ArticlePDF Available

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

Authors:

Abstract

Target produksi overburden yang direncanakan oleh PT Pama Persada Nusantara Distrik KCMB di beberapa bulan sebelumnya belum tercapai. Masalah ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah perbaikan dan perawatan alat-alat berat yang dipakai oleh PT Pama Persada Nusantara Distrik KCMB kadang memakan waktu yang lama. Namun di luar hal-hal tersebut dalam pengoperasiannya ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi overburden.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara menghitung produksi alat gali muat dan alat angkut serta menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut dalam pencapaian target pemindahan overburden dan melakukan simulasi perbaikan untuk meningkatkan produksi alat.Berdasarkan simulasi yang dilakukan untuk mencapai target produksi masing-masing front membutuhkan tambahan masing-masing 1 unit alat gali muat. Dengan tambahan unit tersebut produksi pada front EX1072 menjadi 298,195.96 BCM dan pada front EX1073 menjadi 269,032.65 BCM. Simulasi produksi untuk alat angkut pada front EX1073 dapat dilakukan dengan melakukan langkah perbaikan yang terjadi karena kendala operasional seperti wait equipment, dusty dan wait operator. Setelah dilakukan perbaikan total produksi menjadi 202,210.18 BCM.
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
6
EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA
PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB
Hambali1*, Nurhakim2, Riswan2, Marselinus Untung Dwiatmoko2
1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: 1*hambali.mining@gmail.com, 2nurhakim@unlam.ac.id, 2riswan@unlam.ac.id, 2untung@unlam.ac.id
ABSTRAK
Target produksi overburden yang direncanakan oleh PT Pama Persada Nusantara Distrik KCMB di beberapa bulan sebelumnya
belum tercapai. Masalah ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah perbaikan dan perawatan alat-alat berat yang dipakai oleh
PT Pama Persada Nusantara Distrik KCMB kadang memakan waktu yang lama. Namun di luar hal-hal tersebut dalam pengoperasiannya
ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi overburden.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara menghitung produksi alat gali muat dan alat angkut serta
menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produksi alat gali muat dan alat angkut dalam pencapaian target pemindahan
overburden dan melakukan simulasi perbaikan untuk meningkatkan produksi alat.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan untuk mencapai target produksi masing-masing front membutuhkan tambahan masing-
masing 1 unit alat gali muat. Dengan tambahan unit tersebut produksi pada front EX1072 menjadi 298,195.96 BCM dan pada front EX1073
menjadi 269,032.65 BCM. Simulasi produksi untuk alat angkut pada front EX1073 dapat dilakukan dengan melakukan langkah perbaikan
yang terjadi karena kendala operasional seperti wait equipment, dusty dan wait operator. Setelah dilakukan perbaikan total produksi
menjadi 202,210.18 BCM.
Kata Kunci : pencapaian target produksi, produksi, target produksi overburden
PENDAHULUAN
PT Pama Persada Nusantara District KCMB
merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang bergerak
dalam bidang penambangan batubara yang lokasinya
terletak di daerah Desa Rantau Nangka, Kecamatan Sungai
Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam kegiatan penambangan batubara, PT Pama Persada
Nusantara District KCMB menggunakan metode
penambangan open pit pada kegiatan penambangan.
Peralatan mekanis yang digunakan untuk kegiatan
pembongkaran overburden adalah Backhoe Excavator dan
Dump Truck.
Salah satu penentu keberhasilan metode
penambangan ini adalah seberapa besar produksi peralatan
mekanis tersebut dalam melakukan pekerjaannya agar
diperoleh hasil yang diharapkan. Dalam operasinya, target
produksi overburden yang direncanakan oleh PT Pama
Persada Nusantara District KCMB di beberapa bulan
sebelumnya belum tercapai, hal ini disebabkan oleh
beberapa hal. Diantaranya adalah perbaikan dan perawatan
alat-alat berat yang dipakai oleh PT Pama Persada
Nusantara District KCMB kadang memakan waktu yang
lama. Namun, diluar hal-hal tersebut dalam
pengoperasiannya ada beberapa faktor yang menyebabkan
tidak tercapainya target produksi overburden, hal inilah
yang melatarbelakangii penulis melakukan penelitian
mengenai “Evaluasi Produksi Alat Gali Muat dan Alat
Angkut Sebagai Upaya Pencapaian Target Produksi Pada
PT Pama Persada Nusantara District KCMB Desa Rantau
Nangka, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan ”.
METODOLOGI
Evaluasi kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaian produksi dimulai dengan pengambilan data
primer yaitu cycle time alat gali muat dan cycle time alat
angkut.
Cycle time alat gali muat terdiri dari waktu untuk
menggali, waktu ayunan bermuatan, waktu untuk
menumpahkan muatan dan waktu ayunan kosong.
Cycle Time = ET + STL + DT + STE (1)
Dimana ET adalah waktu untuk menggali, STL
waktu untuk ayunan bermuatan, DT waktu untuk
menumpahkan muatan dan STE untuk waktu ayunan
kosong.
Cycle time alat angkut terdiri dari waktu menunggu
alat untuk dimuat, waktu diisi muatan, waktu mengangkut
muatan, waktu dumping, dan waktu kembali kosong.
Cycle Time = LT + HLT + DT + RT + SLT (2)
Dimana LT adalah waktu untuk diisi muatan, HLT
waktu untuk mengangkut muatan, DT waktu untuk
dumping, RT waktu untuk kembali kosong dan SLT
waktu untuk menunggu alat untuk dimuat dimana semua
angka dalam satuan detik.
Data sekunder yang mendukung untuk evaluasi
kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian
produksi yaitu data jumlah alat dan spesifikasinya, data
monthly target, data loss time report dan data-data
pendukung lainnya.
Efisiensi kerja peralatan mekanis dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan (3), dimana CT adalah
cycle time dan WT adalah waiting time dimana keduanya
dalam satuan waktu. Kemampuan produksi alat gali muat
dapat dilihat pada persamaan (4), dimana Q adalah nilai
produksi dalam satuan m3/jam, E untuk nilai efisiensi, CT
untuk nilai cycle time dan q untuk produksi per siklus
dimana qi adalah kapasitas bucket dalam satuan m3 dan K
adalah nilai bucket fill factor. Nilai standar untuk bucket fill
factor (K) dapat dilihat pada Tabel-1.
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
7
Tabel-1. Bucket fill factor (K) (PC1400 - PC8000)
Excavating Condition
K
Easy Excavating
1.0
Average Excavating
0.95
Severe
0.9
󰇛󰇜
  (3)
Q = 
 (4)
q = qi x K (5)
Kemampuan produksi alat angkut dapat dilihat pada
rumus produksi alat gali muat yang membedakan hanya
produksi per siklus untuk alat angkut dimana n adalah
jumlah pengisian bak oleh bucket sebagaimana tercantum
dalam persamaan (6).
q = n x qi x K (6)
Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan
sesuai dengan kegunaannya untuk lebih memudahkan
dalam penganalisaan, yang selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, atau perhitungan penyelesaian.
Data mengenai kondisi tempat kerja, kondisi jalan
angkut, kondisi kerja operator, digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap kondisi kerja alat muat dan alat angkut
yang beroperasi.
Data mengenai waktu edar, teknis alat, spesifikasi alat
dan sifat material yang kemudian diolah secara matematis
untuk mengetahui produksi dari masing-masing alat secara
teoritis maupun secara nyata.
Data mengenai monthly target, loss time, breakdown
time digunakan untuk mengetahui besar pencapai target
faktor-faktor produksi dan mengevaluasi kendala-kendala
yang dihadapi.
Hasil pengolahan data digunakan untuk menganalisis
cycle time, kondisi medan kerja, serta sifat material
sehingga dapat diketahui produksi dari alat muat dan alat
angkut secara nyata di lapangan maupun secara teoritis.
Dengan diketahuinya kemampuan produksi secara
nyata maupun secara teoritis diharapkan produksi dapat
ditingkatkan dengan melakukan koreksi dan perbaikan
perbaikan baik dari segi teknis alat, manusia dan kondisi
tempat kerja.
Selain itu hasil pengolahan data pencapaian target
faktor produksi digunakan untuk mengevaluasi seberapa
besar pencapaian secara aktual jika dibandingkan dengan
perencanaan, serta mengetahui kendala-kendala yang
dihadapi dalam pencapaian target produksi dan target
faktor produksi sehingga dapat diambil suatu rekomendasi
guna perbaikan pada periode berikutnya.
HASIL DAN DISKUSI
Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor)
Faktor isian mangkuk (bucket fill factor) merupakan
perbandingan antara volume material nyata yang dimuat
bucket dengan kapasitas munjung bucket teoritis dan
dinyatakan dalam persen (%). Pada kondisi aktual di lokasi
penelitian pengambilan data dan pengukuran volume nyata
bucket tidak mungkin dilakukan secara langsung pada alat
gali karena akan sangat menggangu aktivitas penggalian
material overburden. Bucket fill factor aktual diperoleh
berdasarkan tabel bucket fill factor standard untuk
Komatsu (Komatsu Specifications and Application
Handbook). Berdasarkan kondisi material yang ada di
lokasi pengamatan yang berupa claystone, maka fill factor
range nya mulai dari 0.8 0.9, dan nilai bucket fill factor
0.9 untuk perhitungan selanjutnya.
Waktu Edar (Cycle Time) Komatsu PC1250
Waktu edar alat adalah jumlah waktu yang diperlukan
bagi siklus kerja alat. Pada penelitian ini, waktu edar
Komatsu PC1250 terdiri atas empat bagian, yaitu waktu
menggali material (digging time), waktu ayun bermuatan
(swing load), waktu tumpah (dumping time), dan waktu
ayun kosong (swing empty). Selain cycle time, juga
terdapat waktu tunda (delay time). Berdasarkan
pengambilan data di lapangan diperoleh besarnya waktu
edar rata-rata alat gali muat per siklus kerja. Total waktu
edar per siklus rata rata Komatsu PC1250 pada Pit Selatan
untuk EX1072 dan E1073 berturut-turut 23.86 dan 24.01
detik.
Efisiensi Aktual PC1250
Berdasarkan data time sheet, diperoleh besarnya total
loss time dalam satu bulan untuk dapat menentukan
efisiensi kerja alat gali muat Komatsu PC1250 dalam satu
bulan. Efisiensi alat gali muat PC1250 EX1072 dan E1073
berturut-turut 44% dan 41%.
Delay Productivity Alat Gali Muat PC1250 pada Bulan
Mei 2014
Pada saat pengamatan di lapangan banyak terjadi
hambatan hambatan baik yang berhubungan dengan
masalah teknis di lapangan atau non teknis, yang akan
berpengaruh terhadap efisiensi kerja, jika jumlah jam kerja
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Maka diharapkan
produksi alat gali muat bisa optimal.
Dari pengamatan di lapangan waktu penghambat
kinerja alat gali muat dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Waktu penghambat (delay) yang terjadi karena kendala
operasional
Shift change, pengarahan dari pengawas biasa dilakukan
pada awal shift untuk menentukan pembagian pekerjaan
yang harus diselesaikan pada hari tersebut.
Dusty, waktu delay yang terjadi karena ada debu di
dalam areal medan kerja yang mengganggu jarak
pandang operator.
Slippery, aktivitas yang dilakukan oleh alat support
setelah hujan agar medan kerja tidak licin.
Stand by, tidak ada pekerjaan terjadi apabila alat gali
muat sedang menunggu perintah.
Moving to Other Front, perpindahan alat gali muat pada
front yang berbeda.
Wait for operator, operator tidak melakukan pekerjaan
saat di dalam unit.
Wait Other Unit, waktu delay yang terjadi karana alat
gali muat menunggu unit lain seperti fuel truck, service
truck dll.
Blasting, waktu delay yang disebabkan oleh kegiatan
peledakan, diluar jam istirahat.
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
8
2. Idle, waktu yang hilang karena hambatan yang tidak
bisa dihindari
Rain, waktu delay yang disebabkan oleh hujan.
Meal, waktu untuk istirahat dan makan.
Pray, waktu delay yang disebabkan oleh kegiatan sholat
jumat.
Waktu Edar (Cycle Time) Dump Truck Komatsu HD785
Waktu edar (cycle time) Dump Truck Komatsu
HD785 adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh oleh alat
angkut mulai dari saat dimuati oleh Komatsu PC1250
sampai siap untuk dimuati kembali dalam keadaaan
kosong. Waktu edar alat angkut terdiri dari enam bagian
yaitu waktu mengambil posisi pemuatan, waktu pemuatan,
waktu pengangkutan, waktu manuver tumpah, waktu
penumpahan muatan, waktu angkut kosong. Waktu edar
rata rata Dump Truck Komatsu HD785 dapat dilihat pada
Tabel-3.
Efisiensi Aktual Dump Truck Komatsu HD785
Berdasarkan data time shift, diperoleh besarnya total
loss time dalam satu bulan untuk dapat menentukan
efisiensi kerja alat angkut Komatsu HD785 dalam satu
bulan. Efisiensi alat gali muat dapat dilhat pada Tabel-4.
Tabel-2. Hasil Pengamatan Kegiatan PC1250 Bulan Mei 2014
DESCRIPTION
EX 1072
EX 1073
Hours
Digging Hours
261.11
243.25
Shift Change
18.93
18.66
Stand By
217
248
Dust
4.27
4.39
Slippery
5.74
5.32
Moving to Other Front
5.73
5.06
Wait for operator
0.4
2.39
Wait Other Unit
4.77
3.77
Blasting
2.47
3.53
Rain
30.59
22.14
Meal
35.54
31.3
Pray
13.45
11.87
Fuel and Lube
0
0.32
Total Hours
600
600
Tabel-3. Cycle Time rata-rata HD785
EX1072
HD
CT (s)
HD
CT (s)
DT 4249
1049.11
DT 3260
1059.54
DT 3833
1063.34
DT 3817
1127.34
DT 3854
1129.92
DT 3821
1073.67
DT - 3259
1026.83
DT 3308
1107
DT 3264
1097.87
DT 3802
1126.09
Tabel-4. Efisiensi rata-rata HD785
EX1072
EX1073
HD
Efisiensi (%)
HD
Efisiensi (%)
DT - 4249
32
DT 3260
32
DT 3833
36
DT 3817
37
DT 3854
32
DT 3821
32
DT - 3259
39
DT 3308
30
DT - 3264
33
DT 3802
24
Delay Productivity Alat Angkut Komatsu HD785 pada
Bulan Mei 2014
Pada saat pengamatan di lapangan banyak terjadi
hambatan hambatan baik yang berhubungan dengan
masalah teknis di lapangan atau non teknis, yang akan
berpengaruh terhadap efisiensi kerja, jika jumlah jam kerja
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Maka diharapkan
produksi alat angkut bisa optimal. Tabel-5 menunjukkan
waktu kerja efektif setiap unit alat angkut selama Bulan
Mei 2016.
Produksi Aktual Alat Gali Muat Material Overburden
Target produksi pemindahan overburden PT Pama
Persada Nusantara District KCMB untuk pit selatan adalah
sebesar 215.958,32 BCM untuk unit EX1072 dan
198.369,95 BCM untuk unit EX1073 dengan target
produksi sebesar 720 BCM/jam, sedangkan produksi aktual
alat muat pada pit selatan ini dapat diketahui dengan
melakukan perhitungan dari kemampuan alat muat
berdasarkan data-data pendukung yang telah diperoleh
sebelumnya. Produksi nyata alat muat adalah besarnya
produksi yang dapat dicapai dalam kenyataan kerja alat
muat berdasarkan kondisi yang dapat dicapai saat ini.
Produksi Aktual Komatsu PC1250
Pada operasi penggalian material tanah penutup di PT
Pama Persada Nusantara District KCMB, alat gali muat
yang digunakan yaitu Komatsu PC1250 dengan besar
produksi nyata pada pit selatan pada Tabel-6.
Produksi aktual Komatsu HD785
Kegiatan pengangkutan material tanah penutup pada
PT Pama Persada Nusantara District KCMB menggunakan
Dump Truck Komatsu HD785 dengan besar produksi alat
angkut pada Tabel-7.
Tabel-5. Hasil Pengamatan Jam Kerja Alat Angkut HD785
Tabel-6. Produksi PC1250
Tabel-7. Produksi HD785
EX1072
EX1073
HD
Q (BCM/H)
HD
Q (BCM/H)
4249
41.73
3260
41.03
3833
45.8
3817
44.12
3854
38.71
3821
40.5
Front
Unit
Jam Kerja ( Jam/bulan)
EX1072
4249
193.9
3833
215.73
3854
193.73
3259
232.66
3264
200.1
EX1073
3260
192.56
3817
220.33
3821
192.62
3308
178.76
3802
142.59
EX1072
4249
193.9
3833
215.73
3854
193.73
3259
232.66
3264
200.1
EX1073
3260
192.56
3817
220.33
3821
192.62
3308
178.76
3802
142.59
PC1250
Productivity (BCM/ Jam)
EX1072
308.83
EX1073
285.91
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
9
EX1072
EX1073
HD
Q (BCM/H)
HD
Q (BCM/H)
3259
51.15
3308
36.46
3264
41.15
3802
28.59
Produksi Fleet
Kegiatan pengupasan material tanah penutup
menggunakan dua buah alat gali muat dilayani oleh lima
buah alat angkut pada masing-masing alat gali muat. Besar
produksi pada fleet dapat dilihat pada Tabel-8.
Tabel-8. Produksi Fleet
Produksi (BCM/Jam)
n
Alat
Muat
Alat
Angkut
EX1072
5
308.83
218.54
EX1073
5
285.91
190.7
Faktor Keserasian Alat
Berdasarkan dari hasil perhitungan faktor keserasian
aktual alat muat dan alat angkut pada pit selatan, dapat
diketahui kecenderungan alat muat untuk menunggu,
dengan nilai match factor yang telah didapatkan yaitu
sebesar 0.89 untuk front EX1072 dan 0.87 untuk front
EX1073.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Komatsu PC1250
Cycle Time
Cycle time merupakan faktor yang sangat menentukan
besarnya nilai produksi. Secara teoritis besar cycle time
maksimal alat gali muat dengan persamaan type Komatsu
PC1250 cycle time dengan range swing angle 45º 90º
sebesar 22-25 detik. Sedangkan cycle time aktual di
lapangan nilai rata rata untuk Komatsu PC1250 pada pit
selatan adalah 23.86 detik untuk EX1072 dan 24.01 detik
untuk EX1073. Hal hal yang mempengaruhi cycle time
Komatsu PC1250 antara lain :
Skill operator
Pada saat proses swing off sering kali bucket belum
terbuka dengan sempurna, ketika bucket hampir
menyentuh material barulah dengan perlahan bucket dibuka
sampai mencapai posisi ideal untuk melakukan digging,
sehingga akan menambah waktu edar dari alat gali muat.
Diperlukan pengawasan dan pengarahan terhadap operator
untuk mengurangi besarnya swing angle yang akan
memperbesar cycle time alat gali muat.
Tinggi bench
Kondisi bench yang kurang ideal akan menyebabkan
bertambahnya nilai dari waktu edar, karena berpengaruh
pada saat proses swing on maupun swing off. Selain itu juga
berpengaruh terhadap waktu digging, apabila tinggi bench
kurang ideal maka akan memperbesar cycle time alat gali
muat.
Swing angle
Swing angle merupakan sudut perputaran alat gali
muat pada saat alat tersebut berayun baik dalam keadaan
berisi maupun dalam keadaan kosong. Pada kondisi aktual
di lapangan besar swing angle selalu berubah-ubah antara
45º - 180º. Hal ini menyebabkan adanya variasi waktu edar
alat gali muat Komatsu PC1250. Semakin besar swing
angle yang digunakan maka waktu edarnya pun akan
menjadi semakin besar dan begitu pula sebaliknya. Dengan
demikian perlu adanya pengurangan swing angle pada saat
alat tersebut berproduksi dengan cara penempatan alat
angkut dan alat gali muat yang ideal agar nilai swing angle
tersebut dapat diperkecil seperti yang direkomendasikan
45o-90o.
Bucket fill factor
Bucket fill factor secara teoritis sebesar 0.80.9
meskipun di lapangan kadang terjadi varian dimana bucket
tidak terisi penuh namun lebih dominan terisi penuh.
Delay time Komatsu PC1250
Delay time merupakan salah satu faktor yang
memperkecil produksi alat gali muat. Nilai delay time ini
akan mempengaruhi nilai efisiensi kerja dari alat tersebut.
Permasalahan-permasalahan yang menyebabkan
terjadinya delay time Komatsu PC1250 antara lain adalah :
Terjadinya gantung, yaitu posisi bucket alat gali muat
terisi muatan dan menunggu alat angkut bermanuver
untuk melakukan kegiatan pemuatan. Dalam kondisi
aktual di lapangan terjadinya gantung sulit dihindari, hal
ini dikarenakan alat gali muat akan mencuri waktu
untuk melakukan penggalian dan ayun berisi pada saat
alat angkut sedang melakukan manuver kosong di front.
Waktu yang diperlukan alat angkut bermanuver
biasanya lebih lama dibandingkan dengan alat gali muat
melakukan penggalian dan ayun berisi sehingga
menyebabkan terjadinya gantung oleh alat gali muat.
Preparing, yaitu dikarenakan metode penggalian yang
di gunakan adalah free digging sehingga terkadang
material yang digali keras menyebabkan alat gali muat
memerlukan waktu untuk menggali dan mengumpulkan
material tersebut.
Moving, merupakan suatu pergerakan yang dilakukan
oleh alat gali muat ke sisi lain front agar bisa menggali
material dengan baik.
Evaluasi Kinerja PC1250
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa
ketidaktercapaian target pada PC1250 bulan Mei 2014
disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
EX - 1072
Diketahui adanya nilai stand by yang tinggi sebesar
217 jam atau setara dengan 36% dari seluruh waktu yang
tersedia pada bulan Mei, dapat dilihat juga bahwa delay
terbesar terjadi karena waktu untuk hujan di bulan Mei.
EX1073
Diketahui adanya nilai stand by yang tinggi sebesar
248 jam atau setara dengan 41% dari seluruh waktu yang
tersedia pada bulan Mei, dapat dilihat juga bahwa delay
terbesar terjadi karena waktu untuk hujan di bulan Mei.
Penyebab ketidaktercapainya target produksi alat gali
muat dilihat dari pengolahan data adalah waktu yang
hilang karena idle dan ini merupakan hal yang tidak dapat
dihindari.
Produksi Alat Angkut Komatsu HD785
Cycle Time
Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi aktual
untuk nilai cycle time alat angkut Komatsu HD785 yaitu
sebesar 1,073.41 detik untuk unit yang bekerja di front
EX1072 dan 1,098.73 detik untuk unit yang bekerja di front
EX1073. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai
cycle time alat angkut Komatsu HD785 maka dapat
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
10
dijabarkan untuk setiap bagian dari cycle time tersebut.
Loading Time (Waktu Pemuatan)
Faktor yang mempengaruhi terjadi pada waktu
pemuatan adalah faktor cycle time dari alat gali muat yang
di luar batas ideal. Dimana hal tersebut dipengaruhi oleh
swing angle, kondisi tinggi bench pada front dan skill
operator, serta jumlah passing.
Travel Load Time (Waktu Angkut)
Waktu angkut bermuatan, faktor yang mempengaruhi
waktu pemuatan antara lain adalah jumlah passing,
geometri jalan angkut,grade resistance, rolling resistance
mengakibatkan bertambahnya berat total alat angkut. Dari
hasil penelitian dan perhitungan seluruh parameter tersebut
sudah sangat ideal.
Spotting and Dumping Time (Waktu Manuver dan
Dumping)
Pada waktu manuver dan dumping di disposal area
waktu alat angkut aktual, maka dapat dinilai bahwa waktu
manuver dan dumping di disposal sudah mencapai waktu
batas ideal.
Travel Empty Time (Waktu Kembali)
Terkadang lamanya waktu pengangkutan kosong
seringkali terjadi karena alat angkut dengan muatan kosong
akan mengurangi kecepatan saat berselisihan dengan alat
angkut bermuatan pada simpangan atau pada jalan tikungan
yang relatif sempit.
Spoting Time (Waktu manuver Kosong)
Untuk waktu manuver kosong di pengaruhi oleh
kondisi loading point dan penempatan posisi dari alat gali
muat.
Delay Time Komatsu HD785
Sama halnya dengan alat gali muat, delay time yang
terjadi pada alat angkut juga berpengaruh terhadap efisiensi
kerja alat tersebut.
Permasalahan yang menyebabkan terjadinya delay
time pada alat angkut umumnya antara lain karena
terjadinya antrian di loading point, saat melakukan kegiatan
pemuatan di loading point apabila alat gali muat belum
selesai melayani satu alat angkut namun telah datang alat
angkut lainnya, maka akan terjadi antrian, Hal ini bisa
diakibatkan karena salah satu alat angkut melakukan
aktifitas lain seperti dumping material pada front maupun
jalan angkut. Selain itu waktu delay juga terjadi saat alat
gali muat melakukan perbaikan front yang sering dibantu
dengan unit support seperti dozer yang mana umumnya
terjadi saat siklus pergantian alat angkut. Faktor berikutnya
yaitu amblasnya ban alat angkut pada front, disposal atau
ramp yang menyebabkan terjadinya delay.
Evaluasi Kinerja HD785
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa
ketidaktercapaian target pada HD785 bulan Mei 2014
disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
Front EX - 1072
Diketahui adanya nilai stand by yang tinggi sebesar
1,431.21 jam atau setara dengan 48% dari seluruh waktu
yang tersedia pada bulan Mei, dapat dilihat juga bahwa
delay terbesar terjadi karena waktu untuk hujan di bulan
Mei.
Front EX1073
Diketahui adanya nilai stand by yang tinggi sebesar
1.590 jam atau setara dengan 53 % dari seluruh waktu yang
tersedia pada bulan Mei, dapat dilihat juga bahwa delay
terbesar terjadi karena waktu untuk hujan di bulan Mei.
Penyebab ketidaktercapainya target produksi alat
angkut dilihat dari pengolahan data adalah waktu yang
hilang karena idle dan ini merupakan hal yang tidak dapat
dihindari.
Upaya Peningkatan Produksi alat gali muat dan alat
angkut
Dari hasil pegambilan data dan pengolahan data
produksi aktual alat gali muat Komatsu PC1250 dan alat
angkut Komatsu HD785 dapat dilihat pada Tabel-9.
Produksi alat merupakan parameter yang dipakai
untuk menilai performa kerja suatu alat. Berdasarkan data
aktual produksi dari alat gali muat masih belum mampu
mencapai target. Sedangkan untuk alat angkut di front
EX1072 sudah mencapai target produksi. Hal ini terjadi
dikarenakan berbagai macam faktor.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi
alat gali muat dan alat angkut adalah dengan penambahan
jam kerja karena tingginya nilai stand by time maka
disimulasikan penambahan per 10 jam atau 1 shift kerja
seperti Tabel-10.
Tabel-9. Ketercapaian Produksi
Front
Work Hour
Produksi
(BCM)
Target (BCM)
P
C
1072
261.11
80,638.00
215,958.32
1073
243.25
69,546.73
198,369.95
H
D
1072
1,036.12
225,790.68
215,958.32
1073
926.86
176,518.91
198,369.95
Tabel-10. Simulasi perbaikan jam kerja teoritis unit EX1072
Eff
Produksi
(BCM/Jam)
Jam Kerja
(Jam/Bulan)
Produksi/Bln
(BCM)
0.44
308.83
261.11
80,638.00
0.45
319.34
270.00
86,222.43
0.47
331.17
280.00
92,727.55
0.48
343.00
290.00
99,469.22
0.50
354.82
300.00
106,447.44
0.52
366.65
310.00
113,662.21
0.53
378.48
320.00
121,113.54
0.55
390.31
330.00
128,801.41
0.57
402.13
340.00
136,725.83
0.58
413.96
350.00
144,886.80
0.60
425.79
360.00
153,284.32
0.62
437.62
370.00
161,918.39
0.63
449.44
380.00
170,789.01
0.65
461.27
390.00
179,896.18
0.67
473.10
400.00
189,239.90
0.68
484.93
410.00
198,820.17
0.70
496.75
420.00
208,636.99
0.72
508.58
430.00
218,690.36
Gambar-1. Grafik Hubungan Jam Kerja dan Produksi EX1072
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
11
Gambar-2. Grafik Hubungan Efisiensi dan Produksi EX1072
Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan
beberapa simulasi:
Simulasi mengurangi Loss Time yang bisa dihindari
Loss Time yang bisa dihindari adalah Wait Equipment,
Dusty dan Wait Operator. Total waktu Loss Time yang bisa
dihindari adalah 9.44 jam sehingga total jam kerja menjadi
270,55 jam (lihat Tabel-11). Dengan total jam kerja
tersebut maka total produksi meningkat menjadi 86,574.06
BCM. Total produksi tersebut belum mencapai target
produksi.
Tabel-11. Simulasi Perbaikan EX1072
Jam Kerja
Prod/Bulan
Target
Sebelum
261.11
80,638
215,958.32
Simulasi 1
270.55
86,574.06
215,958.32
Simulasi 2
355.05
149,097.98
215,958.32
Simulasi 3
710.1
298,195.96
215,958.32
Simulasi penambahan jam kerja
Dari time shift PC1250 EX1072 maka terdapat 6,5
hari unit tidak bekerja dikarenakan unit sengaja diliburkan
oleh management karena efisiensi cost. Total waktu loss
time yang diakibatkan hal tersebut adalah 84.5 jam
sehingga jika ditambahkan dengan simulasi sebelumnya
maka total jam kerja menjadi 355.05 jam. Dengan total jam
kerja tersebut maka total produksi meningkat menjadi
149,097.98 BCM. Total produksi tersebut belum juga
mencapai target produksi.
Gambar-3. Grafik Hubungan Jam Kerja dan Produksi
Simulasi EX1072
Simulasi penambahan jumlah unit
Dari perhitungan dua simulasi di atas target produksi
belum tercapai maka dilakukan simulasi penambahan unit
yang semua kondisi dan keadaannya diasumsikan sama
dengan unit yang ada. Dengan dua unit tersebut maka total
produksi meningkat menjadi 298,195.96 BCM. Dengan
dua unit target produksi dapat tercapai.
Gambar-4. Grafik Hubungan Jumlah Alat dan Produksi
Simulasi EX1072
Tabel-12. Simulasi perbaikan jam kerja teoritis unit EX1072
Eff
Produksi
(BCM/Jam)
Jam Kerja
(Jam/Bulan)
Produksi/Bln
(BCM)
0.41
285.91
243.25
69,546.73
0.42
293.84
250
73,460.02
0.43
305.59
260
79,454.35
0.45
317.35
270
85,683.76
0.47
329.10
280
92,148.24
0.48
340.85
290
98,847.80
0.50
352.61
300
105,782.42
0.52
364.36
310
112,952.12
0.53
376.12
320
120,356.89
0.55
387.87
330
127,996.73
0.57
399.62
340
135,871.65
0.58
411.38
350
143,981.63
0.60
423.13
360
152,326.69
0.62
434.88
370
160,906.82
0.63
446.64
380
169,722.02
0.65
458.39
390
178,772.30
0.67
470.14
400
188,057.64
0.68
481.90
410
197,578.06
0.70
493.65
420
207,333.55
Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan
beberapa simulasi :
Simulasi mengurangi Loss Time yang bisa dihindari
Loss Time yang bisa dihindari adalah Wait Equipment,
Dusty dan Wait Operator. Total waktu Loss Time yang bisa
dihindari adalah 10.55 jam sehingga total jam kerja menjadi
253.80 jam. Dengan total jam kerja tersebut maka total
produksi meningkat menjadi 75,710.17 BCM. Total
produksi tersebut belum mencapai target produksi.
Gambar-5. Grafik Hubungan Jam Kerja dan Produksi EX1073
Simulasi penambahan jam kerja
Dari time sheet PC 1250 EX1073 maka terdapat
6.5 hari unit tidak bekerja dikarenakan unit sengaja
diliburkan oleh management karena efisiensi cost. Total
waktu loss time yang diakibatkan hal tersebut adalah 84,5
jam sehingga jika ditambahkan dengan simulasi
sebelumnya maka total jam kerja menjadi 338,30 jam.
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
12
Dengan total jam kerja tersebut maka total produksi
meningkat menjadi 134,516.33 BCM. Total produksi
tersebut belum juga mencapai target produksi.
Gambar-6. Grafik Hubungan Efisiensi dan Produksi EX1073
Tabel-13. Simulasi Perbaikan EX1073
Jam Kerja
Prod/Bulan
Target
Sebelum
243.25
69,546.73
198,369.95
Simulasi 1
253.80
75,710.17
198,369.95
Simulasi 2
338.3
134,516.33
198,369.95
Simulasi 3
676.6
269,032.66
198,369.95
Simulasi penambahan jumlah unit
Dari perhitungan dua simulasi di atas target produksi belum
tercapai maka dilakukan simulasi penambahan unit yang
semua kondisi dan keadaannya diasumsikan sama dengan
unit yang ada. Dengan dua unit tersebut maka total produksi
meningkat menjadi 269,032.66 BCM. Dengan dua unit
target produksi dapat tercapai.
Gambar-7. Grafik Hubungan Jam Kerja dan Produksi Simulasi
EX 1073
Gambar-8. Grafik Hubungan Jumlah Alat dan Produksi
Simulasi EX1073
Berdasarkan dari hasil perhitungan faktor keserasian
simulasi alat muat dan alat angkut pada pit selatan, dapat
diketahui kecenderungan alat muat untuk menunggu,
dengan nilai match factor yang telah didapatkan yaitu
sebesar 0.44 untuk front EX1072 dan EX1073.
Tabel-14. Simulasi perbaikan jam kerja secara teoritis
Gambar-9. Grafik Hubungan Jam Kerja dan Produksi HD 785
Front EX1073
Gambar-10. Grafik Hubungan Efisiensi dan Produksi HD785
Front EX1073
Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan
beberapa simulasi:
Simulasi mengurangi Loss Time yang bisa dihindari
Loss Time yang bisa dihindari adalah Wait Equipment,
Dusty dan Wait Operator. Total waktu Loss Time yang bisa
dihindari adalah 65.16 jam sehingga total jam kerja menjadi
992.02 jam. Dengan total jam kerja tersebut maka total
produksi meningkat menjadi 202,210.18 BCM. Total
produksi tersebut mencapai target produksi.
Gambar-11. Grafik Hubungan Jam Kerja dan Produksi
Simulasi HD Front 1073
HD 785 Front EX 1073
Eff
Produksi Fleet
(BCM/Jam)
Jam
Kerja
Produksi
(BCM)
0.31
190.45
926.86
176,518.91
0.31
191.1
930
177,721.48
0.31
193.15
940
181,564.00
0.32
195.21
950
185,447.61
0.32
197.26
960
189,372.32
0.32
199.32
970
193,338.12
0.33
201.37
980
197,345.02
0.33
203.43
990
201,393.02
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 1, April 2017 : 9 - 13
13
Tabel-15. Simulasi perbaikan HD Front 1073
Jam Kerja
Produksi
Target
Sebelum
926.86
176,518.59
198,369.95
Simulasi 1
992.02
202,210.18
198,369.95
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan data dan
pembahasan mengenai pengamatan alat gali muat dan alat
angkut di south pit PT Pamapersada Nusantara Distrik
KCMB, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Berdasarkan data yang diperoleh aktual pemuatan
overburden untuk produksi PC1250 pada bulan Mei
2014 untuk unit EX1072 hanya mencapai 80,638.00
BCM sedangkan yang ditargetkan sebesar 215,958.32
BCM dan untuk unit EX1073 hanya mencapai
69,546.73 BCM sedangkan yang ditargetkan sebesar
198,369.95 BCM.
2. Untuk alat angkut pada unit EX1072 mencapai
225,790.68 BCM sedangkan yang ditargetkan hanya
sebesar 215,958.32 BCM dan untuk alat angkut pada
unit EX1073 hanya mencapai 176,518.91 BCM
sedangkan yang ditargetkan sebesar 198,369.95 BCM.
3. Penyebab ketidaktercapainya target produksi alat gali
muat dan alat angkut dilihat dari pengolahan data
adalah waktu yang hilang karena idle ini merupakan
hal yang tidak dapat dihindari, sedangkan delay alat
gali muat dan alat angkut yang terjadi karena kendala
operasional ini dapat diminimalisir dengan melakukan
langkah-langkah perbaikan.
4. Dari hasil simulasi yang dilakukan untuk mencapai
target produksi masing-masing front membutuhkan
tambahan masing-masing 1 unit alat gali muat.
Dengan tambahan unit tersebut produksi pada front
EX1072 menjadi 298,195.96 BCM dan pada front
EX1073 menjadi 269,032.65 BCM.
5. Simulasi produksi untuk alat angkut pada front
EX1073 dapat dilakukan dengan melakukan langkah
perbaikan yang terjadi karena kendala operasional
seperti wait equipment, dusty dan wait operator.
Setelah dilakukan perbaikan total produksi menjadi
202,210.18 BCM.
SARAN
1. Perlu adanya pengawasan dan pengaturan yang baik
terhadap faktor faktor teknis yang dapat mengganggu
kinerja alat gali muat dan alat angkut sehingga produksi
dapat lebih optimal.
2. Effisiensi kinerja alat harus lebih ditingkatkan dengan
cara peningkatan kemampuan mekanik dalam
memperbaiki alat dan kesiapan mekanik ke lokasi
perbaikan alat sehingga waktu yang hilang bisa
diminimalisir.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat
dan karuniaNya. Terima kasih kepada Bapak Agus Setiadi
selaku Dept Head Production PT Pama Persada Nusantara
Distrik KCMB yang telah membantu selama pelaksanaan
Tugas Akhir ini dan Bapak Sugeng selaku Group Leader
dan Pembimbing Lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim, 2007. Specifications & Application Handbook
Edition 28. Komatsu, Japan. pp. 1C-9, pp. 1C-14, pp. 1C-
16
[2] Basuki, S. dan Nurhakim.. 2004. Modul Ajar dan
Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi
Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru. Hal 8-13, 19-20
[3] Indonesianto, Y. 2008. Pemindahan Tanah Mekanis.
Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”, Yogyakarta. Hal: III-2, III-10, III-21,
III-22
[4] Nurhakim. 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan 2.
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru. Hal 5-6
[5] Tenriajeng, T. A. 2003. Seri Diktat Kuliah Pemindahan
Tanah Mekanis. Gunadarma, Jakarta. Hal 9, 84, 87
Article
Akan dibangunnya perusahaan tambang baru di daerah Jalan Buper Waena, sehingga ada beberapa hal seperti pengadaan alat bongkar muat dan alat angkut yang harus diperhatikan, karena berkaitan dengan keberlangsungan dan peningkatan produksi Karena penambangan.Merencanakan pengadaan dan jumlah alat bongkar muat dan alat angkut yang dipakai untuk merencanakan jenis dan jumlah alat bongkar dan alat angkut yang akan digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengambilan data yaitu observasi dan studi literatur unuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Jenis alat gali yang dibutuhkan pada rencana penambangan adalah Excavator Hitachi ZX200 PC Jenis alat angkut yang dibutuhkan pada rencana penambangan adalah Dump Truck Hino 300 Dutro 130 HD. Jumlah alat gali-muat Excavator Hitachi ZX200 PC yang dipesan sebanyak 3 buah Jumlah alat angkut Dump Truck Hino 300 Dutro 130 HD yang dipesan sebanyak 10 buah.Alat gali-muat yang digunakan adalah Excavator Hitachi ZX200 PC dengan kapasitas bucket 0,88 m^3 dengan target produksi sebanyak 764,4 m^3/ hari. Alat angkut yang digunakan adalah Dump Truck Hino 300 Dutro 130 HD dengan kapasitas bucket 5 m^3 dengan target produksi sebanyak 1192464 ton / tahun. Jumlah alat gali-muat yang dibutuhkan sebanyak 3 buah. Jumlah alat angkut yang dibutuhkan sebanyak 10 buah.
Article
Pada bulan Januari-September 2021 produksi overburden di PT Bima Putra Abadi Citranusa hanya mencapai 61,77% dari target, akumulasi produksi Januari-September adalah 2.229.780 BCM dari target produksi sebesar 3.609.303 BCM. Sedangkan target produksi pengupasan overburden di PT Bima Putra Abadi Citranusa tahun 2021 sebesar 5.420.910 BCM. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi produktivitas serta kesediaan dan penggunaan excavator dan dump truck untuk meningkatkan ketercapaian produksi tahun 2021 dan mengetahui faktor penghambat dalam mencapai target produksi di PT Bima Putra Abadi Citranusa. Data yang diamati berupa data primer yaitu data cycle time alat gali muat dan angkut serta efisiensi kerja, selanjutnya data sekunder berupa jumlah dan jenis alat gali muat dan alat angkut, jam hujan, jam repair, jam standby dan jam kerja tersedia alat selama tahun 2021. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan produksi aktual tahun 2021 hanya sebesar 3.960.990,68 BCM untuk alat gali muat dan 3.772.841,57 BCM untuk alat angkut dengan persentase ketercapaian produksi sebesar 69,6%. Nilai rata-rata penggunaan dan ketersediaan excavator dan dump truck diambil nilai, dimana untuk nilai ketersediaan mekanis dan ketersediaan fisik berturut-turut yaitu 79,55% dan 84,71%, sedangkan kesediaan pemakaian dan efektivitas penggunaan alat angkut berturut-turut yaitu 46,14% dan 41,24%. Faktor yang mempengaruhi produksi dan kinerja alat mekanis adalah efisiensi kerja, jalan angkut dengan kondisi yang kurang baik, geometri jalan hauling menuju disposal serta faktor pengembangan material dan pengisian bucket. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dengan meminimalisir hambatan yang dapat dihindari. Setalah dilakukan perbaikan efisiensi kerja, maka didapatkan ketercapaian produksi sebesar 94,55%.
Modul Ajar dan Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat
  • S Basuki
  • Dan Nurhakim
Basuki, S. dan Nurhakim.. 2004. Modul Ajar dan Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Hal 8-13, 19-20
Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan
  • Y Indonesianto
Indonesianto, Y. 2008. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Yogyakarta. Hal: III-2, III-10, III-21, III-22
Buku Panduan Kuliah Lapangan 2. Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
  • Nurhakim
Nurhakim. 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan 2. Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Hal 5-6