Book

Buku Fenomenologi Maraimbang-PDF

Authors:

Abstract

Buku “Filsafat Fenomenologi: Suatu Pengantar” ini disusun untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan mahasiswa yang mengambil matakuliah “Filsafat Fenomenologi” secara langsung, maupun tidak langsung – misalnya da¬am matakuliah “Filsafat Modern, Filsafat Kontemporer dan Fenomenologi Agama”. Buku ini disusun sebagai langkah pembuka penulis untuk selanjutnya menulis buku “Fenomenologi Agama”, sehingga terdapat keterkaitan yang erat di antara keduanya. Sebab pembahasan mengenai Fenomenologi Agama di dalamnya menggunakan pendekatan filsafat fenomenologi.
... Fenomenologi berusaha mendekati objek kajianya secara kritis serta pengamatan yang cermat, dengan tidak berprasangka konsepsi-konsepsi maupun sebelumnya, oleh karena itu kaum fenomenologi dipandang sebagai rigourous science (ilmu yang ketat). (Dawud, 2019) Plato mendefinisikan fenomenologi sebagai studi tentang struktur pengalaman, atau struktur kesadaran. Menurut plato, fenomenologi merupakan studi tentang "fenomena" tentang penampilan sejumlah hal yang muncul dari kesadaran pengalaman dari orang lain, termasuk bagaimana cara kita memberikan makna terhadap hal-hal yang mengemuka dari dalam pengalaman tersebut. ...
... Apa yang kita alami terhadap orang lain termasuk presepsi (mendengar, melihat, mencium, meraba dan lainnya) hal percaya, Tindakan mengingat, memutuskan, menilai, merasakan, mengevaluasi adalah pengalaman dari tubuh kita yang terdeskripsi secara fenomenologis. (Dawud, 2019) Fenomena Childfree yang akhir akhir ini menjadi trend karena komentar influencer Gita Savitri di media Sosial. Gita Savitri atau yang biasa disebut Cakrawala-Jurnal Humanioran dan Sosial , Vol 23 No. 1 Maret 2023P-ISSN 1411-8629 E-ISSN 2579 Respon Masyarakat Mengenai Fenomena "Childfree" dengan panggilan Gitasav mendeklarasikan dirinya sebagai penganut Prinsip Childfree (menikah tanpa memiliki anak) dalam pernikahannya. ...
Article
Full-text available
This study aims to describe the public's response to the Childfree phenomenon which has recently become a trend due to influencer Gita Savitri's comments. Childfree itself is used for someone who does not want to have children. This lifestyle is inversely proportional to the pattern that occurs in Indonesia. Where religious and customary factors in Indonesia strongly recommend having children even if only one. This study used a qualitative approach with phenomenological type. The results obtained that the community provides responses in the form of cognitive, affective and behavioral which are divided into two perspectives, namely socio-cultural and religious perspectives. The response of society when viewed from a socio-cultural perspective that the status and existence of women in the past was seen from how many children she could bear children, and the pattern that occurred in Indonesia for married couples to have children even if only one. Then if viewed from a religious perspective that having offspring is a recommendation in Islam is not an obligation. So that childfree is not included in the category of prohibited acts, because every married couple has the right to plan and manage their home life including having children. Keywords: Phenomenon, childfree, Community response
Article
This article examines new perspectives in the field of religious studies recently opened up by the works of T. Fitzgerald, R. McCutcheon, R. King, T. Masuzawa, G. A. Oddie and D. Dubuisson.1 It begins, however, by taking up the origin and history of these studies in the nineteenth and twentieth centuries so as to underline the paradoxes and impasses that still too often characterize them today. Cet article examine quelques-unes des plus récentes perspectives ouvertes dans le domaine des religious studies par les travaux de T. Fitzgerald, R. McCutcheon, R. King, T. Masuzawa, G. A. Oddie et D. Dubuisson. Mais il revient pour commencer sur l’origine et l’histoire de ces études aux XIXe et XXe siècles afin de souligner les paradoxes et apories qui les caractérisent encore trop souvent aujourd’hui.
Keberadaan menjadi mungkin ketika ada ketersingkapan. Dengan begitu, tidak akan ada keberadaan tanpa ketersingkapan, dan tidak ada ketersingkapan tanpa keberadaan
  • Bahasa Kemudian Juga Bermakna Ontologis
Bahasa kemudian juga bermakna ontologis. Antara keberadaan, kemunculan, dan bahasa, saling mengandaikan. Keberadaan menjadi mungkin ketika ada ketersingkapan. Dengan begitu, tidak akan ada keberadaan tanpa ketersingkapan, dan tidak ada ketersingkapan tanpa keberadaan;
  • Donny Adian
  • Gahral
Adian, Donny Gahral, Matinya Metafisika Barat, Jakarta: komunitas Bambu, 2001.
The Phenomenology of Religion as a Philosopical Problem
  • Antonio Barbosa Da Silva
Antonio Barbosa da Silva. The Phenomenology of Religion as a Philosopical Problem. Upsala: C.W.K. Gleerup, 1982.
Approaches to the Study of Religion
  • Peter Connolly
Connolly, Peter, (Ed.), Approaches to the Study of Religion, Terj. Imam Khoiri, Aneka Pendekan Studi Agama, Yogyakarta: LkiS, 1996.
  • Bendix Reinhard
  • Max Weber
Bendix Reinhard, Max Weber: An Intellectual Portrait, (originally published in 1960), University of California Press, 1977.
Philosophy of Relegion
  • David Trueblood
David Trueblood, Philosophy of Relegion, Edisi Indonesia oleh Hasjim Rasjidi, Filsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1965.
  • Bernard Delgaauw
Delgaauw, Bernard, Filsafat Abad 20, terj. Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.
The Questions of Being: Heidegger's Project", dalam The Cambridge Companion to Heidegger
  • Dorothea Frede
Dorothea Frede, "The Questions of Being: Heidegger's Project", dalam The Cambridge Companion to Heidegger, Cambridge, Cambridge University Press, 1993.
  • F Budi Hardiman
  • Heidegger Dan Mistik Keseharian
F. Budi Hardiman, Heidegger dan Mistik Keseharian: Suatu Pengantar Menuju Sein und Zeit, KPG, Jakarta, 1999.
  • Adeng Ghazali
  • Muchtar
Ghazali, Adeng Muchtar, Ilmu Studi Agama, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Aliran-Aliran Filsafat Dari: Rasionalisme Hingga Sekularisme
  • S Juhaya
  • Praja
Juhaya S. Praja. Aliran-Aliran Filsafat Dari: Rasionalisme Hingga Sekularisme.Bandung: Alva Gracia
Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umam Untuk Mengenal Kelahiran dan Perkembangan: Sebuah Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu
  • Koento Wibisono
  • Siswoniharjo
Koento Wibisono Siswoniharjo, Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umam Untuk Mengenal Kelahiran dan Perkembangan: Sebuah Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 1996
An Introduction to Metaphysics, trans. Ralph Manheim
  • Martin Heidegger
Martin Heidegger, An Introduction to Metaphysics, trans. Ralph Manheim, New Haven, Yale University Press, 1959
Pembimbing ke Arah Alam Filsafat
  • Poedjawijatna
Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, Jakarta: Pembangunan, 1974.
Interpretasi: Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatinya
  • W Poespoprodjo
W. Poespoprodjo, Interpretasi: Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatinya, Remaja Karya, Bandung, 1987. Heidegger, 20, 31, 36
Metode-Metode Filsafat
  • Anton Bakker
Anton Bakker. Metode-Metode Filsafat. Jakarta;
  • Fuad Hasan
Fuad Hasan, Pengantar Filsafat Barat, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996
  • Richard E Palmer
Richard E. Palmer, Hermeneutika: Teori Baru mengenai Interpretasi, terj. Masnur Hery & Damanhuri Muhammad, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000.