DataPDF Available

Analisa Perbedaan Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Sekitar Publikasi Laporan Keuangan Emiten Tahun 2009-2012

Authors:

Abstract

Abstrak -Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan volume perdagangan dan abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. Volume perdagangan dan abnormal return saham dikelompokan berdasarkan kapitalisasi pasar menjadi saham large cap, mid cap, dan small cap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test dengan interval waktu selama 10 hari sebelum dan sesudah tanggal publikasi. Hasilnya membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan dan abnormal return saham pada kelompok large cap dan mid cap sebelum dan sesudah laporan keuangan, namun pada saham kelompok small cap tidak ada perbedaan pada volume perdagangan dan abnormal return. Kata kunci: Volume, Abnormal Return, Laporan Keuangan 1. PENDAHULUAN egara Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka (Dornbusch, Fischer dan Startz, 2004). Sistem ini membebaskan investor yang kelebihan dana untuk menaruh dana ke perusahaan dalam negeri maupun di luar negeri yang membutuhkan dana tanpa ada hambatan yang dibuat oleh pemerintah. Salah satu tempat untuk mewadahi transaksi dana tersebut adalah Pasar Modal. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara (Ang, 1997). Pasar modal memiliki beberapa produk, salah satunya adalah saham. Saham digunakan untuk kegiatan investasi jangka panjang, yaitu menanamkan modal baik secara langsung atau tidak langsung dengan harapan investor mendapatkan keuntungan dari hasil penamanan modal tersebut (Bodie, Kane, dan Marcus, 2005). Di Indonesia, menanamkan modal secara tidak langsung (indirect investing) dapat dilakukan melalui perantara Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan untuk menanamkan modal secara langsung (direct investing) dilakukan dengan menghubungi pihak perusahaan yang dituju. Untuk pertimbangan investasi saham dibutuhkan analisa yang mendalam untuk keamanan dana dan keuntungan yang diinginkan. Salah satu yang penting adalah mendapatkan informasi mengenai perusahaan. Menurut Setyawan (2006) mengatakan suatu informasi yang membawa kabar baik (good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan sebaliknnya informasi yang membawa kabar buruk (bad news) akan menyebabkan harga saham turun. Suatu pasar yang efisien mampu bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap informasi yang ada untuk mencapai harga keseimbangan baru setelah adanya informasi. Menurut Fama (1965) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai suatu "fair-game" dimana harga selalu menggambarkan secara penuh seluruh informasi yang tersedia. Laporan keuangan emiten yang merupakan sumber informasi bagi investor dan sebagai dasar pengambilan keputusan penanaman modal, adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan investor. Pengumuman yang mengandung informasi, diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahaan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return (Mustakini, 2005). Selain harga saham reaksi pasar dapat dilihat dari jumlah volume saham. Informasi yang dimiliki oleh investor akan tertransformasi dalam bentuk naik-turunnya volume transaksi harian dan frekuensi transaksinya. Budiarto dan Baridwan (1999) menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai suatu sinyal terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. Para investor dapat juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan meningkat akan menghasilkan peningkatan return saham (Chordia dan Swaminathan, 2000). Perusahaan dikelompokkan berdasarkan kapitalisasi pasar saham tersebut, yaitu large cap, mid cap, dan small cap. Pengelompokan berdasarkan kapitalisasi pasar agar dapat melihat keputusan investor berdasarkan tingkat pengembalian dan resiko saham. Semakin besar nilai pasar suatu saham yang tercatat di bursa maka semakin besar pengaruhnya terhadap nilai indeks (Koetin, 1992, p.505).
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
1
Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan volume perdagangan dan abnormal return saham
sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. Volume
perdagangan dan abnormal return saham dikelompokan
berdasarkan kapitalisasi pasar menjadi saham large cap, mid
cap, dan small cap. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test dengan interval
waktu selama 10 hari sebelum dan sesudah tanggal publikasi.
Hasilnya membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara volume perdagangan dan abnormal return saham pada
kelompok large cap dan mid cap sebelum dan sesudah laporan
keuangan, namun pada saham kelompok small cap tidak ada
perbedaan pada volume perdagangan dan abnormal return.
Kata kunci: Volume, Abnormal Return, Laporan Keuangan
1. PENDAHULUAN
egara Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka
(Dornbusch, Fischer dan Startz, 2004). Sistem ini
membebaskan investor yang kelebihan dana untuk
menaruh dana ke perusahaan dalam negeri maupun di luar
negeri yang membutuhkan dana tanpa ada hambatan yang
dibuat oleh pemerintah. Salah satu tempat untuk mewadahi
transaksi dana tersebut adalah Pasar Modal. Pasar modal
memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara,
bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan
perekonomian suatu negara (Ang, 1997).
Pasar modal memiliki beberapa produk, salah satunya
adalah saham. Saham digunakan untuk kegiatan investasi
jangka panjang, yaitu menanamkan modal baik secara
langsung atau tidak langsung dengan harapan investor
mendapatkan keuntungan dari hasil penamanan modal
tersebut (Bodie, Kane, dan Marcus, 2005). Di Indonesia,
menanamkan modal secara tidak langsung (indirect
investing) dapat dilakukan melalui perantara Bursa Efek
Indonesia (BEI), sedangkan untuk menanamkan modal secara
langsung (direct investing) dilakukan dengan menghubungi
pihak perusahaan yang dituju.
Untuk pertimbangan investasi saham dibutuhkan analisa
yang mendalam untuk keamanan dana dan keuntungan yang
diinginkan. Salah satu yang penting adalah mendapatkan
informasi mengenai perusahaan. Menurut Setyawan (2006)
mengatakan suatu informasi yang membawa kabar baik
(good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan
sebaliknnya informasi yang membawa kabar buruk (bad
news) akan menyebabkan harga saham turun. Suatu pasar
yang efisien mampu bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap
informasi yang ada untuk mencapai harga keseimbangan baru
setelah adanya informasi. Menurut Fama (1965)
  fair-game
dimana harga selalu menggambarkan secara penuh seluruh
informasi yang tersedia.
Laporan keuangan emiten yang merupakan sumber
informasi bagi investor dan sebagai dasar pengambilan
keputusan penanaman modal, adanya informasi yang
dipublikasikan akan merubah keyakinan investor.
Pengumuman yang mengandung informasi, diharapkan pasar
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya
perubahaan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini
dapat diukur dengan abnormal return (Mustakini, 2005).
Selain harga saham reaksi pasar dapat dilihat dari jumlah
volume saham. Informasi yang dimiliki oleh investor akan
tertransformasi dalam bentuk naik-turunnya volume transaksi
harian dan frekuensi transaksinya. Budiarto dan Baridwan
(1999) menyatakan bahwa reaksi pasar sebagai suatu sinyal
terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari
perubahan harga dan volume perdagangan saham yang
terjadi. Para investor dapat juga dapat melakukan
pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitkan
dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan
meningkat akan menghasilkan peningkatan return saham
(Chordia dan Swaminathan, 2000).
Perusahaan dikelompokkan berdasarkan kapitalisasi pasar
saham tersebut, yaitu large cap, mid cap, dan small cap.
Pengelompokan berdasarkan kapitalisasi pasar agar dapat
melihat keputusan investor berdasarkan tingkat pengembalian
dan resiko saham. Semakin besar nilai pasar suatu saham
yang tercatat di bursa maka semakin besar pengaruhnya
terhadap nilai indeks (Koetin, 1992, p.505).
2. TEORI PENUNJANG
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal no 8 tahun
1995 maka pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.
Salah satu produk pasar modal adalah saham. Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan
tersebut. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk menghimpun dana
bagi perusahaan. Saham juga dapat didefinisikan sebagai
Analisa Perbedaan Volume Perdagangan dan
Abnormal Return Saham Sekitar Publikasi Laporan
Keuangan Emiten Tahun 2009-2012
Adriel Dianto dan Njo Anastasia
Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: adrieldianto@ymail.com; anas@peter.petra.ac.id
N
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
2
tanda penyertaan modal seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.
Cara pembagian saham yang paling dasar adalah dengan
ukuran kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar adalah sebuah
istilah bisnis yang menunjuk ke harga keseluruhan dari
sebuah saham perusahaan yaitu sebuah harga yang harus
dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan. Besar
dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan
seringkali adalah pengukuran penting dari keberhasilan atau
kegagalan perusahaan terbuka. Kapitalisasi pasar dihitung
dengan mengalikan jumlah saham perusahaan tersebut
dengan harga sekarang dari saham tersebut.
Menurut Manurung (2006) Bursa Efek Indonesia
membagi kapitalisasi pasar menjadi tiga:
1. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di atas Rp 1 trilyun
masuk kelompok saham large cap.
2. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di antara Rp 100
milyar - 1 trilyun masuk kelompok saham mid cap.
3. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di bawah Rp 100
milyar masuk kelompok saham micro cap.
Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan
kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan
manifestasi dari tingkah laku investor (Ang, 1997). Naiknya
volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli
para investor di bursa. Semakin meningkat volume
penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar
pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan
semakin meningkatnya volume perdagangan saham
menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh
masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap
naiknya harga atau return saham.
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana untuk
memperoleh informasi mengenai kondisi, posisi, serta arus
kas perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan
menurut pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia (2007, p.9),
laporan keuangan terbagi menjadi dua unsur menurut
karakteristik ekonominya, yaitu unsur yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan (meliputi aset,
kewajiban, dan ekuitas) dan unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi (meliputi
pendapatan dan beban).
Abnormal return merupakan selisih antara actual return
dengan expected return. Menurut Mustakini (2000)
mengatakan expected return yaitu return atau keuntungan
yang diharapkan oleh investor. Hasil abnormal return yang
positif, memberikan arti bahwa tingkat keuntungan yang
diperoleh para investor lebih tinggi dari pada yang
diharapkan, sedangkan hasil abnormal returni yang negatif,
memberikan arti bahwa tingkat return yang diperoleh para
investor lebih rendah dari pada yang diharapkan.
Husnan, Mamduh dan Wibowo (1996) meneliti reaksi
pasar terhadap pengumuman laporan keuangan dengan
menggunakan aktivitas perdagangan volume, hasilnya
menunjukkan perdagangan sebelum pengumuman laporan
keuangan lebih tinggi daripada setelah pengumuman, hal ini
menunjukan antisipasi investor terhadap laporan keuangan.
Hasil penelitian yg dilakukan Beaver (1968) menyebutkan
terjadinya peningkatan volume transaksi perdagangan setelah
pengumuman laporan keuangan. Mustakini (2005) Jika
pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini
dapat diukur dengan abnormal return.
3. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Dalam menentukan sample menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling dengan syarat sebagai berikut:
1. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan
interim triwulanan selama tahun 2009-2012.
2. Perusahaan yang memiliki data volume saham harian
dari tahun 2009-2012.
3. Perusahaan yang memiliki data harga saham harian dari
tahun 2009-2012.
B. Definisi Operasional
Laporan Keuangan berarti bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara, misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
Volume Perdagangan Saham berarti jumlah lembar
saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu
terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu
tertentu.
Abnormal return berarti Jumlah dari selisih antara
tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan.
C. Teknik Analisa Data
Membagi Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
Menurut Manurung (2006) Bursa Efek Indonesia
membagi kapitalisasi pasar menjadi tiga:
1. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di atas Rp 1 trilyun
masuk kelompok saham large cap.
2. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di antara Rp 100
milyar - 1 trilyun masuk kelompok saham mid cap.
3. Kapitalisasi pasar pada tahun 2012 di bawah Rp 100
milyar masuk kelompok saham micro cap.
Abnormal return
1. Menghitung actual return dari masing-masing saham
perusahaan dalam kurun waktu 21 hari bursa yaitu -10
hari sebelum tanggal publikasi sampai +10 hari setelah
tanggal publikasi laporan keuangan.
1it
1itit
it P
PP
R
(3.1)
dimana :
Rit = actual return saham i pada hari t
 = harga saham i pada hari t
- = harga saham i pada hari t-1
2. Menghitung return pasar harian selama periode
peristiwa, dengan rumus:
1t
1tt
mt IHSG
IHSGIHSG
R
(3.2)
dimana :
IHSGt = IHSG pada hari t
IHSGt-1 = IHSG pada hari t-1
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
3
Rmt = return pasar pada hari t
3. Menghitung koefisien regresi dan dengan rumus:
2
n
1t
n
1t mt
mt
2
n
1t
n
1t itmt
n
1t itmt
i
)R(Rn
RRRRn
β
 
 
 
 
(3.3)
(3.4)
dimana :
n = jumlah sampel penelitian
4. Setelah menghitung koefisien dan diperoleh
expected return dihitung dengan menggunakan single
market model, yaitu:
mtiiit Rβα)E(R
(3.5)
dimana:
Rmt = return pasar pada hati t
i = return saham i yang tidak terpengaruh pasar
= tingkat pengaruh return pasar terhadap
estimated return saham i
E(Rit)= expected return untuk saham i pada hari t
5. Menghitung besarnya abnormal return untuk setiap
saham yang diteliti selama periode peristiwa dengan
rumus: (3.6)
dimana:
ARit = abnormal return saham i pada hari t
Uji Normalitas
Dalam penelitian ini data diuji dengan menggunakan one
sample Kolmogorov Smirnov test. Data terdistribusi normal
jika angka signifikansi (2 tailed) lebih besar dari 5% atau
0,05.
Uji Beda
Bila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji
beda dengan teknik statistik Wilcoxon Signed-Rank Test
untuk membandingkan variabel yang korelasi, yaitu volume
perdagangan dan abnormal return sebelum dan sesudah
dipublikasikannya laporan keuangan perusahaan. Dengan
menggunakan teknik ini, dapat diketahui apakah laporan
keuangan berdampak signifikan terhadap perubahan volume
dan abnormal return saham dengan melihat perbedaan yang
signifikan melalui perbandingan mean data yang berpasangan
yaitu data volume dan abnormal return saham sebelum dan
sesudah dipublikasikan laporan keuangan.
Dasar pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data diperoleh maka dilakukan pengujian
pertama menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov data untuk melihat apakah data berdistribusi normal
atau tidak.
Tabel 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Asymp. Sig.
(2-tailed)
Volume Large Cap (-10)
0,000
Volume Large Cap (+10)
0,000
Abnormal Return Large Cap (-10)
0,000
Abnormal Return Large Cap (+10)
0,000
Volume Mid Cap (-10)
0,000
Volume Mid Cap (+10)
0,000
Abnormal Return Mid Cap (-10)
0,000
Abnormal Return Mid Cap (+10)
0,000
Volume Small Cap (-10)
0,000
Volume Small Cap (+10)
0,000
Abnormal Return Small Cap (-10)
0,000
Abnormal Return Small Cap (+10)
0,000
Dari hasil diatas diketahui bahwa data tidak berdistribusi
normal. Hal ini dapat dilihat dari asymp.sig < 0,05.
Kemudian pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test. Peneliti
merujuk pada penelitian Eristyawati (2003), Hamid (2005),
dan Coakley, Thomas, dan Han (2005) menggunakan
periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah publikasi
laporan keuangan triwulanan tahun 2009-2012. Dasar
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Analisa melihat hasil probabilitas (Sig./Significance)
dapat diketahui dengan program aplikasi SPSS versi 14.
Pengujian sebelum melakukan pembagian kelompok
menjadi tiga kelompok kapitalisasi pasar, hasil penelitian uji
beda pada volume perdagangan saham dan abnormal return
saham secara gabungan menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2 Volume Perdagangan Semua Saham di Bursa Efek
Indonesia
Variable
Mean
Changed
Volume (-10)
20.892
Volume (+10)
21.240
1,67%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Dapat dilihat rata-rata untuk volume perdagangan saham
semua perusahaan sebelum dan sesudah mengalami
peningkatan.Untuk Volume perdagangan saham sebelum
terdapat 20.892 unit naik sebesar 1, 67% ke 21.240 unit
setelah publikasi laporan keuangan. Dari hasil Wilcoxon
Signed-Rank Test untuk data volume diketahui memiliki
        
5% sehingga menyimpulkan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan adalah
berbeda secara signifikan.
)E(RRAR ititit
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
4
Tabel 3.Abnormal Return Semua Saham di Bursa Efek
Indonesia
Variable
Mean
Changed
Abnormal Ret (-10)
22.386
Abnormal Ret (+10)
22.641
1,14%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Pada rata-rata abnormal return saham semua perusahaan
sebelum dan sesudah juga mengalami peningkatan. Rata-
rata Abnormal return sebelum publikasi laporan keuangan
memiliki kenaikan 1,14% dari rata-rata 22.386 ke 22.641
setelah publikasi laporan keuangan. Untuk hasil abnormal
return diketahui signifikansi di bawah 1%,  
karena dibawah 5% sehingga menyimpulkan abnormal
return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan
keuangan untuk semua perusahaan adalah berbeda secara
signifikan.
Kemudian data dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan kapitalisasi pasar.Perusahaan berkapitalisasi
diatas Rp. 1 trilyun masuk kelompok saham large
cap.Perusahaan berkapitalisasi diantara Rp. 100 milyar
Rp. 1 trilyun masuk kelompok saham mid cap. Perusahaan
berkapitalisasi pasar di bawah Rp. 100 milyar masuk dalam
kelompok saham small cap. Setelah dikelompokan
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4 Volume Perdagangan Saham Large Cap
Variable
Mean
Changed
Volume large cap (-
10)
10.902
Volume large cap
(+10)
11.190
2,64%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Pada bagian ini terlihat untuk rata-rata volume
perdagangan saham sebelum laporan keuangan perusahaan
large cap adalah 10.902 unit. Untuk rata-rata volume
perdagangan saham setelah laporan keuangan perusahaan
large cap adalah 11.190 unit naik sebesar 2,64% setelah
publikasi laporan keuangan. Dari hasil untuk data large cap
volume perdagangan saham diketahui memiliki signifikansi
di 
ditolak sehingga menyimpulkan volume perdagangan
saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan
saham large cap adalah berbeda secara signifikan.
Tabel 5 Abnormal Return Saham Large Cap
Variable
Mean
Changed
Abnormal Ret large
cap (-10)
11.208
Abnormal Retlarge
cap (+10)
11.366
1,41%
**
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Untuk rata-rata abnormal return saham sebelum laporan
keuangan perusahaan large cap adalah 11.208, sedangkan
rata-rata abnormal return setelah laporan keuangan
perusahaan large cap adalah 11.366 naik 1,41% setelah
publikasi laporan keuangan. Untuk data large cap abnormal
return diketahui signifikansi dibawah 5%,    
karena dibawah 5% maka H0 ditolak sehingga disimpulkan
abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi
laporan keuangan saham large cap adalah berbeda secara
signifikan.
Tabel 6 Volume Perdagangan Saham Mid Cap
Variable
Mean
Changed
Volume mid cap (-10)
7.871
Volume mid cap (+10)
7.874
0,04%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Untuk rata-rata volume perdagangan saham sebelum
laporan keuangan perusahaan mid cap adalah 7.871 unit.
Untuk rata-rata volume perdagangan saham setelah laporan
keuangan perusahaan mid cap adalah 7.874 unit naik 0,04%
setelah laporan keuangan. Data mid cap volume
perdagangan saham diketahui memiliki signifikansi di
          
ditolak sehingga menyimpulkan volume perdagangan
saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan
saham mid cap adalah berbeda secara signifikan.
Tabel 7 Abnormal Return Mid Cap
Variable
Mean
Changed
Abnormal Ret mid cap
(-10)
8.512
Abnormal Ret mid cap
(+10)
8.589
0,90%
*
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Untuk rata-rata abnormal return saham sebelum laporan
keuangan perusahaan mid cap adalah 8.512. Untuk rata-rata
abnormal return saham setelah laporan keuangan perusahaan
mid cap adalah 8.589 meningkat 0,90%. Untuk data mid
capabnormal return saham diketahui signifikansi di bawah
1%,          
sehingga disimpulkan volume perdagangan saham sebelum
dan sesudah publikasi laporan keuangan saham mid cap
adalah berbeda secara signifikan.
Tabel 8 Volume Perdagangan Saham Small Cap
Variable
Mean
Changed
Volume small cap (-
10)
2.176
Volume small cap
(+10)
2.119
-2,62%
***
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Pada rata-rata volume perdagangan saham sebelum
laporan keuangan perusahaan small cap adalah 2.176 unit.
Untuk rata-rata volume setelah laporan keuangan
perusahaan small cap adalah 2.119 unit turun sebesar -
2,62% setelah laporan keuangan. Data small cap volume
perdagangan saham diketahui memiliki signifikansi di
          
diterima sehingga menyimpulkan volume perdagangan
saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan
saham small cap adalah tidak berbeda secara signifikan.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
5
Tabel 9 Abnormal Return Mid Cap
Variable
Mean
Changed
Abnormal Ret small
cap (-10)
2.669
Abnormal Ret small
cap (+10)
2.684
0,56%
***
(Keterangan Signifikansi = *: 1%; **: 5%; ***: 10%)
Untuk rata-rata abnormal return saham sebelum laporan
keuangan perusahaan small cap adalah 2.669, sedangkan
untuk rata-rata abnormal return setelah laporan keuangan
perusahaan small cap adalah 2.684 naik sebesar 0,56%.
Untuk data small cap abnormal return diketahui
signifikansi di bawah 10%, dengan 
5% maka H0 diterima sehingga disimpulkan volume
perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan
keuangan saham small cap adalah tidak berbeda secara
signifikan.
Pengujian statistik menunjukan bahwa pada volume dan
abnormal returnsaham large cap dan mid cap secara
signifikan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
penerbitan laporan keuangan triwulanan. Untuk hasil
volume perdagangan dan abnormal return saham pada
saham small cap menunjukan tidak terdapat perbedaan
secara signifikan dengan adanya publikasi laporan keuangan
triwulanan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian
terdahulu di pasar modal diantaranya menurut Bamber (1986)
pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan
sebagai proksi reaksi pasar. Mustakini (2005) mengatakan
jika pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga saham yang bersangkutan dimana reaksi ini
dapat diukur dengan abnormal return.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar
memiliki pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan
saham dan abnormal return.Hal ini dikarenakan dengan
semakin tingginya nilai kapitalisasi pasar dalam sebuah
saham menunjukkan bahwa saham-saham tersebut menjadi
saham unggulan di pasar modal. Pada saham-saham dengan
kapitalisasi yang besar umumnya menjadi incaran investor
untuk investasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan
perusahaan disamping membagikan dividen serta resiko
yang kecil.Harga saham umumnya relatif tinggi karena
banyak peminat, sehingga dapat mengakibatkan kenaikan
return saham (Ang, 1997).
Untuk volume perdagangan saham small cap tidak ada
perbedaan setelah publikasi laporan keuangan karena saham
tersebut berkapitalisasi kecil dan volume perdagangan kecil.
Dibandingkan dengan saham large cap dan mid cap yang
lebih aktif diperjual-belikan, sehingga mudah untuk dijual
atau dibeli. Pada saham-saham LQ45 periode Agustus 2012
Januari 2013 untuk large cap terdapat 44 perusahaan, mid
cap 1 perusahaan, dan tidak ada untuk perusahaan small
cap. Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas
tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria
pemilihan.Selain penilain atas likuiditas, seleksi atas saham-
saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Darmadji dan Fakhruddin (2001) mengatakan saham LQ45
berada pada urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
Informasi yang didapat investor untuk pertimbangan
membeli untuk saham berkapitalisasi besar lebih mudah
didapatkan daripada saham yang berkapitalisasi kecil.
Saham LQ45 melaporkan dengan teratur laporan keuangan
yang telah ditetapkan oleh badan yang berwenang seperti
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
(Koswanto, 2005).
Tabel 10 Sampel Profitabilitas Perusahaan Berdasarkan
Kapitalisasi Pasar
No
Large Cap
Mid Cap
Small Cap
Kode
ROE
Kode
ROE
Kode
ROE
1
AALI
Naik
ABDA
Naik
AHAP
Naik
2
ACES
Naik
ADES
Naik
AIMS
Turun
3
ADHI
Naik
AGRO
Naik
AKKU
Turun
4
ADMF
Naik
AKPI
Naik
ALKA
Naik
5
ADMG
Naik
ALMI
Turun
BIMA
Turun
6
ADRO
Naik
AMAG
Naik
7
AKRA
Naik
APIC
Naik
8
AMFG
Naik
APLI
Naik
9
AMRT
Naik
APOL
Turun
10
ANTM
Naik
ARTA
Naik
11
ASGR
Naik
ARTI
Turun
12
ASII
Naik
ASDM
Naik
13
ASRI
Naik
ASIA
14
AUTO
Naik
ASRM
15
BAEK
Naik
ATPK
16
BBCA
Naik
BABP
Berdasarkan 10% jumlah sampel yang diambil sebagai
perwakilan dari masing-masing kelompok kapitalisasi di
large cap, mid cap, dan small cap ditunjukkan dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Jika ROE negatif maka ROE dikatakan turun.
2. Jik ROE positif namun dari tahun 2011 ke tahun 2012
menunjukkan tren kebawah dikatakan ROE turun.
Hasil perwakilan uraian diatas ditemukan bahwa
perusahaan large cap dan mid cap memiliki ROE (Return on
Equity) yang cenderung meningkat dibandingkan dengan
perusahaan small cap yang cenderung menurun. Menurut
Yuliati (2002) return on equity berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Menurut Setyawan (2006)
mengatakan suatu informasi yang membawa kabar baik
(good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan
sebaliknnya informasi yang membawa kabar buruk (bad
news) akan menyebabkan harga saham turun. Return on
equity saham large cap dan mid cap cenderung meningkat
yang memberikan kabar baik (good news), sedangkan return
on equity saham small cap cenderung menurun yang
membawa kabar buruk (bad news).
Dilihat dari rata-rata abnormal return large cap dan mid
cap memiliki kenaikan sebesar 1,41% dan 0,9% setelah
publikasi laporan keuangan, sedangkan untuk small cap
memiliki kenaikan 0,56%. Dapat disimpulkan bahwa saham
large cap dan mid cap yang memiliki return on equity yang
meningkat dapat memberikan abnormal return yang lebih
tinggi kepada investor dibandingkan saham small cap.
FINESTA Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6
6
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan
sesudah publikasi laporan keuangan triwulanan emiten pada
pengelompokan saham large cap dan mid cap.Sedangkan
untuk volume perdagangan saham small cap tidak ada
perbedaan.Sedangkan untuk abnormal return ada perbedaan
perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan
keuangan triwulanan emiten pada pengelompokan saham
large cap dan mid cap. Sedangkan untuk abnormal return
saham small cap tidak ada perbedaan.
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada
investor bahwa publikasi laporan keuangan emiten terkait
dengan volume perdagangan dan abnormal return saham
large cap dan mid cap, sehingga investor dapat menganalisa
laporan keuangan sebelum membeli saham untuk investasi.
Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan rasio laba
perusahaan untuk menunjukkan pengaruh kondisi keuangan
perusahaan terhadap perbedaan volume perdagangan saham
dan abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi
laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, R. (1997). The Intelligent Guide to Indonesia Capital
Market (1sted.). Jakarta: Mediadoft Indonesia.
Bamber, L.S. (1986). The Information Content of Annual
Earnings Release: A Trading Volume Approch. Journal
of Accounting Research, 24 (01), 40-56.
Beaver, W.H. (1968).Market Price Financial Ratio and the
Prediction of Failure. Journal of Accounting Research,
6 (02), 179-193.
Budiarto, A. dan Baridwan, Z. (1999). Pengaruh
Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan
dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode
1994-1996. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2 (01),
91-116.
Bodie Z., Kane, A., dan Marcus, A.J. (2005). Investment
(6thed.). New York: McGraw-Hill.
Chordia, T., & Swaminathan, B. (2000). Trading Volume
and Cross Autocorrelation in Stock Return. Journal of
Finance, 4 (1), 913-935.
Coakley, J., Thomas, H.M., & Han, M.W. (2005,
Maret).Why are the wealth effects of UK firms’foreign
divestitures so Large? Retrieved from
http://www.efmaefm.org/efma2005/papers/102-
hardy_paper.pdf
Darmadji, T., & Fakhruddin, H.M. (2001). Pasar Modal di
Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba
Empat.
Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2004).
Macroeconomics (9thed.). New York: McGraw-Hills.
Eristyawati, W.D.E. (2003). Analisis Tingkat Keuntungan
Masa Depan Investor dan Likuiditas Saham
Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock
Split: Studi Empiris pada Bursa Efek Surabaya.
Unpublished undergraduate thesis, Universitas
Airlangga.Surabaya.
Fama, E.F. (1965). The Behaviour of Stock Market Prices.
Journal of Business, 38 (1), 34-105.
Hamid, M.A. (2005) The Announcement Effect on the
Increase Paid Up Capital on Stock Performance of
Insurance Companies in Malaysia. Journal of America
Academy of Business, 6 (1), 65-66.
Husein, U. (2000). Metedologi Penelitian. Aplikasi dalam
pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Husnan, S., Mamduh, M., & Wibowo, A. (1996).Dampak
Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Kegiatan
Perdagangan Saham dan Variabilitas Tingkat
Keuntungan. (Unpublished doctoral thesis) Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia.(2002). Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Koetin, E.A. (1992). Analisa Pasar Modal. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Koswanto, V.O. (2005, Juni).Kajian penggunaan metode
akuntansi pada perusahaan LQ45 tahun 2001-2002.
Retrieved from http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eakt
/2005/jiunkpe-ns-s1-2005-32400018-1731-
metode_akuntansi-chapter4.pdf
Manurung, H.A. (2006). Kemana Investasi. Jakarta: Kompas
Media Nusantara.
Mustakini, J.H. (2000). Teori Portfolio & Analisis Investasi.
Yogyakarta : BPFE.
Mustakini, J.H. (2005). Pasar Efisien secara keputusan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Setyawan, T.A. (2006, Juli). Analisa Reaksi Pasar Modal
Terhadap Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus Di Bursa
Efek Jakarta untuk Saham-Saham LQ45). Retrieved
from http://eprints.undip.ac.id/15917/1/Tri_Adi_
Setyawan.pdf
Undang-Undang Pasar Modal.Undang-Undang No. 8
Tahun 1995. LN No. 64 Tahun 1995, TLN no.3608.
Yuliati, A. (2002). Analisa Fundamental Terhadap Harga
Saham Perusahaan Rokok yang Go Publik di Bursa
Efek Surabaya. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi 1 (2),
20-31.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
We study the short-run wealth effect of a sample of 165 foreign divestitures by UK firms over the 1986-1995 period. These foreign asset sales by UK firms give rise to significantly positive shareholder wealth effects of about 0.82% around the announcement day and about 4.8% over the 10 days before and after the announcement day. Our findings are robust to factors such as size, market to book, and GARCH effects. Intriguingly, the wealth effects we establish for our sample are several times larger than the corresponding wealth effects reported for US firms. We conclude that an increase in geographical focus is associated with the wealth gains. The industrial focus explanation commonly associated with domestic divestitures is not the factor primarily associated with the wealth gains we find for our sample.
Article
This paper finds that trading volume is a significant determinant of the lead-lag patterns observed in stock returns. Daily and weekly returns on high volume portfolios lead returns on low volume portfolios, controlling for firm size. Nonsynchronous trading or low volume portfolio autocorrelations cannot explain these findings. These patterns arise because returns on low volume portfolios respond more slowly to information in market returns. The speed of adjustment of individual stocks confirms these findings. Overall, the results indicate that differential speed of adjustment to information is a significant source of the cross-autocorrelation patterns in short-horizon stock returns. Copyright The American Finance Association 2000.
Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994-1996
  • A Budiarto
  • Z Dan Baridwan
Budiarto, A. dan Baridwan, Z. (1999). Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994-1996. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2 (01), 91-116.
  • R Dornbusch
  • S Fischer
  • R Startz
Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2004). Macroeconomics (9 th ed.). New York: McGraw-Hills.
Teori Portfolio & Analisis Investasi
  • J H Mustakini
Mustakini, J.H. (2000). Teori Portfolio & Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE.