ArticlePDF Available

PENINGKATAN PERAN TENAGA KESEHATAN DAN MASYARAKAT DALAM MENCEGAH KESALAHAN PENGOBATAN

Authors:

Abstract

Providing safe services is important in the implementation of health services. Medication errors are a failure of the treatment process that has the potential to cause harm to patients. The incidence of treatment errors can be prevented through increased understanding of health workers and the community regarding the safety of treatment. The active role of patients and their families during treatment process can minimize harm that may happened. This program aims to increase the knowledge of health workers and community as an important element of health services in order to prevent the occurrence of medication error. Efforts to increase knowledge are carried out through the holding of webinars for the community related to 5 moments for medication safety and treatment safety training activities for health workers. Knowledge change was measured using a pre and posttest questionnaires. The target of activities amounted to 37 people and 15 health workers. The results of the analysis showed positive changes in average knowledge with an increase in community knowledge (97.3%) and health workers (100%). The results of this activity become the provision of the community or health workers to increase their role in the safety of treatment with knowledge that has been obtained during community service activities.Keywords: Medication safety, health workers, community, medication error AbstrakPenyediaan layanan yang aman penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Kesalahan pengobatan merupakan kegagalan proses pengobatan yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi pasien. Insiden kesalahan pengobatan dapat dicegah melalui peningkatan pemahaman tenaga kesehatan dan masyarakat terkait keamanan pengobatan. Peran aktif pasien dan keluarganya dalam pelayanan kesehatan dapat meminimalisir bahaya yang mungkin timbul pada proses pengobatan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan masyarakat sebagai unsur penting pelayanan kesehatan agar dapat mencegah terjadinya kejadian medication error. Upaya peningkatan pengetahuan dilakukan melalui penyelenggaraan webinar bagi masyarakat umum terkait 5 moments for medication safety dan kegiatan pelatihan keamanan pengobatan bagi tenaga kesehatan. Perubahan pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pre dan post test. Sasaran kegiatan berjumlah 37 masyarakat dan 15 tenaga kesehatan. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan positif rata-rata pengetahuan dengan peningkatan pengetahuan masyarakat (97,3%) dan tenaga kesehatan (100%). Hasil kegiatan ini menjadi bekal masyarakat ataupun tenaga kesehatan untuk meningkatkan perannya dalam keamanan pengobatan dengan pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan.Kata kunci: Keamanan pengobatan, tenaga kesehatan, masyarakat, kesalahan pengobatan
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 5 no 2 Tahun 2021, halaman 400-408
ISSN 2580-8680, e-ISSN 2722-239X
400
IMPROVING THE ROLES OF HEALTH WORKER AND COMMUNITY IN
PREVENTING MEDICATION ERRORS
PENINGKATAN PERAN TENAGA KESEHATAN DAN MASYARAKAT DALAM
MENCEGAH KESALAHAN PENGOBATAN
Inge Dhamanti*1,2,3, Diansanto Prayoga1,2, Syifaul Lailiyah1,2, Elida Zairina1,4
1)Pusat Riset Keselamatan Pasien, Universitas Airlangga
2)Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlangga
3)School of Psychology and Public Health, La Trobe University, Australia
4)Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
*Email: inge-d@fkm.unair.ac.id
Abstract
Providing safe services is important in the implementation of health services. Medication errors are a
failure of the treatment process that has the potential to cause harm to patients. The incidence of
treatment errors can be prevented through increased understanding of health workers and the
community regarding the safety of treatment. The active role of patients and their families during
treatment process can minimize harm that may happened. This program aims to increase the
knowledge of health workers and community as an important element of health services in order to
prevent the occurrence of medication error. Efforts to increase knowledge are carried out through the
holding of webinars for the community related to 5 moments for medication safety and treatment
safety training activities for health workers. Knowledge change was measured using a pre and posttest
questionnaires. The target of activities amounted to 37 people and 15 health workers. The results of
the analysis showed positive changes in average knowledge with an increase in community knowledge
(97.3%) and health workers (100%). The results of this activity become the provision of the
community or health workers to increase their role in the safety of treatment with knowledge that has
been obtained during community service activities.
Keywords: Medication safety, health workers, community, medication error
Abstrak
Penyediaan layanan yang aman penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Kesalahan
pengobatan merupakan kegagalan proses pengobatan yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi
pasien. Insiden kesalahan pengobatan dapat dicegah melalui peningkatan pemahaman tenaga
kesehatan dan masyarakat terkait keamanan pengobatan. Peran aktif pasien dan keluarganya dalam
pelayanan kesehatan dapat meminimalisir bahaya yang mungkin timbul pada proses pengobatan.
Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan
masyarakat sebagai unsur penting pelayanan kesehatan agar dapat mencegah terjadinya kejadian
medication error. Upaya peningkatan pengetahuan dilakukan melalui penyelenggaraan webinar bagi
masyarakat umum terkait 5 moments for medication safety dan kegiatan pelatihan keamanan
pengobatan bagi tenaga kesehatan. Perubahan pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pre dan
post test. Sasaran kegiatan berjumlah 37 masyarakat dan 15 tenaga kesehatan. Hasil analisis
menunjukkan adanya perubahan positif rata-rata pengetahuan dengan peningkatan pengetahuan
masyarakat (97,3%) dan tenaga kesehatan (100%). Hasil kegiatan ini menjadi bekal masyarakat
ataupun tenaga kesehatan untuk meningkatkan perannya dalam keamanan pengobatan dengan
pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan.
Kata kunci: Keamanan pengobatan, tenaga kesehatan, masyarakat, kesalahan pengobatan
10.20473/jlm.v5i2.2021.400-408
Open access under CC BY-SA license
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 5 no 2 Tahun 2021, halaman 400-408
PENDAHULUAN
Penyediaan layanan yang berkualitas sangat penting di semua tingkat perawatan kesehatan,
termasuk dalam perawatan primer dan rawat jalan. Kesalahan pengobatan (medication error)
adalah kegagalan dari proses pengobatan yang dapat berpotensi menimbulkan bahaya bagi
pasien (WHO 2016). Proses pengobatan meliputi peresepan, transkripsi, penyerahan,
administrasi, dan pengawasan. JCI melaporkan terdapat 70% kejadian kesalahan pengobatan.
Secara global, 4 dari 10 pasien dirugikan saat menerima perawatan kesehatan, dengan 80%
diantaranya dapat dicegah.
Kesalahan pengobatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor pada setiap tahapan yaitu
prescribing, transcribing, dispensing, dan administration. Kesalahan yang paling sering
terjadi adalah adanya ketidaksesuaian penulisan instruksi di catatan medik dan di resep,
tingginya beban kerja perawat, serta kurangnya komunikasi antara dokter perawat, dan tenaga
farmasi. Pada pelayanan primer, sebagian besar kesalahan terkait dengan pemberian dosis dan
peresepan obat (Nurfitria, Effendi, and Iskandar 2019). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan di 20 Puskesmas di 5 Kabupaten secara acak, dimana 90% obat tergolong tidak
lengkap (Dwiprahasto 2006).
Pelaksanaan pengobatan harus menerapkan prinsip 6 benar untuk menghindari insiden
keselamatan pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kasihan II,
Kabupaten Bantul, penerapan prinsip 6 benar menunjukkan 100% prinsip benar rute dan
kadaluwarsa, 78,5% prinsip benar pasien, 63,7% benar obat, 94,1% benar dosis, dan 25,5%
benar informasi. Masalah yang didapat dari penerapan 6 prinsip diantaranya resep yang
diberikan melebihi dosis sebenarnya, tidak tersedia tempat penyimpanan obat yang telah
kadaluwarsa, dan ketidakseimbangan antara apoteker dengan jumlah pasien (Anggraini and
Fatimah 2015).
Medication safety adalah segala upaya yang dilakukan untuk menghindari, mencegah, dan
atau memperbaiki kesalahan yang muncul dari proses pengobatan. Medication safety
memastikan tenaga kesehatan untuk mengetahui potensi merugikan dari obat dan
mempertimbangkan kesalahan yang muncul dalam proses penggunaan obat (ACSQHC,
2012). Pengembangan keamanan pengobatan dapat membantu meningkatkan pelayanan dan
mengurangi biaya perawatan yang timbul akibat kesalahan pengobatan (Olaniyan et al. 2015).
Untuk dapat melakukan upaya peningkatan kualitas terkait keselamatan pengobatan, perlu
memahami faktor penyebab terjadinya insiden. Hal ini penting untuk mengambil tindakan
perubahan pada prosedur pelayanan sehingga tidak berulang di kemudian hari. Penyedia
layanan kesehatan individu dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan melibatkan
pasien dan keluarganya dalam pelayanan medis sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab,
memeriksa prosedur secara tepat, belajar dari kesalahan dan menyampaikan permasalahan
secara efektif dengan anggota medis lain dalam satu tim layanan kesehatan. Aktivitas tersebut
dapat meminimalisir biaya serta kerugian yang mungkin timbul kepada pasien.
Peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai keamanan pengobatan merupakan salah
satu upaya mencegah kejadian kesalahan pengobatan. Tenaga kesehatan merupakan
komponen penting dalam penyelenggaraan pelayanan. Peningkatan pengetahuan dapat
dilakukan dengan memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan, diantaranya perawat
Inge Dhamanti, dkk: Peningkatan Peran Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Dalam Mencegah
Kesalahan Pengobatan
402
mengenai obat baru, obat-obatan non-formulary, obat-obat high-alert, dan cara pencegahan
medication error (AHA, 2002). Pendidikan yang berkelanjutan dapat memperbaiki perawatan
kesehatan dan meningkatkan efektifitas sehingga patient safety bisa selalu ditingkatkan
(Khairurrijal and Putriana 2018). Melalui program edukasi terdapat penurunan jumlah
kesalahan resep dari 18,6% menjadi 14,6% (Winder et al. 2015).
Pasien berperan aktif dalam meningkatkan keamanan pengobatan. Sebagai pengguna
pelayanan kesehatan, pasien perlu memahami proses pengobatan yang dijalani untuk
menghindari kesalahan pengobatan. Peningkatan pemahaman pasien dapat dilakukan melalui
edukasi terkait 5 moments for medication safety. 5 Moments for Medication Safety adalah alat
keterlibatan pasien yang dikembangkan untuk mendorong rasa ingin tahu pasien terkait proses
pengobatannya (WHO 2019). Pemahaman masyarakat terkait 5 moments for medication
safety cukup rendah terutama pada momen evaluasi pengobatan (Suryaningsih and Reganata
2021).
Insiden kesalahan pengobatan dapat dicegah melalui edukasi keamanan pengobatan. Oleh
karena itu, melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diselenggarakan kegiatan untuk
meningkatkan tingkat pemahaman dan pengetahuan tenaga kesehatan dan masyarakat terkait
keamanan pengobatan (medication safety), diantaranya workshop bagi tenaga kesehatan dan
seminar medication safety untuk masyarakat umum di wilayah kerja puskesmas dan Kota
Banyuwangi.
METODE PENGABDIAN MASYARAKAT
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan September 2021 di Puskesmas
Sobo, Kabupaten Banyuwangi. Materi pembelajaran, poster, dan video singkat dari kegiatan
pengabdian masyarakat ini akan diunggah ke website Pusat Riset Keselamatan Pasien,
sehingga mudah diakses tenaga kesehatan atau masyarakat pasca pelatihan. Kegiatan
pengabdian masyarakat dilakukan secara online melalui aplikasi zoom yang terbagi dalam dua
aktivitas, diantaranya:
Seminar Medication Safety
Seminar medication safety dilaksanakan pada 11 September 2021. Kegiatan ini bertujuan
untuk melihat peningkatan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sobo terkait
medication safety dan perannya dalam proses pengobatan. Kegiatan seminar online
dilaksanakan kurang lebih selama 2 jam dengan rincian kegiatan berupa penjelasan materi
oleh narasumber dan tanya jawab. Narasumber memberikan materi terkait medication safety
yang meliputi 5 moments keamanan pengobatan untuk pasien dan keluarga serta inovasi
rumah sakit dan Puskesmas dalam meningkatkan keamanan pengobatan. Sebagai bahan
evaluasi, peserta diminta untuk mengisi pre-test sebelum pelatihan dan post-test setelah
mengikuti pelatihan.
Workshop Medication Safety
Workshop medication safety dilaksanakan pada 22 September 2021. Kegiatan ini bertujuan
untuk melihat peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas Sobo terkait
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 5 no 2 Tahun 2021, halaman 400-408
medication safety. Sebelum dilaksanakan kegiatan, tenaga kesehatan diundang untuk mengisi
survey online untuk menggali kondisi terkait keamanan pengobatan di Puskesmas. Workshop
dilaksanakan kurang lebih selama 2 jam dengan rincian kegiatan berupa penjelasan materi
oleh narasumber dan tanya jawab. Narasumber memberikan materi terkait 5 Moments for
Medication Safety. Sebagai bahan evaluasi, peserta diminta untuk mengisi pre-test sebelum
pelatihan dan post-test setelah mengikuti pelatihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peningkatan peran tenaga kesehatan dan masyarakat penting dalam mencegah terjadinya
kesalahan pengobatan saat proses pengobatan. Perilaku didefinisikan sebagai reaksi seseorang
dalam merespons suatu rangsangan atau stimulus. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan perbuatan. Dalam hal ini, perubahan perilaku dimulai dari
peningkatan pengetahuan yang kemudian diikuti oleh perkembangan sikap, sehingga perilaku
yang aman dapat tercapai.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam dua kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan masyarakat dalam mencegah medication
error (kesalahan pengobatan) dalam proses pengobatan. Rangkaian kegiatan yang dimaksud
meliputi webinar keamanan pengobatan bagi masyarakat awam dan pelatihan keamanan
pengobatan bagi tenaga kesehatan.
Kegiatan Webinar Keamanan Pengobatan bagi Masyarakat Awam
Pelaksanaan kegiatan webinar keamanan pengobatan secara online didukung oleh masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta dan keaktifannya selama kegiatan webinar
berlangsung. Kegiatan ini dihadiri oleh 74 peserta, akan tetapi hanya 37 peserta yang mengisi
pre-post test yang dibagikan. Pada Tabel 1, dipaparkan karakteristik peserta kegiatan webinar
keamanan pengobatan bagi masyarakat awam dimana lebih banyak berusia 20-30 tahun
(45.9%) dengan jenis kelamin perempuan (86.5%) dan status pekerjaan sebagai mahasiswa
(54.1%).
Tabel 1. Karakteristik Peserta Kegiatan
Variabel
Jumlah (n)
Persentase (%)
Usia
<20 tahun
4
10.8
20-30 tahun
17
45.9
30-40 tahun
12
32.4
>40 tahun
4
10.8
Jumlah
37
100
Jenis Kelamin
Laki-laki
5
13.5
Perempuan
32
86.5
Jumlah
37
100
Pekerjaan
Dosen
2
5.4
Inge Dhamanti, dkk: Peningkatan Peran Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Dalam Mencegah
Kesalahan Pengobatan
404
Ibu rumah tangga
1
2.7
Mahasiswa
20
54.1
PNS
10
27.0
Swasta
2
5.4
Wirausaha
2
5.4
Jumlah
37
100
Informasi mengenai keamanan pengobatan dan peran pasien serta keluarga dalam proses
pengobatan, merupakan langkah awal dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang aman.
Webinar dapat lebih menjangkau masyarakat dan mudah untuk diakses (Valentino et al.
2020). Materi disampaikan kepada sasaran dengan menghadirkan narasumber yang kompeten
di bidangnya. Sebelum penyampaian materi, pre-test diberikan kepada peserta. Setelah selesai
pemberian materi, peserta mengisi post-test yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan pengetahuan pada peserta. Adapun hasil pre-test dan post-test dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Peserta Webinar Sebelum dan
Sesudah dilakukan Intervensi
Tingkat
Pengetahuan
Sebelum
Sesudah
Persentase (%)
Frekuensi
Rendah
23.0
1
Tinggi
73.0
36
Jumlah
100
37
Melalui Tabel 2 dapat diketahui pengetahuan masyarakat terkait keamanan pengobatan
sebelum diberikan pengetahuan mengenai keamanan pengobatan sebesar 23% pada kategori
rendah dan 73%% pada kategori tinggi. Setelah diberikan pemaparan materi, persentase
peserta dengan pengetahuan rendah turun menjadi 2.7% dan persentase peserta dengan
pengetahuan tinggi menjadi 97.3%. Hal ini dapat diartikan adanya peningkatan persentase
pengetahuan masyarakat terkait keamanan pengobatan.
Pengetahuan merupakan domain penting dalam perubahan perilaku seseorang. Pemberian
pemahaman masyarakat mengenai keamanan pengobatan merupakan salah satu strategi
melibatkan pasien dalam keamanan pengobatan. Tingkat partisipasi pasien dalam proses
pengobatan pada umumnya masih rendah (Silfa, Hardisman, and Pabuti 2018). Melalui
kegiatan webinar, pasien mendapatkan materi terkait 5 Moments for Medication Safety yang
dapat menjadi pedoman pasien untuk terlibat dan berkomunikasi dengan tenaga kesehatan
dalam proses pengobatannya.
5 Moments for Medication Safety merupakan pedoman pasien dalam mengajukan pertanyaan
kepada tenaga kesehatan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses pengobatannya
(WHO 2019). 5 momen dalam keamanan pengobatan diantaranya saat memulai pengobatan,
saat menggunakan obat, saat mendapat obat lain, saat mengevaluasi pengobatan, dan saat
menghentikan pengobatan. Setiap momen bertujuan untuk meningkatkan peran aktif pasien
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 5 no 2 Tahun 2021, halaman 400-408
dalam proses perawatannya dengan mendorong rasa ingin tahu mereka terkait obat-obatan
yang mereka konsumsi dan berkomunikasi terbuka dengan tenaga kesehatan.
Pasien sebagai pengguna layanan kesehatan merupakan fokus dari perawatan kesehatan.
Maka dari itu, peran aktif pasien sangat diperlukan dalam proses perawatan kesehatan. Peran
aktif pasien dan keluarga dapat mencegah efek samping dalam proses pengobatan (Kim et al.
2018). Pasien adalah sumber informasi yang berharga, dan menjadi satu-satunya anggota tim
yang ada setiap saat selama pelayanan. Pasien juga orang-orang dengan keahlian dalam
pengalaman penyakit atau kondisi medis tertentu yang menjadi sumber terbaik dalam
penentuan daftar obat (WHO 2015).
Pelatihan Keamanan Pengobatan bagi Tenaga Kesehatan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan keamanan pengobatan dilakukan secara online melalui zoom
meeting. Peserta pelatihan merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Sobo
berjumlah 15 orang. Dalam pelatihan ini, tidak semua tenaga kesehatan di Puskesmas Sobo,
Kabupaten Banyuwangi mengikuti kegiatan pelatihan mengingat masih ada beberapa tenaga
kesehatan yang menjalankan pelayanan kesehatan untuk pasien. Pada Tabel 3, dipaparkan
karakteristik peserta pelatihan pengobatan dimana lebih banyak berusia 41-50 tahun (33.3%)
dengan jenis kelamin perempuan (86.7%). Mayoritas responden memiliki Riwayat
Pendidikan DI/DIII (53.3%) dengan pekerjaan staf (26.7%).
Tabel 3. Karakteristik Peserta Pelatihan Keamanan Pengobatan
Variabel
Jumlah (n)
Persentase (%)
Usia
20-30 tahun
3
20.0
31-40 tahun
4
26.7
41-50 tahun
5
33.3
>50 tahun
3
20.0
Jumlah
15
100
Jenis Kelamin
Laki-laki
2
13.3
Perempuan
13
86.7
Jumlah
15
100
Pendidikan
SMA
3
20.0
DI/DIII
8
53.3
S1
4
26.7
Jumlah
15
100
Pekerjaan
Staff
4
26.7
Asisten apoteker
1
6.7
Perawat
3
20.0
Bidan
2
13.3
Inge Dhamanti, dkk: Peningkatan Peran Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Dalam Mencegah
Kesalahan Pengobatan
406
Perekam medis
1
6.7
Dokter gigi
1
6.7
Dokter umum
2
13.3
Kepala Puskesmas
1
6.7
Jumlah
15
100
Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
pasien. Penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami keamanan pengobatan khususnya
momen keamanan pengobatan dalam rangka mewujudkan pelayanan yang aman bagi
masyarakat. Materi pelatihan disampaikan kepada sasaran dengan menghadirkan narasumber
yang kompeten di bidangnya. Sebelum penyampaian materi, pre-test diberikan kepada
peserta. Setelah selesai pemberian materi, peserta mengisi post-test yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan pengetahuan pada peserta. Adapun hasil pre-test dan
post-test dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Peserta Pelatihan Sebelum dan
Sesudah dilakukan Intervensi
Tingkat
Pengetahuan
Sebelum
Sesudah
Persentase (%)
Frekuensi
Rendah
20
0
Tinggi
80
15
Jumlah
100
15
Melalui Tabel 4 dapat diketahui pengetahuan tenaga kesehatan terkait keamanan pengobatan
sebelum diberikan pemaparan materi sebesar 20% pada kategori rendah dan 80% pada
kategori tinggi, Setelah diberikan pemaparan terkait keamanan pengobatan, 100% tenaga
kesehatan di Puskesmas Sobo memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini dapat
diartikan, terdapat peningkatan persentase pengetahuan tenaga kesehatan terkait keamanan
pengobatan.
Pemberian edukasi pada tenaga kesehatan, termasuk perawat mengenai obat baru, obat-obatan
non-formulary, obat-obatan high-alert, dan cara pencegahan medication error merupakan cara
untuk mencegah kejadian medication error (AHA, 2002). Pendidikan yang berkelanjutan
akan memperbaiki perawatan kesehatan dan meningkatkan efektifitas sehingga patient safety
bisa selalu ditingkatkan (Fumić, Marinović, and Brajan 2014).
Melalui kegiatan pelatihan, tenaga kesehatan mendapatkan materi terkait keamanan
pengobatan di Puskesmas. Kegiatan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
tenaga kesehatan terkait faktor penyebab terjadinya insiden. Hal ini penting untuk mengambil
tindakan perubahan pada prosedur pelayanan sehingga tidak berulang di kemudian hari.
Selama pelatihan, peserta antusias untuk mengikuti kegiatan yang ditunjukkan dengan
banyaknya pertanyaan yang disampaikan peserta kepada narasumber.
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 5 no 2 Tahun 2021, halaman 400-408
PENUTUP
Simpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan dapat memberikan dampak positif berupa
peningkatan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan mengenai keamanan pengobatan.
Pada kegiatan Webinar Keamanan Pengobatan, terdapat peningkatan pengetahuan sebesar
97,3%. Sedangkan pada kegiatan Pelatihan Pengobatan terdapat peningkatan pengetahuan
sebesar 100%.
Saran
Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dan
masyarakat mengenai keamanan pengobatan perlu dilakukan secara berkelanjutan. Maka dari
itu, kegiatan tersebut dapat menjadi kegiatan berkala yang dilakukan oleh Puskesmas Sobo.
Hal ini perlu dilakukan untuk mempertahankan dan melihat perubahan perilaku masyarakat
akibat perlunya waktu yang tidak sebentar untuk mengubah perilaku seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
American Hospital Association (AHA). 2002. ―Health Research & Educational Trust, and the
Institute for Safe Medication Practices.‖ 2002. https://www.aha.org/center/hret.
Anggraini, Anggi Napida, and Fatma Siti Fatimah. 2015. ―Evaluasi Penerapan Patient Safety
Dalam Pemberian Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul
Yogyakarta.‖ Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia 3, no. 3: 16268.
Australian Commission on Safety and Quality in Health Care. 2012. Safety and Quality
Improvement Guide Standard 4: Medication Safety. Sidney: ACSQHC.
Dwiprahasto, Iwan. 2006. ―Intervensi Pelatihan Untuk Meminimalkan Risiko Medication
Error Dipusat Pelayanan Kesehatan Primer.‖ Berkala Ilmu Kedokteran 38, no. 2006.
Fumić, Nera, Marin Marinović, and Dolores Brajan. 2014. ―Continuous Nursing Education to
Improve the Quality of Health Care.‖ Acta Medica Croatica 68, no. Suplement 1: 1315.
Khairurrijal, M A W, and Norisca Aliza Putriana. 2018. ―Medication Erorr Pada Tahap
Prescribing, Transcribing, Dispensing, Dan Administration.‖ Majalah Farmasetika 2, no.
4: 813.
Kim, Julia M, Catalina Suarez-Cuervo, Zackary Berger, Joy Lee, Jessica Gayleard, Carol
Rosenberg, Natalia Nagy, Kristina Weeks, and Sydney Dy. 2018. ―Evaluation of Patient
and Family Engagement Strategies to Improve Medication Safety.‖ The Patient-Patient-
Centered Outcomes Research 11, no. 2: 193206.
Nurfitria, Rizki Siti, Rima Nur Adillah Effendi, and Deni Iskandar. 2019. ―Potential
Medication Errors in Electronic Prescribing in A Primary Health Care.‖ Indonesian
Journal of Pharmaceutical and Clinical Research 2, no. 1: 4554.
Olaniyan, Janice O, Maisoon Ghaleb, Soraya Dhillon, and Paul Robinson. 2015. ―Safety of
Medication Use in Primary Care.‖ International Journal of Pharmacy Practice 23, no. 1:
Inge Dhamanti, dkk: Peningkatan Peran Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Dalam Mencegah
Kesalahan Pengobatan
408
320.
Silfa, Anshar Bonas, Hardisman Hardisman, and Aumas Pabuti. 2018. ―Analisis Hubungan
Pengetahuan Dan Persepsi Pasien Dengan Partisipasi Pasien Di Instalasi Paviliun Ambun
Pagi RSUP DR. M. Djamil Padang Ditinjau Dari Aspek Hukum Keselamatan Pasien.‖
Jurnal Kesehatan Andalas 7, no. 2: 16069.
Suryaningsih, Ni Putu Aryati, and Gde Palguna Reganata. 2021. ―PENGOBATAN YANG
AMAN BERDASARKAN 5 MOMENT FOR MEDICATION SAFETY.Jurnal Riset
Kesehatan Nasional 5, no. 1: 4752.
Valentino, Marshel, Luthfia Vionita, Siwi Rizki Utami, Shafira Nurul Ramadhani, Shara
Nuzila Ramadhani, and Rifdah Dinda Qatrunnada. 2020. ―Webinar ‗Santap Sehat Ala
Rumahan di Era Pandemi Covid-19‘ di RT 02 Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan
Cakung Provinsi Dki Jakarta.‖ Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services)
4, no. 2: 45664.
WHO. 2015. Panduan Kurikulum Keselamatan Pasien.
https://cdn.who.int/media/docs/default-source/patient-
safety/9789241501958_ind908a146e-9f1e-4f6f-b57e-
ee32e6b5176a.pdf?sfvrsn=fab1844f_1.
———. 2016. ―Medication Errors.‖ 2016. https://apps.who.int/.
———. 2019. 5 Moments for Medication Safety. https://apps.who.int/.
Winder, Marquita B, Jeremy L Johnson, Lourdes G Planas, Kimberly M Crosby, Brooke L
Gildon, and Linda A Oberst-Walsh. 2015. ―Impact of Pharmacist-Led Educational and
Error Notification Interventions on Prescribing Errors in a Family Medicine Clinic.‖
Journal of the American Pharmacists Association 55, no. 3: 23845.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Objectives: To determine the rate of prescribing errors in a family medicine clinic and the subsequent impact of pharmacist-led educational and error notification interventions on prescribing errors. Design: Single site, pre–post study design. Setting: An outpatient academic family medicine clinic serving pediatric and adult populations in Oklahoma from March 1, 2011, through April 30, 2012. Participants: 24 resident physicians who prescribed medications during routine outpatient visits. Intervention: A prescribing educational program, audit and feedback methods , and weekly newsletter. Main outcomes measure: Percentage of prescription errors and physician error rate before and after intervention among pediatric and adult populations. Results: During the two assessment periods, 24 resident physicians wrote 2,753 prescriptions for 394 pediatric and 899 adult patients. The overall percentage of prescription errors decreased from 18.6% during March 2011 to 14.5% during April 2012 (P = 0.004). Errors were more commonly seen with prescriptions written for pediatric patients (24.9%) than for adult patients (13.9%) (P = 0.001). Individual physician error rates ranged from 5% to 36% (mean ± SD 16.5% ± 8.1). Physicians committed significantly fewer prescribing errors during the postintervention assessment period (14.9%) than during the preintervention assessment period (20.9%) (P = 0.002). Controlling for time, pediatric prescription error rates among physicians who participated in the educational intervention were 36% lower than the error rates among physicians who did not participate (rate ratio 0.64 [95% CI 0.45, 0.91], P = 0.01). Conclusion: The pharmacist-led educational program was effective in reducing pediatric prescribing errors among resident physicians in a family medicine clinic.
Article
Full-text available
Health care and today's medical and technical achievements and approved standards of treatment provide comprehensive quality, safety and traceability of medical procedures respecting the principles of health protection. Continuous education improves the quality of nursing health care and increases the effectiveness of patient care, consequently maintaining and enhancing patient safety. Patient health problems impose the need of appropriate, planned and timely nursing care and treatment. In providing quality nursing care, attention is focused on the patient and his/her needs in order to maintain and increase their safety, satisfaction, independence and recovery or peaceful death, so the health and nursing practices must be systematized, planned and based on knowledge and experience. Health and nursing care of patients at risk of developing acute and chronic wounds or already suffering from some form of this imply preventive measures that are provided through patient education, motivation, monitoring, early recognition of risk factors and causes, and reducing or removing them through the prescribed necessary medical treatment which is safe depending on the patient health status. Except for preventive measures, nursing care of patients who already suffer from some form of acute or chronic wounds is focused on the care and treatment of damaged tissue by providing appropriate and timely diagnosis, timely and proper evaluation of the wound and patient general status, knowledge and understanding of the wide range of local, oral and parenteral therapy and treatment, aiming to increase patient safety by preventing progression of the patient general condition and local wound status and reducing the possibility of developing infection or other complications of the underlying disease. In the overall patient management, through nursing process, medical interventions are implemented and aimed to maintain and optimize health status, prevent complications of existing diseases and conditions, provide appropriate wound treatment, increase satisfaction, reduce pain, increase mobility, reduce and eliminate aggravating factors, and achieve a satisfactory functional and aesthetic outcome. Many scientific researches and knowledge about the pathophysiological processes of wound formation and healing are currently available. Modern achievements can accelerate independence, reduce pain and encourage faster wound healing, thus it is important to continuously develop awareness, knowledge and experience, along with the treatment to achieve, maintain and enhance the quality of health care and patient safety.
Article
An effort to reduce medication errors is to use drugs prescription electronically[1,2,4]. However, there needs to be an evaluation of this system, because this system is not free from errors in medication. This study aimed to find out the description of prescribing flow, to examine electronic prescription completeness, and find out the potential medication errors that occur in the prescribing phase of electronic prescription using prescribing indicators[1,5,9,10]. This study used observational method by taking general practice outpatient prescription data of March 2018 in a company health service located in Bandung and analyzed descriptively[6,7,8]. Electronic prescription of medicines at this health care was made and inputted by doctors. When an error occured on a computer system, the doctor would prescribe it manually so that the patient can still be served. Incompleteness of the most common recipe was on administrative requirements where all prescriptions did not listed the doctor's practice permit, patient's gender, patient's weight, telephone number of the place of practice, and patient's contact number. Medication errors had the most potential for the occurrence of prescription writing with two or more drugs interacting and this error was classified as category D according to The National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCC-MERP).
Article
Background Medication errors are one of the leading causes of harmin health care. Review and analysis of errors have often emphasized their preventable nature and potential for reoccurrence. Of the few error studies conducted in primary care to date, most have focused on evaluating individual parts of the medicines management system. Studying individual parts of the system does not provide a complete perspective and may further weaken the evidence and undermine interventions. Aim and Objectives The aim of this review is to estimate the scale of medication errors as a problem across the medicines management system in primary care. Objectives were: Methods A systematic search of the literature was performed in PubMed (MEDLINE), International Pharmaceutical Abstracts (IPA), Embase, PsycINFO, PASCAL, Science Direct, Scopus, Web of Knowledge, and CINAHL PLUS from 1999 to November, 2012. Bibliographies of relevant publications were searched for additional studies. Key findings Thirty-three studies estimating the incidence of medication errors and thirty-six studies evaluating the impact of error-prevention interventions in primary care were reviewed. This review demonstrated that medication errors are common, with error rates between <1% and >90%, depending on the part of the system studied, and the definitions and methods used. The prescribing stage is the most susceptible, and that the elderly (over 65 years), and children (under 18 years) are more likely to experience significant errors. Individual interventions demonstrated marginal improvements in medication safety when implemented on their own. Conclusion Targeting the more susceptible population groups and the most dangerous aspects of the system may be a more effective approach to error management and prevention. Co-implementation of existing interventions at points within the system may offer time- and cost-effective options to improving medication safety in primary care.
  • Anshar Silfa
  • Hardisman Bonas
  • Aumas Hardisman
  • Pabuti
Silfa, Anshar Bonas, Hardisman Hardisman, and Aumas Pabuti. 2018. -Analisis Hubungan Pengetahuan Dan Persepsi Pasien Dengan Partisipasi Pasien Di Instalasi Paviliun Ambun Pagi RSUP DR. M. Djamil Padang Ditinjau Dari Aspek Hukum Keselamatan Pasien.‖ Jurnal Kesehatan Andalas 7, no. 2: 160-69.