langkah dalam Business Process Reengineering ... 40
7.4 Business Process Simulation ............................................ 41
7.5 Faktor penting kesuksesan dan kegagalan BPR ....... 44
7.6 Metodologi dan tools dari Process modelling .......... 45
8. RELATIONAL DATABASE .................................................... 51
9. INTERNET OF THINGS ........................................................ 65
9.1 Teknologi Internet of Things ............................................ 65
9.2 Kode batang / Barcode ....................................................... 66
9.3 QR Code ..................................................................................... 67
9.4 RFID ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 69
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Faktor sukses implementasi ERP ................................. 32
Tabel 2. Jenis-Jenis Data Type............................................................ 59
vii
Sistem Informasi Manajemen
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengumpulan data sampai informasi disimpan 2
Gambar 2. Sumberdaya Perusahaan ............................................. 3
Gambar 3. Keunggulan kompetitif Apple .................................... 5
Gambar 4. Siklus manajemen pengetahuan .............................. 10
Gambar 5. Beberapa tipe dari E-Commerce .............................. 12
Gambar 6. Hubungan antara bagian pada ERP ........................ 30
Gambar 7. Siklus BPR .......................................................................... 38
Gambar 8. Framework Reengineering ......................................... 39
Gambar 9. Faktor sukses BPR .......................................................... 44
Gambar 10. Faktor kegagalan BPR ................................................... 44
Gambar 11. Notasi yang digunakan di SADT ................................ 45
Gambar 12. Dasar pendekatan IDEF ............................................... 46
 ............................................ 48
Gambar 14. Hirarki Data ....................................................................... 53
Gambar 15. Fields dan Records ......................................................... 54
Gambar 16. Tampilan Microsoft Access ......................................... 56
Gambar 17. Tampilan Membuat Database Baru ......................... 57
Gambar 18. Tampilan Datasheet View ............................................ 58
Gambar 19. Tampilan Mengisi Field ................................................ 58
Gambar 20. Primary Key pada Field ................................................ 60
Gambar 21. Mengisi Data/Record .................................................... 60
Gambar 22. Membuat Relationships ............................................... 61
Gambar 23. Contoh Relationships .................................................... 62
Gambar 24. Membuat Query ............................................................... 62
Gambar 25. Memunculkan Field yang Di-Query......................... 63
viii Sistem Informasi Manajemen
Pendahuluan
1
Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi perlu dikelola dengan baik, agar kegiatan pada
industri manufaktur maupun industri jasa dapat berjalan dengan
         
menjadi pusat saraf dari sebuah organisasi. Diperlukan koordinasi
yang baik melalui sebuah sistem informasi, agar perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
Sistem informasi adalah gabungan kegiatan dari manusia,
perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber
data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi
pada sebuah organisasi. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja
yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi,
menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.

diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan.
Sistem Informasi adalah sebuah subsistem dari suatu sistem organisasi
yang menyediakan layanan informasi untuk keperluan operasional
dan manajemen.

Informasi yang di kumpulkan : didapat secara otomatis (sumber
formal), informasi yang berulang (berhubungan dengan data transaksi
komersil) dan dari proses yang tidak disengaja (sumber informal) atau
informasi yang tidak berulang (data untuk keputusan strategis). Pada
semua kasus, data itu digabung dengan melakukan operasional input,
memformat ulang, dll.
Proses informasi : di fase ini, data diubah menjadi informasi. Data
yang telah dikumpulkan di gabung dengan beberapa cara seperti
1. PENDAHULUAN
Pendahuluan
2Sistem Informasi Manajemen
sorting, perbandingan, dan diinterpretasikan, kemudian diurutkan
berdasarkan kepentingan untuk mendapatkan gambaran berguna
untuk pengguna
Penyimpanan informasi: aktivitas ini adalah untuk menyimpan
informasi dan atau data yang telah terstruktur dan menjaga kualitas
dengan secara terus menerus melakukan koreksi dan update.
Sirkulasi dan diseminasi informasi: pada akhirnya informasi dikirim
        
Informasi ini dikirim melalui email, internet, intranet, dll.
Gambar 1. Pengumpulan data sampai informasi disimpan
Daya Saing Perusahaan
3
Sistem Informasi Manajemen
Kemajuan yang cepat di bidang teknologi dan sistim informasi
membuat perusahaan selalu berusaha mengembangkan strategi
mereka agar mereka unggul dan tidak tertinggal dari pesaingnya. Dalam
bidang manajemen strategis, pandangan melalui Resource-based View
(RBV) adalah teori yang membuat sebuah perusahaan dapat mencapai
keunggulan bersaing dengan mengandalkan sumberdaya sehingga
dapat membuat perusahaan unggul secara berkelanjutan dan terus
menerus. Gambar 1 menunjukan beberapa sumberdaya yang dapat
membuat perusahaan menjadi unggul dari perusahaan lain. Sistim
Informasi menjadi bagian yang penting untuk mendorong kecepatan
transaksi, kecepatan pembayaran, kecepatan pengiriman barang dan
juga menerima keluhan dari pelanggan.
2. DAYA SAING PERUSAHAAN
Gambar 2. Sumber daya Perusahaan
Daya Saing Perusahaan
4Sistem Informasi Manajemen
Ada tiga tipe sistem informasi yang umum dikembangkan
       
        
menjadi suatu sistem strategis bagi perusahaan.
Banyak masalah yang terjadi karena perusahaan tidak dapat
menghubungkan strategi mereka dengan apa yang sebenarnya ingin
dicapai. Awalnya, sistem informasi dianggap merupakan bagian dari
pemprosesan data perusahaan dan hanya dianggap sebagai salah
satu komponen kecil untuk jalannya perusahaan. Namun, penelitian
menunjukkan bahwa sistem informasi akan meningkatkan keunggulan
daya saing perusahaan secara langsung jika sistem diintegrasikan
dengan sumber daya dan proses bisnis yang baik.
Sistem informasi strategis adalah sistem yang mendukung atau
membentuk strategi kompetitif suatu perusahaan. Sistem informasi stra-
tegis adalah sistem informasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan
keunggulan daya saing. Sistem informasi yang mengubah tujuan, proses,
produk, atau hubungan lingkungan dengan tujuan membantu organisasi
mencapai keunggulan daya saing atau mengurangi kelemahan mereka sebuah
sistem informasi strategis. Teori Resource-based View (RBV) meru pakan
penjelasan yang umum digunakan untuk menjelaskan hu bungan antara
investasi strategis teknologi informasi dengan keuntungan perusahaan.
Beberapa komponen utama dalam sistem informasi strategis adalah:
Sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk mengem-
bangkan pendekatan strategis dalam sistem informasi dengan strategi
bisnis perusahaan.
Solusi Enterprise Resource Planning (ERP) yang menggabungkan bisnis
proses dengan tujuan perusahaan agar sumber daya perusahaan dapat
dipakai optimal
Sistem database dengan kemampuan data mining agar informasi yang
didapatkan perusahaan dapat dipakai untuk keperluan marketing,
produksi, promosi, dan inovasi. Sistem informasi strategis juga dapat

Sistem informasi yang bersifat real-time untuk mempertahankan
respons yang cepat dan berkualitas.
Daya Saing Perusahaan
5
Sistem Informasi Manajemen
Saat ini ada tiga bidang yang umum dalam strategi sistem informasi,
yaitu 1) kesesuaian sistem informasi dengan strategi bisnis, 2)

dan 3) hasil dari sistem untuk mencapai keunggulan daya saing.
Untuk mencapai sistem informasi yang strategis, sistem informasi
harus disesuaikan dengan strategi bisnis perusahaan. Sistem
informasi strategis dapat meningkatkan diferensiasi perusahaan,
perkembangan, reduksi biaya, inovasi, serta jaringan sehingga pada
akhirnya meningkatkan daya saing. Strategic Information System
Alignment (SISA) adalah cara efektif untuk mengembangkan dan
mempertahankan sistem informasi atau teknologi informasi yang
mendukung operasi bisnis. Penyebab kegagalan sistem informasi
strategis disebabkan oleh gagalnya penerapan sistem yang sejalan
secara strategis di seluruh perusahaan, karena masing2 divisi merasa
lebih punya cara yang terbaik di mata mereka, padahal secara sistem
tidak terintegrasi.
Dalam menerapkan sistem informasi strategis, ada tiga hal yang harus
diperhatikan: Kesadaran akan tujuan strategis, kesesuaian antara
tujuan strategis dan kemampuan teknologi informasi dan kesuksesan
implementasi teknologi informasi.
Gambar 3 dibawah menunjukkan keunggulan kompetitif melalui sistem
informasi yang dibuat oleh Apple ITunes, Sumber : Othman ( 2011).
Gambar 3. Keunggulan kompetitif Apple
Daya Saing Perusahaan
6Sistem Informasi Manajemen
Manajemen Pengetahuan
7
Sistem Informasi Manajemen
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management / KM)
merupakan konsep yang dapat diterapkan pada organisasi
dengan memanfaatkan sistem informasi yang baik. Aplikasi dari
knowledge manajemen ini merepresentasikan tantangan sebenarnya
dari bisnis global.
3.1 Konsep dari pengetahuan
Pada dasarnya, pengetahuan merupakan sesuatu yang dibentuk

dan pengalaman manusia. Oleh karena itu, hanya manusia yang dapat
memiliki pengetahuan dalam faktanya.
Data merupakan angka dan fakta mentah, informasi merupakan
data yang diproses dan diorganisisr, dan pengetahuan merupakan
informasi yang autentik dan bermakna.
Pengetahuan dikategorisasikan sebagai pengetahuan yang
tersembunyi dan eksplisit. Pengetahuan yang eksplisit mudah untuk
diartikulasikan, diabadikan, dan didistribusikan di dalam bentuk
atau format yang berbeda. Pengetahuan tersembunyi merupakan
pengetahuan yang disembunyikan dan tidak dibicarakan. Sangat
     
mendistribusikan pengetahuan tersembunyi tersebut. Hal ini karena
individu-individu tidak dapat mengartikulasikan pengetahuan tipe ini
dengan mudah. Pengetahuan tersembunyi dapat dipikirkan sebagai
suatu konsep know-how yang dibutuhkan melalui pengelaman personal.
3.2 Pengetahuan sebagai sumber daya organisasi
Pengembangan teori pada aspek manajemen strategis dan
ekonomi telah memulai untuk fokus pada sumber daya perusahaan
3. Manajemen Pengetahuan
Manajemen Pengetahuan
8Sistem Informasi Manajemen
dan kapabilitasnya. Perspektif ini direferensikan sebagai pandangan
terhadap perusahaan berbasis sumber daya. Pandangan berbasiskan
sumberdaya ini memperkirakan bahwa perusahaan harus memposisikan
didrinya secara strategis berdasarkan keunikan mereka, sumberdaya
yang bernilai dan intim dan kapabilitas. Pengetahuan dipertimbangkan
sebagai sumberdaya perusahaan yang paling penting. Kemampuan
untuk mengadakan, mengintegrasikan, menyimpan, membagi, dan
mengaplikasikan pengetahuan menjadi kapabilitas yang penting untuk
membangun dan menjaga keunggulan dalam persaingan. Pengetahuan
berbasiskan keunggulan kompetitif bersifat sustainable karena semakin
suatu perusahaan mengetahui hal tersebut maka semakin mampu
perusahaan dalam melakukan pembelajaran.
3.3 Memanajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan telah menjadi hal yang krusial dan
penting untuk kemajuan dan keunggulan perusahaan-perusahaan.
     
capaian dari tujuan organisasi dengan membuat faktor pengetahuan
produktif. Hal ini merupakan manajemen sistematis dari aktivitas
yang berelasi dengan pengetahuan, praktik, program, dan kebijakan di
dalam perusahaan. Kegiatan manajemen pengetahuan memiliki tujuan
      
untuk membuat pengetahuan baru untuk di capai dan dipertahankan
keunggulan kompetitifnya.
3.4 Manajemen Pengetahuan untuk bisnis global
      
pengetahuan. Hal tersebut merupakan kebutuhan untuk dapat
membedakan antara data dan informasi dari satu pihak dan
pengetahuan dari pihak lainnya. Hal ini menjadi penting, terutama
untuk tahap menyusun manajemen pengetahuan. Jika tidak jelas
pemisahannya, maka perusahaan akan memperlakukan data,
informasi, dan pengetahuan dengan cara yang sama. Pengetahuan
tersebut akan memiliki nilai yang tidak berarti.
Manajemen Pengetahuan
9
Sistem Informasi Manajemen
      
pengetahuan merupakan kesalahan fatal yang secara langsung
berkontribusi pada berbagai kesalahan dan kegagalan dimasa datang.

dan bahkan diantara cabang yang berbeda atau departemen dari
organisasi yang sama.
3.5 Pengetahuan tersembunyi dan utilisasi dari IT
Hampir semua pengetahuan dapat tersembuyni atau mengakar
pada pengetahuan tersembunyi. Akan tetapi, ketersembunyian
tersebutlah yang membuat pengetahuan sulit untuk ditiru dan oleh
karena itu suatu sumber organisasional penting untuk menjaga
keunggulan kompetitif perusahaan. Organisasi enggan dalam
berhadapan dengan hal tersebut. Oleh karena itu, penekanan eksplisist
yang lebih harus dilakukan. Program-program mengadakan dan
menunjang bahwa sharing pengetahuan yang tersembunyi didukung
oleh manajemen. Insentif manajerial juga dapat sangat membantu
agar sharing dan penulisan dari pengetahuan tersembunyi menjadi
lebih efektif, khususnya di dalam kasus proyek dengan pengetahuan
dengan peran yang kritikal.
Aksesibilitas dari sumber daya pengetahuan yang eksplisist
untuk pekerja harus disediakan dengan bantuan dari sistem informasi.
Suatu organisasi yang memiliki implementasi IT yang rendah
akan memiliki suatu ketidakunggulan dalam penempatan di pasar
global. Untuk menyediakan hal ini menjadi tanggung jawab lain dari
manajemen.
3.6 Perhatian terhadap sumber daya manusia
Departemen sumber daya manusia krusial bagi insiatif dari
knowledge manajemen. Manajemen sumber daya manusia dapat
menunjang pengadaaan aliran budaya dan sharing pengetahuan dari
pekerja. Hal ini juga dapat berguna bagi pengintegrasian pengetahuan
kepada proses pembuatan keputusan organisasi. Komitmen terhadap
knowledge manajemen secara khusus penting untuk pada sumber
Manajemen Pengetahuan
10 Sistem Informasi Manajemen
daya manusia profesional. Mereka diharapkan untuk berkontribusi
secara strategis untuk keberlangsungan dari proses penentuan gap
pada pengetahuan dari organisasi. Top manajemen harus menunjang
sumber daya manusia profesional untuk menjadi aktif didalam proses
knowledge manajmen dan mengkoordinasikan hubungan antara
fungsi manajemen sumberdaya manusia dan knowledge manajemen.
Gambar dibawah ini melihatkan siklus manajemen pengetahuan yang
dibuat oleh Backy Simon dari Smartsheet tahun 2021.
Gambar 4. Siklus manajemen pengetahuan
Perdagangan Elektronik
11
Sistem Informasi Manajemen
Perdagangan Elektronik (Electronic Commerce/ e-commerce)
dilakukan dalam sebuah jaringan (network economy), e-commerce
telah menjadi model terbaru dalam perdagangan komoditas.
E-commerce adalah sebuah cara transaksi secara elektronik dalam
lingkungan jaringan yang luas, dengan penggunaan computer, telepon
genggan dan teknologi informasi, seperti pembelanjaan secara online
oleh konsumen yang biasa disebut B2C (Business-to-Consumer) dan
transaksi online barang dan jasa antar perusahaan jasa yang disebut
B2B (Business-to-Business). Inti dari proses aktivitas e-commerce
adalah penyatuan dari aliran bisnis, aliran informasi, aliran modal,
dan aliran logistik. Kemunculan e-commerce, dari satu sisi, membuat
kehidupan menjadi lebih mudah; dan di sisi lain membuka jalur baru
untuk melakukan ekspansi bisnis. Bisnis melalui e-commerce dapat
diselesaikan dalam jaringan, merealisasikan perdagangan sampai
        

keuntungan dari e-commerce dapat menjadi sulit dijalankan secara
efektif.
Electronic Commerce (e-Commerce) telah ada dalam berbagai
bentuk transaksi selama lebih dari 20 tahun. Teknologi yang disebut
dengan Electronic Data Interchange (EDI) dan Electronic Funds
Transfer (EFT) pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun1970-an.
Pertumbuhan penggunaan kartu kredit, Automated Teller Machines
dan perbankan via telepon di tahun1980-an juga merupakan
bentuk-bentuk e-Commerce. e-Commerce melibatkan lebih dari satu
perusahaan, dan dapat diaplikasikan hampir di setiap jenis hubungan
bisnis. e-Commerce mengizinkan anda untuk menjual produk-
produk dan jasa secara online. Calon pelanggan atau konsumen dapat
4. PERDAGANGAN ELEKTRONIK
Perdagangan Elektronik
12 Sistem Informasi Manajemen
menemukan website anda, atau aplikasi melalaui telepon genggam,
membaca dan melihat produk-produk, memesan dan membayar
produk-produk tersebut secara online.
Gambar 5 dibawah ini memperlihatkan beberapa type dari
E-commerce ( Sumber; Arishekar N,2022)
Gambar 5. Beberapa tipe dari E-Commerce
4.1 Perspektif E-commerce.
E-commerce (electronic commerce) merupakan istilah yang
digunakan oleh perusahaan untuk menjual dan membeli sebuah produk

berdasarkan komunikasi, proses bisnis, layanan, dan online.
     
telah disebutkan yaitu :
Perspektif Komunikasi (Communications), Menurut perspektif
ini, ecommerce merupakan pengiriman informasi, produk/jasa,
dan pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau
sarana elektronik lainnya.
Perspektif Proses bisnis (Business), Menurut perspektif ini,
e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi

Perdagangan Elektronik
13
Sistem Informasi Manajemen
Perspektif layanan (Service), Menurut perspektif ini e-commerce
merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan,
konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost
ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
Perspektif Online (Online), Menurut perspektif ini e-commerce
berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di
internet dan jasa online lainnya.
4.2 Business to Business (B2B)
Business to Business eCommerce memiliki karakteristik:
Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki
hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya
dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah
mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan
dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang
dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data
yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, layanan yang
digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data
untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan
data, tidak harus menunggu parternya.
Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana
processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku
bisnis. Pada Business to Business e-commerce umumnya
menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI).
Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga
menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Pendekatan
lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman
data adalah dengan menggunakan Extensible Markup Language
(XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium
(W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam
dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga
sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok
yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group.
Perdagangan Elektronik
14 Sistem Informasi Manajemen
Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang sering
disebut VAN (Value Added Network). Populernya jaringan komputer
Internet memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal
dengan nama EDI over Internet.
Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-tobusiness
e-Commerce adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise
Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan
teknologi informasi pada perusahaan jasa dan manufaktur. Sebagai
contoh, perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan menggunakan
teknologi informasi sehingga dapat menjalankan just-in-time
manufacturing untuk produksi produknya.
4.3 Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer eCommerce memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
Pelayanan (service) yang diberikan bersifat umum (generic)
dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai.
Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan
maka layanan diberikan dengan menggunakan basis Web.
Layanan diberikan berdasarkan permohonan (on demand).
Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap
memberikan respon sesuai dengan permohonan.
Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil
asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal
(berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan
di sisi server.
Business to Consumer e-commerce memiliki permasalahan
yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati konsumen pada saat
ini menggunakan bermacam-macam pendekatan misalnya dengan
menggunakan “electronic shopping mall” atau menggunakan konsep
“portal.
Electronic shopping mall menggunakan websites untuk
menjajakan produk dan layanan. Para penjual produk dan layanan
membuat sebuah storefront yang menyediakan katalog produk
Perdagangan Elektronik
15
Sistem Informasi Manajemen
dan layanan ( service) yang diberikannya. Calon pembeli dapat
melihat-lihat produk dan layanan yang tersedia seperti halnya dalam
kehidupan sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya,
calon pembeli dapat melakukan belanja ini kapan saja dan darimana
saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Contoh penggunaan
website untuk menjajakan produk dan layanannya antara lain:
Amazon http://www.amazon.com, Amazon merupakan toko
buku virtual yang menjual buku melalui web sitenya. Kesuksesan
Amazon yang luar biasa menyebabkan toko buku lain harus
melakukan hal yang sama.
eBay http://www.ebay.com, merupakan tempat lelang online.
Konsep portal agak sedikit berbeda dengan electronic shopping
mall, dimana pengelola portal menyediakan semua layanan di
portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal
menyediakan surat elektronik (e-mail) gratis yang berbasis Web
bagi para pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu
kembali ke portal tersebut.
4.4 Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce)
Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih
membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini
seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai
pasokan.
Consumer to consumer C2C); Dalam C2C seseorang menjual
produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan
ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama
lain.· Lelang C2C, Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C
dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh
perantara, seperti eBay.com; para pelanggan juga dapat menggunakan
situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com.
Layanan Personal. Banyak layanan personal (pengacara, tukang,
pembuat laporan pajak, penasehat investasi, layanan kencan)
tersedia di internet. Beberapa gratis dan ada juga yang berbayar.
Perdagangan Elektronik
16 Sistem Informasi Manajemen
Comsumer to Business (C2B) ; Dalam C2B konsumen memeritahukan
kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok
bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen.
Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk
dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba menemukan
pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
4.5 Pemerintah ke Warga
Dalam kondisi ini sebuah unit atau lembaga pemerintah
menyediakan layanan ke para masyarakat melalui teknologi
E-commerce (Government to Citizen – G2C). Unit-unit pemerintah
dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya
serta dengan berbagai perusahaan (G2B). E-goverment yaitu
penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce
secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik
ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta
mereka yang bekerja di sektor publik. E-goverment menawarkan

efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik.
E-goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan
pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak
akses informasi pemerintah. e-goverment juga memberikan peluang
bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai lembaga
pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses
demokrasi. e-goverment dapat dibagi menjadi tiga kategori:
Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen), Lembaga
pemerintah makin banyak yang menggunakan internet untuk
menyediakan layanan pada warga.
Pemerintah ke Perusahaan (Goverment to Business), Pemerintah
menggunakan internet untuk menjual dan membeli sesuatu dari
perusahaan.
Pemerintah ke Pemerintah (Goverment to Government). Meliputi
e-Commerce intra pemerintah (transaksi antar pemerintah yang
berbeda). Serta berbagai layanan antar lembaga pemerintah yang
berbeda.
Implementasi EGoverment.
Perdagangan Elektronik
17
Sistem Informasi Manajemen
4.6 Perdagangan Mobile (m-commerce).
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti
dengan menggunakan telepon selluler untuk mengakses internet dan
berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce. M-commerce saat ini
sangat mudah digunakan untuk dapat memesan tiket pesawat, tiket
kereta api, pemesanan hotel, pesan antar makanan, sampai pemesanan
ojek secara online.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa
bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi
dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat
waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik,
jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus,
beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif; 2. Menyediakan jasa pembelian
yang tanggap, cepat, dan ramah; 3. Menyediakan informasi barang dan
jasa yang lengkap dan jelas; 4. Menyediakan banyak bonus seperti
kupon, penawaran istimewa, dan diskon; 5. Memberikan perhatian
khusus seperti usulan pembelian; 6. Menyediakan komunitas untuk
berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain; 7. Mempermudah
kegiatan perdagangan.
Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk
kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa e-commerce dapat
memberikan manfaat antara lain:
Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa
manfaat penggunaan e-commerce dalam bisnis adalah mendapatkan
pelanggan baru. Digunakannya e-commerce memungkinkan
perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang
berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.
Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Industri perbakan
menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat
nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan
mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang
masih bertahan dengan teknologi lama. Saat ini bank juga sudah
mulai berpindah menjadi bank digital, dimana tidak ada lagi

Perdagangan Elektronik
18 Sistem Informasi Manajemen
Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-commerce
memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan
dengan melakukan interaksi yang lebih personal sehingga dapat
memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan
e-commerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu
layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
Melayani konsumen tanpa batas waktu. Pelanggan dapat
melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu
perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun
buka dari suatu perusahaan tersebut.
Dampak E-commerceTerhadap Dunia bisnis. E-commerce
berdampak pada akselerasi pertumbuhan direct marketing yang
secara tradisional berbasis mail order (katalog) dan telemarketing.
Kemunculan e-commerce memberikan beberapa dampak positif bagi
aktivitas pemasaran, diantaranya:
Memudahkan promosi produk dan jasa secara interaktif dan
real time melalui saluran komunikasi langsung via internet.
Menciptakan saluran distribusi baru yang bisa menjangkau
lebih banyak pelanggan di hampir semua belahan dunia.

informasi dan produk terdigitalisasi (contoh perangkat lunak
dan musik)
Menekan waktu siklus dan tugas–tugas administratif (terutama
untuk pemasaran internasional) mulai dari pemesanan hingga
pengiriman produk.
Layanan pelanggan yang lebih responsif dan memuaskan,
karena pelanggan bisa mendapatkan informasi lebih rinci dan
merespon cepat secara online.
Memfasilitasi kostumisasi yang telah diterapkan pada sejumlah
produk seperti kosmetik, mobil, rumah, komputer, kartu ucapan,
dan berbagai macam produk lainnya.
Memudahkan aplikasi one-to-one atau direct advertising yang
lebih efektif dibandingkan mass advertising.
Perdagangan Elektronik
19
Sistem Informasi Manajemen
Menghemat biaya dan waktu dalam menangani pemesanan,
karena sistem pemesanan elektronik memungkinkan
pemrosesan yang lebih cepat dan akurat.
Menghadirkan pasar maya/virtual (markespace) sebagai
komplemen pasa tradisional (marketplace).
Proses E-commerce Dalam Dunia Bisnis
Dalam proses e-commerce, perusahaan membutuhkan beberapa
komponen utama agar operasi dan manajemen aktivitas e-commerce
berjalan dengan baik. Komponen-komponen pokok yang memiliki
peran penting dalam proses e-commerce
1. Pengendalian akses dan keamanan, Situs e-commerce harus
memberikan rasa percaya dan akses yang aman untuk berbagai
pihak dalam transaksi e-commerce, misalkan dengan adanya
       
tangan digital. Kemudian ada otorisasi akses yang hanya ke
bagian tertentu saja sehingga hanya para pelanggan yang
terdaftar saja yang dapat mengakses informasi dan aplikasi
yang ada. Pengendalian akses dan keamanan ini perlu dilakukan
untuk melindungi sumber daya situs e-commerce dari berbagai
ancaman seperti peretas (hacker), pencurian password atau
nomor kartu kredit, atau menghindari kegagalan sistem.
       
      
      
        
mengenali kita sebagai pemakai individual, memberikan
tampilan personalisasi, saran atas produk dan iklan web. Tujuan

mengumpulkan data mengenai hubungan pelanggan,
perencanaan pemasaran, dan untuk manajemen situs web itu
sendiri.
3. Manajemen pencarian, Software e-commerce harus meliputi
komponen mesin pencari situs web untuk dapat membantu
Perdagangan Elektronik
20 Sistem Informasi Manajemen
para pelanggannya dalam menemukan produk dan jasa tertentu
yang mereka inginkan untuk dievaluasi atau dibeli.
4. Manajemen isi dan katalog, Isi e-commerce sebagian besar
berbentuk katalog multimedia yang memuat informasi
produk sehingga membuat dan mengelola catalog merupakan
rangkaian utama dari manajemen isi. Software manajemen
        
disebutkan sebelumnya. Software manajemen isi akan
membantu perusahaan e-commerce untuk mengembangkan,
menghasilkan, mengirimkan, memperbaharui, dan menyimpan
data teks serta informasi multimedia di situs web e-commerce.
Selanjutnya manajemen isi dan katalog dapat diperluas untuk

layanan mandiri berbasis web dan penyesuaian massal atas
berbagai produk perusahaan.
5. Manajemen arus kerja, Sistem arus kerja e-business digunakan
untuk membantu para karyawan secara elektronik bekerja sama
untuk menyelesaikan tugas pekerjaan dengan menggunakan
 
ini memastikan bahwa transaksi, keputusan, dan aktivitas kerja
yang tepat dilakukan, serta data dan dokumen yang benar telah
dikirimkan ke para karyawan, pelanggan, pemasok, dan pihak
stakeholder.
6. Pemberitahuan kegiatan, Proses pemberitahuan kegiatan

e-commerce karena sistem ini digunakan untuk memonitor
semua proses e-commerce dan mencatat semua kegiatan
yang relevan, termasuk perubahan mendadak atau ketika
dalam masalah. Sistem ini akan memberitahukan kepada para
pelanggan, pemasok, dan pegawai serta stakeholder mengenai
semua kegiatan transaksi yang berkaitan dengan status mereka
dengan melalui pesan elektronik seperti e-mail, newsgroup,
penyeranta (pager), atau fax.
7. Kerjasama dan perdagangan, Tujuan utama e-commerce
adalah untuk mendukung kesepakatan kerjasama dan layanan
Perdagangan Elektronik
21
Sistem Informasi Manajemen
perdagangan yang dibutuhkan oleh para pelanggan, pemasok,
dan stakeholder lainnya. Seperti halnya dalam e-business, sistem
e-commerce juga fokus menumbuhkan komunitas berkepentingan
online untuk meningkatkan layanan pelanggan dan membangun
loyalitasnya.
8. Proses pembayaran elektronik, Pembayaran sebagai proses nyata
dan penting dalam transaksi e-commerce. Sekarang ini sebagian
besar sistem e-commerce yang terlibat dalam web dan bisnis B2C
menggunakan proses pembayarannya dengan kartu kredit.
Faktor Keberhasilan E-commerce Dalam Dunia Bisnis. Dalam
menciptakan perusahaan e-commerce yang sukses dan berkelanjutan
maka secara umum tentunya perusahaan harus mencari cara untuk
dapat membangun kepuasan, loyalitas, dan hubungan baik dengan
para pelanggan secara online agar mereka tetap kembali ke toko
web perusahaan kita ataupun mobile app perusahaan kita. Kunci
keberhasilan perusahaan ritel elektronik adalah ketika perusahaan
mampu mengoptimalkan beberapa faktor sukses e-commerce seperti
berikut:
Selection and Value, Faktor Pilihan dan nilai meliputi pilihan
produk yang menarik, harga yang bersaing, jaminan kepuasan,
dan dukungan pelanggan setelah penjualan.
Performance and Service, Faktor Kinerja dan pelayanan meliputi
      
pengiriman yang cepat dan mudah. Look and Feel, Faktor
Tampilan dan rasa yakni meliputi pajangan web, situs web, area

yang menarik.
Advertising and incentives, Faktor Iklan dan insentif meliputi :
web dan promosi e-mail bersasaran serta penawaran khusus,

Personal attention, Faktor perhatian personal meliputi halaman
web personal, saran produk yang dipersonalisasi, iklan web dan
pemberitahuan e-mail, serta dukungan interaktif untuk semua
pelanggan.
Perdagangan Elektronik
22 Sistem Informasi Manajemen
Community relationship, Faktor hubungan dengan komunitas
meliputi komunitas virtual para pelanggan, pemasok, perwakilan
perusahaan, dan lainlainnya melalui newsgroup, ruang bincang,
serta berbagai hubungan ke situssitus terkait.
Security and Reliability, Faktor keamanan dan keandalan
meliputi keamanan informasi pelanggan dan transaksi di situs
web, informasi produk yang dapat dipercaya, serta pemenuhan
pesanan yang dapat diandalkan.
Manfaat E-commerce bagi Organisasi, Konsumen, dan Masyarakat luas
Bagi Organisasi:
Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar
global, sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak
pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi
dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok
Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan,
menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas
Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat
terspesialisasi.
Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara
memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull” yang
prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan menggunakan
pemanufakturan just-in-time.
Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/
jasa.
Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang
proses bisnis
Menekan biaya telekomunikasi.
Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi
lainnya setiap saat (7 hari 24 jam).
Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak
kepada pelanggan
Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk dan jasa
yang lebih murah, karena konsumen bisa berbelanja di banyak
tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
Perdagangan Elektronik
23
Sistem Informasi Manajemen
Produk yang terdigitalisasi, e-business memungkinkan
pengiriman produk secara cepat dan real-time.
Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan
lainnya dalam electronik communities dan saling bertukar
gagasan dan pengalaman.
Memungkinkan pelanggan berpartisipasi dalam lelang virtual.
Bagi Masyarakat luas:
Memungkinkan lebih banyak orang bekerja di rumah
Memungkinkan beberapa jenis barang dijual dengan harga murah
Dampak Positif & Negatif e-commerce Bagi Dunia Bisnis
Dampak positif:
Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin
lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi
tradisional.
Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Melebarkan jangkauan (global reach).
Meningkatkan customer loyality.
Meningkatkan supplier management.
Memperpendek waktu produksi.
Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Dampak Negatif:
      
Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening

Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang
timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut
kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan
kerugian yang besar bagi si korban.
Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan.
Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik
tiba-tiba padam.
Perdagangan Elektronik
24 Sistem Informasi Manajemen
Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak.
Misalkan seorang peretas program (hacker) yang berhasil
membobol sebuah sistem perbankan lalu memindahkan
sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena
berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan
sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi
perusahaan tersebut.
Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang
dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang
tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia
atau kesalahan sistem.
Manajemen Hubungan Pelanggan
25
Sistem Informasi Manajemen
Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship
Management / CRM) dalam lingkungan bisnis yang kompetitif seperti
sekarang ini, peran sistim informasi menjadi sangat kuat, dari database
       
konsumen yang menguntungkan, membangun loyalitas jangka panjang
dengan mereka, dan secara teratur mengembangkan hubungan yang telah
tercipta, merupakan faktor kompetitif kunci bagi sebuah perusahaan.
Untuk memenuhi faktor-faktor tersebut, perusahaan dalam
berbagai industri menjadikan Customer Relationship Management
(CRM) sebagai salah satu strategi utama bisnis mereka. CRM membantu
perusahaan memahami nilai dari konsumen, membidik konsumen
yang tepat, membangun serta mempertahankan hubungan baik
dengan konsumen yang akan meningkatkan loyalitas dan keuntungan.
Istilah Customer Relationship Management (CRM) mulai
digunakan pada tahun 1990-an. CRM merupakan sebuah strategi dan
proses komprehensif yang memungkinkan sebuah organisasi untuk

menguntungkan dengan menciptakan dan memelihara hubungan jangka
panjang dengan mereka. CRM memiliki beberapa elemen, diantaranya:
- Informasi yang dibutuhkan untuk memahami konsumen dengan
lebih baik.
- Manajemen proses yang dibutuhkan untuk memberikan

- Software (perangkat lunak) yang memungkinkan perusahaan
menggunakan pengetahuan tersebut.
- Elemen pelatihan dan change management sehingga karyawan dan
organisasi memahami dan mampu memberikan pengalaman yang
dapat membangun hubungan yang kuat dan meningkatkan loyali tas.
5. MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Manajemen Hubungan Pelanggan
26 Sistem Informasi Manajemen
Prinsip Kunci CRM. Terdapat tiga prinsip kunci dalam CRM yang
harus diperhatikan. Pertama adalah penekanan pada customer retention
dan memperbesar ‘lifetime value’ dari konsumen melalui strategi
yang berfokus untuk mempertahankan konsumen yang ditargetkan
oleh perusahaan. Kedua adalah kesadaran bahwa perusahaan harus
mengembangkan hubungan dengan para stakeholder atau ‘market
domain’ jika mereka ingin mencapai keberhasilan jangka panjang.
Ketiga bahwa aktivitas CRM merupakan aktivitas yang terintegrasi,
bukan hanya peran departemen marketing atau departemen IT saja.
5.1 Retensi Pelanggan.
Memaksimalkan lifetime value konsumen adalah tujuan dasar
dari CRM. Penerapan prinsip maksimalisasi lifetime value konsumen
membuat organisasi menyadari bahwa tidak semua konsumen sama
menguntungkannya dan mereka harus memperbaiki strategi untuk
memaksimalkan keuntungan dari para konsumen tersebut.
Konsumen yang loyal, yang kembali membeli jasa tau
produk perusahaan (customer retention) merupakan aset yang
menambahkan nilai ke dalam pendapatan perusahaan. Mereka
merepresentasikan goodwill suatu brand. Contohnya Domino’s Pizza
memperkirakan bahwa konsumen yang membeli pizza seharga $5
dapat merepresentasikan nilai sebesar $5000 dalam 10 tahun usia
Domino. Serupa dengan Domino, Ford Motor Company menghitung
bahwa konsumen yang loyal akan bernilai $142,000 selama lifetime
mereka. Konsumen yang loyal tidak hanya berkontribusi terhadap
keuntungan dengan membeli dari perusahaan yang sama, tapi
mereka juga merekomendasikan kepada orang disekelilingnya dan
mengurangi biaya akusis pelanggan baru (customer acquisition).
5.2 Penekanan pada multiple segments
Customer Relationship Management memfokuskan aktivitas
pada pasar stakeholder yang beragam. Model The Six Markets
Stakeholder   market domain
yang berkontribusi terhadap efektivitas organisasi di pasar. Mereka
adalah customer markets,   (including shareholder),
Manajemen Hubungan Pelanggan
27
Sistem Informasi Manajemen
recruitment markets, referral markets, internal markets, dan supplier/
alliance markets.
Setiap market domain tersusun dari beberapa partisipan
kunci. Customer markets, contohnya, dapat terdiri dari wholesaler,
intermediari, dan konsumen.   dapat terdiri dari
      
kelompok evaluator, pemerhati lingkungan, politik, dan kompetitor.
CRM menyadari bahwa multiple market domain secara langsung atau
tidak langsung akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
memenangkan dan mempertahankan konsumen yang menguntungkan.
5.3 Pendekatan pada cross-functional activity
Aktivitas CRM merupakan aktivitas yang melibatkan seluruh
departemen yang ada dalam perusahaan, dengan keempat tipe
CRM yang ada (strategic CRM, operational CRM, analytical CRM, dan
collaborative CRM ) akan memastikan bahwa dalam setiap aktivitasnya
seluruh elemen perusahaan akan terlibat, mulai dari analis bisnis,
marketing, IT, dan lainnya. Aktivitas CRM harus mempertimbangkan
keterkaitan antara stakeholder yang berbeda. Agar sukses dalam
mengatur multiple stakeholder secara efektif, CRM harus berjalan
cross-functional. Pada praktiknya, pendekatan crossfunctional
tersebut membutuhkan budaya dan iklim organisasi yang mendorong
kolaborasi dan kerjasama. Dengan permintaan pasar dan teknologi
yang baru, manajemen hubungan konsumen berada pada level baru
yang lebih kompleks.
Manajemen Hubungan Pelanggan
28 Sistem Informasi Manajemen
Enterprise Resource Planning / ERP
29
Sistem Informasi Manajemen
Enterprise Resource Planning atau sistem perusahaan adalah
sistem perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan, meliputi
modul mendukung fungsional bidang perencanaan, manufaktur,
penjualan, pemasaran, distribusi, akuntansi, keuangan, manajemen
sumber daya manusia, manajemen proyek, manajemen persediaan,
layanan dan pemeliharaan, transportasi dan bisnis elektronik.
Arsitektur software memfasilitasi integrasi antara modul,
menyediakan arus informasi antara semua fungsi dalam perusahaan
secara konsisten dan transparan. Perusahaan menjalankan komputasi
dengan ERP memungkinkan untuk menerapkan satu sistem terintegrasi
untuk menggantikan atau re-engineering sistem informasi yang
kebanyakan tidak kompatibel diantara mereka. American Production
and Inventory Control Society telah metetapkan sistem ERP sebagai
sebuah metode untuk perencanaan yang efektif dan mengendalikan
semua sumber daya yang diperlukan untuk mengambil, membuat,
shipping dan account untuk pesanan pelanggan di sebuah perusahaan
manufaktur, distribusi, atau layanan.
ERP (enterprise resource planning sistem) terdiri dari sebuah
paket perangkat lunak (software) komersial yang menjanjikan integrasi
dari semua informasi yang mengalir melalui perusahaan, seperti

        
mengintegrasikan informasi dan proses berbasis informasi dalam
dan di seluruh bidang fungsional dalam organisasi “One database, one
application dan antarmuka yang bersatu di seluruh perusahaan.
6.
Enterprise Resource Planning / ERP
Enterprise Resource Planning / ERP
30 Sistem Informasi Manajemen
Kemampuan ERP diharapkan dapat menghasilkan:
       
waktu, meningkatkan produktivitas dari proses produksi, dan
meningkatkan kualitas dan layanan pelanggan);
efektivitas (dengan meningkatkan pengambilan keputusan dan
perencanaan, dan manajemen sumber daya dan pengiriman),
dan
     
infrastruktur TI untuk mengurangi biaya TI, oleh pembedaan
produk dan layanan, serta membentuk dan memelihara
hubungan eksternal untuk pelanggan dan pemasok)
Gambar 6. Hubungan antara bagian pada ERP
Sumber: Oracle
6.1 Perkembangan ERP
Sebuah perspektif umum pada Enterprise Resource Planning
adalah berkonsentrasi pada sejarah perkembangan konsep integrasi
bisnis. Hal ini dapat diasumsikan bahwa nama “ ERP “ berasal dari
istilah Material Requirement Planning (MRP) dan Manufacturing
Resource Planning (MRPII). MRP (Material Requirement Planning)

Enterprise Resource Planning / ERP
31
Sistem Informasi Manajemen
dibutuhkan. MRP berevolusi menjadi MRP II (Manufacturing Resource
Planning), yang meliputi fungsi baru seperti perencanaan penjualan,
manajemen kapasitas dan penjadwalan. Meskipun MRPII awalnya
       

pelanggan adalah tujuan yang berlaku untuk seluruh organisasi dan
meluas melampaui manufaktur, dan meliputi keuangan, penjualan
dan distribusi, dan sumber daya manusia. Computer Integrated
Manufacturing (CIM) dianggap sebagai langkah berikutnya, termasuk
di dalamnya setidaknya fungsi teknis dari pengembangan produk
dan proses produksi dalam kerangka integrasi yang komprehensif .
Konsep solusi enterprise benar-benar terintegrasi sekarang disebut
ERP (Enterprise Resource Planning).
6.2 Keuntungan ERP
     
keuntungan penting yang dibawa ERP kedalam organisasi. O’Leary
(2000) menyatakan bahwa sistem ERP mengintegrasi mayoritas
proses bisnis dan memungkinkan akses data real time. Lebih jauh lagi,
ERP memperbaiki tingkat kinerja dari rantai pasok dengan membantu
mengurangi cycle time. Terdapat pula beberapa keuntungan
tidak berwujud (intangible) yang dirasakan perusahaan dengan
implementasi sistem ERP meliputi, kepuasan pelanggan yang lebih

biaya kualitas, meningkatkan utilitas sumber daya, meningkatkan
akurasi informasi dan memperbaiki kemampuan decision-making.
6.3 Kelemahan ERP
Meskipun banyak terdapat keuntungan potensial seperti yang
dibahas diatas, sistem ERP juga memiliki beberapa kekurangan.
Sebagai contoh, kebanyakan sistem ERP seringkali besar, rumit,
dan mahal. Terlebih lagi, implementasi ERP memerlukan komitmen
waktu dari departemen teknologi informasi organisasi maupun pihak
professional luar. Sebagai tambahan, karena sistem ERP mempengaruhi
kebanyakan departemen dalam satu perusahaan, mereka seringkali
Enterprise Resource Planning / ERP
32 Sistem Informasi Manajemen
menciptakan perubahan dalam berbagai proses baru. Menerapkan
ERP memerlukan prosedur baru, pelatihan karyawan, dan dukungan
manajerial serta teknis.
6.4 Faktor sukses implementasi ERP
Tabel 1 menampilkan faktor-faktor utama yang diperoleh dari kajian
literature dan merupakan faktor penting dalam implementasi ERP:
Tabel 1. Faktor sukses implementasi ERP
Faktor sukses penting Referensi
Dukungan top management Al-Mashari et al. (2003); (Umble et al.,
2003); Zhang et al. (2002)
Visi dan rencana bisnis Loh and Koh (2004); Schwalbe, (2000);
Somers and Nelson (2004); Nah (2003)
Rekayasa proses bisnis Davison (2002); Hammer and Champy
(2001); Somers and Nelson (2004); Nah

Manajemen proyek efektif dan project
champion
Zhang et al.,( 2002); Somers and Nelson
(2004); Remus (2006); Loh and Koh,
(2004)
Kerja tim dan komposisi Loh and Koh (2004); Al-Mashari et al.,
(2006); Remus (2006); Nah (2003);
Rosario (2000)
Seleksi sistem ERP Wei and Wang (2004); Shehab et al.,
(2004); Everdingen et al. (2000); Sprott
(2000)
Keterlibatan pengguna Esteves et al., (2003); Zhang el at (2002)
Pendidikan dan pelatihan (Woo 2007); Nah et al., (2003); Zhang et
al. (2002)

sukses terpenting dari proyek implementasi sistem ERP. Dukungan
top management dari implementasi ERP memiliki dua aspek
utama: menyediakan kepemimpinan dan sumber daya yang cukup.
Ditambah lagi, tugas dari top managemet dalam implementasi ERP
meliputi pengembangan pemahaman dari kapabilitas dan batasan,
menciptakan tujuan dari sistem ERP, menciptakan komitmen, dan
Enterprise Resource Planning / ERP
33
Sistem Informasi Manajemen
mengkomunikasikan strategi perusahaan kepada seluruh karyawan
agar dapat dijalankan dengan baik.
Dukungan top management tidak berakhir dengan inisiasi dan
pemberian fasilitas, tetapi juga perlu meliputi implementasi total
dari sistem ERP. Lebih jauh lagi, dukungan top management harus
menyediakan arahan kepada tim implementasi dan mengawasi
perkembangan dari proyek.
Visi dan rencana yang jelas diperlukan untuk mengarahkan
proyek selama siklus hidup ERP. Manajemen proyek ERP

waktu, dan target biaya. Tahap utama dari proyek apapun harus
dimulai dengan konseptualisasi dari tujuan dan langkah-langkah
yang mungkin untuk meraih tujuan-tujuan ini. Sebagai tambahan,

mengindikasi arahan umum dari proyek.
Salah satu masalah terbesar bagi pemimpin proyek ERP didapat
bukan dari implementasinya, melainkan dari ekspektasi para board
members, staf senior, dan pemangku kepentingan kunci. Adalah hal
yang penting untuk menetapkan tujuan proyek sebelum mencari
dukungan dari top management. Banyak implementasi dari ERP telah
gagal akibat dari kurangnya jelasnya rencana proyek implementasi
Business process re-engineering (BPR) atau disebut rekayasa
proses bisnis, adalah sebagai “’fundamental rethinking process’ dan
‘radical redesign’ dari proses bisnis untuk menciptakan perbaikan
dramatis dalam mengkritisi, mengukur kinerja, seperti biaya, kualitas,
pelayanan, dan kecepatan. BPR memainkan peran penting dalam
tahap awal implementasi ERP. Reengineering harus berlanjut dengan
ide baru dan tetap update untuk mengambil keuntungan dari sistem
ERP pada saat sistem sedang digunakan.
Organisasi harus bersedia untuk mengubah bisnis mereka agar
sesuai dengan perangkat lunak ERP dalam rangka mengurangi tingkat
kostumisasi. Banyak organisasi telah membuat kostumisasi yang
kompleks dan tidak penting dalam perangkat lunak ERP karena orang
yang membuat perubahan tersebut tidak sepenuhnya memahami
praktik bisnis organisasi.
Enterprise Resource Planning / ERP
34 Sistem Informasi Manajemen
Model bisnis baru dan reengineering yang menyetir pilihan
teknologi merupakan faktor yang dapat memberikan kesuksesan
dari ERP. Implementasi ERP seringkali memerlukan perubahan pada
deskripsi kerja dan skill kunci.
Implementasi sistem ERP merupakan set aktivitas yang
kompleks sehingga organisasi harus memiliki strategi manajemen
proyek untuk mengkontrol proses implementasi ERP. Perencanaan dan
control proyek merupakan fungsi karakteristik proyek, seperti ukuran
proyek, pengalaman dengan teknologi dan struktur proyek Project
champion merupakan salah satu faktor terpenting dari implementasi
sistem ERP. Project champion harus memahami waktu proyek dan
memahami teknologi juga konteks bisnis dan organisasi. Lebih jauh
lagi, project champion harus mencoba untuk mengelola agar tidak
terjadi perubahan dan kembali ke cara kerja yang lama.
Tim ERP harus terdiri dari orang terbaik dalam organisasi,
karena kesuksesan proyek berhubungan dengan pengetahuan,
bakat, kemampuan, dan pengalaman dari manajer proyek juga
pemilihan anggota tim yang tepat. Tim tidak boleh kompeten hanya
secara teknologi akan tetapi juga harus memahami perusahaan dan
persyaratan bisnisnya.
Proyek ERP meliputi seluruh departemen fungsional dalam
perusahaan. Hal ini memerlukan usaha dan kooperasi dari ahli teknis
dan bisnis, juga pengguna akhir. Penyebaran informasi antara praktisi
sangat penting dan memerlukan kepercayaan rekan kerja. Tim harus
mengenal fungsi dan produk bisnis sehingga mereka tahu apa yang
harus diperbaiki dari sistem saat ini.
Seleksi sistem ERP yang cocok sangan menantang dan
menghabiskan banyak waktu. Wei dan Wang (2004) menyatakan
bahwa tidak ada satu pun ERP yang dapat menyediakan seluruh fungsi
yang dibutuhkan dalam bisnis. Terdapat beberapa paket ERP di pasar
yang memiliki kesamaan fungsionalitas namun dengan rancangan
yang berbeda, seperti ORACLE, SAP, JD Edwards dan Baan. Oleh
karena itu, sebuah organisasi harus memilih vendor yang cocok yang
       
      
Enterprise Resource Planning / ERP
35
Sistem Informasi Manajemen
memilih sistem ERP baru. Sebagai contoh, dapat menekankan bahwa
sistem ERP yang dipilih harus cocok dengan prosedur bisnis yang
       
friendly, dan mudah diimplementasikan. Kemampuan untuk dapat
diaplikasikan, integrasi, kemampuan adaptasi, dan kemampuan
upgrade merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan pada
adopsi ERP.
Keterlibatan pengguna merupakan salah satu faktor sukses
yang paling sering dikutip oleh implementasi proyek ERP. Keterlibatan
pengguna dapat meningkatkan kepuasan pengguna. Keterlibatan
pengguna penting karena hal tersebut meningkatkan control yang
diterima melalui partisipasi seluruh rencana proyek. Terdapat
dua keterlibatan pengguna saat perusahaan memutuskan untuk
mengimplementasi sistem ERP; keterlibatan pengguna pada tahap
  
implementasi sistem ERP.
Pendidikan dan pelatihan pengguna untuk menggunakan ERP
penting karena ERP tidak mudah dilakukan walaupun dengan skill
IT yang baik. Latihan yang cukup dapat membantu meningkatkan
kesuksesan sistem ERP. Akan tetapi, kurang pelatihan dapat
menyebabkan kegagalan. Alasan utama pendidikan dan pelatihan
adalah untuk meningkatkan kemahiran dan pengetahuan dari
pengguna dalam perusahaan.
6.5 Business Intellegence
BI systems adalah informasi strategis yang dibuat oleh organisasi
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan competitive advantage. Agar suatu organisasi bisa mendapatkan
manfaat ini, BI systems harus diintegrasikan secara efektif kedalam
proses management dan operasional ERP. Oleh karena itu, pengaruh
performa dari BI systems dapat dibagi menjadi dua level: (1)

bisnis, contohnya strategi internal, dan (2) mengungguli performa
organisasi lain dalam industry, contohnya competitive strategy.
Enterprise Resource Planning / ERP
36 Sistem Informasi Manajemen
BI systems diadopsi dengan sangat cepat untuk memberikan
peningkatan kapabilitas analisis dari ERP systems yang sudah terinstall
sebelumnya, yang mengatur dan mengintegrasikan informasi bisnis
       
dikhususkan untuk analisis, query, dan pelaporan data, (seperti OLAP
dan dashboards) yang mendukung pengambilan keputusan organisasi
yang berotensi meningkatkan performa bisnis proses. BI systems
dilengkapi dengan infrastruktur IT (termasuk data warehouse, data
marts, dan Exact Transform & Load ETL tools) yang dibutuhkan untuk

Apabila suatu perusahaan memutuskan untuk mengem-
bangkan Business Intelligence, dibutuhkan:
1. Komitmen atau support dari seluruh internal stakeholders untuk
mendukung keberhasilan implementasi dan pengembangan
Business Intelligence.
2. Sumber daya manusia (SDM), perusahaan harus memiliki
SDM yang memiliki kecakapan untuk penerapan dan
pengembangan Business Intelligence. Hal ini dapat diatasi
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengadakan
sosialisasi sebelum Business Intelligence yang baru tersebut
dijalankan.
3. Pendanaan, kesiapan pendanaan/investasi harus diper-
hatikan dengan benar, karena investasi untuk Business
Intelligencehasilnya tidak langsung terasa oleh organisasi
4. Infrastruktur yaitu perangkat keras dan lunak yang tersedia
harus yang benar-benar dibutuhkan.
Business Intelligence mencakup prinsip, alat analisis, teknologi
informasi, teori perubahan strategis, pengingkatan fungsi individu,
sistem, struktur dan proses kerja.
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
37
Sistem Informasi Manajemen
Rekayasa Ulang Proses Bisnis (Business Process Reengineering /
BPR) mempunyai peran penting dalam membuat sistim informasi
yan terintegrasi dengan baik. Desain proses bisnis perusahaan perlu
ditunjau ulang secara berkala, karena dipastikan terjadi perubahan
proses, tetapi tidak dilakukan perbaikan pada sistim informasi,
sehingga proses akhir dari sistim informasi tidak menghasilkan
kinerja yang maksimal.
7.1 Definisi Rekayasa Ulang Proses Bisnis
     
Reengineering sebagai mendesain ulang seluruh proses bisnis yang
ada dan mengimplementasikan proses yang baru dengan proses yang

     
reengineering sebagai teknik manajemen untuk meningkatkan atau
merubah kinerja dari perusahaan secara radikal.
      
process reengineering sebagai inisiatif organisasional untuk secara
fundamental memeriksa ulang dan mendesain ulang proses bisnis
dengan tujuan mencapai terobosan dalam kualitas, responsif, biaya,
kepuasan, dan proses penting lainnya dalam pengukuran kinerja.
Proses bisnis adalah sekelompok kegiatan yang terhubung secara
logis untuk mencapai tujuan bisnis tertentu Lebih lanjut lagi, proses
bisnis adalah sekelompok kegiatan yang terstruktur dan terukur yang
dirancang untuk memproduksi satu atau berbagai macam keluaran
untuk pelanggan atau pasar tertentu baik internal maupun eksternal
yang memiliki nilai bagi pelanggan
7.
REKAYASA ULANG PROSES BISNIS
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
38 Sistem Informasi Manajemen
      
organisasi melalui teknologi informasi telah digunakan dalam
otomasi proses bisnis. Namun, pada dasarnya, bukanlah otomasi yang
sebenarnya diperlukan dalam peningkatan proses bisnis, melainkan
rekayasa ulang Dari sinilah muncul istilah rekayasa ulang proses
bisnis (Business Process Reengineering, BPR)

• Pemikiran ulang fundamental dan perancangan ulang radikal
dari proses bisnis untuk mencapai peningkatan secara dramatis
pada pengukuran kinerja kritis mendasar seperti biaya, kualitas,
pelayanan, dan kecepatan.
• Perancangan ulang radikal dari proses bisnis lintas fungsional
dengan tujuan untuk peningkatan kinerja, seringkali dengan bantuan
teknologi informasi (Davenport T. H., 1993)
• Analisis kritis dan perancangan ulang radikal dari proses bisnis yang
ada untuk mencapai terobosan peningkatan pengukuran kinerja
(Teng, Grover, & Fiedler, 1994)
Gambar 7 dibawah dibuat oleh Vakola & Rezgui (2000) menyatakan
bahwa terdapat delapan langkah BPR yang membentuk suatu siklus
dari BPR.
Gambar 7. Siklus BPR
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
39
Sistem Informasi Manajemen
Sethi pada 1998 membuat framework dari reengineering. Framework
ini dibagi menjadi empat komponen seperti yang diperlihatkan di
gambar 8
Gambar 8. Framework Reengineering
7.2 Konsep dari Business Process Reengineering
Secara umum, BPR merupakan suatu konsep yang termasuk di
dalamnya proses bisnis, perancangan ulang radikal, dan peningkatan
         
BPR adalah proses bisnis, dan tujuannya adalah inovasi organisasi
berdasarkan proses. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan
teratur serta dapat meningkatkan kinerjanya secara drastis dengan
      
tersebut secara radikal, dan menopangnya dengan teknologi atau
penopang organisasi lain. Untuk mendukung BPR dalam organisasi
secara efektif, sistem informasi yang ada harus diintegrasikan.
Menurut konseptualisasi asli dan pemahaman dari BPR, ada enam
konsep inti dari BPR dan sangat penting untuk mencapai peningkatan
dramatis.
(a) Pemikiran ulang fundamental
(b) Perancangan ulang radikal
(c) Orientasi proses bisnis
(d) Top-down (strategi dari pemimpin)
(e) Peningkatan dramatis
(f) Pemberdayaan IT
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
40 Sistem Informasi Manajemen
Prinsip pemikiran ulang fundamental melibatkan perombakan
status quo dengan mengangkat pertanyaan dasar tentang organisasi,
seperti mengapa organisasi melakukan proses yang saat ini
dilakukannya, mengapa dilakukan dengan cara tersebut, dan apakah
hal ini sesuai dengan tujuan dan misi organisasi. Hal ini membutuhkan
proses bisnis dan aturan, nilai-nilai dan asumsi yang terkait, nilai
tidak perlu atau tanpa nilai tambah perlu ditinggalkan. Prinsip
rekayasa ulang radikal suatu proses bisnis membutuhkan untuk
merekayasa ulang proses bisnis baru dari awal (yaitu, dimulai dari
nol), tanpa kendala struktur, aturan, prosedur, sistem atau teknologi
yang ada. Proses yang menembus batas-batas fungsional mengubah
organisasi dari jenis berbasis hirarkis/fungsional menjadi jenis lateral,
terstruktur sesuai dengan proses inti.
Prinsip top-down akan mengatur proses rekayasa ulang
untuk menjadi bagian dari perencanaan strategis organisasi dan
menekankan perlunya komitmen manajemen atas yang kuat dan
berkelanjutan Prinsip perbaikan dramatis menyatakan bahwa BPR
       
kinerja kritis seperti biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan, bukan
perbaikan berkesinambungan yang lebih kecil.
Akhirnya, prinsip pemberdayaan IT menyoroti peran penting
dari IT/IS di BPR. IT/IS merupakan faktor kunci dalam BPR untuk
organisasi yang ingin mencapai perubahan radikal dalam operasi. IT
memungkinkan akses ke informasi dimanapun yang meningkatkan

direkayasa dengan lebih baik. Hubungan erat antara BPR dan IT sangat
ditekankan, dengan alasan bahwa keduanya adalah mitra alami.
7.3 Langkah dalam Business Process Reengineering
Membuat lima langkah pendekatan ke Business process reengineering yaitu :
1. Mengembangkan visi bisnis dan tujuan proses : Business Process
Reengineering didasari oleh visi bisnis yang menunjukkan tujuan
      
waktu, peningkatan kualitas hasil, dan lingkungan pekerjaan
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
41
Sistem Informasi Manajemen
 
perusahaan menggunakan pendekatan yang berdampak
besar di mana berfokus pada proses yang paling penting atau
     
perusahaan menggunakan pendekatan yang mendalam untuk
      
memprioritaskan hal itu untuk mendesain ulang kebutuhan
yang perlu diubah.
3. Mengerti dan mengukur proses yang sudah ada : untuk
menghindari pengulangan kesalahan yang sama seperti
kesalahan yang ada pada masa lalu dan menyediakan sebuah
garis besar untuk peningkatan di masa depan
      
dari kapabilitas teknologi informasi dapat dan seharusnya
mempengaruhi proses. Hal ini dikarenakan teknologi informasi
adalah suatu hal yang sangat vital untuk business process
reengineering
5. Mendesain dan membuat prototype dari proses baru : desain
yang aktual seharusnya tidak dianggap sebagai akhir dari
proses BPR, melainkan seharusnya dilihat sebagai prototype,
meratakan dengan pendekatan BPR dengan pengiriman
yang cepat dari hasil dan keterlibatan dan juga kepuasan dari
konsumen
7.4 Business Process Simulation
Business Process Simulation (BPS) adalah sebuah alat yang
berakar dari analisis sistem manufaktur, tetapi sekarang BPS ini
digunakan untuk membantu perubahan manajemen dalam berbagai
jenis proses manufaktur dan jasa pelayanan. BPS sudah banyak
digunakan untuk menganalisa proses bisnis seperti diagram alur,
pemetaan proses dan software simulasi. Aspek terpenting dari BPS
adalah kemampuannya untuk menjelaskan sistem dinamik seperti
hubungan proses dengan waktu dan keadaan proses itu sendiri. Ada
dua aspek dari sistem dinamik yang dapat diutarakan yaitu:
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
42 Sistem Informasi Manajemen
1. Variabilitas : kebanyakan sistem bisnis memiliki variabilitas baik
di dalam kebutuhan sistem (contohnya : kedatangan pelanggan)
dan juga lama waktu dari proses (contohnya : pelayanan waktu
pelanggan) yang ada di dalam sistem. Penggunaan deterministik
seperti rata – rata nilai akan memberikan beberapa indikasi dari
kinerja, tetapi simulasi dapat juga memberikan distribusi statistik
dan memberikan indikasi baik secara rentan jarak maupun
variabilitas dari proses. Hal ini penting dalam sistem berbasis
pelanggan, tidak hanya relevan pada rata – rata kinerja tetapi
juga kinerja sebaiknya tidak turun di bawah sebuah tingkat atau
pelanggan akan hilang. (Nordgren, 1999) menyebutkan bahwa
tanpa pengetahuan yang baik dari faktor yang mempengaruhi
variabilitas dari pengembangan, maka pendekatan apapun untuk
melakukan pengembangan itu akan gagal
2. Keterkaitan satu sama lain : kebanyakan sistem melibatkan
beberapa poin keputusan yang dapat mempengaruhi
keseluruhan sistem. Teknik simulasi akan dapat memfasilitasi
disribusi statistik untuk memodelkan keputusan yang dibuat.
Dan juga efek “knock-on” dari banyak keputusan yang saling
terkait seiring berjalannya waktu dapat dilihat dengan
kemampuan simulasi untuk memperlihatkan sifat dari sistem
selama beberapa periode waktu.
BPS dapat memberikan perubahan di dalam proses yang
menggunakan pendekatan manajemen untuk berubah. Dengan
menggunakan pemodelan desain “to-be” sebelum memutuskan
penggunaan sumber daya, dan juga membuat pemodelan dari “as-
is” untuk mengerti proses dan mengukur variasi yang ada dalam
pengukuran kinerja. Dalam manufaktur, BPS sudah banyak digunakan
selama bertahun – tahun dan masih digunakan sebagai aplikasi utama.
Keuntungan yang didapat dari BPS untuk BPR adalah informasi
dari banyaknya variabilitas dan faktor yang saling terkait untuk
mendapatkan garis besar yang akurat dari kinerja proses. Keuntungan
lainnya adalah dengan tampilan animasi visual yang menyediakan
forum komunikasi baik dari validasi model maupun untuk menjelaskan
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
43
Sistem Informasi Manajemen
operasi dari aktivitas yang sudah di desain ulang dan perannya di
dalam keseluruhan kinerja proses.
Ada juga batasan dari BPS untuk BPR yaitu persiapan yang sangat
sulit untuk secara sukses menjelaskan teknik ini kepada organisasi.
Untuk mengatasi hal ini ada 4 fase dimana menyediakan rencana
detil untuk pengenalan yang sukses dan kelanjutan dari penggunaan
simulasi di dalam organisasi. 4 fase ini adalah :
1. Membangun model
2. Validasi model
3. Simulasi model
4. Menganalisis Data statistik dari simulasi
Selain itu, potensi dari pemetaan proses akan menjurus kepada
terlalu banyaknya penekanan dari operasional proses yang sudah ada,
bukan mengkonseptualisasi desain baru dan BPS juga dapat berujung
pada keadaan analisis yang terlalu berlebihan. Dengan begitu,
sebaiknya dari awal ketika mengestimasi jumlah dari sumber daya
yang digunakkan untuk BPS jangan ada usaha untuk memodelkan
seluruh aspek. Oleh karena itu, membuat model yang canggih juga
bukan menjadi tujuan dari simulasi ini. Simulasi ini hanyalah sekedar
memberikan detil yang cukup untuk menyediakan informasi di mana
diperuntukkan untuk membuat keputusan.
Satu lagi kekurangan dari BPS menurut adalah simulasi ini
hanya sangat berguna untuk analisis dari proses bisnis yang stabil
dan kurang berguna untuk sistem dinamik yang tidak mencapai
titik keseimbangan. Hal ini menjadi poin dari analisis statistik yang
sulit dari sistem pelayanan dan bahkan lebih sulit untuk mencapai
keseimbangan daripada proses manufaktur itu sendiri BPS bukan
lah sebuah metodologi penelitian melainkan hanyalah teknik yang
dapat mendukung metodologi yang dipilih seperti “to-be” process dan
memastikan bahwa tujuan dari BPS berkaitan dengan tujuan strategis
dari sebuah organisasi.
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
44 Sistem Informasi Manajemen
7.5 Faktor penting kesuksesan dan kegagalan BPR
Telah diteliti beberapa faktor sukses dan kegagalan. Faktor
sukses menjadi empat grup utama dan total ada 17 subfaktor. Grup
utamanya yaitu kepemimpinan yang merata, lingkungan pekerjaan,
komitmen dari para manajemen atas, dan dukungan manajerial. Faktor
kegagalan diperkenalkan sebagai pertahanan dari pekerja, dimana
ada empat sub faktor. Ditemukan bahwa manajemen perubahan dan
teknologi informasi juga merupakan dua faktor keberhasilan penting.
Gambar 9 menunjukkan faktor sukses BPR, Sumber : (Terziovski,
2003). Gambar 10 menunjukkan keseluruhan faktor kegagalan BPR
Gambar 9. Faktor sukses BPR
Gambar 10. Faktor kegagalan BPR
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
45
Sistem Informasi Manajemen
7.6 Metodologi dan tools dari Process modelling
Metodologi dari process modelling ini berasal dari analisis sitem
   
dari process modelling ini secara lengkap didokumentasikan, dicatat
untuk mengilustrasikan gambaran besar dan sebagai kendaraan dari
pengembangan dan komunikasi. Beberapa pendekatan berstruktur

Structured analysis design technique (SADT) ; SADT dibuat
untuk mendeskripsikan aktivitas. Douglas T. Ross seorang penemu
SADT (atau IDEF (Integrated DEFinition), tool ini cukup di kenal di
antara pengguna public-domain), mendeskripsikan SADT sebagai

sel dari aktivitas langsung manusia” Ross dan para kolega nya
menciptakan sebuah metodologi pada tahun 1960 dan awal 1970an
untuk mendeskripsikan sebuah sistem yang kompleks seperti desain
dari pabrik di masa depan dan Proyek manufaktur angkatan udara
amerika serikat terkomputerisasi. SADT menggunakan dua tipe
diagram yaitu model aktivitas dan model data yang dihubungkan
dengan tanda panah. Ada 5 komponen dari SADT diagram yaitu
1. Kotak utama : yaitu proses yang di jelaskan
2. Panah di kiri kotak : input dari aktivitas
3. Panah di atas kotak : data kontrol yang mempengaruhi aktivitas
4. Panah di bawah kotak : tambahan data yang digunakan dalam
aktivitas
5. Panah di kanan kotak : hasil output dari aktivitas
Gambar 11. Notasi yang digunakan di SADT
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
46 Sistem Informasi Manajemen
  
mendesain pemodelan untuk keputusan, aksi, dan aktivitas dari
sistem. IDEF ini menceritakan “cerita” kepada pengguna apa yang
terjadi dalam sistem. Metodologi ini membuat sistem agar dapat
dideskripsikan dalam tingkat detail yang diinginkan. Berikut ini adalah
diagram dari dasar pendekatan dari IDEF
Gambar 12. Dasar pendekatan IDEF
Structured system analysis design methodology (SSADM) :
Structured system analysis design methodology merupakan sebuah
metode untuk menganalisis dan desain dari sistem informasi. SSADM
dapat digunakan untuk merepresentasikan pendekatan dokumen
yang sangat sulit untuk desain sistem, dan kontras dengan metode
yang cepat. Langkah yang dilakukan untuk membuat SSADM ini adalah
1. Merencanakan strategi
2. Studi kelayakan
3. Analisis kebutuhan
4. 
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
47
Sistem Informasi Manajemen
5. 
6. 
7. Konstruksi dan uji coba
Jackson system development (JSD); JSD pertama kali di jelaskan
oleh Michael A. Jackson di tahun 1982. Jackson System Development ini
adalah sebuah metode dari sistem development yang melibatkan life
cycle dari software baik secara langsung atau tidak langsung dengan
memberikan sebuah framework untuk sebuah teknik spesialisasi
dimana tepat digunakan.
Soft System Methodology (SSM) ; Soft System Methodology
pertama kali dilihat sebagai sebuah alat untuk pemodelan, tetapi
selama beberapa tahun SSM ini semakin dilihat sebagai pembelajaran
dan pengartian dari alat untuk development. Walaupun untuk
mengembangkan model, model yang dimodelkan itu tidak bertujuan
untuk memodelkan “kenyataan, tetapi dengan menggunakan
peraturan sistem dan teorinya dapat digunakan sebagai struktur
terhadap pemikiran tentang kenyataan. Model ini tidak deskriptif atau
normatif, walaupun memiliki elemen dari keduanya. Dalam metode
ini dikenal istilah CATWOE. CATWOE ini adalah singkatan dari 6
karakteristik penting yang terdiri dari :
C Customers – penerima atau korban dari proses transformasi
A Actors – pelaku dari proses
T Transformation – perubahan dari input menjadi output
W Weltanscahuung/worldview – pandangan yang membuat
transformasi berarti
O Owners – pelaku yang dapat memberhentikan transformasi
E Environment constraints – elemen di luar sistem yang dapat
mempengaruhi sistem


memodelkan aspek proses. Biasanya DFD ini digunakan sebagai tahap
awal untuk membuat gambaran secara keseluruhan yang nantinya
dapat dielaborasi. Data Flow Diagram terdiri dari :
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
48 Sistem Informasi Manajemen
1. Proses : aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk tujuan tertentu
2. Data Flow : sebuah bagian dari data atau sebagian dari informasi
3. Data store : kumpulan dari data yang disimpan sedemikian rupa
4. External entity : orang atau organisasi atau sistem yang eksternal
di sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.

Concept mapping (CM); Sebuah konsep map adalah diagram
untuk menggambarkan yang menjadi acuan untuk menggambarkan
        
merekayasa, dan digunakan untuk mengorganisasikan pengetahuan
struktur Banyak sekali cara untuk membuat peta konsep. Walaupun
dengan mudahnya dapat dibuat dengan pensil dan kertas,masih
banyak software yang dapat digunakan untuk membuat peta konsep
yang user-friendly, mudah digunakan dan lebih mudah dibaca.
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
49
Sistem Informasi Manajemen

sering disingkat UML adalah sebuah bahasa untuk permodelan dalam
bidang software engineering, yang didesain untuk menyediakan
standard untuk mendesain sebuah system Architecture for integrated
information systems (ARIS) ; Aris adalah pendekatan untuk pemodelan
sebuah sistem enterprise menggunakan metode untuk menganalisa
proses dan untuk melihat secara holistik dari desain proses,
manajemen, alur kerja, dan proses aplikasi. Pendekatan ARIS bukan
hanya sebagai metodologi framework, tetapi juga sebagai pemodelan
proses bisnis.
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
50 Sistem Informasi Manajemen
Relational Database
51
Sistem Informasi Manajemen
8. Relational Database
Bagaimana membuat database yang baik, menjadi dasar utama
mahasisa belajar sistem informasi. Kemampuan menguasai
pembuatan database sederhana akan terus digunakan di berbagai
kegiatan.
Database merupakan mekanisme yang digunakan untuk
menyimpan informasi atau data. Informasi adalah sesuatu yang
kita gunakan sehari-hari untuk berbagai alasan. Dengan basisdata,
pengguna dapat menyimpan data secara terorganisasi. Setelah data
disimpan, informasi menjadi lebih mudah untuk diambil. Kriteria
dapat digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan
dalam basis data menentukan seberapa mudah mencari informasi
berdasarkan banyak kriteria. Data pun harus mudah ditambahkan ke

      
informasi yang sesuai untuk sebuah perusahaan.
Basisdata sebagai kumpulan data, umumnya mendeskripsikan
aktivitas satu organisasi atau lebih yang saling berhubungan.
Database adalah sekumpulan data yang terorganisir untuk

dan dapat mengontrol data redundant.
Jenis Database
        
dapat dirubah dengan mudah. Pada dasarnya, mereka tersusun
     

digunakan untuk menyimpan daftar atau data yang sederhana dan
         
Relational Database
52 Sistem Informasi Manajemen
apabila digunakan untuk menyimpan data dengan struktur kompleks
walaupun dimungkinkan pula untuk menyimpan data semacam itu.
Salah satu masalah menggunakan basis data jenis ini adalah rentan
pada korupsi data karena tidak adanya penguncian yang melekat

• Basis data relasional
Basis data ini mempunyai struktur yang lebih logis terkait cara
penyimpanan. Kata “relasional” berasal dari kenyataan bahwa
tabel-tabel yang berada di basis data dapat dihubungkan satu
dengan lainnya. Basis data relasional menggunakan sekumpulan
tabel dua dimensi yang masing-masing tabel tersusun atas baris
(tupel) dan kolom (atribut). Untuk membuat hubungan antara
dua atau lebih tabel, digunakan key (atribut kunci) yaitu primary
key di salah satu tabel dan foreign key di tabel yang lain. Saat
ini, basis data relasional menjadi pilihan karena keunggulannya.
Beberapa kelemahan yang mungkin dirasakan untuk basis data
jenis ini adalah implementasi yang lebih sulit untuk data dalam
jumlah besar dengan tingkat kompleksitasnya yang tinggi dan
proses pencarian informasi yang lebih lambat karena perlu
menghubungkan tabel-tabel terlebih dahulu apabila datanya
tersebar di beberapa tabel.
Sistem Manajemen Database atau Database Management System
(DBMS) telah berkembang dari sebuah aplikasi komputer khusus
untuk komponen utama dari lingkungan komputasi modern.
DBMS terdiri dari kumpulan data yang saling terkait dan satu
set program untuk mengakses data tersebut. Pengumpulan
data ini disebut sebagai database. Sistem Manajemen Database
     
informasi dan penyediaan mekanisme untuk manipulasi
informasi.
Sebuah kumpulan alat konseptual untuk mendeskripsikan
data, hubungan data, semantik data dan konsistensi batasan
disebut model data. Ada model data yang berbeda, di antaranya
Manajemen Sistem Basis Data Relasional atau Relational
Relational Database
53
Sistem Informasi Manajemen
Database Management System (RDBMS) adalah pilihan yang
paling populer untuk aplikasi skala besar.RDBMS menggunakan
kumpulan tabel untuk mewakili data dan hubungan antar data
tersebut. Setiap tabel memiliki beberapa kolom dan setiap
kolom memiliki nama yang unik dan jenis data tetap. Setiap
tabel dalam database memiliki nama yang unik yang ditugaskan
untuk itu.
RDBMS telah membangun dirinya sebagai model data primer
untuk aplikasi pengolahan data komersial.RDBMS sekarang
sedang digunakan dalam berbagai aplikasi di luar domain
pengolahan data tradisional.Untuk berinteraksi dengan database
dan bekerja dengan tabel di dalamnya, salah satu kebutuhan
untuk menggunakan Structured Query Language (SQL) yang
      
      
kendala keamanan.
a. Hirarki Data
Ada beberapa tingkatan Database yang perlu diketahui, antara
lain :
Gambar 14. Hirarki Data
Relational Database
54 Sistem Informasi Manajemen
• File terdiri dari record-recrd yang menggambarkan satu
kesatuan data yang sejenis.
• Record   
berhubungan tersimpan dalam bentuk baris pada tabel. Satu
tabel bisa terdiri dari beberapa record sekaligus.
• Field merupakan temapat data atau informasi dalam kelompok
sejenis yang dimasukkan atau diinputkan pada bagian kolom
tabel.
• Character merupakan bagian data terkecil yang berjenis huruf,
angka (numeric)atau karakter khusus yang membentuk sutau

Gambar 15. Fields dan Records
b. Konsep Pembuatan Database
Untuk dapat membuat suatu database yang baik, diperlukan
suatu rancangan yang tepat dan sesuai kebutuhan. Konsep dasar
dalam pembuatan database antara lain:
1. Entitas ; Entitas adalah berbagai hal dalam dunia nyata
yang informasinya disimpan dalam database. Sebagai
contoh, kita dapat menyimpan informasi tentang dosen
yang mengajar mahasiswa. Dalam hal ini, dosen dan
mahasiswa merupakan entitas.
2. Relationship ; Relationship adalah hubungan antara
entitas. Sebagai contoh, dosen mengajar mahasiswa.
Relational Database
55
Sistem Informasi Manajemen
Mengajar merupakan relationship antara entitas dosen
dan entitas mahasiswa.
Relationship terdiri dari 3 derajat yang berbeda, yaitu:
a. One-to-one menghubungkan secara tepat dua
entitas dengan satu kunci (key). Misalnya seorang
mahasiswa memiliki satu dosen wali.
b. One-to-many(many-to-one) merupakan hubungan
antar entitas dimana kunci (key) pada satu tabel
muncul berkali-kali pada tabel lainnya. Misalnya
banyak mahasiswa memiliki satu dosen wali.
c. Many-to-many merupakan hubungan antar
entitas dimana kunci utama pada tabel pertama
dapat muncul beberapa kali pada tabel kedua, dan
sebaliknya. Misalnya seorang mahasiswa dapat
mengambil banyak matakuliah, dan satu matakuliah
bisa dimabil oleh banyak mahasiswa.
3. Tabel; Tabel berisi kolom-kolom yang merupakan attribute
dari entitas. Penamaan tabel juga disesuaikan dengan
nama dari entitas agar mudah dipahami. Contoh tabel
pegawai merupakan tabel yang mewakili entitas pegawai.
4. Kolom atau Attribute ; Kolom atau attribute merupakan
bagian dari tabel yang mewakili ciri dari suatu entitas.
Contoh entitas mahasiswa. Maka attribute yang ada antara
lain NIM, nama, dan kelas.
5. Kunci (Key) ; Kunci atu key atau primary key merupakan
suatu nilai dalam sebuah tabel yang dapat digunakan
      
dalam tabel mahasiswa, didalamnya terdapat kolom NIM,
      
dalam tabel, maka cukup menggunakan NIM.
Microsoft Access ; Microsoft Access adalah suatu program aplikasi
basis data komputer relasional yang digunakan untuk merancang,
membuat dan mengolah berbagai jenis data dengan kapasitas yang
besar.
Relational Database
56 Sistem Informasi Manajemen
Gambar 16. Tampilan Microsoft Access
Komponen utama Microsoft Access:
1) Table ; Table adalah objek utama dalam database yang
digunakan untuk menyimpansekumpulan data sejenis dalam
sebuah objek.
Table terdiri atas :
a. Field Name : atribut dari sebuah table yang menempati
bagian kolom.
 
yang menempati bagian baris.
2) Query (SQL/Structured Query Language) ; Query adalah
bahasa untuk melakukan manipulasi terhadap database.
Digunakan untuk menampilkan, mengubah, dan menganalisa
sekumpulan data.
Query dibedakan menjadi 2, yaitu :
•      
    
seperti membuat tabel, relasi antar tabel dan sebagainya.
• DML (Data Manipulation Language) digunakan untuk
manipulasi database, seperti : menambah, mengubah
atau menghapus data serta mengambil informasi yang
diperlukan dari database.
Relational Database
57
Sistem Informasi Manajemen
3) Form ; Form digunakan untuk mengontrol proses masukan
data (input), menampilkandata (output), memeriksa dan
memperbaharui data.
4) Report ; Report digunakan untuk menampilkan data yang sudah
dirangkum danmencetak data secara efektif.
5) Macro ; Merupakan rangkaian perintah yang dapat disimpan dan
dijalankan secara otomatis, misalnya membuka form, mencetak
laporan di layar, dan lain-lain.
6) Module ; Merupakan program kecil atau procedur yang
kegunaannya adalah untuk perancangan modul aplikasi
pengolahan database tingkat lanjut.
Membuat Database
1) Membuat Database Baru
Gambar 17. Tampilan Membuat Database Baru
 Buka aplikasi Microsoft Access
 Klik File New
 Pilih Blank Database
 
 Klik Create
Relational Database
58 Sistem Informasi Manajemen
2) Membuat Table ; Dalam keadaan standar, setelah membuat

objek tabel sudah tampil dalam jendela Datasheet View berikut :
Gambar 18. Tampilan Datasheet View
Namun, jika akan menambahkan tabel baru, dapat dengan menge-
klik icon. Tahap selanjutnya adalah mengisi Field. Dilakukan dengan
: klik kanan pada Table yang akan diisi Fieldnya pilih Design View,
kemudian akan muncul tampilan di bawah ini:
Gambar 19. Tampilan Mengisi Field
Field Name       
dibuat. Syarat
pembuatan Nama Field (Field Name) :
a. 
b.  
huruf, angka, spasi atau karakter khusus, kecuali tanda titik (.),
tanda seru (!), tanda petik atas (‘) dantanda kurung siku ([ ])
Relational Database
59
Sistem Informasi Manajemen
Data Type untuk menentukan jenis data. Anda dapat memilih salah
satu jenis data yang mana pilihannya tergantung dari isi data tersebut.
Ada beberapa jenis data (Data Type)
Tabel 2. Jenis-Jenis Data Type
Tipe Keterangan
Tex t Jenis data yang berisi teks atau angka atau karakter
lainnya yang tidak digunakan untuk operasi logika dan
matematika. Jenis data ini dapat menampung data
sampai 255 karakter.
Memo Jenis data yang berisi teks atau angka atau karakter lainnya
dan dapat menampung data sampai 65,536 karakter.
Number Jenis data berupa angka yang dapat digunakan untuk
operasi logika dan matematika. Ada beberapa pilihan
ukuran bilangan dan jumlah digit tertentu.
Date/Time Jenis data yang dapat menyimpan format tanggal dan waktu
Currency Jenis data yang dapat menyimpan format mata uang dan
tingkat ketelitiannya
mencapai 4 decimal
AutoNumber Jenis data yang dapat membuat penomoran secara
otomatis.
Yes/No Jenis data yang dapat menampung salah satu data dari
dua pilihan yaitu Yes/No, True/False atau On/Off
OLE Object Jenis data yang dapat menampung objek berupa gambar,

aplikasi lain. Ukuran maksimum adalah 2 GB
Hyperlink Jenis data yang berisi khusus untuk mengkoneksikan
antar data dengan interface luar. Seperti alamat email,
website, dan lain sebagainya
Attachment Jenis data yang dapat menyimpan objek attachment, misal

maupun menyimpannya kembali ke bentuk semula
Calculated Jenis data ini terdapat pada versi Access 2010 (versi
sebelumnya tidak ada), tujuannya dapat menghitung
operasi matematika, fasilitas yang berguna untuk



Lookup Wizard Jenis data yang digunakan untuk membuat sebuah daftar
pilihan dalam bentuk list box atau combo box.
Relational Database
60 Sistem Informasi Manajemen
Description untuk menampilkan teks keterangan pada bagian
status bar dalam jendela datasheet sebuah tabel atau query. Dalam
hal ini, Anda boleh dikosongkan atau diisi keterangannya. Jumlah teks
yang dapat diisi maksimum 255 karakter.
      Primary Key

pengurutan data dari sebuah tabel.
Gambar 20. Primary Key pada Field
3) Mengisi Data/Record
Data/Record dapat dimasukkan secara manual di bagian
Datasheet View seperti gambar di bawah ini:
Gambar 21. Mengisi Data/Record
Relational Database
61
Sistem Informasi Manajemen
Dapat juga dilakukan dengan melakukan Export data  
sudah tersedia. Prosedurnya adalah: Pilih tab External data Pilih
sumber export yang digunakan
4) Membuat Relationships
Database dengan kapasitas besar menggunakan lebih dari satu
table. Dan seluruh table itu harus saling dihubungkan, untuk
itu mutlak diperlukan kehadiran suatu relationship (relasi/
hubungan). Langkah-langkah untuk membuat Relationship
adalah sebagai berikut :
a. Klik tombol Relationship pada menu Database Tools.
b. Kemudian akan muncul kotak dialog Show Table,
tampilkan tabel yang akan direlasikan dengan cara sorot
nama tabel lalu klik add.
c. Untuk membuat relasinya, klik Edit Relationship, maka
akan muncul kotak dialog Edit Relationship kemudian klik
tombol Create New.
d. 
Left Table Name serta Right dan Left Column Name, klik
OK kemudian klik Create.
Gambar 22. Membuat Relationships
Relational Database
62 Sistem Informasi Manajemen
Gambar 23. Contoh Relationships
5) Membuat Query
Query adalah sarana untuk mengatur data yang disimpan dalam
table, sehingga hanya data tertentu yang akan ditampilkan
dalam tabel. Langkah-langkah membuat Query secara manual
adalah sebagai beruikut :
1. Pilih menu Create, kemudian klik Query Design, maka
akan tampil dialog Add table untuk pemilihan table/query
yang akan dijadikan acuan.
2. Add table satu persatu kemudian tekan tombol Close
sehingga muncul seperti gambar di bawah ini :
Gambar 24. Membuat Query
Relational Database
63
Sistem Informasi Manajemen
3. 
Tentukan terlebih dahulu tabelnya kemudian Fieldnya.
Gambar 25. Memunculkan Field yang Di-Query
4. Klik icon Run yang bergambar tanda seru, maka akan
tampil hasil Query yang sudah dibuat. Kemudian simpan
dan beri nama
Relational Database
64 Sistem Informasi Manajemen
Internet of Things
65
Sistem Informasi Manajemen
Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan
sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun
kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya,
termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan,
elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang
semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor
yang tertanam dan selalu aktif.
Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang
      
dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya
disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal
melalui Auto-ID Center di MIT. Internet of Things memiliki potensi
untuk mengubah dunia menjadi lebih baik seperti pernah dilakukan
oleh Internet. Aplikasi IoT pada industri manufaktur dan jasa sudah
sangat berkembang saat ini, sehingga jauh lebih memudahkan
mendapatkan data secara real time melalui IoT.
9.1 Teknologi Internet of Things

yang direpresentasikan secara virtual di dunia maya atau Internet. Jadi
dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek
yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet). Bahkan
salah satu cafe kopi terkenal di Indonesia “Starbucks” dalam beberapa
tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan
mesin kopi milik mereka dengan teknologi Internet of Thing. Sehingga
mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui
apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock
9. INTERNET OF THINGS
Internet of Things
66 Sistem Informasi Manajemen

dan keuntungan akan meningkat. Mari kita bayangkan ketika semua
benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat

 
dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR

9.2 Kode batang / Barcode
Kode batang atau lebih dikenal dengan bahasa inggrisnya
barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dapat dibaca oleh alat
scannernya.[4] Kode batang pada awalnya digunakan untuk otomatisasi
pemeriksaan barang di swalayan dan hingga saat ini kode batang (tipe
UPC (Universal Price Codes)) kebanyakan masih digunakan untuk
hal tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang dapat
diambil dari penggunaan kode batang, yaitu :
a. Proses Input Data lebih cepat, karena : Scanner Kode batang
dapat membaca / merekam data lebih cepat dibandingkan
dengan melakukan proses input data secara manual.
b. Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi Kode batang
mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
c. Proses Input lebih akurat mencari data, karena : Teknologi Kode
batang mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
d. Mengurangi Biaya, karena dapat mengindari kerugian dari
kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang
dilakukan secara manual secara berulang-ulang dan memiliki
harga yang lebih murah daripada RFID.
Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang
lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh
manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan
sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.
Prinsip kerja kode batang sangatlah sederhana, yaitu ketika kode
batang didekatkan pada scanner atau pemindainya, maka scannernya

yang ada pada kode batang tersebut.
Internet of Things
67
Sistem Informasi Manajemen
9.3 QR Code
Contoh proses pengiriman informasi kode QR melalui telepon
seluler untuk berbagai transaksi. Kode QR atau lebih dikenal dengan
sebutan QR Code (Quick Response Code) adalah suatu kode batang
dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, salah satu divisi
pada Denso Corporation yang merupakan perusahaan jepang. Sesuai
namanya Kode QR (Quick Response) diciptakan untuk menyampaikan
informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula.
Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi
secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara
horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat
menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang. Pada
zaman sekarang ini kode QR banyak digunakan sebagai alat penaut

sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada
tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan
kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring (dalam

kode ini memungkinkan semua orang berinteraksi dengan media

Semua orang juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode
QR, sehingga orang lain dapat dengan mudah mengakses alamat URL
ataupun segala informasi yang disimpan oleh kode QR tersebut .
9.4 RFID
      

of Things (IoT). Contoh RFID yang ditempelkan pada sepatu untuk

      
secara otomatis dengan menggunakan suatu piranti yang disebut
RFID tag atau transponder. Pada zaman modern sekarang ini, RFID
merupakan teknologi yang sudah umum (banyak digunakan),
      
Internet of Things
68 Sistem Informasi Manajemen
aktivitas kehidupan manusia. Baik pada sektor produksi, distribusi
maupun konsumsi. Hal ini dikarenakan label atau kartu RFID adalah
sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah

menggunakan gelombang radio. Sehingga memudahkan penggunanya
untuk mendata (mengetahui jumlah maupun keberadaan atau lokasi)
barang yang dimilikinya tersebut. Prinsip kerja RFID sangatlah
sederhana yaitu RFIDtag (label RFID) memuat informasi dalam bentuk
elektronik dan ketika bertemu dengan RFIDreadernya, informasi
itu akan dikirimkan ke RFIDreader dalam bentuk gelombang radio
      

Daftar Pustaka
69
Sistem Informasi Manajemen
[ASQ]. (2011). American Society for Quality, Quality Glossary. http://asq.org/
glossary/q.htm [2 Apr 2012].
Acar, Z. (2011). The Effects of Process Innovation in Logistics Service. (pp.
1-9). Okan University, Istanbul, Turkey.
Aguilar-Saven, R. S. (2004). Business process modelling: Review and
framework. International Journal of production economics 90(2),
129-149.
Alter, S. (1999). Information Systems: Management Perspective, 2nd Edition.
United States: Addison Wesley Educational Publishers.
Davenport, T. H. (1993). Process innovation: reengineering work through
information technology. Boston, MA: Harvard Business Press.
Davenport, T., & Short, J. (1990). The new industrial engineering: information
technology and busness process design. Sloan Management Review,
31, 4, 11-21.
Davila, T., Epstein, M., & Shelton, R. (2005). Making Innovation Work: How to
 NJ: Pearson Prentice Hall.
Davenport, T. H. & Short, J. E. (1990 Summer). The New Industrial Engineering:
Information Technology and Business Process Redesign, Sloan Management
Review, pp. 11-27.
Davis, G. B. (2000). R. Baskerville, J. Stage, and J. I.DeGross (eds.), Springer.
nformation systems conceptual foundations: looking backward and
forward,” in Organizational and Social Perspectives on Information
Technology, 61-82.
Drucker, P. (1993). Harvard Review. The Discipline of Innovation, 3.
Fagerberg, J., Mowery, D., & Nelson, R. (2005). The Oxford Handbook of
Innovation. 1st Edition. NY: Oxford University Press
Gattiker, T. F., & Goodhue, D. L. (2005). What happens after ERP implementation:
understanding the impact of interdependence and differentiation on
plant-level outcomes. MIS quarterly, 559-585.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
70 Sistem Informasi Manajemen
Greasley, A. (2003). Business Process Management Journal; 2003; 9, 4;
ABI/INFORM Complete. Using business-process simulation within a
business-process reengineering approach, 408.
Grover, V., & Malhotra, M. (1997). Business process reengineering: A tutorial
on the concept, evolution, method, technology and application.
Journal of Operations Management 15, 193–213.
Hammer, M. (1990). Reengineering work: don’t automate, obliterate. Harvard
business review 68(4), 104-112.
Hammer, M., & Champy, J. (1993). Reengineering the corporation: A manifesto
for business revolution. NY: HarperBusiness.
Hammer, M., & Champy, J. A. (1993). Reengineering the Corporation: A
Manifesto for Business Revolution. New York: Harper Business Books.
Harrington, H., & Tumay, K. (2000). Simulation Modelling Methods : To Reduce
Risks and Increase Performance. New York: McGraw-Hill.
Isabella, L. A. (1990). Evolving interpretations as a change unfolds:
How managers construe key organizational events. Academy of
Management Journal 33(1), 7-41.
Jarrar, Y. F., Al-Mudimigh, A., & Zairi, M. (2000). ERP implementation critical
success factors-the role and impact of business process management.
In Management of Innovation and Technology. Management of
Innovation and Technology 1, 122-127.
Kamel, A., Lakhder, D., & Ammar, Z. (2012). British Journal of Arts and Social
Sciences. The organizational impacts of information systems :Analysis
and proposal of a methodological framework, 231.
Kappos, A. (2000). Organizational culture and the achievement of ERP
strategic advantages and BPR performance improvements. Doctoral
dissertation, Concordia University.
Kassahun, A. (2012). The effect of business process reengineering (BPR) on
public sector organisation performance in a developing economy
context.
Kettinger, W. J., Teng, J. T., & Guha, S. (1997). Business process change: a study
of methodologies, techniques, and tools. MIS quarterly 21(1).
Daftar Pustaka
71
Sistem Informasi Manajemen
     󰨞      
Management Information Systems: Managing the Digital Firm, Global Edition
Klaus, H., Rosemann, M., & Gable, G. G. (2000). What is ERP? Information
Systems Frontiers 2(2), 141-162.
Lavassani, K. M., & Kumar, U. (2013). Process Orientation Measurement and
Effectiveness: A Study of Canadian and US Organizations at Intra-and
Inter-Organizational Levels.
Liao, S. H., & Hu, T. C. (2007). Knowledge transfer and competitive advantage
on environmental uncertainty: An empirical study of the Taiwan
semiconductor industry. Technovation 27(6), 402-411.
Macdonald, S. (1995). Learning to change: An information perspective on
learning in the organization. Organization Science 6(5), 557-568.
Najamaei, A. (2010). Strategic Management Of Strategic Innovation. Sydney:
Macquarie Graduate School of Management.
OECD. (2005). Oslo Manual-Guidelines for Collecting and Interpreting
Innovation Data. Paris.
Panorama Consulting Solutions. (2014). 2014 ERP Report: A Panorama
Consulting Solutions Research Report.
Polder, M., Van Leeuwen, G., Mohnen, P., & Raymond, W. (2010). Product,
process and organizational innovation: drivers, complementarity,
and productivity effects.
Porter, M. E., & Kramer, M. R. (2006). The link between competitive advantage and
corporate social responsibility. Harvard business review 84(12), 78-92.
Roberts, L. (1994). Process Reengineering: The Key To Achieving Breakthrough
Success. Milwaukee: Quality Press.
Schultze, U., & Stabell, C. (2004). Knowing what you don’t know? Discourses
and contradictions in knowledge management research. Journal of
Management Studies, 41(4), 549-573.
Sethi, V., & King, W. (1998). Introduction to Business Process Reengineering.
In V. Sethi, & W. King, Organizational Transformation through
Business Process Reengineering. Applying Lessons Learned (pp. 3-36).
New Jersey: Upper Saddle Riber : Prentice Hall.
Daftar Pustaka
72 Sistem Informasi Manajemen
Shang, S. S., Lin, S. F., & Wu, Y. L. (2009). Service innovation through dynamic
knowledge management. Industrial Management & Data Systems, 109(3),
322-337.
            
enterprise systems: the business manager’s perspective. Information
Systems Journal, 12(4), 271-299.
Sharma, M. (2006). Journal of Management Information Systems 12. Business
Process Reengineering: A Tool to further Bank Strategic Goals, 1.
Teng, J. T., Grover, V., & Fiedler, K. D. (1994). Re-designing business processes
using information technology. Long Range Planning 27(1), 95-106.
Terziovski, M. F. (2003). International Journal of Production Economics.
Successful predictors of business process, 35.
Trkman, P. (2010). The critical success factors of business process management.
International Journal of Information Management 30(2), 125-134.
Trochim, W. M. (2006). Qualitative measures. Research Measures Knowledge
Base, 361-9433.
Vakola, M., & Rezgui, Y. (2000). Critique of existing business process re-
engineering methodologies: the development and implementation of a
new methodology. Business Process Management Journal 6(3), 238-250.
Van de Ven, A. (1986). Central problems in the management of innovation.
Management Science 32 (5), 590-607.
Van Der Aalst, W. M., Ter Hofstede, A. H., & Weske, M. (2003). Business process
management: A survey. In Business process management (pp. 1-12).
Springer Berlin Heidelberg.
Walker, R. (2006). Innovation type and diffusion: an empirical analysis of
local government. Public Administration 84(2), 311-335.
Webster, E. (2004). Firms’ decisions to innovate and innovation routines.
Economics of Innovation and New Technology 13 (8), 733-745.
Westrup, C., & Knight, F. (2000). Consultants and Enterprise Resource
Planning (ERP) Systems. ECIS, (pp. 637-644).
           
Implementation in Public Administration. Interdisciplinary Journal of
Information, Knowledge & Management 8.
... Manajemen informasi memungkinkan organisasi mencapai berbagai tujuan, meningkatkan kepatuhan, mengurangi risiko, dan mengelola ketersediaan informasi bisnis yang penting (Davis, 1991). Kebutuhan informasi dalam bisnis disebabkan oleh kegiatan bisnis yang kompleks karena dipengaruhi peningkatan ekonomi, sempitnya waktu bagi manajerial untuk mengambil keputusan, perkembangan teknologi yang pesat sehingga meningkatkan efektivitas dalam pemecahan masalah (Dachyar, 2022). ...
Book
Full-text available
Buku ini menghadirkan pandangan komprehensif terkait sistem informasi manajemen (SIM), mulai dari konsep dasar hingga penerapannya dalam konteks organisasi. Penulis memandu pembaca melalui landasan teoritis dengan membahas Konsep Dasar dan Ruang Lingkup SIM, memberikan pemahaman mendalam tentang peran integral SIM dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi. Buku ini tidak hanya merinci Perkembangan dan Evolusi Sistem Informasi, tetapi juga menyoroti keterkaitan erat antara SIM dan manajemen, menggali bagaimana integrasi yang efektif dapat menciptakan sinergi positif dalam mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya, penekanan pada Manajemen Basis Data, Audit Sistem Informasi, dan Teknologi Informasi menawarkan pandangan praktis dalam mengelola data, memastikan keamanan sistem, dan memahami peran audit dalam menjamin kepatuhan terhadap standar keamanan. Buku ini menjembatani kesenjangan antara teori dan aplikasi, menjadikannya panduan berharga bagi profesional, akademisi, dan mahasiswa yang ingin mendalami kompleksitas sistem informasi manajemen, serta menerapkannya secara efektif dalam dunia bisnis yang terus berkembang.
Article
Management Information Systems have an important role in meeting human needs in an organization. Management Information Systems help present information to provide operational, management, and decision-making functions. The purpose of this study is to determine the effectiveness of the Traveloka application in using the Management Information System, and what factors influence it. Here the researcher makes an initial observation or general exploration of the Traveloka Application which is a StartUp in Indonesia which was founded in 2012. The stages of this research are related to the model of instructional development cycle including the phases of analysis, planning, design, development, and implementation. The author also collected data using the questionnaire method. Based on the results of respondents' assessment, Traveloka as a ticket booking support is considered effective because it has fulfilled several aspects that have been tested. This is shown in the aspect of learnability getting an average score of 3.19 - 3.27. In the memorability aspect, it gets an average score of 3.15 - 3.24. In the efficiency aspect, it gets an average score of 3.23 - 3.28. In the aspect of errors, the average value is 3.04 - 3.10. While the satisfaction aspect gets an average value of 2.83 - 3.26
Article
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis pengaruh kualitas operasional sistem Siakad dan kualitas informasi Siakad terhadap kepuasan mahasiswa menggunakan Siakad dalam proses pembelajaran. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa manajemen STIE Labuhanbatu semester VI TA. 2018/2019, dan sampelnya berjumlah 72 orang yang diturunkan dari rumus Slovin. Selajutnya, penetapan responden dilakukan dengan beberapa kriteria tertentu (purposive sampling) agar memenuhi maksud dan tujuan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan mendalam, selanjutnya temuan hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif. Gambaran kepuasan mahasiswa terhadap Siakad ditinjau dari segi kualitas Sistem Siakad yaitu Easy of Use, Response Time, Reliability, dan Security dan segi kualitas Informasi Siakad yaitu Akurasi, Ketepatan Waktu, Relevansi, dan Kelengkapan. Pada kenyataannya, ditemukan beberapa kelemahan dan hambatan dalam operasionalisasi Siakad yang dapat diatasi dengan melakukan sejumlah perbaikan dan inovasi.
Article
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PENGAMBIL KEPUTUSAN
Article
Full-text available
Change in the organization is usually analysed in the context of the organization in which the change is taking place. This is quite understandable and yields recognition of those internal factors most instrumental in the change process. From this organizational perspective, external factors seem to play a marginal role in change, at most a catalytic role. Change is always relative, but not simply to what the organization has done before. Organizational change should also be relative to what is going on outside the organization. What appears to be major progress from an organizational perspective may look like stagnation in a wider context. This paper suggests that notions of the “learning organization” have often emphasied internal aspects of the change process and neglected the external. In particular, they seem to have paid little attention to the essential contribution of external information to internal change. Information is so fundamental to the learning required for deliberate change that it is not unreasonable to see change as an information process. This view affords an information perspective of change in the organization, and a revealing contrast to the usual organizational perspective. Change in the organization is seen as a process in which the finding and acquisition of external information are critical. So, too, is mixing these external bits of information with those already in use within the organization. The result is not just another model of what is already understood about change in the organization. It has profound implications for those who seek to understand and manage the process of change. The information perspective indicates that organizational change is largely dependent on the information activities of individual employees acting on their own account as much as that of the organization. These activities may be---and sometimes must be---beyond the control of the organization. Thus, those who would manage change face the challenge of managing without control. The information perspective suggests that the concentration on structure and control inherent in notions of the learning organization may be mimical to the real learning required for organizational change.
Article
Full-text available
Explores the need for a business process re-engineering methodology and presents a critique of the existing methodologies. The identified weaknesses served as a basis for the development of a new eight-stage BPR methodology which was implemented and evaluated within three European construction companies. Summarises these stages, highlighting the need for a more integrated approach to organisational change where the human and organisational issues are incorporated in the implementation of the BPR initiative.
Article
In the face of environmental pressures, many companies are undergoing restructuring and downsizing. A major component of these changes is business process redesign (BPR) which involves the radical rethinking of institutionalized processes. Information technologies (IT) are major facilitators of many BPR efforts. This article examines IT-assisted BPR from a planning perspective. An integrated approach is presented and illustrated with examples from several major firms. The main elements in the framework are: BPR policy planning, an innovative environment, and coordinated implementation. To ensure the long-term viability and success of BPR, these aspects should be well co-ordinated.
Article
Making Innovation Work presents a formal innovation process proven to work at HP, Microsoft and Toyota, to help ordinary managers drive top and bottom line growth from innovation. The authors have drawn on their unsurpassed innovation consulting experience -- as well as the most thorough review of innovation research ever performed. They'll showï¾ what works, what doesn't, and how to useï¾ management tools to dramatically increase the payoff fromï¾ innovation investments.ï¾ Learn how to define the right strategy effective innovation; how to structureï¾ an organization to innovate best; how to implement management systems to assess ongoing innovation; how to incentivize teams to deliver, and much more. This book offers the first authoritative guide to using metrics at every step of the innovation process -- from idea creation and selection through prototyping and commercialization.
Article
This paper presents the first empirical test of innovation type and diffusion in local government. Five types of innovations – one product, three process and one ancillary – were tested in a multivariate model that included environmental, organizational and diffusion variables. The research was conducted on 120 upper tier English local authorities using a multiple informant survey instrument. Results indicate that adoption of innovation is both complex and contingent – different factors drive the diffusion of different types of innovation across upper tier English local government. These findings suggest that further research is required on the interactions of types of innovation in public organizations and that policy instruments developed to assist adoption need to be sensitive to variations between innovations.
Article
ABSTRACT Even though knowledge management scholars generally advocate explicit management of knowledge, there is research that cautions against the unintended consequences of such efforts. Some researchers go as far as arguing that knowledge and management are contradictory concepts (Alvesson and Kärreman, 2001). This paper explores the apparent double-edged nature of knowledge management by developing a theory-based framework that highlights different fundamental assumptions about knowledge and its management. This framework, which is an adaptation of Burrell and Morgan's four paradigms of social and organizational inquiry, distinguishes among a neo-functionalist, a constructivist, a critical and a dialogic discourse. We use the contradiction of managing tacit knowledge, which has been highlighted in the knowledge management literature, as an analytical device to explore the four discourses in more detail. We show how notions of knowledge, and what it means to manage knowledge, vary across the four discourses. We conclude that all four discourses need to be appreciated, understood and represented in knowledge management research for this area of inquiry to deal with the rich and problematic nature of managing knowledge in practice.