ArticlePDF Available

Pengaruh Penerapan Teori Belajar Gagne terhadap Hasil Belajar Matematika

Authors:

Abstract

Berdasarkan data hasil belajar yang diberikan oleh guru matematika SMP Negeri 20 Bandarlampung perolehan rata-rata nilai adalah 5,14. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 20 Bandarlampung hal ini dikarenakan siswa kurang memiliki semangat dan kemauan untuk belajar, serta anggapan bahwa matematika itu sulit sudah tertanam di dalam diri siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mencari dan memilih serta menerapkan model pembelajaran yang tepat dan lebih memperhatikan peserta didiknya terutama peserta didik yang sulit memahami pelajaran. Pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Gagne, dimana pembelajaran tersebut melalui tujuh fase belajar: motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali prestasi, dan umpan balik. Tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh penerapan teori belajar Gagne terhadap hasil belajar siswa.” Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik cluster random sampling, yaitu dari enam kelas yang dijadikan populasi diambil dua kelas secara acak. Kelas IX A dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol . Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti tes. Hasil analisis data diperoleh P-Value pada kelas yang menerapkan teori belaajar Gagne 0,27 dan tidak menerapkan teori belajar Gagne 0,38. Hal ini berarti populasi berdistribusi normal. Setelah populasi berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians. Berdasarkan F-tes daan Levene’s tes berturut-turut diperoleh P-value sebesar 0,98 dan 0,82. Karena kemamapuan awal siswa yang dilihat dari nilai raport mempelihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas control dan eksperimen, maka untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan dilakukaan uji kesamaan dua rata-rata. Diperoleh P-Value sebesr 0,00 dimana nilai ini kurang dari 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menerapkan dan tidak menerapkan teori belajaar Gagne. Nilai rata-rata siswa yang tidak menerapkan teori belajar Gagne sebesar 5,32 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan teori belajar Gagne sebesar 6,43.
64
Effects of Applying Gagne's Theory of Learning on Mathematics
Learning Outcomes
Pengaruh Penerapan Teori Belajar Gagne terhadap
Hasil Belajar Matematika
Glorista Riwanti Pasaribu
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
gloristapasaribu@gmail.com
Abstract Based on the learning outcomes data provided by the mathematics teacher at SMP Negeri 20
Bandarlampung, the average score was 5.14. Based on interviews with mathematics teachers at SMP
Negeri 20 Bandarlampung, this is because students lack enthusiasm and willingness to learn, and the
assumption that mathematics is difficult has been embedded in students. One of the efforts that can be done
is to find and select and apply appropriate learning models and pay more attention to students, especially
students who have difficulty understanding the lesson. Learning by applying Gagne's learning theory,
where the learning goes through seven learning phases: motivation, concentration, processing, storing,
exploring achievements, and feedback. The aims of this study were: "To determine the effect of applying
Gagne's learning theory on student learning outcomes." Sampling was done by using cluster random
sampling technique, that is, from the six classes that became the population, two classes were taken
randomly. Class IX A was used as the experimental class and class IX B as the control class . The data
obtained in this study is the average value of student learning outcomes after taking the test. The results of
data analysis obtained P-Value in the class that applied Gagne's learning theory 0.27 and did not apply
Gagne's 0.38 learning theory. This means that the population is normally distributed. After the population
is normally distributed, the analysis is continued with the similarity test of two variances. Based on the F-
test and Levene's test, the P-values were 0.98 and 0.82, respectively. Because the initial ability of students
as seen from the report card scores showed no significant difference between the control and experimental
classes, then to see whether there was a significant difference, a similarity test was carried out on the two
averages. Obtained a P-Value of 0.00 where this value is less than 0.05, so there are differences in the
mathematics learning outcomes of students who apply and do not apply Gagne's theory of learning.
Keywords: learning outcomes, gagnes learning theory
Abstrak Berdasarkan data hasil belajar yang diberikan oleh guru matematika SMP Negeri 20 Bandar lampung
perolehan rata-rata nilai adalah 5,14. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 20
Bandar lampung hal ini dikarenakan siswa kurang memiliki semangat dan kemauan untuk belajar, serta
anggapan bahwa matematika itu sulit sudah tertanam di dalam diri siswa. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah mencari dan memilih serta menerapkan model pembelajaran yang tepat dan lebih
memperhatikan peserta didiknya terutama peserta didik yang sulit memahami pelajaran. Pembelajaran
dengan menerapkan teori belajar Gagne, di mana pembelajaran tersebut melalui tujuh fase belajar: motivasi,
konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali prestasi, dan umpan balik. Tujuan dari penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui pengaruh penerapan teori belajar Gagne terhadap hasil belajar siswa.” Pengambilan
sampel dilakukan dengan Teknik cluster random sampling, yaitu dari enam kelas yang dijadikan populasi
diambil dua kelas secara acak. Kelas IX A dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai
kelas kontrol . Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah
mengikuti tes. Hasil analisis data diperoleh P-Value pada kelas yang menerapkan teori belajar Gagne 0,27
dan tidak menerapkan teori belajar Gagne 0,38. Hal ini berarti populasi terdistribusi normal. Setelah
populasi terdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians. Berdasarkan F-
tes daan Levene’s tes berturut-turut diperoleh P-value sebesar 0,98 dan 0,82. Karena kemampuan awal
siswa yang dilihat dari nilai rapor memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol
dan eksperimen, maka untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan di lakukan uji kesamaan dua
rata-rata. Diperoleh P-Value sebesar 0,00 di mana nilai ini kurang dari 0,05 maka ada perbedaan hasil
belajar matematika siswa yang menerapkan dan tidak menerapkan teori belajar Gagne.
Nilai rata-rata siswa yang tidak menerapkan teori belajar Gagne sebesar 5,32 sedangkan rata-rata hasil
belajar siswa yang diajar dengan menerapkan teori belajar Gagne sebesar 6,43.
Kata kunci: hasil belajar, teori belajar gagne
65
Effects of Applying Gagne's Theory of Learning on Mathematics Learning Outcomes
Glorista Riwanti Pasaribu
https://doi.org/10.37010/nuc.v3i1.759
PENDAHULUAN
Pada saat ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan untuk memajukan peradaban manusia.
Karena Pendidikan merupakan suatu usaha yang penting untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Matematika adalah salah satu salah satu bidang studi, merupakan cabang ilmu
Pendidikan yang tidak kalah pentingnya dengan ilmu pendidikan lainnya. Mata pelajaran
matematika sampai saat ini masih menjadi mata pelajaran yang kurang disenangi oleh peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar matematika peserta didik. Pembelajaran matematika
harus disajikan sedemikian rupa agar tidak menjadi mata pelajaran yang menakutkan dan
membosankan bagi siswa. Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran
matematika, salah satunya adalah dengan pembelajaran langsung.
Teori belajar Gagne adalah suatu teori pembelajaran langsung (direct learning) yang
sistematis dengan melalui tujuh fase berikut : motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan,
menggali, prestasi, dan umpan balik. Fase-fase tersebut mencerminkan suatu rangkaian kejadian
internal pada peserta didik yang sedang belajar. Dengan motivasi peserta didik akan membuka
diri dan rela berusaha mencapai tujuan belajarnya. Melalui konsentrasi siswa siap menerima
stimulus-stimulus. Setelah itu mereka akan melalui fase mengolah, menyimpan, dan menggali
pelajaran yang diterima. Materi yang mereka dapatkan akan diuji dalam fase prestasi dan
diberikan umpan balik. Untuk lebih mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
Gagne mengatakan bahwa perlu diadakan tes awal pada setiap sub pokok bahasan sebelum
pembelajaran berlangsung. Setelah itu di akhir pembelajaran perlu diadakan tes akhir. Tes awal
dan tes akhir akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Gagne. Dengan mengikuti tahap-tahap yang
dianjurkan oleh Gagne diharapkan pembelajaran langsung yang diterapkan bisa lebih terarah dan
sistematis sehingga peserta didik dapat diarahkan dan dimotivasi untuk belajar di rumah.
Berdasarkan data hasil belajar yang diberikan oleh guru matematika SMP Negeri 20
Bandar Lampung perolehan rata-rata nilai adalah 5,14. Berdasarkan wawancara dengan guru
matematika SMP Negeri 20 Bandar Lampung hal ini dikarenakan siswa kurang memiliki
semangat dan kemauan untuk belajar, serta anggapan bahwa matematika itu sulit sudah tertanam
di dalam diri siswa. Oleh karena itu guru harus lebih memperhatikan hasil belajar siswa. Dalam
sehari-harinya guru menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Learning), di mana
dalam memulai pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
itu menyajikan informasi tahap demi tahap. Siswa merasa kurang siap untuk mengikuti
pembelajaran karena guru langsung menyajikan materi pelajaran. Kesiapan siswa dalam
menerima dan menguasai konsep matematika sangatlah diperlukan agar pemahaman siswa
terhadap konsep bisa lebih baik lagi.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh banyak
faktor, terdapat faktor internal (dari dalam diri siswa) ataupun faktor eksternal (dari luar diri
siswa). Faktor-faktor internal tersebut dapat berupa minat, motivasi, bakat, intelegensi, disiplin,
cara belajar, dan lain-lain. Siswa perlu mendapatkan motivasi pada awal pembelajaran, karena
tujuan pembelajaran akan sulit tercapai apabila siswa tidak memiliki motivasi dari dirinya sendiri.
Motivasi dapat memberikan semangat kepada diri siswa guna melakukan sesuatu yang baaik dan
bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga
memiliki kekuatan dan semangat untuk melakukan suatu aktivitas dalam usaha meningkatkan
hasil belajar. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk bisa menerapkan suatu pembelajaran
yang bisa membangkitkan motivasi dan memperbaiki cara belajar siswa.
Agar dapat mengatasi hal tersebut pendidik dituntut agar lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran yang mengupayakan agar peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mencari dan memilih serta
menerapkan model pembelajaran yang tepat dan lebih memperhatikan peserta didiknya terutama
peserta didik yang sulit memahami pelajaran. Untuk itu suatu penelitian tentang pengaruh
pembelajaran dengan teori belajar Gagne yang lebih sistematis terhadap hasil belajar matematika
peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting.
66
Effects of Applying Gagne's Theory of Learning on Mathematics
Learning Outcomes
Glorista Riwanti Pasaribu
Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta
Mei, 2022
Vol. 03 No. 01
https://journal.neolectura.com/index.php/nucleus
Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dari penelitian ini adalah,
“Apakah penerapan teori belajar Gagne dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP
Negeri 20 Bandar Lampung?”
Hasil belajar siswa adalah suatu hal yang erat hubungannya dengan kemampuan siswa
dalam menyerap atau memahami materi yang telah diajarkan, biasanya dinyatakan dengan indeks
prestasi berupa nilai. Sebagaimana yang dikatakan oleh Surakhmad (1986:27) Hasil belajar
adalah suatu indeks yang menentukan berhasil atau tidaknya seorang siswa.” Hasil belajar yang
diperoleh siswa merupakan puncak dari proses belajar mengajar sebagaimana yang dipaparkan
Dimyati (1999:3) “ Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi
siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.”
Tinggi rendahnya hasil yang diperoleh peserta didik menggambarkan berhasil atau
tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukan. Arikunto (2001:292) mengatakan bahwa: “
Hasil evaluasi siswa merupakan gambaran berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang
dilakukan. Evaluasi program dimaksudkan untuk melihat pencapaian target program dan untuk
menentukan seberapa jauh target program tersebut teracapai.” Maka dapat dikatakan bahwa
evaluasi hasil belajar merupakan komponen yang sangat penting untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam proses belajar mengajar.
Gagne adalah seorang profesor dan ahli psikologi Amerika yang telah banyak membuat
penelitian mengenai fase-fase belajar di sekolah dalam rangkaian pembelajaran dan jenis
pembelajaran matematika. Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah
belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Gagne (dalam
Yulaelawati, 2004:81) bahwa kejadian pembelajaran meliputi Sembilan kategori yaitu:
a. Mengaktifkan motivasi
b. Menjelaskan pembelajar tentang tujuan
c. Mengarahkan perhatian
d. Menstimulasi ingatan
e. Menyediakan bimbingan pembelajaran
f. Meningkatkan ingatan
g. Meningkatkan transfer
h. Menimbulkan kinerja
i. Menyediakan balikan
Peristiwa pembelajaran ini berfungsi khusus untuk mengkomunikasikan perilaku yang
disebut dengan komponen instruksi. Lima kategori pertama menunjukkan mengkomunikasikan
perilaku yang terjadi sebelum seseorang mengusai sesuatu. Sedangkan empat kategori berikutnya
terjadi setelah seseorang mengembangkan penguasaan terhadap sesuatu.
a. Fase motivasi
b. Fase konsentrasi
c. Fase mengolah
d. Fase menyimpan
e. Fase menggali
f. Fase prestasi
g. Fase umpan balik
Fase yang pertama adalah fase motivasi. Pada fase ini diharapkan siswa sadar akan tujuan
yang akan dicapai dan bersedia melibatkan diri. Dalam Sardiman (2003:85) “Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha
karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkaan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaiaan prestasi
belajarnya.”
Fase yang kedua adalah fase konsentrasi. Pada fase ini siswa khusus memperhatikan
unsur yang relevan agar terbentuk pola perseptual tertentu. Berkenaan dengan fase konsentrasi
Gagne (dalam Yulaelawati, 2004:92) mengatakan bahwa : Pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa kejadian internal yang terjadi dalam diri pebelajar meliput perhatian pembelajar
67
Effects of Applying Gagne's Theory of Learning on Mathematics Learning Outcomes
Glorista Riwanti Pasaribu
https://doi.org/10.37010/nuc.v3i1.759
terhadap sesuatu, pemberian arti terhadap kata-kata yang disebut pengkodean semantik,
perolehan Kembali suatu informasi, pengelolaan respons, proses pengawasan dan harapan.
Unsur-unsur yang terlibat dalam kegiatan belajar adalah pembelajar, alat indra, otak, otot, situasi
stimulus, ingatan dan respons.”
Fase yang ketiga adalah fase mengolah. Di sini siswa menahan informasi dalam ingatan
jangka pendeknya (Short Term Memory/STM) dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
Fase yang keempat adalah fase menyimpan. Di sini siswa menyimpan informasi dari ingatan
jangka pendeknya yang telah diolah dalam ingatan jangka Panjang (Long Term Memory/ LTM),
informasi ini dimasukkan ke dalam ingatan. Hasil belajar sudah diperoleh Sebagian atau
keseluruhan. Ketika pembelajar menghadapi permasalahan atau memerlukan informasi,
pengetahuan dari ingatan jangka Panjang dapat dikeluarkan sebagai suatu output (Yulaelawati,
2004:92).
Fase yang kelima adalah fase menggali. Pada fase ini siswa menggali informasi yang
tersimpan dalam ingatan dan memasukkannya kembali ke dalam ingatan jangka pendek (STM).
Informasi ini akan dikaitkan dengan informasi baru atau dikaitkan dengan sesuatu di luar lingkup
bidang studi yang bersangkutan (transfer), kemudian dimasukkan kembali ke LTM. Selanjutnya
siswa akan menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan jangka Panjang dan
mempersiapkannya sebagai masukan bagi fase prestasi langsung atau melalui STM.
Fase yang keenam adalah fase prestasi. Pada fase ini informasi yang tergali akan
digunakan untuk memberikan prestasi yang memperlihatkan hasil belajar. Dan fase yang terakhir
adalah fase umpan balik. Setelah fase-fase tersebut dilalui maka perlu adanya umpan balik, supaya
guru dapat melihat sejauh mana tujuan yang telah tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat
Harjanto (1997:130) yang mengatakan bahwa data umpan balik diperoleh dari evaluasi, tes,
observasi dapat menentukan apakah sistem, metode maupun media yang dipakai sudah sesuai
untuk tujuan yang ingin dicapai ataupun yang masih perlu penyempurnaan.
Berdasarkan hasil penelitian Somakim (2003) dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
dapat meningkat dengan diterapkannya teori belajar Gagne dalam pembelajaran matematika.
Peningkatan hasil belajar tersebut diperoleh karena pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih
terarah dan sistematis. Agar fase-fase dalam pembelajaran dapat di laksanakan oleh siswa dalam
pembelajaran matematika, Langkah pertama yang lebih diperhatikan adalah peningkatan nilai
yang diperoleh siswa pada saat tes awal. Dengan tes awal berarti siswa telah siap secaraa mental
dan intelektual. Tes awal merupakan Langkah awal untuk memulai fase-fase dalam teori belajar
Gagne, selain itu juga merupakan motivasi bagi siswa untuk dapat belajar mandiri.
METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung
yang terdiri dari enam kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik cluster random
sampling, yaitu dari enam kelas yang dijadikan populasi diambil dua kelas secara acak. Kelas IX
A dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol . Sebelum melakukan
pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melihat kemampuan awal siswa yang dilihat dari nilai
rapor. Nilai kemampuan awal siswa ini akan diuji dengan menggunakan program minitab for
windows versi 13.20. Apabila kemampuan awal siswa tidak memiliki perbedaan yang signifikan
dilakukan analisis data, tetapi apabila kemampuan awal siswa memiliki perbedaan tidak bisa
dilakukan analisis data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitaf berupa
angka-angka yang diperoleh dari tiga kali test. Sumber datanya adalah nilai matematika siswa
dari kelas yang dijadikan sampel. Data hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan tes. Tes yang digunakan adalah tes yang diberikan di setiap akhir pokok bahasan.
Dalam menguji normalitas data yang diperoleh dapat digunakan dengan melihat ujung-ujung
lilitan yang mendekati garis atau dapat juga dilihat dari nilai P-Value. Jika nilai P-Value > 0,05
maka data memenuhi normalitas dengan taraf kepercayaan sebesar 5%. Setelaah data diketahui
normal maka dilanjutkan dengan menguji kesaman dua varians.
Dalam uji kesamaan dua varians dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
68
Effects of Applying Gagne's Theory of Learning on Mathematics
Learning Outcomes
Glorista Riwanti Pasaribu
Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta
Mei, 2022
Vol. 03 No. 01
https://journal.neolectura.com/index.php/nucleus
Ho: Kedua populasi memiliki varians yang sama
H1: Kedua populasi memiliki varians yang tidak sama
Berdasarkan F-Test dan Levene’s test yang terdapat pada program minitab tersebut terdapat
kriteria uji terima Ho dengan α = 0,05 jika P-Value>0,05
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah
mengikuti tes. Hasil analisis data diperoleh P-Value pada kelas yang menerapkan teori belajar
Gagne 0,27 dan tidak menerapkan teori belajar Gagne 0,38. Hal ini berarti populasi terdistribusi
normal. Setelah populasi terdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan uji kesamaan dua
varians. Berdasarkan F-tes dan Levene’s tes berturut-turut diperoleh P-value sebesar 0,98 dan
0,82. Nilai P-Value tersebut lebih dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua populasi
mempunyai varians yang sama dengan taraf kepercayaan 5%.
Karena kemampuan awal siswa yang dilihat dari nilai rapor memperlihatkan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen, maaka untuk melihat ada
tidaknya perbedaan yang signifikan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Diperoleh P-Value
sebesar 0,01 di mana nilai ini kurang dari 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar matematika siswa
yang menerapkan dan tidak menerapkan teori belajar Gagne.
Nilai rata-rata siswa yang tidak menerapkan teori belajar Gagne sebesar 5,32 sedangkan rata-rata
hasil belajar siswa yang di ajar dengan menerapkan teori belajar Gagne sebesar 6,43. Rata-rata
hasil belajar siswa yang menerapkan teori belajar Gagne lebih tinggi daripada rata-rata hasil
belajar siswa yang tidak menerapkan teori belajar Gagne, sehingga bisa kita simpulkan bahwa
teori belajar Gagne berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 20 Bandar
Lampung.
Kemampuan awal siswa memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai
kelas kontrol dan eksperimen. Sedangkan kemampuan siswa setelah proses belajar mengajar
dilakukan dapat dilihat dari hasil ujian yang memperlihatkan terdapat perbedaan signifikan dari
kedua kelompok tersebut. Dengan demikian perbedaan kemampuan hasil belajar siswa tersebut
disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam pembelajaran yang tidak menerapkan teori belajar Gagne, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan langsung menyampaikan materi. Sehingga siswa merasa kurang siap,
selain itu siswa juga tidak mempersiapkan diri dari rumah. Dalam pembelajaran dengan
menerapkan teori belajar Gagne, pembelajaran yang dilalui siswa meliputi tujuh fase.
Keberadaan fase-fase tersebut dalam pembelajaran membantu siswa untuk meningkatkan hasil
belajarnya. Siswa yang kelasnya menerapkan teori belajar Gagne lebih siap mengikuti pelajaran
yang akan diberikan guru di sekolah. Sebelum mengikuti pembelajaran di sekolah siswa terlebih
dahulu belajar di rumah, karena mereka akan mengikuti tes awal sebelum pembelajaran dimulai.
Tes awal tersebut menjadi motivasi bagi siswa untuk mempersiapkan diri. Meningkatnya
kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai dapat dilihat dari peningkatan rata-rata pretes/ tes
awal siswa
Siswa yang kelasnya menerapkan teori belajar Gagne cenderung lebih mudah mengingat
materi pelajaran. Karena sebelum pembelajaran siswa sudah memiliki gambaran tentang materi
yang akan dipelajari, dan diperkuat dengan tahapan-tahapan atau fase-fase belajar yang dilalui
siswa dalam pembelajaran. Melalui fase prestasi guru dapat melihat sejauh mana pemahaman
siswa tentang materi yang baru disajikan. Fase-fase yang ada pada pada pembelajaran dengan
menerapkan teori belajar Gagne sangat membantu guru dalam mengatur faktor kejadian belajar
eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi belajar dan hasil belajar siswa. Siswa siap mengikuti
proses belajar mengajar dan materi pelajaran dapat diingat maka hasil belajar siswa dapat
meningkat.
69
Effects of Applying Gagne's Theory of Learning on Mathematics Learning Outcomes
Glorista Riwanti Pasaribu
https://doi.org/10.37010/nuc.v3i1.759
PENUTUP
Pembelajaran yang tidak menerapkan teori belajar Gagne mengikuti Sebagian fase yang
ada pada teori belajar Gagne, tetapi kurang sistematis dan lengkap. Teori belajar Gagne meliputi
tujuh fase yaitu motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali, prestasi, dan umpan
balik. Pada pembelajaran yang tidak menerapkan teori belajar Gagne siswa tidak melalui fase
mengolah, menyimpan, dan prestasi. Keberadaan fase-fase yang harus dilalui siswa pada
pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Gagne membantu siswa untuk meningkatkan hasil
belajar. Dengan teori belajar Gagne siswa lebih siap mengikuti pembelajaran di sekolah dan daya
ingat siswa terhadap materi pembelajaran menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara Jakarta.
Dimyati, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati, (2000). Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Hapsari, Sri. (2004). Model Pembelajaran Langsung Berbasis Penemuan Disajikan pada
Sosialisasi Pengembangan Model-Model Pembelajaran SD, SMP, dan SMA Se Provinsi
Lampung.” Depdiknas. Bandar Lampung.
Hasibuan, (1994). Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar pengajaran Mikro. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Harjanto, (1997). Perencaaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Sardiman, (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suryabrata, Sumadi. (2022). Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Surakhmad, Wiranto. (1986). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito . Bandung.
Somakim. (2003). Pengaruh Penerapan Teori Belajar Gagne. Forum Kependidikan. FKIP
Universitas Sriwijaya. Palembang.
Syah, Muhibbin. (2004). Matematika Plus Kelas 3A. Yudhistira. Bandung.
Winkel, W.S. (1992). Psikologi Pengajaran. Gramedia. Jakarta.
Yulaelawati, Ella. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Filososfi Teori dan Aplikasi. Pakar
Raya. Bandng.
... Dimyati menjelaskan, hasil belajar yang dicapai siswa merupakan puncak dari proses belajar mengajar. "Hasil belajar adalah hasil interaksi belajar dan mengajar" (Pasaribu, 2022). Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa berhubungan dengan kemampuannya untuk berpartisipasi dan memahami pelajarannya sehingga biasanya dinyatakan sebagai rata-rata. ...
Article
Full-text available
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah agar mengetahui gaya belajar siswa kelas X MAS Yayasan Pendidikan Raudhatul Akmal Batang Kuis, dan juga agar mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Pada penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan memakai metode korelasi, lalu pada data yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket untuk mengetahui gaya belajar siswa, lalu untuk mendapatkan hasil belajar siswa diberikan soal matematika mengenai materi vektor. Populasi penelitian ini sebanyak 68 siswa dengan sampel yang diambil sebanyak 34 siswa. Pada penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut:(1) Gaya belajar yang paling banyak dimiliki yaitu gaya belajar kinestetik dengan jumlah 15 siswa dan persentasenya 44,12%, lalu gaya belajar auditori dengan jumlah 11 siswa dan persentasenya 32,35% dan gaya belajar visual dengan jumlah 8 siswa dengan persentasenya 23,53%.(2) Uji T yang dilakukan dan didapatkannya nilai T-hitungnya adalah 3,481751 dan nilai T-tabelnya adalah 1,996564 maka T-hitung > T-tabel yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel X terhadap variabel Y, Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kata Kunci : Gaya Belajar, Hasil Belajar ABSTRACT The purpose of this study was to find out the learning styles of class X MAS Yayasan Pendidikan Raudhatul Akmal Batang Kuis, and also to find out the effect of student learning styles on mathematics learning outcomes. This study use a quantitative descriptive approach was used using the correlation method, then the data obtained in this study used a questionnaire to determine student learning styles, then to obtain student learning outcomes were given math questions regarding vector material. The population of this study was 68 students with a sample of 34 students. In this study, the following results were obtained: (1) The most widely owned learning style was the kinesthetic learning style with a total of 15 students and a percentage of 44.12%, then an auditory learning style with a total of 11 students and a percentage of 32.35% and a visual learning style with a total of 8 students with a percentage of 23.53%. (2) The T test was conducted and the T-count value was 3.481751 and the T-table value was 1.996564, so T-count > T-table which means that there is an influence significant variable X to variable Y, then Ho is rejected and Ha is accepted. Keywords : Learning Styles, Learning Outcomes
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
  • Suharsimi Arikunto
Arikunto, Suharsimi, (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara Jakarta. Dimyati, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dimyati, (2000). Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Model Pembelajaran Langsung Berbasis Penemuan Disajikan pada Sosialisasi Pengembangan Model-Model Pembelajaran SD, SMP, dan SMA Se Provinsi Lampung
  • Sri Hapsari
Hapsari, Sri. (2004). " Model Pembelajaran Langsung Berbasis Penemuan Disajikan pada Sosialisasi Pengembangan Model-Model Pembelajaran SD, SMP, dan SMA Se Provinsi Lampung." Depdiknas. Bandar Lampung.
Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar pengajaran Mikro. PT Remaja Rosdakarya
  • Hasibuan
Hasibuan, (1994). Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar pengajaran Mikro. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Perencaaan Pengajaran. Rineka Cipta
  • Harjanto
Harjanto, (1997). Perencaaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada
  • Sardiman
Sardiman, (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suryabrata, Sumadi. (2022). Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Surakhmad, Wiranto. (1986). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung. Somakim. (2003). Pengaruh Penerapan Teori Belajar Gagne. Forum Kependidikan. FKIP Universitas Sriwijaya. Palembang.
Matematika Plus Kelas 3A
  • Muhibbin Syah
Syah, Muhibbin. (2004). Matematika Plus Kelas 3A. Yudhistira. Bandung. Winkel, W.S. (1992). Psikologi Pengajaran. Gramedia. Jakarta.
Kurikulum dan Pembelajaran. Filososfi Teori dan Aplikasi
  • Ella Yulaelawati
Yulaelawati, Ella. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Filososfi Teori dan Aplikasi. Pakar Raya. Bandng.