BookPDF Available

MANAJEMEN DAN PERAN PUSKESMAS SEBAGAI GATEKEEPER

Authors:
A preview of the PDF is not available
... Puskesmas mempunyai tanggung jawab dan tugas di bidang pembangunan kesehatan dengan implementasi berdasarkan gagasan untuk mengintegrasikan semua sumber daya yang tersedia di wilayah kerja puskesmas serta meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengembangkan keluarga sehat dengan mengkoordinasikan fasilitas kesehatan dengan sektor terkait terutama kunjungan Posyandu dan Posbindu PTM (Febriawati & Yandrizal, 2019). Peningkatan derajat kesehatan dapat diupayakan melalui peningkatan pemanfaatan pelayanan POSBINDU PTM di setiap wilayah binaan puskesmas. ...
Article
Full-text available
Pos pembinaan terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kasus-kasus PTM dengan sasaran kelompok masyarakat berusia 15 tahun ke atas. Sampai saat ini pelaksanaan posbindu PTM di 20 wilayah kerja puskesmas Kota Bengkulu belum tepat sasaran, hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat yang berkunjung ke Posbindu PTM didominasi oleh kelompok usia di atas 47,59 tahun. Penelitian ini melihat dengan aktifnya peserta mengikuti kegiatan Posbindu PTM akan berbanding lurus dengan menurunnya tingkat kunjunagn berobat ke Puskesmas. Tujuan penelitian keaktifan kunjungan peserta Posbindu PTM terhadap kunjungan pengobatan di Puskesmas Kota Bengkulu. Desain penelitian ini adalah eksploratori dengan pendekatan observasional Cross Sectional dengan uji hipotesis untuk mengetahui hubungan kunjungan Posbindu PTM terhadap kunjungan pengobatan ke Puskesmas dan metode kualitatif untuk mengetahui implementasi program Posbindu PTM. Sampel penelitian berjumlah 136 orang dengan teknik Accidental Sampling. Uji validitas dan reabilitas instrument pada peserta aktif Posbindu pada Kabupaten Bengkulu Tengah dan pada peserta bukan Jaminan Kesehatan Nasional. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh kunjungan program Posbindu PTM terhadap kunjungan pengobatan ke puskesmas Kota Bengkulu (p = 0,629). Sejalan dengan peserta posbindu PTM berusia 47,59 tahun ke atas tidak ada pengaruh kunjungan peserta terhadap kunjungan sakit. Analisis implementasi program Posbindu PTM sudah berjalan sesuai SOP dengan kegiatan yang sangat dirasakan bermanfaat bagi peserta terutama dalam hal pemantauan status kesehatan. Namun, masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan Posbindu karena pelaksanaannya yang mayoritas dilakukan pada saat jam kerja, sehingga sasaran kegiatan didominasi oleh kelompok lansia. Permasalahan lain adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang Posbindu PTM yaitu dengan kegiatan yang dibatasi oleh pemeriksaan kesehatan saja tanpa adanya kegiatan pengobatan lebih lanjut. Diharapkan adanya koordinasi dari pihak puskesmas dan kader dalam mengkomunikasikan mengenai pentingnya program Posbindu PTM kepada masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan pemantauan status kesehatan.
... Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) khusunya puskesmas diharapkan mampu mengatasi masalah kesehatan yang sesuai dengan keterampilan pemegang kompetensi. Konsep Gatekeeper merupakan konsep sistem pelayanan kesehatan dimana fasilitas kesehatan tingkat satu berperan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan primer yang beroperasi secara optimal sesuai standar kapasitas dan memberikan pelayanan kesehatan standar pelayanan medis (Febriawati & Yandrizal, 2019). Sejalan dengan penelitian (Rahma et al., 2015) yang mengatakan bahwa puskesmas telah menjadi salah satu gatekeeper di era JKN, tentunya perlu peningkatan kualitas pelayanan medis yang diberikan dan untuk dapat meningkatkan kesehatan di masyarakat. ...
Article
Full-text available
Tingginya jumlah kunjungan bagi penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus dengan jumlah kunjungannya 576 orang yang tergabung dalam PROLANIS. Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu, memiliki jumlah kunjungan tertinggi dari 10 Puskesmas dengan peserta Prolanisnya. Tujuan penelitian ini mengetahui pelaksanaan PROLANIS di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang terdiri dari 1 orang kepala puskesmas, 1 orang BPJS, 1 orang penanggung jawab prolanis, 5 orang peserta prolanis. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verfikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga yang terlibat dalam kegiatan prolanis adalah tenaga kesehatan, pihak BPJS, kader prolanis dan anggota prolanis. Kebijakan program prolanis telah sesuai dengan BPJS yaitu dengan melibatkan anggota BPJS kesehatan sebagai koordinator pemantau, pencatatan, dan pelaporan kegiatan untuk proses pencairan dana anggota prolanis, kebijakan ini juga di dukung penuh dari kepala puskesmas dan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab. Tenaga kesehatan di puskesmas haruslah dilakukan pelatihan dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk meningkatkan edukasi dalam peran dan tanggung jawab setiap anggota yang terlibat didalam program prolanis. Dana prolanis puskesmas setiap 1 bulan sekali dengan kontrol kesehatan setiap 3 bulan. Proses pelaksanaan konsultasi medis peserta prolanis, kader dan tenaga kesehatan, edukasi kelompok peserta prolanis dengan tanya jawab serta pemberian informasi dari rumah ke rumah atau home visit. Kegiatan home visit kurang optimal karena kurangnya waktu dan wilayah kerja Puskesmas luas. Aktivitas prolanis yang dilaksanakan berupa senam dan cek gula darah untuk Diabetes Melitus serta darah tinggi untuk Hipertensi.
... The Ministry of Health is one of the people in charge of the health sector who strengthens health services for 2015-2019 which includes the readiness of 6,000 Puskesmas in 6 regions, the formation of 14 national referral hospitals and 184 regional referral hospitals. However, good health services cannot be achieved only by carrying out physical development, but must be accompanied by 3 good human resource management (Febriawati, 2019). ...
Article
Full-text available
Motivation is the driving force for nurses to try to achieve maximum work performance in accordance with the work targets achieved. This study aims to analyze the factors that influence the performance of nurses in the UPTD of Teluk Dalam Public Health Center, South Nias Regency. This research was a quantitative study with a research design using the Analytical Survey method with a Cross Sectional approach. The research was conducted at the UPTD of the Teluk Dalam Public Health Center, South Nias Regency, from July to August of 202. The number of samples was 70 nurses who were obtained by total sampling. The data in this study include primary data, secondary data and tertiary data. Data analysis was performed using univariate analysis test, bivariate analysis using Chi-square test and multivariate using logistic regression test. The results showed that that there is an effect of responsibility, recognition of work results, incentives, work procedures, opportunities to continue education on the performance of nurses in the UPTD of Teluk Dalam Public Health Center, South Nias Regency. The results of multivariate analysis show that the most dominant variable influencing is the responsibility variable. Based on the results of this study, it is recommended that the results of this study become input for the management of the Teluk Dalam Public Health Center in South Nias Regency, to carry out continuous guidance to all nurses so that they are able to be responsible for every task assigned by the leadership.
... And for the obstacles so far at the Bagan Batu Health Center there are no obstacles or obstacles related to funding sources that support the implementation of antenatal care services for pregnant women. The results of this study are in line with the theory of previous researchers which stated that the financing for the implementation of health services comes from the APBN and APBD (BOK) (Febriawati & Yandrizal, 2019). This is also in line with the Minister of Health Regulation No. 75 of 2014 which states that funding in Puskesmas comes from the APBD, APBN and other legal and non-binding sources.Another component in the input is the competence of the midwife, in this case related to the knowledge, skills, and performance of service providers. ...
Article
Full-text available
Antenatal care is health services which is given by professional health workers to increase the health status of pregnant women and their fetus that doing according to the standard of antenatal care which can detect earlier the deviation and the risk whichmight be occured in pregnancy in order that could be overcomed fast and appropriately. Puskesmas Bagan Batu is not appropriate with standard of antenatal care lack of the knowledge and obedience of midwives, instruments and infrastructure. The purpose of the research was to evaluate the implementation of integrated antenatal care by CIPP model in the work area of Puskesmas Bagan Batu. The research used qualitative method, by in-depth interviews, conducting observation, and document study with 8 informan that consisted of Head of Puskesmas, doctor of program holder KIA, coordinator midwive, 3 midwives in poli KIA, 3rd trimester pregnant women with complete inspection in Puskesmas Bagan Batu, and 3rd trimester pregnant woman with incomplete inspection in Puskesmas Bagan Batu. The result of the research showed that only 2 of the midwives got antenatal care training, instrument and infrastructure can improve more better, midwives had not knowledge and obedience to use the new standard of antenatal care services optimally. So, the process which include the implementation of antenatal care was not according by the standard. The coverage of antenatal care has decreased in the last three years. While coverage of tablet Fe has increased significantly, and the coverage of tetanus toxoid imunization has not increased at all and very far below the standard. It was recommended that public regional of Puskesmas Bagan Batu increase some aspects of input iclude of personal quality, midwives obedience, instrument and infrastructure. And then the aspect of process for the implementation of antenatal care according to the standard to achieve the best result for the quality of antenatal care.
ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.