ArticlePDF Available

PEMBUATAN PERMEN BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT (Gracillaria verrucosa) LIMBAH DOMESTIK DI DUSUN KAMPUNG BARU, DESA KADING, KECAMATAN BAREBBO, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN

Authors:

Abstract

Rumput laut jenis Gracillaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar yang cukup mudah dibudidayakan di Indonesia. Cara pembudidayaannya yang cukup mudah dan waktu pertumbuhan yang cukup cepat menjadikan rumput laut ini menjadi primadona terutama oleh petambak. Pada umumnya rumput laut Gracillaria verrucosa di Dusun Kampung Baru dijual dalam keadaan utuh dan kering. Dengan model penjualan seperti ini maka harga yang didapatkan agak rendah. Akan tetapi karena warnanya yang kurang menarik sehingga pemanfaatan rumput laut ini untuk diolah menjadi olahan makanan masih sangat kurang. Salah satu bentuk olahan yang cukup menjanjikan adalah permen jelly. Kegiatan dilaksanakan mulai Juni - Desember 2018 di Dusun Kampung Baru, Desa Kading, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone dengan model pengarahan dan praktek langsung kepada ibu – ibu peserta. Pembuatan permen diilakukan dengan melarutkan rumput laut dan mencampurkan semua bahan – bahan tambahannya sehingga dihasilkan permen jelly. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ada beberapa kadar yang masih melewati standar SNI namun setidaknya ini bisa menjadi bekal awal untuk para ibu – ibu kelompok tani untuk mengembangkan usaha permen jelly ini kedepannya.
Journal of Maritime Empowerment
Volume 4 No 2 Tahun 2022
ISSN 2656-9981 (online)
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jme
31
PEMBUATAN PERMEN BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT (Gracillaria verrucosa)
LIMBAH DOMESTIK DI DUSUN KAMPUNG BARU, DESA KADING,
KECAMATAN BAREBBO, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN
The Making of Seaweed (Gracillaria verrucosa) Jelly Candy in Kampung Baru, Barobbo
Village, Barebbo District, Bone Regency, South Sulawesi
Aryanti Susilowati1, Ardi Eko Mulyawan 2*,
1)Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa
Makassar, Sulawesi Selatan
2)Jurusan Budidaya Perikanan, Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa Makassar,
Sulawesi Selatan
*Korespondensi : ardieko354@gmail.com
ABSTRAK
Rumput laut jenis Gracillaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil
agar yang cukup mudah dibudidayakan di Indonesia. Cara pembudidayaannya yang cukup
mudah dan waktu pertumbuhan yang cukup cepat menjadikan rumput laut ini menjadi
primadona terutama oleh petambak. Pada umumnya rumput laut Gracillaria verrucosa di
Dusun Kampung Baru dijual dalam keadaan utuh dan kering. Dengan model penjualan seperti
ini maka harga yang didapatkan agak rendah. Akan tetapi karena warnanya yang kurang
menarik sehingga pemanfaatan rumput laut ini untuk diolah menjadi olahan makanan masih
sangat kurang. Salah satu bentuk olahan yang cukup menjanjikan adalah permen jelly.
Kegiatan dilaksanakan mulai Juni - Desember 2018 di Dusun Kampung Baru, Desa Kading,
Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone dengan model pengarahan dan praktek langsung kepada
ibu ibu peserta. Pembuatan permen diilakukan dengan melarutkan rumput laut dan
mencampurkan semua bahan bahan tambahannya sehingga dihasilkan permen jelly. Dari
hasil pengujian didapatkan bahwa ada beberapa kadar yang masih melewati standar SNI namun
setidaknya ini bisa menjadi bekal awal untuk para ibu ibu kelompok tani untuk
mengembangkan usaha permen jelly ini kedepannya.
Kata kunci : Dusun Kampung Baru, Permen Jelly, Rumput Laut, Gracillaria verrucosa
ABSTRACT
Gracillaria verrucosa is one of the seaweed species that can produce agar and it’s quite easy to
cultivate in Indonesia. The easy cultivating and fast grow making this seaweed a primadonna,
especially by farmers. In general, Gracillaria verrucosa in Kampung Baru village is sold whole
and dry. With a sales model like this, the price obtained is rather low. However, because the
color is unattractive, the utilization of this seaweed into processed foods is still very lacking.
One form of processing that is quite promising is jelly candy. The activity was carried out
starting June - December 2018 in Kampung Baru. Kading Village, Barebbo District, Bone
Regency. The community service act out with a interactive model of teaching and combine
with discuss and practice. The making of jelly candy is done by dissolving seaweed and mixing
all the additional ingredient. From the test results, it was found that there were some levels that
still passed the SNI standard but at least this could be an initial provision for the mothers of
farmer groups to develop this jelly candy business in the future.
Keywords : Kampung Baru Village, Jelly Candy, Seaweed, Gracillaria verrucosa
Susilowati et al. (2021)
Journal of Maritime Empowerment
04(02) 2022 : 31 - 36
32
PENDAHULUAN
Kabupaten Bone merupakan salah satu
sentra penghasil rumput laut di Provinsi
Sulawesi Selatan. Rumput laut jenis
Gracillaria verrucosa merupakan salah satu
jenis rumput laut yang cukup banyak
dibudidayakan Kabupaten Bone. Industri
rumput laut juga cukup berkembang di daerah
ini. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya
ekspor produk ATG (Alkaline Treatment
Gracillaria) di Kabupaten Bone (Jayo, 2018).
Hal ini membuktikan bahwa rumput laut jenis
ini merupakan salah satu komoditi unggulan
di Kabupaten Bone.
Salah satu daerah di Kabupaten Bone yang
menjadi sentra produksi rumput laut
Gracillaria verrucosa adalah Dusun
Kampung Baru, Desa Kaidng, Kecamatan
Barebbo. Cara pembudidayaannya yang
cukup mudah dan waktu pertumbuhan yang
cukup cepat menjadikan rumput laut ini
menjadi primadona terutama oleh petambak.
Rumput laut jenis ini umumnya
dikeringkan terlebih dahulu oleh petambak
kemudian dijual. Akan tetapi ada kalanya
jika cuaca kurang mendukung maka rumput
laut ini dapat dijual dengan harga yang cukup
murah. Atau jika hasil panen cukup
melimpah sehingga ketersediaan rumput laut
ini cukup banyak maka harganya juga cukup
murah. Oleh karena itu perlu pengetahuan
dasar bagaimana membuat olahan dari
rumput laut Gracillaria verrucosa ini
sehingga nantinya dapat dijadikan alternatif
pendapatan oleh para ibu ibu dan istri
petambak.
Usaha pengolahan rumput laut Gracillaria
verrucosa ini sebelumnya belum pernah
terpikirkan dan dilakukan oleh ibu ibu
masyarakat dusun. Pada kegiatan
pengabdian ini, masalah yang paling penting
untuk diatasi sebenarnya adalah mengenai
teknis budidaya rumput laut yang dilakukan
oleh petambak. Akan tetapi saat panen
rumput laut dalam jumlah banyak terkadang
masih banyak rumput laut yang tidak bisa
langsung dijual dan terpaksa harus disimpan
sehingga modal tidak berputar.
Pada saat diskusi dengan masyarakat
muncul juga keluhan dari istri- istri petambak
yang mengeluh mengenai hal tersebut
sehingga pada kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat ini juga diberikan bagaimana
cara mengolah rumput laut G. verrucosa
menjadi permen yang diharapkan nantinya
menjadi sumber pendapatan baru terkhusus
bagi para istri petambak rumput laut.
METODE
Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan selama 6 bulan,
mulai 12 Juni 2018 27 Desember 2018 di
Dusun Kampung Baru, Desa Kading,
Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone.
Prosedur Pelaksanaan dan Analisis Data
Metode pelaksanaan kegiatan secara
umum terdiri atas penyuluhan dan
pendampingan. Sebelum dilakukan kegiatan
penyuluhan ataupun pendampingan, terlebih
dulu dilakukan survey lokasi dan
permasalahan dan diakhiri dengan praktek,
dan diskusi dengan masyarakat yang dalam
hal ini spesifik ke ibu ibu warga dusun
kampung baru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyuluhan Pembuatan Permen
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
ini diawali dengan penyuluhan dan pelatihan
pembuatan permen dengan berbahan dasar
Gracillaria verrucosa atau yang sering
disebut sango sango oleh masyarakat sekitar.
Pemilihan Gracillaria verrucosa karena
punya beberapa keunggulan yaitu harganya
murah dan punya kandungan agar Rumput
laut jenis Gracilaria jarang sekali
dimanfaatkan secara langsung karena
warnanya yang agak kecoklatan dan sukar
larut apabila dipanaskan (Salamah et al.,
2006). Tetapi Gracilaria sp. mempunyai sifat
yang elastis, mudah dibentuk dan harganya
juga relatif murah dibandingkan dengan
rumput laut jenis lain.
Susilowati et al. (2021)
Journal of Maritime Empowerment
04(02) 2022 : 31 - 36
33
Kegiatan pelatihan diikuti oleh istri istri
dari anggota kelompok tani Mappiabang dan
Sipakainge’. Mereka cukup antusias dan
mengatakan bahwa sebelumnya belum
pernah ada kegiatan seperti ini di kampung
mereka. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang
ibu ibu dan bertempat di salah satu rumah
warga. Adapun lokasi penyuluhan dapat
terlihat pada Gambar 1.
Adapun formula yang digunakan dalam
pembuatan permen ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Adapun cara membuat permen adalah
sebagai berikut :
1. Rumput laut kering ditimbang sesuai
resep dan dipotong kecil kecil lalu
diblender dengan air yang tersedia.
2. Rumput laut direbus sampai kental dan
berkurang volumenya hingga setengah,
lalu ditambahkan gula pasir dan sirup
glukosa, aduk hingga rata dan kentalkan
lagi sampai setengah volumenya. Untuk
mengecek tingkat kekentalannya bisa
diambil 1 sendok dan dimasukkan ke
dalam air dingin. Jika sudah agak padat
maka pemanasan bisa diakhiri.
Gambar 1. Lokasi Penyuluhan Pembuatan Permen Berbahan Gracillaria verrucosa
Tabel 1. Alat dan Bahan Pembuatan Permen Rumput Laut
No.
Takaran
1.
200 Gram
2.
400 mililiter
3.
200 gram
4.
2 gram
5.
Secukupnya
6.
Sesuai selera
7.
400 mililiter
No.
Kegunaan
1.
Mencampur bahan - bahan
2.
Meletakkan adonan permen
Susilowati et al. (2021)
Journal of Maritime Empowerment
04(02) 2022 : 31 - 36
34
3. Adonan diangkat dari atas kompor
biarkan uap panasnya hilang kemudian
tambahkan asam sitrat, essence dan
pewarna, aduk hingga rata
4. Adonan dituangkan selagi panas dalam
cetakan atau loyang alumunium, biarkan
sampai dingin, potong potong sesuai
selera dan keringkan pada suhu 50°C
selama 8 sampai 10 jam.
5. Permen siap untuk dikemas dan
dinikmati.
Agar hasil yang didapatkan lebih bagus
maka rumput laut yang digunakan harus
dicuci dan dibersihkan hingga berwarna agak
keputihan. Tujuan dilakukan pemutihan dan
penawaran agar rasanya bisa lebih tawar dan
warna aslinya tidak mempengaruhi produk
olahan tanpa mengurangi nilai gizi dari
rumput laut Gracillaria verrucosa. Proses
pemutihan pada rumput laut tidak
mempengaruhi kualitas rumput laut (Yasita
dan Rachmawati, 2009)
Suasana pelatihan pembuatan permen
berbahan dasar Gracillaria verrucosa dapat
dilihat pada Gambar 2.
Pada pelatihan ini baru diajarkan cara
membuat satu macam permen saja sebab
masih akan menunggu hasil panen yang
dilakukan pada tambak warga. Masyarakat
cukup antusias karena diharapkan pelatihan
ini bisa menjadi alternatif ketika sango
sango yang mereka punya produksinya
berlebih sehingga harga jualnya menjadi
lebih murah atau bahkan bisa dijadikan usaha
sampingan selain dengan menjual sango
sango kering. Adapun hasil pelatihan
pembuatan permen dapat dilihat pada
Gambar 3.
Berdasarkan hasil uji laboratorium
yang dilakukan, produk ini memiliki nilai
karbohidrat yang didapatkan dari uji
proksimat cukup tinggi yaitu berkisar 98,2%,
Nilai ini cukup tinggi untuk bisa dijadikan
sekedar cemilan. Selain itu kadar air yang
Gambar 2. Suasana Pelatihan Pembuatan Permen Sango Sango
Susilowati et al. (2021)
Journal of Maritime Empowerment
04(02) 2022 : 31 - 36
35
terdapat dalam produk ini berkisar juga masih
harus dikurangi agar nantinya bisa memiliki
daya simpan yang cukup lama. Adapun nilai
hasil proksimat dari produk ini dapat dilihat
pada Tabel 2.
Dari hasil uji proksimat terlihat bahwa
nilai karbohidrat dan kandungan airnya
cukup tinggi. Hal ini disebabkan
kemungkinan karena peggunaan gula pasir
dan sirup glukosa yang kemungkinan masih
terlalu banyak (Manurung et al., 2018).
Nilai proksimat yang didapatkan memang
masih jauh dari nilai standar SNI 3547-2-
2008 untuk permen jelly namun setidaknya
ini bisa menjadi awal untuk pengembangan
usaha penjualan permen jelly.
KESIMPULAN
Dalam kegiatan pengabdian ini dilakukan
pembuatan permen jelly yang diharapkan
bisa dijadikan alternatif pengolahan bagi
rumput laut Gracillaria verrucose namun
masih perlu dilakukan eksperimen lanjutan
dan pengujian agar dapat dihasilkan permen
jelly yang memenuhi SNI sehingga mudah
untuk dipasarkan.
Gambar 3. Hasil Olahan Permen Rumput Laut Sango Sango
Tabel 2. Nilai Proksimat dari Produk Permen Gracillaria verrucosa
No.
Parameter Proksimat
Komposisi (%)
1.
Air
46,45
2.
Protein Kasar
1,64
3.
Lemak Kasar
0,02
4.
Serat Kasar
0,32
5.
Abu
0,16
6.
BETN (Karbohidrat)
97,86
Susilowati et al. (2021)
Journal of Maritime Empowerment
04(02) 2022 : 31 - 36
36
DAFTAR PUSTAKA
Jayo, M.I. 2018. Peluncuran Eksport Perdana
ATG Gracilaria di Bone [WWW
Document]. Pus. Pelatih. Dan Penyul.
Kelaut. Dan Perikan. URL
https://kkp.go.id/brsdm/puslatluh/artike
l/3863-peluncuran-eksport-perdana-atg-
gracilaria-di-bone
Manurung, E., Putri, R.M.S., Suhandana, M.
2018. Karakteristik Permen Jelly dari
Rumput Laut (Gelidium sp.) dan
Gelatin. MARINADE. 1(1): 3644.
https://doi.org/10.31629/marinade.v1i0
1.830
Salamah, E., Erungan, A.C., Retnowati, Y.
2006. Pemanfaatan Gracilaria sp. dalam
Pembuatan Permen Jelly. Buletin
Teknologi Hasil Perikanan. 9(1): 3846.
https://doi.org/10.17844/jphpi.v9i1.100
2
Yasita, D., Rachmawati, I.D. 2009. Optimasi
Proses Ekstraksi pada Pembuatan
Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma
cottoni untuk Mencapai Foodgrade.
[Skripsi]. Jurusan Teknik Kimia Fak.
Teknik UNDIP. Semarang.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Peluncuran Eksport Perdana ATG Gracilaria di Bone [WWW Document
  • M I Jayo
Jayo, M.I. 2018. Peluncuran Eksport Perdana ATG Gracilaria di Bone [WWW Document]. Pus. Pelatih. Dan Penyul. Kelaut. Dan Perikan. URL https://kkp.go.id/brsdm/puslatluh/artike l/3863-peluncuran-eksport-perdana-atggracilaria-di-bone
Karakteristik Permen Jelly dari Rumput Laut (Gelidium sp.) dan
  • E Manurung
  • R M S Putri
  • M Suhandana
Manurung, E., Putri, R.M.S., Suhandana, M. 2018. Karakteristik Permen Jelly dari Rumput Laut (Gelidium sp.) dan Gelatin. MARINADE. 1(1): 36-44. https://doi.org/10.31629/marinade.v1i0 1.830
Pemanfaatan Gracilaria sp. dalam Pembuatan Permen Jelly
  • E Salamah
  • A C Erungan
  • Y Retnowati
Salamah, E., Erungan, A.C., Retnowati, Y. 2006. Pemanfaatan Gracilaria sp. dalam Pembuatan Permen Jelly. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 9(1): 38-46. https://doi.org/10.17844/jphpi.v9i1.100 2