Mengantisipasi kemelut yang kian seru di Dunia Siber saat ini, dibutuhkan alternatif pola pikir yang lebih peka, dalam, tajam dan kritis. Sokrates, sang Penanya Ulung (470-399 SM), adalah Perintis Filsafat Moral yang membangun metoda mencari Kebenaran dengan cara berpikir dan bertanya secara radikal dan kritis [1]. Menyusul setelah itu dari waktu ke waktu, secara alami, dari berbagai disiplin
... [Show full abstract] ilmu ada ratusan pemikir yang telah berkontribusi dalam pengembangan Critical Thinking. The U.S. National Council for Excellence in Critical Thinking (NCECT) (1987) mendefinisikan Critical Thinking: "Pola Pemikiran yang disiplin, aktif dan memerlukan keahlian intelektual, mengenai konseptualisasi, aplikasi, analisa, sintesa, atau evaluasi tentang informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan keyakinan dan tindakan, dalam bentuk yang patut dicontoh, didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal, seperti: kejernihan, keakuratan, ketepatan, konsistensi, relevansi, disertai bukti kuat, alasan yang bagus, kedalaman, keluasan dan keadilan."