Content uploaded by Agus Purwanto
Author content
All content in this area was uploaded by Agus Purwanto on Apr 15, 2020
Content may be subject to copyright.
1 | P a g e
MAJELIS DIKTI DAN LITBANG PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
SK Mendikbud RI Nomor: 300/M/2020, 19 Februari 2020
Volume 2 Nomor 1 (2020) ISSN Online : 2716-4446
Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar
Agus Purwanto*, Rudy Pramono, Masduki Asbari, Priyono Budi Santoso, Laksmi Mayesti
Wijayanti, Choi Chi Hyun, Ratna Setyowati Putri
Universitas Pelita Harapan, Indonesia
Corresponding email : agozpor@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mendapatkan informasi kendala proses belajar
mengajar secara online di rumah akibat dari adanya pandemic COVID-19. Penelitian menggunakan
metode studi kasus eksplorasi dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode studi kasus kualitatif
yang digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dan akibat dari pandemicCOVID-19 terhadap
kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dasar.Dalam penelitian ini, responden sebanyak 6 orang guru
dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Untuk tujuan kerahasiaan, responden diberi
inisial R1, R2, R3, R4, R5 dan R6. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dan daftar pertanyaan
disusun untuk wawancara dikembangkan berdasarkan literatur terkait. Responden untuk penelitian ini
adalah para guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Hasil dari penelitian ini yaitu
terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar
online yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, adanya pekerjan
tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar, komunikasi dan sosialisasi antar siswa, guru
dan orang tua menjadi berkurang dan Jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala sekolah.
Kata kunci : Proses belajar mengajar, Pandemik COVID-19, Studi Ekploratif
PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan
yang pertama dan terutama di dunia. Banyak
negara memutuskan untuk menutup sekolah,
perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi gusar dengan
adanya fakta tersebut. Organisasi Internasional
yang bermarkas di New York, AS, itu
menangkap bahwa pendidikan menjadi salah
satu sektor yang begitu terdampak oleh virus
corona. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalam
2 | P a g e
tempo yang cepat dan skala yang luas.
Berdasarkan laporan ABC News 7 Maret 2020,
penutupan sekolah terjadi di lebih dari puluhan
negara karena wabah COVID-19. Menurut data
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan
Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya ada
290,5 juta siswa di seluruh dunia yang aktivitas
belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah
yang ditutup. Di tingkat perguruan tinggi
Amerika serikat, wabah virus corona juga
menunjukkan intervensinya. Gara-gara COVID-
19, program pertukaran mahasiswa antarnegara
harus distop. Ini banyak dilakukan oleh
universitas di AS. Melihat kondisi Italia yang
merana karena corona, beberapa universitas
meminta seluruh mahasiswanya kembali dari
program study exchange di Italia. Kebijakan ini
menyusul keputusan Pusat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (CDC) yang
menempatkan Italia dari status darurat Level 2
ke Level 3 pada 26 Februari lalu. Universitas
Elon, Universitas Fairfield, Universitas
Internasional Florida, Universitas Tampa,
Universitas Gonzaga, Universitas Loyola
Chicago, Universitas Miami-Ohio, Universitas
Negeri Penn, Universitas Stanford, Universitas
Syracuse, Universitas Taman Maryland-College,
Universitas Miami dan Universitas Villanova
telah meminta mahasiswa mereka untuk segera
meninggalkan Italia dan kembali ke AS. Virus
corona- lockdown di New York Amerika Serikat
Beberapa mahasiswa, seperti yang ada di
Universitas Villanova, juga diminta untuk
memenuhi masa karantina selama 14 hari
sebelum kembali ke kampus. Di Washington, di
mana banyak kasus virus corona telah
dilaporkan, pejabat kesehatan mengatakan tidak
ada protokol yang ditetapkan untuk penutupan
sekolah.
Sebanyak 13 negara termasuk Cina,
Italia dan Jepang telah menutup sekolah-sekolah
di seluruh negeri dalam upaya untuk
menghentikan penyebaran virus mirip flu
tersebut. Itu mempengaruhi hampir 290 juta
siswa, kata UNESCO. Sebagian besar siswa
berasal dari China, tempat wabah itu berasal. Di
seluruh negeri, termasuk wilayah administrasi
khusus Hong Kong dan Makau, lebih dari 233
juta siswa tidak sekolah karena virus. Itu diikuti
oleh Jepang, yang memiliki hampir 16,5 juta
siswa yang dipindahkan, menurut data UNESCO
Institute of Statistics. Sejumlah sekolah di
Amerika Serikat telah membatalkan kelas akibat
virus corona. Antaranya adalah Mariner High
School dan Discovery Elementary School, yang
terletak di negara bagian Washington, yang telah
melihat peningkatan tajam dalam kasus yang
dikonfirmasi. Negara bagian New York dan
Kota New York juga telah menutup beberapa
sekolah setelah pejabat kesehatan
mengkonfirmasi setidaknya 22 kasus di seluruh
negara bagian. Pejabat Los Angeles, ketika
menyatakan keadaan darurat pada hari Rabu,
mengatakan kepada orang tua bahwa penutupan
sekolah adalah suatu kemungkinan dan harus
disiapkan. Pejabat kesehatan saat ini tidak
merekomendasikan penutupan sekolah jika tidak
ada kasus coronavirus lokal. Sebaliknya, mereka
menekankan perilaku sehat seperti mencuci
tangan dengan air sabun panas, tinggal di rumah
saat sakit dan menutupi batuk. UNESCO akan
mengadakan pertemuan darurat pada 10 Maret
tentang penutupan sekolah terkait coronavirus.
Badan tersebut mengatakan mendukung
implementasi program dan platform
pembelajaran jarak jauh skala besar untuk
menjangkau siswa dari jarak jauh. Dampak
pandemi corona kini mulai merambah dunia
pendidikan, pemerintah pusat hingga daerah
memberikan kebijakan untuk meliburkan
seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan
sebagai upaya mencegah meluasnya penularan
virus corona. Diharapakan dengan seluruh
lembaga pendidikan tidak melaksanakan
aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat
meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19
ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit covid 19
ini, kebijakan lockdown atau karantina
dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi
banyak orang yang dapat memberi akses pada
penyebaran virus corona.
Penyebaran virus corona ini pada
awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi
yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya
dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan
yang diambil oleh banyak negara termasuk
Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas
pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga
terkait harus menghadirkan alternatif proses
pendidikan bagi peserta didik maupun
mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses
3 | P a g e
pendidikan pada lembaga pendidikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari UNESCO,
saat ini total ada 39 negara yang menerapkan
penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar
yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak.
China sejauh ini memiliki jumlah pelajar yang
paling banyak terpengaruh karena virus corona
yaitu sekitar lebih dari 233 juta siswa.
Sedangkan negara lainnya, hingga 13 Maret ada
61 negara di Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah,
Amerika Utara dan Amerika Selatan yang telah
mengumumkan atau menerapkan pembatasan
pembelajaran sekolah dan universitas. UNESCO
menyediakan dukungan langsung ke negara-
negara, termasuk solusi untuk pembelajaran
jarak jauh yang inklusif. Kebijakan menutup
sekolah di negara-negara tersebut, berdampak
pada hampir 421,4 juta anak-anak dan remaja di
dunia. Negara yang terkena dampak Covid-19
menempatkan respons nasional dalam bentuk
platform pembelajaran dan perangkat lain seperti
pembelajaran jarak jauh. Dalam situs UNESCO
dikemukakan bahwa pandemi corona ini
mengancam 577 juta pelajar di dunia. Sementara
UNESCO menyebutkan, total ada 39 negara
yang menerapkan penutupan sekolah dengan
total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai
421.388.462 anak. Total jumlah pelajar yang
berpotensi berisiko dari pendidikan pra-sekolah
dasar hingga menengah atas adalah 577.305.660.
Sedangkan jumlah pelajar yang berpotensi
berisiko dari pendidikan tinggi sebanyak
86.034.287 orang. Saat ini di Indonesia,
beberapa kampus dan sekolah mulai menerapkan
kebijakan kegiatan belajar mengajar dari jarak
jauh atau kuliah online. Semua orang lantas
mengambil jarak demi memutus rantai penularan
COVID-19. Tempat-tempat ibadah kini mulai
sepi, agenda-agenda massa dihilangkan, karena
SARS-CoV-2 pula istilah ‘Work From Home’
(WFH) jadi melejit. Belum cukup, sekolah dan
kampus ikut didaringkan. Lengkap sudah, virus
corona juga memberikan dampak serius di
sektor pendidikan, baik di Indonesia maupun
secara global. pemerintah mengumumkan Ujian
Nasional (UN) di tahun ini resmi ditiadakan.
Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga
setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pemerintah telah meniadakan Ujian Nasional
(UN) untuk tahun 2020. Tenaga dan peserta
didik di seluruh dunia merasakan betul dampak
yang luar biasa dari wabah virus corona yang
pertama kali muncul di China. Akibat pandemi
yang sudah menyebar ke 156 negara itu, banyak
sekolah-sekolah terpaksa diliburkan. ABC News
melaporkan setidaknya ada 22 negara di tiga
benua yang menutup sekolah mereka selama
pandemi masih membayangi warganya.
Sekolah-sekolah itu menampung ratusan juta
siswa dari seluruh dunia. Dalam laporannya,
ABC News juga mencatat ada 13 negara yang
menutup sekolah di seluruh penjuru negeri.
Korban akibat wabah covid-19, tidak
hanya pendidikan di tingkat Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Stanawiyah, dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, tetapi juga
perguruan tinggi. Seluruh jenjang pendidikan
dari sekolah dasar/ibtidaiyah sampai perguruan
tinggi (universitas) baik yang berada dibawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
maupun yang berada dibawah Kementerian
Agama RI semuanya memperoleh dampak
negatif karena pelajar, siswa dan mahasiswa
“dipaksa” belajar dari rumah karena
pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk
mencegah penularan covid-19. Padahal tidak
semua pelajar, siswa dan mahasiswa terbiasa
belajar melalui Online. Apalagi guru dan dosen
masih banyak belum mahir mengajar dengan
menggunakan teknologi internet atau media
sosial terutama di berbagai daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai dampak dan
kendala dari pandemik COVID-19 terhadap
kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar di
Tangerang dan menggunakan metode kualittaif
ekploratif
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode studi kasus
eksplorasi dan pendekatan penelitiannya
menggunakan metode studi kasus kualitatif yang
digunakan untuk mendapatkan informasi
kendala dan akibat dari pandemic COVID-19
terhadap kegiatan proses belajar mengajar di
sekolah dasar. Ukuran sampeldidasarkan pada
pencapaian kedalaman dan kekayaan deskripsi,
bukan ukuran sampel.Menurut Guetterman
4 | P a g e
(2015), ukuran sampel bukan masalah opini
representatifdan pandangan, tetapi lebih
merupakan masalah kekayaan informasi. Dalam
penelitian ini, responden sebanyak 6 orang guru
dan wali murid. Untuk tujuan
kerahasiaan,respondendiberi inisial R1, R2, R3
dan R4. Wawancara semi-terstruktur dilakukan
dan daftar pertanyaandisusun untuk wawancara
dikembangkan berdasarkan literatur terkait.
Responden untuk penelitian ini adalah para guru
dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di
Tangerang.
Tabel 1. Profil Responden
Metode pengumpulan dengan primer
denganwawancara semi-terstruktur sedangkan
data sekunder dikumpulkan dari data yang
dipublikasikan seperti artikel jurnal-jurnal dan
buku. Penelitian ini terbatas pada ukuran sampel
6responden yang tinggal diKota
Banten.Penelitian ini adalah studi kasus
eksplorasi dan sampel dipilih menggunakan
metode purposive sampling. Dalam penelitian
kualitatif, teknik purposive sampling adalah
metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian tertentu. Tidak ada batasan jumlah
responden untuk membuat sampel purposive,
asalkan informasi yang diinginkan dapat
diperoleh dan dihasilkan (Bernard, 2002).Untuk
melakukan penelitian studi kasus, Creswell
(2013) memberikan pengamatan dan
beberaparekomendasi ukuran sampel, yang
berkisar tidak lebih dari empat hingga lima
kasus. Dalam studi kasus para responden
diwawancarai hingga saturasi data tercapai dan
tidak ada lagiinformasi baru dapat diperoleh
(Guest et al., 2006; Krysik dan Finn, 2010).
Semua responden menyediakan lembar
informasi sebelum wawancara. Untuk tempat
wawancara dilakukan di lokasi yang nyaman
bagi para responden. Semua wawancara, dengan
izin dan persetujuan yang ditandatangani,
direkam secara audio dan kemudian ditranskrip
secara verbal.
Analisis dan interpretasi data adalah bagian
paling kritis dari penelitian kualitatif. Pedoman
analisis data tematik (Creswell, 2009)
digunakan. Ini dianggap yang paling tepat untuk
setiap penelitian yang berupaya mengeksplorasi
beberapa interpretasi (Alhojailan, 2012). Dalam
analisis tematik "semua kemungkinan
interpretasi adalah mungkin" (Alhojailan, 2012,
hal. 10). Alasan untuk memilih analisis tematik
adalah bahwa "pendekatan tematik yang ketat
dapat menghasilkan analisis mendalam yang
menjawab pertanyaan penelitian tertentu"
(Braun dan Clarke, 2006, hal. 97).Setelah
analisis yang ketat, peneliti menggambarkan
temuan, sesuai dengan empat tema utama.
Untuk menggali dan mendapatkan informasi
dampak atau kendala pandemic COVID
terhadap kegiatan proses belajar mengajar dibuat
beberapa pertanyaan penelitian, diajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Jelaskan dampak pandemic COVID 19
yang dialami murid pada kegiatan
belajar mengajar?
Jelaskan dampak pandemic COVID 19
yang dialami orang tua pada kegiatan
belajar mengajar?
Jelaskan dampak pandemic COVID 19
yang dialami guru pada kegiatan belajar
mengajar?
HASIL PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai dampak dari
pandemic COVID-19 terhadap kegiatan belajar
mengajar di Sekolah Dasar di Tangerang. Semua
tanggapan peserta adalah kutipan asli, dan
mereka telah dikutip sebagaimana dinyatakan
oleh para responden.
Seorang dari responden (R6) memberikan
pernyataan:
“para murid di “paksa” belajar jarak jauh
Initial
Jenis
Kelamin
Usia
Status
Pend,
R1
Laki-laki
27
Menikah
S1
R2
Perempuan
38
Menikah
S1
R3
Perempuan
46
Menikah
S1
R4
Laki-Laki
38
Single
S1
R5
Perempuan
44
Menikah
S1
R6
Laki-Laki
36
Mneikah
S1
5 | P a g e
tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah
” (R6).
Responden lain memberikan pernyataan sebagai
berikut:
“Murid belum ada budaya belajar jarak jauh
karena selama ini sistem belajar dilaksanakan
adalah melalui tatap muka.”(R5).
Dia juga menambahkan pernyataan bahwa:
“guru tidak semua mahir menggunakan
teknologi internet atau media sosial sebagai
sarana pembelajaran”(R5).
Beberapa respondenmemberikan pernyataan :
“belum ada sistem baku yang menjadi pegangan
dalam pembelajaran jarak jauh” (R3).
Mirip dengan ini,responden lain memberikan
pernyataan sebagai berikut:
belum ada sistem yang baku dalam mengawasi
pelajar, siswa dan guru dalam menjalankan
proses belajar melalui jarak jauh” (R2).
Responden lainnya menambahkan:
“biaya pembelian kuota internet bertambah”
(R1).
Seorang responden mennyatakan bahwa:
“saya sebagai orang tua harus meluangkan
lebih ekstra waktu kepada anak anak
mendampingi belajar online“(R3).“perlu biaya
tambahan pembelian pulsa kuota internet” (R4).
“Saya pikir, anak-anak kehilangan jiwa social,
jika di sekolah mereka bias bermain berinteraksi
dnegan teman-temnanya tetapi kali ini mereka
tidak bisa”(R5).
Beberapa respondenmemberikan pernyataan
sebagai berikut:
“sekolah diliburkan terlalu lama membuat
anak-anak jenuh” (R6).
Mirip dengan ini,responden lain memberikan
pernyataan sebagai berikut:
“ anak-anak mulai jenuh di rumah dan pingin
segera ke sekolah bermain dengan teman-
temannya” (R2).
Beberapa respondenlainnya memberikan
pernyataan sebagai berikut:
“orang tua ikut jadi sebagai guru mendampingi
anaknya” (R1).
Mirip dengan ini,responden lain memberikan
pernyataan sebagai berikut:
“ saya ikut belajar mendampingi anak saya”
(R3).
Beberapa respondenmemberikan pernyataan :
“pengeluaran guru bertambah untuk pembelian
kuota” (R3).
Mirip dengan ini,responden lain memberikan
pernyataan sebagai berikut:
“ guru lebih banyak lagi beli kuota internet”
(R2).
Beberapa respondenmemberikan pernyataan :
“guru merasa jenuh berada di rumah terus dan
ingin segera kembali ke sekolah beinteraksi
dengan murid” (R5).
Mirip dengan ini,responden lain memberikan
pernyataan sebagai berikut:
“ kejenuhan guru berada di rumah mulai
terasa” (R6).
PEMBAHASAN
Sebanyak 6 responden telah
memberikan pernyataan dan pendapat yang
akandijelaskan dna dibahas sebagai berikut.
Dampak terhadap Murid
Berapa dampak yang dirasakan murid
pada proses belajar mengajar di rumah adalah
para murid merasa dipakasa belajar jarak jauh
tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah.
Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran
proses belajar mengajar, untuk pembelajaran
online di rumahnya seharusnya disediakan dulu
fasilitasnya seperti laptop, computer ataupun
hand phone yang akan memudahkan murid
untuk menyimak proses belajar mengajar online.
Kendala selanjutnya yaitu murid belum ada
budaya belajar jarak jauh karena selama ini
sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap
muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk
berinteraksi dengan teman-temannya, bermain
dan bercanda gurau dengan teman-temannya
serta bertatap muka dengan para gurunya,
dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh
membuat para murid perlu waktu untuk
beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan
baru yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi daya serap belajar mereka.
Dampak selanjutnya yang dialami murid yaitu
6 | P a g e
sekolah diliburkan terlalu lama membuat anak-
anak jenuh, anak-anak mulai jenuh di rumah dan
pingin segera ke sekolah bermain dengan teman-
temannya, murid terbiasa berada di sekolah
untuk berinteraksi dengan teman-temannya,
bermain dan bercanda gurau dengan teman-
temannya serta bertatap muka dengan para
gurunya. Kemudian murid akankehilangan jiwa
sosial, jika di sekolah mereka bisa bermain
berinteraksi dnegan teman-temnanya tetapi kali
ini mereka tidak bias dan hanya sendiri di rumah
bersama orang tua, interaksi dengan sesame
teman, guru dan orang-orang disekolah akan
menjadi berkurang. Adanya wabah Covid-19
memaksa para murid harus menggunakan
teknologi, sehingga suka tidak suka dan mau
tidak mau harus belajar dan siap mengajar
melalui jarak jauh dengan menggunakan
teknologi. Setiap sekolah menyiapkan alat dan
sistem pembelajaran jarak jauh dan melakukan
bimbingan teknis kepada para guru agar bisa
menggunakan teknologi moderen dalam
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak
didik di sekolah dasar. Untuk anak usia kelas 1-3
masih dibutuhkan bantuan orang tua untuk
mendampingi pembelajaran di rumah, minimal
untuk mempersiapkan teknologi sebelum dan
sesudah pembelajaran online berlangsung
sehingga peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran online. Dengan demikian
dukungan dan kerjasama orang tua demi
keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan.
Menurut Zapalska (2006) jika seorang
siswa tertentu belajar terbaik dengan cara
tertentu, ia harus dihadapkan pada berbagai
pengalaman belajar untuk menjadi pembelajar
online yang lebih fleksibel.Menurut Drago
(2004) Temuan menunjukkan bahwa siswa
online lebih cenderung memiliki gaya belajar
visual dan baca tulis yang lebih kuat. Lebih
lanjut, pelajar baca-tulis dan siswa yang kuat di
keempat gaya belajar cenderung mengevaluasi
keefektifan kursus lebih rendah daripada siswa
lain sementara siswa aural / baca-tulis dan siswa
yang tidak kuat pada gaya belajar apa pun
cenderung mengevaluasi efektivitas kursus lebih
tinggi daripada murid lain.Menurut Watjatrakul
(2016) neurotisme dan keterbukaan terhadap
pengalaman mempengaruhi niat siswa untuk
mengadopsi pembelajaran online melalui lima
nilai yang dirasakan dari pembelajaran online.
Khususnya, siswa yang terbuka untuk
pengalaman lebih memperhatikan kualitas
pembelajaran online.Siswa yang lebih neurotis
menghindari stres karena belajar dalam situasi
yang tidak mereka kenal.Selain itu, siswa
cenderung mengadopsi pembelajaran online
ketika mereka merasa pembelajaran online
memenuhi kebutuhan emosional dan sosial
mereka.Diskusi lebih lanjut tentang temuan dan
implikasi untuk teori dan praktik
disediakan.Butler (2012) Kebutuhan belajar
siswa dan lingkungan belajar online adalah sama
dan sebangun. Penawaran kursus di sekolah
menengah setempat terbatas, menghasilkan
kebosanan dan kurangnya tantangan.Siswa ingin
kursus yang baru dan menarik dan belajar online
memenuhi kebutuhan itu.Siswa bekerja pada
kecepatan dan tingkat kemampuan mereka
sendiri dan menikmati tantangan, kebebasan,
dan kemandirian yang dihasilkan dari belajar
online. Siswa yang sering bolos sekolah mudah
ditampung .
Dampak terhadap orang tua
Kendala yang dihadapi para orang tua
adalah adanya penambahan biaya pembelian
kuota internet bertambah, teknologi online
memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan
kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota
internet akan bertambah dan akan menambah
beban pengeluaran orang tua. Untuk melakukan
permbelajaran online selama beberapa bulan
tentunya akan diperlukan kuota yang lebih
banyak lagi dan secara otomatis akan
meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Kendala selanjutnya yang dirasakan orang tua
yaitu mereka harus meluangkan lebih ekstra
waktu kepada anak anak mendampingi belajar
online, mereka harus membagi waktu lagi untuk
mendampingi anak-anaknya dalam belajar
online, untuk mendampingi anak-anak dalam
belajar online tentunya akan berpengaruh pada
aktivitas pekerjaan rutin sehari-hari yang akan
menjadi berkurang, terkadang para orang tua
juga ikut belajar bersama anak-anaknya dan ikut
membantu mengerjakan tugas bersama-anak
anaknya.Pembelajaran online juga memaksa
para orang tua harus menggunakan teknologi,
sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau
7 | P a g e
harus belajar dan siap mengajar melalui jarak
jauh dengan menggunakan teknologi. Orang tua
harus menyiapkan alat dan sistem pembelajaran
jarak jauh dan melakukan bimbingan kepada
anak –anak agar bisa menggunakan teknologi
moderen dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas anaknya. Orang tua yang
mempunyai kendala dengan tuntutan kerjanya
dan tuntutan untuk mendampingi pembelajaran
anak di rumah ada yang melampiaskannya ke
guru. Meskipun demikian, banyak juga orang
tua peserta didik yang sangat apresiatif karena
mengalami sendiri bahwa mengajar dua anak di
rumah saja sulit, apalagi seperti guru yang harus
mengajar 20 anak di kelas.Yoo (2014)
merasakan adanya kesenjangan antara ideal dan
kenyataan dalam mengintegrasikan interaksi
sebagai bagian dari aktivitas online dalam
pembelajaran.
Dampak terhadap guru
Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak
semua mahir menggunakan teknologi internet
atau media sosial sebagai sarana pembelajaran,
beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu
menggunakan perangkat atau fasilitas untuk
penunjang kegiatan pembelajaran online dan
perlu pendampingan dan pelatihan terlebih
dahulu. Dan kompetensi guru dalam
menggunakan teknologi akan mempengaruhi
kualitas program belajar mengajar oleh karena
itu sebelum diadakan program belajar online
para guru wajib untuk diberikan pelatihan
terlebih dahulu. Berapa dampak yang dirasakan
guru yaitu pada proses belajar mengajar online
di rumah tanpa sarana dan prasarana memadai di
rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk
kelancaran proses belajar mengajar, untuk
pembelajaran online di rumahnya seharusnya
disediakan dulu fasilitasnya seperti laptop,
computer ataupun hand phone yang akan
memudahkan guru untuk memberikan materi
belajar mengajar secara online. Kendala
selanjutnya yaitu para guru belum ada budaya
belajar jarak jauh karena selama ini sistem
belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka,
para guru terbiasa terbiasa berada di sekolah
untuk berinteraksi dengan murid -murid, dengan
adanya metode pembelajaran jarah jauh
membuat para guru perlu waktu untuk
beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan
baru yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dampak
selanjutnya yang dialami guru yaitu sekolah
diliburkan terlalu lama membuat para guru
jenuh, guru terbiasa berada di sekolah untuk
berinteraksi dengan teman-temannya. Kemudian
guru juga akan kehilangan jiwa sosial, jika di
sekolah mereka bisa bermain berinteraksi
dnegan guru guru lain dna oara murid tetapi kali
ini mereka tidak biasa dan hanya sendiri
dirumah. Adanya wabah Covid-19 memaksa
para guru harus menggunakan teknologi,
sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau
harus belajar dan siap mengajar melalui jarak
jauh dengan menggunakan teknologi. Setiap
sekolah menyiapkan alat dan sistem
pembelajaran jarak jauh dan melakukan
bimbingan teknis kepada para guru agar bisa
menggunakan teknologi moderen dalam
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak
didik di sekolah dasar. Kendala yang dihadapi
para guru adalah adanya penambahan biaya
pembelian kuota internet bertambah, teknologi
online memerlukan koneksi jaringan ke
internetvdan kuota oleh karena itu tingkat
penggunaaan kuota internet akan bertambah dan
akan menambah beban pengeluaran guru. Untuk
melakukan permbelajaran online selama
beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota
yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan
meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Kompetensi guru dalam memanfaatkan
teknologi dan menguasai teknologi untuk
pembelajaran dituntut untuk meningkat dengan
cepat untuk merespon online Home Learning.
Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua
harus terjalin dengan lancar. Artinya, ada
pengeluaran tambahan biaya yang harus dibayar
oleh guru baik berupa material maupun non-
material. Misalnya pulsa telpon, pulsa untuk
akses internet, dan terutama waktu. Salah satu
biaya yang otomatis harus dibayar oleh guru
adalah guru juga harus memberi technical
support pada orang tua apabila terjadi glitches
(masalah) dengan baik yg berhubungan dengan
teknologi yang langsung digunakan dalam
proses pembelajaran maupun setting gawai yang
digunakan oleh peserta didik. Jam kerja yang
menjadi tidak terbatas karena harus
8 | P a g e
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan peserta
didik, orang tua, guru lain, dan kepala sekolah.
Tidak setiap guru cepat mengadopsi dan belajar
teknoloogi, sehingga sebagai koordinator jam
kerja saya tak terbatas di hari kerja. Sabtu dan
sampai Minggu malam pun tetap dituntut secara
moral dan tanggung jawab untuk
mempersiapkan guru-guru yang masih butuh
support untuk menjalankan home learning.
Menurut Zhao (2003) Tinjauan literatur
saat ini telah menemukan bahwa ada banyak
penelitian tentang implementasi teknologi dalam
pendidikan online berkaitan dengan
penghematan biaya dan efisiensi, bahwa
peningkatan kualitas dan efektivitas pendidikan
online memerlukan kerangka kerja yang harus
diterapkan di sekolah .Kerangka yang diusulkan
memberikan panduan praktis kepada para
pemangku kepentingan dalam penilaian kualitas
pengajaran dan pembelajaran online.Menurut
Chakraborty (2014) mengungkapkan beberapa
faktor yang dapat menciptakan pengalaman
belajar yang menarik bagi pembelajar online.
Faktor utama adalah sebagai berikut:
menciptakan dan memelihara lingkungan belajar
yang positif; membangun komunitas belajar;
memberikan umpan balik yang konsisten secara
tepat waktu; dan menggunakan teknologi yang
tepat untuk mengirimkan konten yang
tepat.Menurut Lewis (2015) Seiring
meningkatnya peluang pembelajaran online
dalam masyarakat saat ini, pustakawan perlu
mempertimbangkan cara-cara tambahan untuk
merancang instruksi online secara efektif.
Mengembangkan strategi yang diperlukan untuk
mengajar dan belajar secara online dengan
sukses membutuhkan pemahaman tentang gaya
belajar dan bagaimana mereka dapat ditangani
dengan baik di lingkungan online. Seperti halnya
di kelas tatap muka, penggunaan gaya mengajar
tertentu atau serangkaian gaya harus diperluas
untuk mengatasi gaya belajar yang berbeda saat
mengajar online. Pengajaran dan pembelajaran
yang sukses tergantung pada semua peserta yang
memiliki sikap yang diperlukan untuk berhasil
di lingkungan online. Makalah ini memberikan
informasi tentang gaya belajar dan mengajar,
dan membahas bagaimana mengajar dengan
berbagai gaya belajar dapat dilakukan dengan
menggunakan alat dan sumber daya online yang
tersedia.
KESIMPULAN
Berapa dampak yang dirasakan murid
pada proses belajar mengajar di rumah adalah
para murid merasa dipaksa belajar jarak jauh
tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah.
Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran
proses belajar mengajar, untuk pembelajaran
online di rumahnya seharusnya disediakan dulu
fasilitasnya seperti laptop, computer ataupun
hand phone yang akan memudahkan murid
untuk menyimak proses belajar mengajar online.
Kendala selanjutnya yaitu murid belum ada
budaya belajar jarak jauh karena selama ini
sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap
muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk
berinteraksi dengan teman-temannya, bermain
dan bercanda gurau dengan teman-temannya
serta bertatap muka dengan para gurunya,
dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh
membuat para murid perlu waktu untuk
beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan
baru yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi daya serap belajar mereka.
Dampak selanjutnya yang dialami murid yaitu
sekolah diliburkan terlalu lama membuat anak-
anak jenuh, anak-anak mulai jenuh di rumah dan
pingin segera ke sekolah bermain dengan teman-
temannya, murid terbiasa berada di sekolah
untuk berinteraksi dengan teman-temannya,
bermain dan bercanda gurau dengan teman-
temannya serta bertatap muka dengan para
gurunya. Dampak terhadap orang tua yaitu
Kendala yang dihadapi para orang tua adalah
adanya penambahan biaya pembelian kuota
internet bertambah, teknologi online
memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan
kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota
internet akan bertambah dan akan menambah
beban pengeluaran orang tua. Untuk melakukan
permbelajaran online selama beberapa bulan
tentunya akan diperlukan kuota yang lebih
banyak lagi dan secara otomatis akan
meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Dampak terhadap guru yaitu
Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak
semua mahir menggunakan teknologi internet
atau media sosial sebagai sarana pembelajaran,
9 | P a g e
beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu
menggunakan perangkat atau fasilitas untuk
penunjang kegiatan pembelajaran online dan
perlu pendampingan dan pelatihan terlebih
dahulu. Dan kompetensi guru dalam
menggunakan teknologi akan mempengaruhi
kualitas program belajar mengajar oleh karena
itu sebelum diadakan program belajar online
para guru wajib untuk diberikan pelatihan
terlebih dahulu. Berapa dampak yang dirasakan
guru yaitu pada proses belajar mengajar online
di rumah tanpa sarana dan prasarana memadai di
rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk
kelancaran proses belajar mengajar, untuk
pembelajaran online di rumahnya seharusnya
disediakan dulu fasilitasnya seperti laptop,
computer ataupun hand phone yang akan
memudahkan guru untuk memberikan materi
belajar mengajar secara online. Kendala
selanjutnya yaitu para guru belum ada budaya
belajar jarak jauh karena selama ini sistem
belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka,
para guru terbiasa terbiasa berada di sekolah
untuk berinteraksi dengan murid -murid, dengan
adanya metode pembelajaran jarah jauh
membuat para guru perlu waktu untuk
beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan
baru yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dampak
selanjutnya yang dialami guru juga yaitu sekolah
diliburkan terlalu lama membuat para guru
jenuh, guru terbiasa berada di sekolah untuk
berinteraksi dengan teman-temannya. Kemudian
guru juga akan kehilangan jiwa sosial, jika di
sekolah mereka bisa bermain berinteraksi
dnegan guru guru lain dna oara murid tetapi kali
ini mereka tidak biasa dan hanya sendiri di
rumah. Adanya wabah Covid-19 memaksa para
guru harus menggunakan teknologi, sehingga
suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar
dan siap mengajar melalui jarak jauh dengan
menggunakan teknologi. Setiap sekolah
menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak
jauh dan melakukan bimbingan teknis kepada
para guru agar bisa menggunakan teknologi
moderen dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas anak didik di sekolah
dasar. Kendala yang dihadapi para guru adalah
adanya penambahan biaya pembelian kuota
internet bertambah, teknologi online
memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan
kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota
internet akan bertambah dan akan menambah
beban pengeluaran guru. Untuk melakukan
permbelajaran online selama beberapa bulan
tentunya akan diperlukan kuota yang lebih
banyak lagi dan secara otomatis akan
meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Saran dan masukan kepada instansi
terkait yaitu sebelum dilaksanakan program
pembelajaran online perlu dipersiapkan fasilitas
pendukung, kompetensi serta pelatihan terlebih
dahulu kepada siswa, guru dan para orang tua.
Tanpa persiapan yang baik maka akan
mempengaruhi kualitas hasil belajar mengajar.
Untuk anak usia kelas 1-3 masih dibutuhkan
bantuan orang tua untuk mendampingi
pembelajaran di rumah, minimal untuk
mempersiapkan teknologi sebelum dan sesudah
pembelajaran online berlangsung sehingga
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran
online. Dengan demikian dukungan dan
kerjasama orang tua demi keberhasilan
pembelajaran sangat dibutuhkan.Komunikasi
guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin
dengan lancar. Artinya, ada pengeluaran
tambahan biaya yang harus dibayar oleh guru
baik berupa material maupun non-material.
Misalnya pulsa telpon, pulsa untuk akses
internet, dan terutama waktu. Salah satu biaya
yang otomatis harus dibayar oleh guru adalah
guru juga harus memberi technical support pada
orang tua apabila terjadi glitches (masalah)
dengan baik yg berhubungan dengan teknologi
yang langsung digunakan dalam proses
pembelajaran maupun setting gawai yang
digunakan oleh peserta didik. Jam kerja yang
menjadi tidak terbatas karena harus
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan peserta
didik, orang tua, guru lain, dan kepala sekolah.
Tidak setiap guru cepat mengadopsi dan belajar
teknoloogi, sehingga sebagai koordinator jam
kerja saya tak terbatas di hari kerja. Sabtu dan
sampai Minggu malam pun tetap dituntut secara
moral dan tanggung jawab untuk
mempersiapkan guru-guru yang masih butuh
support untuk menjalankan home learning
10 | P a g e
Daftar Pustaka
Asbari. M.,Nurhayati. W.,Purwanto.A,.
(2020).The effect of parenting style and genetic
personality on children character development.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan :
23(2).
DOI:
https://dx.doi.org/10.21831/pep.v23i2.28151
Asbari, M., Wijayanti,L.M, Hyun, C.C.,
Purwanto, A., Santoso, P.B,(2020).Effect of
Tacit and Explicit Knowledge Sharing on
Teacher Innovation Capability,Dinamika
Pendidikan, 14(2),47-
59,https://doi.org/10.15294/dp.v14i2.22732
Asbari, M., Wijayanti, L., Hyun, C., Imelda, D.,
yanthy, E., & PURWANTO, A. (2020). HARD
SKILLS ATAU SOFT SKILLS: MANAKAH
YANG LEBIH PENTING BAGI INOVASI
GURU. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1), 1-
20. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v4i1.333
Asbari, M., Nurhayati, W., Purwanto, A., &
Putra, F. (2020).Pengaruh Genetic Personality
dan Authoritative Parenting Style terhadap
Pendidikan Karakter di Aya Sophia Islamic
School. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1),
142-155.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v4i1.341
Asbari, M., Pramono, R., Kotamena, F., Liem,
J., sihite, O., Alamsyah, V., Imelda, D.,
Setiawan, S., & Purwanto, A. (2020).Studi
Fenomenologi Work-Family Conflict dalam
Kehidupan Guru Honorer Wanita. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 4(1), 180-201.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v4i1.347
https://ummaspul.e-
journal.id/maspuljr/article/view/348
Asbari, M., Pramono, R., Kotamena, F., Sihite,
O., Liem, J., Imelda, D., Alamsyah, V., Imelda,
D., Setiawan, S., & Purwanto, A. (2020).
Bekerja Sambil Kuliah dalam Perspektif Self
Management : Studi Etnografi pada karyawan
Etnis Jawa di Kota Seribu Industri Tangerang.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1), 253-263.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v4i1.363
Agus Purwanto, Ardian Sopa, Riza
Primahendra,Sekundina Williana
Kusumaningsih, Rudy Pramono.(2020).
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSACTIONAL,TRANSFORMATIONAL,
AUTHENTIC DANAUTHORITARIAN
TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH
TSANAWIYAH DI KUDUS.Al-Tanzim : Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 04 No. 01
(2020) : 70-80. https://doi.org/10.33650/al-
tanzim.v4i1.938
Burd, B. and Buchanan, L. (2004), "Teaching
the teachers: teaching and learning online",
Reference Services Review, Vol. 32 No. 4, pp.
404-412.
https://doi.org/10.1108/00907320410569761
Butler Kaler, C. (2012), "A model of successful
adaptation to online learning for college‐bound
Native American high school students",
Multicultural Education & Technology Journal,
Vol. 6 No. 2, pp. 60-76.
https://doi.org/10.1108/17504971211236245
Chakraborty, M. and Muyia Nafukho, F. (2014),
"Strengthening student engagement: what do
students want in online courses?", European
Journal of Training and Development, Vol. 38
No. 9, pp. 782-802.
https://doi.org/10.1108/EJTD-11-2013-0123
Drago, W. and Wagner, R. (2004), "Vark
preferred learning styles and online education",
Management Research News, Vol. 27 No. 7, pp.
1-
13.https://doi.org/10.1108/01409170410784211
Leslie, H. (2019), "Trifecta of Student
Engagement: A framework for an online
teaching professional development course for
faculty in higher education", Journal of Research
in Innovative Teaching & Learning, Vol. ahead-
of-print No. ahead-of-print.
https://doi.org/10.1108/JRIT-10-2018-0024
Lewis, S., Whiteside, A. and Dikkers, A. (2015),
"Providing Chances for Students to Recover
Credit: Is Online Learning a Solution?",
Exploring Pedagogies for Diverse Learners
11 | P a g e
Online (Advances in Research on Teaching,
Vol. 25), Emerald Group Publishing Limited,
pp. 143-157. https://doi.org/10.1108/S1479-
368720150000027007
Pillai, R. and Sivathanu, B. (2019), "An
empirical study on the online learning
experience of MOOCs: Indian students’
perspective", International Journal of
Educational Management, Vol. 34 No. 3, pp.
586-609. https://doi.org/10.1108/IJEM-01-2019-
0025
Purwanto, A., Wijayanti, L.M., Hyun, C.C.,
Asbari, M. (2020). The Effects of
Transformational, Transactional, authentic,
Authoritarian Leadership style Toward Lecture
Performance of Private University in Tangerang.
Dinasti International Journal of Digital Business
Management (DIJDBM), 1(1), 29-
42.DOI:https://doi.org/10.31933/dijdbm.v1i1.88
Purwanto, A., Asbari, M., & Santoso, P.(2019).
Does Culture, Motivation, Competence,
Leadership,Commitment Influence Quality
Performance?. Jurnal Inovasi Bisnis, 6(2), 201-
205. DOI:
https://doi.org/10.35314/inovbiz.v7i2.1210
Purwanto, A., Asbari, M., & Santoso,
P.(2019).Influence of Transformational and
Transactional Leadership Style toward Food
Safety Management System ISO 22000:2018
Performance of Food Industry in Pati Central
Java. Jurnal Inovasi Bisnis, 6(2), 180-185. DOI:
https://doi.org/10.35314/inovbiz.v7i2.1213
Yoo, S., Jeong Kim, H. and Young Kwon, S.
(2014), "Between ideal and reality: A different
view on online-learning interaction in a cross-
national context", Journal for Multicultural
Education, Vol. 8 No. 1, pp. 13-30.
https://doi.org/10.1108/JME-04-2013-0018
Watjatrakul, B. (2016), "Online learning
adoption: effects of neuroticism, openness to
experience, and perceived values", Interactive
Technology and Smart Education, Vol. 13 No. 3,
pp. 229-243. https://doi.org/10.1108/ITSE-06-
2016-0017
Zhao, F. (2003), "Enhancing the quality of
online higher education through measurement",
Quality Assurance in Education, Vol. 11 No. 4,
pp. 214-221.
https://doi.org/10.1108/09684880310501395
Zapalska, A. and Brozik, D. (2006), "Learning
styles and online education", Campus-Wide
Information Systems, Vol. 23 No. 5, pp. 325-
335.https://doi.org/10.1108/1065074061071408
0
Mirayani, R., S.Williana Kusumaningsih, &
Anggaripeni Mustikasiwi. (2019).
TRANSFORMATIONAL, AUTHENTIC, AND
AUTHORITARIAN TYPES OF
LEADERSHIP: WHICH ONE IS THE MOST
INFLUENTIAL IN STAFFS’
PERFORMANCE (A Study On Performance In
A Religious School Setting). Dinasti
International Journal of Education Management
And Social Science, 1(2), 172-182.
https://doi.org/10.31933/dijemss.v1i2.68
Johan Jang,Agus Purwanto, Dian Purnamasari,
Mohamad Ramdan, Leo Hutagalung, Stefy
Falentino Akuba,Andi Sulistiyadi, Rudy
Pramono, Innocentius Bernarto. (2020).
Pendidikan Vokasi BTEC UK di Indonesia:
Studi Fenomenologi Esensi Pengalaman Peserta
Didik, urnal Kependidikan: Jurnal Hasil
Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang
Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran,6(1)
DOI: https://doi.org/10.33394/jk.v6i1.2319
Masduki Asbari, Agus Purwanto, Laksmi
Mayesti Wijayanti, Choi Chi Hyun, Sekundina
Williana Kusumaningsih, Evy Yanthy, Firdaus
Putra, Winanti Winanti, Donna Imelda, Rudy
Pramono, Innocentius Bernarto.(2020) Pengaruh
Hard Skills, Soft Skills dan Mediasi Budaya
Sekolah Terhadap Kapabilitas Inovasi Guru di
Jawa Barat : Studi Fenomenologi Esensi
Pengalaman Peserta Didik, Jurnal Kependidikan:
Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan
di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan
Pembelajaran,6(1)
https://doi.org/10.33394/jk.v6i1.2320
Asbari, M., Hyun, C., Wijayanti, L., WINANTI,
W., Fayzhall, M., Putra, F., & Pramono, R.
12 | P a g e
(2020). HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS:
APA MEMBANGUN INOVASI GURU
SEKOLAH ISLAM?. EVALUASI: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 143-172.
doi:http://dx.doi.org/10.32478/evaluasi.v4i1.362
No 10. http://e-
journal.ikhac.ac.id/index.php/nidhomulhaq/articl
e/view/544/413
Asbari, M., Nurhayati, W., & Purwanto, A.
(2019).Pengaruh Parenting style dan Personality
Genetic Terhadap Pengembangan Karakter
Anak di Paud Islamic School. JURNAL AUDI:
Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak dan Media
Informasi PAUD, 4(2), 148-
163.http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/jpaud/ar
ticle/view/3344
Purwanto, A., Asbari, M., Prameswari, M., &
Ramdan, M. (2020). GAYA KEPEMIMPINAN
DI MADRASAH ALIYAH: AUTHENTIC,
TANSFORMATIONAL, AUTHORITARIAN
ATAU TRANSACTIONAL?. Nidhomul Haq :
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 16-
31. https://doi.org/10.31538/ndh.v5i1.544
Rudy Pramono, Sarliyani Sarliyani, Agus
Purwanto.(2020). THE EVALUATION OF
NARADA CUP SCHOOL SPORT PROGRAM
USING CIPP EVALUATION MODEL.Jurnal
pendidikan Jasmani dan Olah Raga.Vol 5, No 1
(2020). https://doi.org/10.17509/jpjo.v5i1
Purwanto,A.,Asbari,M.(2020).Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Tansformational, Authentic,
Authoritarian, Transactional terhadap Kinerja
Guru Pesantren di Tangerang.
DIRASAH.3(1).85-110.
https://doi.org/10.29062/dirasah.v3i1.84
PURWANTO, A., Primahendra, R., Sopa, A.,
Kusumaningsih, S., & Pramono, R. (2020).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Tansformational, Authentic,Authoritarian,
Transactional Terhadap Kinerja Guru Madrasah
Aliyah di Tangerang. EVALUASI: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 20-44.
doi:http://dx.doi.org/10.32478/evaluasi.v4i1.342