ArticlePDF Available

Abstract

p> This study aims to determine the impact of the COVID-19 pandemic on the Indonesian economy. Until this research was written, 93 countries were found infected with COVID-19. The spread of COVID-19 which had spread eventually brought very bad risks to the world economy, including Indonesia, especially in terms of tourism, trade and investment. The method used in this research is descriptive quantitative method that uses an approach called secondary data analysis, which is a research methodology that uses secondary data as the main data source. Based on the results of the study, Indonesia is currently still in a stable economic situation. Strategic steps related to fiscal and monetary are also estimated to still have room to provide economic stimulus if needed. However, as the COVID-19 pandemic case developed, the market did fluctuate more in the negative direction. Not only that, the slow pace of Indonesia's export activities to China will also have a significant impact on the economy in Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Hingga penelitian ini ditulis ditemukan 93 negara yang telah terjangkit COVID-19. Pandemi COVID-19 yang telah menyebar pada akhirnya membawa risiko yang sangat buruk bagi perekonomian dunia termasuk Indonesia khususnya dari sisi pariwisata, perdagangan serta investasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor terhadap pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif. Langkah-langkah strategis terkait fiskal dan moneter sangat dibutuhkan untuk memberikan rangsangan ekonomi. Seiring berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke arah yang negatif. Tidak hanya itu saja, lambatnya ekonomi global khususnya kegiatan ekspor Indonesia ke China juga berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut berdasarkan analisis sensitivitas yang menjelaskan bahwa lambatnya ekonomi global saat ini sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. </p
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 212
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN
INDONESIA
Dito Aditia Darma Nasution1), Erlina2) dan Iskandar Muda3)
1Fakultas Sosial Sains, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Indonesia
email: 1ditoaditia@dosen.pancabudi.ac.id
2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
email: 2erlinaroesli@yahoo.co.id
3iskandar1@usu.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine the impact of the COVID-19 pandemic on the Indonesian economy. Until
this research was written, 93 countries were found infected with COVID-19. The spread of the COVID-
19 pandemic eventually brought very bad risks to the world economy, including Indonesia, especially
in terms of tourism, trade, and investment. The method used in this research is a descriptive quantitative
method using a secondary data analysis approach. Based on the results of the study, the impact of the
COVID-19 pandemic caused low investor sentiment towards the market, which in turn led the market
to tend to be negative. Strategic steps related to fiscal and monetary are needed to provide economic
stimulation. As the COVID-19 pandemic case developed, the market fluctuated more in a negative
direction. Not only that, the slow pace of the global economy, especially Indonesian export activities to
China also has a significant impact on the Indonesian economy. This is based on a sensitivity analysis
that explains that the current slowdown in the global economy has greatly impacted Indonesia's
economic growth.
Keywords: commerce; COVID-19 pandemic; economy of Indonesia; investment; tourism
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian
Indonesia. Hingga penelitian ini ditulis ditemukan 93 negara yang telah terjangkit COVID-19. Pandemi
COVID-19 yang telah menyebar pada akhirnya membawa risiko yang sangat buruk bagi perekonomian
dunia termasuk Indonesia khususnya dari sisi pariwisata, perdagangan serta investasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan
analisis data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, dampak pandemi COVID-19 menyebabkan
rendahnya sentimen investor terhadap pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung
negatif. Langkah-langkah strategis terkait fiskal dan moneter sangat dibutuhkan untuk memberikan
rangsangan ekonomi. Seiring berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke
arah yang negatif. Tidak hanya itu saja, lambatnya ekonomi global khususnya kegiatan ekspor
Indonesia ke China juga berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut
berdasarkan analisis sensitivitas yang menjelaskan bahwa lambatnya ekonomi global saat ini sangat
berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Kata kunci: investasi; pandemi COVID-19; pariwisata; perdagangan; perekonomian indonesia
Detail Artikel :
Diterima : 15 Mei 2020
Disetujui : 4 Juli 2020
DOI : 10.22216/jbe.v5i2.5313
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 213
PENDAHULAN
Perkembangan perekonomian dewasa ini khususnya dalam memasuki akhir dari kuartal
I di tahun 2020 menjadi fenomena horor bagi seluruh umat manusia di dunia. Mengapa tidak,
organisasi berskala internasional bidang keuangan yaitu International Monetary Fund dan
World Bank memprediksi bahwa hingga di akhir kuartal I di tahun 2020 ekonomi global akan
memasuki resesi yang terkoreksi sangat tajam (Liu et al, 2020). Pertumbuhan ekonomi global
dapat merosot ke negatif 2,8% atau dengan kata lain terseret hingga 6% dari pertumbuhan
ekonomi global di periode sebelumnya. Padahal, kedua lembaga tersebut sebelumnya telah
memproyeksi ekonomi global di akhir kuartal I tahun 2020 akan tumbuh pada persentase
pertumbuhan sebesar 3% (Carrillo-Larco & Castillo-Cara, 2020). Fenomena horor tersebut
terjadi karena munculnya virus baru yang menjangkit dunia saat ini yaitu Coronaviruses (CoV).
Organisasi internasional bidang kesehatan yaitu World Health Organization menyatakan
bahwa Coronaviruses (Cov) dapat menjangkit saluran nafas pada manusia. Virus tersebut
memiliki nama ilmiah COVID-19. COVID-19 dapat memberikan efek mulai dari flu yang
ringan sampai kepada yang sangat serius setara atau bahkan lebih parah dari MERS-CoV dan
SARS-CoV (Kirigia & Muthuri, 2020). COVID-19 disebut juga sebagai zoonotic yaitu
penularannya ditularkan melalui manusia dan/atau hewan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia menyebutkan bahwa pandemi ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China yaitu pada
tanggal 30 Desember 2019 yang ketika itu memberikan informasi berupa “pemberitahuan
segera tentang pengobatan pneumonia dari penyebab yang tidak diketahui”. COVID-19
menyebar begitu cepat ke seluruh penjuru dunia dan berubah menjadi pandemi yang horor bagi
masyarakat dunia. Hingga penelitian ini ditulis ditemukan 93 negara yang telah terjangkit
COVID-19. Pandemi COVID-19 yang telah menyebar pada akhirnya membawa risiko yang
sangat buruk bagi perekonomian dunia termasuk Indonesia khususnya dari sisi pariwisata,
perdagangan serta investasi.
Kegiatan ekspor terbesar di dunia dipegang oleh China (Yang & Ren, 2020). Negara
yang sering melakukan impor dari kegiatan ekspor yang dilakukan oleh China salah satunya
adalah Indonesia. Selain itu, China juga adalah salah satu mitra dagang terbesar yang dimiliki
oleh Indonesia. Munculnya COVID-19 yang menjangkit China membawa kegiatan dagang
China ke arah yang negatif sehingga berdampak pada alur dan sistem perdagangan dunia
sehingga berdampak juga pada Indonesia. Menurunnya kelapa sawit dan batu bara serta impor
bahan mentah lainnya dari China akan menyerang kegiatan ekspor di Indonesia sehingga akan
menimbulkan turunnya harga barang tambang dan komoditas lain (Iswahyudi, 2018).
Dampak dari COVID-19 tidak hanya mengganggu sektor ekspor dan impor Indonesia,
tetapi juga menyerang sektor perdagangan yaitu dari penerimaan pajak yang juga mengalami
penurunan. Hal ini berdampak sangat serius karena dalam penerimaan pajak sektor
perdagangan sangat memiliki kontribusi besar dalam mendongkrak penerimaan negara
tepatnya yaitu berada pada urutan kedua terbesar (Sugarda & Rifky, 2017). Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis data terkait dengan ekspor migas dan non-migas yang menyebutkan
terjadinya penurunan ekspor migas dan non-migas yang dampaknya ditimbulkan oleh pandemi
ini, tidak heran karena memang China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. Tidak
hanya itu saja, pandemi COVID-19 juga menyebabkan turunnya produksi yang dihasilkan
China, padahal tumpuan barang dunia dan produksi sentral barang dunia terpusat di China.
Apabila terjadi koreksi negatif atas produksi di China maka dunia akan mengalami gangguan
supply chain yang pada akhirnya dapat menurunkan proses produksi dunia yang bahan bakunya
di impor dari China. Negara Indonesia sendiri sangat membutuhkan bahan baku dari China
untuk melakukan proses produksi khususnya bahan baku part elektronik, furnitur, plastik,
tekstil dan komputer.
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 214
Pandemi COVID-19 juga menimbulkan dampak yang mengerikan terhadap investasi
yang membuat masyarakat akan memilih untuk sangat hati-hati dalam membeli barang bahkan
untuk melakukan investasi. Pandemi ini juga sangat mempengaruhi proyeksi pasar. Investor
dapat cenderung untuk tidak berinvestasi dikarenakan berubahnya asumsi pasar dan tidak
jelasnya supply chain (Pepinsky & Wihardja, 2011). Pada sektor investasi, China adalah salah
satu negara yang memiliki dan menginvestasikan modalnya di Indonesia. Pada tahun 2019
silam, realisasi atas investasi langsung dari China menduduki peringkat dua terbesar setelah
Singapura (Akhmad et al, 2019). Contohnya saja investasi dari China untuk salah satu wilayah
di Indonesia yaitu Sulawesi senilai 5 milyar USD sedang dalam tahap pelaksanaan, namun
pekerja dari China masih terhambat untuk datang ke Indonesia sehingga investasi tersebut
masih ditunda.
Indonesia sendiri telah membuat aturan kebijakan pembatasan untuk bepergian ke dan
dari negara-negara yang masuk dalam zona merah penularan selama pandemi COVID-19
dengan tujuan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19, langkah ini mengikuti
kebijakan yang telah lebih dulu dilaksanakan oleh beberapa negara. Kebijakan pembatasan ini
memberikan dampak terhadap jadwal penerbangan, bagaimana tidak beberapa maskapai
melakukan pembatalan terbang dan sebagian maskapai lagi terpaksa tetap melaksanakan
penerbangan meskipun sebagian besar bangku pesawatnya tidak terisi demi pemenuhan hak
pelanggan. Para pelanggan sebagian besar juga melakukan cancel atas order tiket penerbangan
dikarenakan semakin mewabahnya sebaran COVID-19. Situasi tersebut memaksa pemerintah
untuk mengambil langkah dan kebijakan dengan memberi potongan harga untuk para
pelancong dengan tujuan Malang, Yogyakarta, Belitung, Manado, Batam, Labuan Bajo,
Bintan, Lombok, Denpasar dan Danau Toba. Sebagian besar negara Eropa juga membuat
kebijakan atau aturan yang mewajibkan seluruh maskapai penerbangan harus menggunakan
sekitar 80% kuota penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa sehingga tidak kehilangan
kuota dari maskapai pesaingnya. Kebijakan pembatasan untuk bepergian ke negara-negara
yang masuk dalam zona merah penularan COVID-19 tidak saja dilakukan oleh Indonesia saja,
melainkan juga telah dilakukan oleh Australia, China, Rusia, Italia, Singapura dan negara-
negara lain.
Dampak COVID-19 pada sektor pariwisata juga tidak luput dari ancaman. Data yang
dihimpun dari Badan Pusat Statistik menjelaskan pada tahun 2019 pelancong asing asal China
yang datang ke Indonesia menyentuh angka 2.07 juta pelancong atau sebesar 12.8% dari jumlah
keseluruhan wisatawan asing sepanjang 2019. Pandemi COVID-19 mengakibatkan wisatawan
yang datang ke Indonesia menjadi merosot. Sektor-sektor pendukung pariwisata yaitu restoran,
hotel hingga pengusaha retail juga terdampak akibat pandemi COVID-19. Keuntungan hotel
mengalami penurunan hingga 40% sehingga berdampak pada operasional hotel dan
mengancam kelangsungan bisnisnya. Turunnya pengunjung asing juga berpengaruh terhadap
pendapatan rumah makan atau restoran yang pelanggannya lebih dominan adalah para
pengunjung dari luar negeri (Block, 2017). Lemahnya pertumbuhan pariwisata juga berdampak
pada industri retail. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Jakarta,
Medan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Manado dan Bali. Pandemi COVID-19 juga
diperkirakan akan mempengaruhi sektor usaha mikro, kecil dan menengah, hal tersebut
dikarenakan para pengunjungan asing yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli
cinderamata untuk di bawa pulang (Iswahyudi, 2016). Jika pengunjung asing yang berkunjung
turun, dapat dipastikan pendapatan atas usaha mikro, kecil dan menengah juga akan turun
(Saidi et al, 2017). Bank Indonesia telah merilis data di tahun 2016 terkait sektor usaha mikro,
kecil dan menengah yang menyatakan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah sangat dominan
dalam unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Indonesia telah melakukan beberapa langkah dalam mengurangi efek dari pandemi
COVID-19 diantaranya adalah melakukan penurunan atas BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 215
25 bps menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku
bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%. Langkah ini diterapkan guna
menstimulus pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan
ekonomi global akibat pandemi COVID-19. Selain itu untuk menjaga agar inflasi dan stabilitas
eksternal tetap terkendali serta untuk memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Bank
Indonesia harus dapat mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik (Wibowo &
Handika, 2017).
Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan dampak yang horor, namun juga dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap perekonomian Indonesia. Diantaranya yaitu pasar
ekspor baru selain China dapat memiliki peluang yang besar untuk masuk ke Indonesia. Selain
itu, ekonomi dalam negeri juga akan lebih terdongkrak dikarenakan pemerintah akan lebih
memperkuat produksi dalam negeri daripada menarik keuntungan dari pihak asing. Pandemi
COVID-19 juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi dapat stabil walaupun
ekonomi global sedang terancam.
Negara terdampak pandemi COVID-19 bukan hanya Indonesia saja, akan tetapi hampir
seluruh belahan dunia juga terdampak dengan pandemi ini. Pertemuan G20 telah dilaksanakan
untuk membahas COVID-19 yaitu tepatnya pada tanggal 22-23 Februari 2020 di Arab Saudi.
Anggota G20 yang telah dilaksanakan tersebut terdiri dari beberapa negara yaitu Indonesia,
Argentina, Australia, Brasil, Amerika Serikat, China, Perancis, Jerman, India, Uni Eropa, Arab
Saudi, Inggris, Meksiko, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Italia, Turki, Jepang dan
Kanada. Pandemi COVID-19 telah menjadi fokus diskusi pada pertemuan G20, negara-negara
yang tergabung dalam organisasi tersebut menyampaikan empati kepada negara dan
penduduknya yang terdampak COVID-19 (Spagnuolo et al, 2020). Timbulnya tekanan dunia
terhadap Covid-19 memicu negara yang tergabung dalam G20 untuk memperkokoh kerja sama
luar negeri. Seluruh negara di dalam organisasi tersebut sepakat untuk meningkatkan
pengawasan terhadap akibat yang muncul terkait COVID-19. Selain itu, dunia juga harus mulai
mewaspadai berbagai potensi risiko serta memiliki misi yang sama yaitu menerapkan kebijakan
yang efektif berupa kebijakan struktural moneter, maupun fiskal (Hua & Shaw, 2020).
Pandemi COVID-19 juga direspons dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh G20
dengan tema Realizing The Opportunity of The 21st Century yang dilaksanakan di Arab Saudi.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat sehingga mengubah tatanan perekonomian global
menuju ekonomi dan keuangan digital adalah yang melatarbelakangi kegiatan ini (Kickbusch
et al., 2020). Akan tetapi, perekonomian belum didukung oleh partisipasi masyarakat
khususnya pada UMKM, perempuan, dan kelompok muda yang dipandang belum maksimal,
sehingga dibutuhkan kebijakan dalam stimulus perekonomian melalui pemanfaatan teknologi.
Selain itu, kegiatan tersebut juga membahas penguatan pengaturan dan pengawasan sektor
keuangan serta pengembangan pasar modal domestik. Penguatan sistem keuangan pada sektor
keuangan, dengan penerapan agenda reformasi sektor keuangan dan pemanfaatan teknologi
adalah tujuan utama para Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 dan Menteri Keuangan
(Rusydiana et al, 2019). Perencanaan Standard Setting Bodies, Committee on Payments and
Market Infrastructure, dan Financial Stability Board dalam menyusun langkah-langkah
penguatan sistem pembayaran lintas negara juga disambut dengan baik. Gubernur Bank
Indonesia menyatakan Indonesia sangat mendukung penuh agenda Presidensi G20 Arab Saudi
khususnya terkait transisi London Interbank Offered Rate dan cross borde payments. Hal
tersebut dilakukan karena perekonomian dunia khususnya Indonesia sedang memasuki fase
horor yang timbul dikarenakan pandemi COVID-19, sehingga peneliti tertarik untuk mencari
informasi lebih dalam terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia dan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi
kepada investor, perusahaan dan pemerintah sehingga dapat mengantisipasi dampak pandemi
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 216
COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia agar kedepannya dapat dilakukan kebijakan-
kebijakan yang dapat meminimalisir terjadinya resesi ekonomi lebih dalam akibat dampak
pandemi COVID-19.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu
menggunakan pendekatan yang disebut dengan analisis data sekunder (Sugiyono, 2016).
Analisis data sekunder atau yang sering disingkat dengan DAS adalah suatu metodologi
penelitian yang menggunakan data sekunder sebagai sumber data utama (Hinrichs et al, 2017).
Pemanfaatan data sekunder yang dimaksudkan adalah dengan memakai suatu teknik uji
statistik yang sesuai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dari data-data yang
dikeluarkan oleh suatu instansi atau lembaga tertentu yang berkompeten untuk kemudian
diolah secara sistematis dan objektif.
Metode kuantitatif menurut (Ghozali, 2011) dijelaskan sebagai metode penelitian yang
menganut paham positivism, metode pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan
perhitungan teknik sampel tertentu yang sesuai, teknik yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, proses mengumpulkan data dengan instrumen penelitian dan
analisis data bersifat statistik/kuantitatif guna menguji hipotesis yang telah ditetapkan
khususnya untuk hipotesis komparatif dan asosiatif (Ghozali, 2016).
Data hasil analisis dalam kuantitatif biasanya disajikan dengan pictogram dan piechart,
grafik batang atau garis dan tabel distribusi frekuensi (McNabb, 2017). Untuk pembahasannya
terhadap analisis penelitian akan dijelaskan secara mendalam dan interpretasi data yang
disajikan secara lugas dan detail guna menghasilkan kesimpulan yang berisikan jawaban
singkat terhadap rumusan masalah berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Sedangkan pada
penelitian ini deskriptif penelitian bertujuan untuk mencatat, mendeskripsikan, interpretasi dan
analisis dilakukan pada situasi yang saat ini terjadi. Atau dapat dikatakan penelitian ini
memiliki tujuan yaitu mendapatkan informasi-informasi tentang kondisi sekarang kemudian
menganalisis keterkaitan antara variabel yang ada (Moen & Middelthon, 2015). Penelitian ini
tidak memakai hipotesis, akan tetapi hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai
dengan variabel penelitian.
Data sekunder yang telah didapatkan dari lembaga atau instansi yang berkompeten
kemudian disajikan pada instrumen penelitian yang telah diuji, kemudian dilakukan
pengolahan dengan menggunakan teknik uji statistik tertentu. Data sekunder yang digunakan
adalah Data yang terkait dengan perekonomian global dan Indonesia yang telah diolah oleh
lembaga keuangan non bank yaitu PT. Syailendra Capital yang menjadi gateway dana
repatriasi. Selanjutnya data ini akan diidentifikasi dan dilakukan analisis lebih lanjut. Bogdan
menjelaskan bahwa data analisis adalah suatu langkah menyusun dan mencari secara sistematis
data yang diperoleh dari catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga akan mudah
dimengerti, dan hasil temuan yang di dapat bisa diinformasikan kepada masyarakat yang
membutuhkan (Minakshi, 2017).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor terhadap
pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif. Akan tetapi, pasca
tercapainya perjanjian fase 1 pada Januari 2020 perseteruan perang dagang antara Amerika
serikat dengan China mulai terlihat menurun. Monthly Bulletin edisi Februari 2020 yang
dipublikasi PT. Syailendra Capital melaporkan bahwa pada hari ini Indonesia masih dalam
situasi ekonomi yang stabil. Langkah-langkah strategis terkait fiskal dan moneter juga
diperkirakan masih memiliki ruang untuk memberikan rangsangan ekonomi jika dibutuhkan.
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 217
Namun seiring berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar memang lebih berfluktuasi
ke arah yang negatif.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 1
Corona Virus Infection Cases Grew Exponentially
Pandemi COVID-19 yang naik signifikan mulai akhir Januari 2020 telah menjangkit
28.000 ribu orang. terhitung 24 Februari 2020, dicatat bahwa 79.930 manusia telah terjangkit
COVID-19 serta sebanyak 2.469 manusia dicatat tewas dalam pandemi ini. Pandemi COVID-
19 juga berpengaruh signifikan terhadap obligasi dan juga pasar saham. Pengaruh pandemi
COVID-19 terhadap obligasi dan pasar saham dapat dilihat pada kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan dan obligasi pemerintah dalam 10 tahun terakhir.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 2
Outbreaks Affected Both Equity and Fixed Income Market
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 218
Pada gambar dapat dilihat bahwa pasar berfluktuasi ke arah yang negatif terhadap laju
dari penyebaran COVID-19. Pandemi COVID-19 juga berdampak sangat besar jika dibanding
kasus yang ditimbulkan oleh virus SARS.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 3
Corona Virus Impact Scope is Wider Compared to SARS
Negara China memiliki cakupan penyebaran pandemi yang lebih luas jika
diperbandingkan dengan kasus sebaran virus SARS, daya hubung dalam negeri di China pada
saat ini sangat tinggi jika dibanding tahun 2003 yang lalu. Banyaknya daerah di China yang
terpapar COVID-19 lebih besar 3 sampai dengan 4 kali lipat jika dibanding virus SARS.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 4
Outbreak Affected Movement in China Significantly
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 219
Pandemi COVID-19 juga berdampak pada turunnya jumlah pelanggan transportasi di
tahun sekarang jika dibandingkan dengan tahun lalu, perhitungan dilakukan pada jangka waktu
10 hari setelah Hari Raya Imlek. Turunnya jumlah pelanggan transportasi terjadi di hampir
setiap mode transportasi, mulai dari transportasi udara, darat, air dan kereta api. Turunnya
pelanggan transportasi tersebut sangat terlihat jelas apabila dibandingkan dengan waktu
normal di tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, di awal Februari sebaran kasus baru terkait
COVID-19 terlihat mulai menurun. Penurunan tersebut terjadi pada kasus infeksi sampai pada
jumlah korban yang tewas.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 5
Spread of Virus is Showing Sign of Slowing Down
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 6
China GDP is Expected to Recover in Following Quarters
Penurunan pertumbuhan penjualan ritel telah diprediksi sebelumnya oleh Syailendra
Capital yang menyatakan bahwa pandemi COVID-19 ini akan memiliki dampak yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi China mulai dari 0,5 sampai dengan 1 persen di
periode kuartal I 2020. Tidak hanya itu saja, lambatnya kegiatan ekspor Indonesia ke China
juga akan memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi nasional. Lambatnya ekonomi
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 220
global ini sangat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dapat
dilihat pada analisis sensitivitas terhadap ekonomi Indonesia. Berdasarkan analisis sensitivitas
ditemukan bahwa ketika terjadi pelambatan 1 % pada ekonomi China, maka akan
mempengaruhi dan memiliki dampak pada laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu
sebesar -0,09 %. Sejalan juga dengan analisis sensitivitas lanjutan dimana, setiap 1 %
perlambatan ekonomi Uni Eropa akan memiliki dampak pada laju pertumbuhan ekonomi di
Indonesia sebesar -0,07 %, India (-0,02 %), Jepang (-0,05 %) dan Amerika Serikat (-0,06 %).
gambaran yang sama juga terjadi pada sebagian besar komoditas, yaitu setiap terjadi penurunan
10 % harga minyak sawit mentah (CPO) akan memiliki dampak terhadap ekonomi Indonesia
sebesar 0,08 %, minyak positif 0,02 %, dan batu bara sebesar -0,07 %.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 7
Slowdown in Global Growth Impact ID’s GDP Growth
Melambatnya stimulus dalam perekonomian China juga akan memiliki dampak yang
sangat besar terhadap lambatnya perekonomian dunia dan juga dari beberapa komoditas harga
yang juga sangat mempengaruhi laju perekonomian di Indonesia.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 8
In Yield % Medium-Term Lending Facility
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 221
Melihat kondisi tersebut pemerintah China melakukan pertimbangan atas kondisi itu
dengan bekerja sama dengan Bank Sentral China untuk melaksanakan segala cara untuk
mendongkrak ekonomi global. Syailendra Capital menganalisis bahwa Bank Sentral China
akan segera melaksanakan kebijakan pemotongan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin.
Pemotongan dimungkinkan untuk dilaksanakan pada bulan Februari ini hingga sampai pada
kuartal II di tahun 2020. Syailendra Capital juga menganalisis bahwa Bank Sentral China juga
segera akan melakukan penurunan medium-term lending facility rates sebesar 10 sampai
dengan hingga 15 basis poin dan loan prime rate (LPR) juga diperkirakan akan segera
diturunkan kembali yaitu dimungkinkan sebesar 30 basis poin bahkan bisa lebih.
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 9
Provincial Public Budget Revenue to Expenditure
Kebijakan dari seluruh otoritas dan pemerintah China dilaksanakan untuk mendukung
perang pada dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi riil, dinilai justru dilaksanakan
dengan aktif oleh pemerintah daerah China. Peneliti menilai seharusnya ada upaya untuk
memberikan stimulus fiskal dengan persentase yang lebih besar lagi guna menstimulus
ekonomi global akibat ditekan oleh pandemi COVID-19, akan tetapi, pada saat ini hanya
diberikan untuk tingkat pemerintah daerah padahal sesungguhnya situasi fiskal negara mereka
juga sudah ketat. Pada sektor pariwisata dampak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dinilai
terbatas. Apalagi ketika besaran turis asal China yang datang ke Indonesia tidak sebesar turis
dari negara asing yang lainnya.
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 222
Sumber: data yang diolah, 2020
Gambar 10
Tourism Comprised Small Portion of ID GDP
Berdasarkan analisis dicatat bahwa untuk sektor pariwisata tercatat hanya
menyumbang 1 % dari pendapatan domestik bruto negara Indonesia. Situasi tersebut sangat
berbanding terbalik dengan negara lain seperti Filipina memiliki sumbangsih sebesar 2 %,
Malaysia 5 %, Thailand 12 %, Singapura 6 %, dan Australia 3 %.
SIMPULAN
Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor terhadap
pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif. Langkah-langkah
strategis terkait fiskal dan moneter sangat dibutuhkan untuk memberikan rangsangan ekonomi.
Seiring berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke arah yang
negatif. Tidak hanya itu saja, lambatnya kegiatan ekspor Indonesia ke China juga memiliki
dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Lambatnya ekonomi global saat ini sangat berdampak terhadap pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada analisis sensitivitas terhadap
perekonomian Indonesia. Berdasarkan analisis sensitivitas ditemukan bahwa ketika terjadi
pelambatan 1 % pada ekonomi China, maka akan mempengaruhi dan memiliki dampak pada
laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu sebesar -0,09 %. Sejalan juga dengan analisis
sensitivitas lanjutan dimana, setiap 1 % perlambatan ekonomi Uni Eropa akan memiliki
dampak pada laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu sebesar -0,07 %, India (-0,02 %),
Jepang (-0,05 %) dan Amerika Serikat (-0,06 %). Gambaran yang sama juga terjadi pada
sebagian besar komoditas, yaitu setiap terjadi penurunan 10 % harga minyak sawit mentah
(CPO) akan memiliki dampak terhadap ekonomi Indonesia sebesar 0,08 %, minyak positif
yaitu 0,02 %, dan batu bara adalah sebesar -0,07 %.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada institusi, rekan-rekan dosen dan
mahasiswa di Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) maupun Universitas Sumatera
Utara (USU) yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 223
diselesaikan dan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang ilmu akuntansi sektor publik dan ekonomi pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Romadhoni, B., Karim, K., Tajibu, M. J., & Syukur, M. (2019). The Impact of Fuel
Oil Price Fluctuations on Indonesia’s Macro Economic Condition. International
Journal of Energy Economics and Policy, 9(2), 277282.
https://doi.org/10.32479/ijeep.7470
Block, D. (2017). Political Economy in Applied Linguistics Research. In Language Teaching
(Vol. 50). https://doi.org/10.1017/S0261444816000288
Carrillo-Larco, R. M., & Castillo-Cara, M. (2020). Using Country-Level Variables to Classify
Countries According to The Number of Confirmed COVID-19 Cases: An Unsupervised
Machine Learning Approach. Wellcome Open Research, Maret(31), 18.
https://doi.org/10.12688/wellcomeopenres.15819.1
Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. In Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, I. (2016). Statistik Non-Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS. In
Universitas Diponegoro. https://doi.org/10.1002/14651858.CD002812
Hinrichs, U., Carpendale, S., Knudsen, S., & Thudt, A. (2017). Analyzing qualitative data.
Proceedings of the 2017 ACM International Conference on Interactive Surfaces and
Spaces, ISS 2017. https://doi.org/10.1145/3132272.3135087
Hua, J., & Shaw, R. (2020). Corona Virus (COVID-19) “Infodemic” and Emerging Issues
through a Data Lens: The Case of China. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 17(7), 2309. https://doi.org/10.3390/ijerph17072309
Iswahyudi, H. (2016). Back to Oil: Indonesia Economic Growth After Asian Financial Crisis.
Economic Journal of Emerging Markets, 8(1), 2544.
https://doi.org/10.20885/ejem.vol8.iss1.art3
Iswahyudi, H. (2018). Do Tax Structures Affect Indonesia’s Economic Growth? Journal of
Indonesian Economy and Business, 33(3), 216242.
Kickbusch, I., Leung, G. M., Bhutta, Z. A., Matsoso, M. P., Ihekweazu, C., & Abbasi, K.
(2020). Covid-19: How a Virus is Turning The World Upside Down. Bmj, 1336(April),
m1336. https://doi.org/10.1136/bmj.m1336
Kirigia, J. M., & Muthuri, R. N. D. K. (2020). The Fiscal Value of Human Lives Lost From
Coronavirus Disease (COVID-19) in China. BMC Research Notes, 13(1), 15.
https://doi.org/10.1186/s13104-020-05044-y
Liu, W., Yue, X.-G., & Tchounwou, P. B. (2020). Response to the COVID-19 Epidemic: The
Chinese Experience and Implications for Other Countries. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(7), 2304.
https://doi.org/10.3390/ijerph17072304
McNabb, D. E. (2017). Fundamentals of Quantitative Research. In Research Methods for
Public Administration and Nonprofit Management (Fourth edi, pp. 111121).
https://doi.org/10.4324/9781315181158-9
Minakshi. (2017). Applications of Mathematics in Various Economic Fields. Research Journal
of Science and Technology, 9(1), 175. https://doi.org/10.5958/2349-2988.2017.00029.8
Moen, K., & Middelthon, A. L. (2015). Qualitative Research Methods. In Research in Medical
and Biological Sciences: From Planning and Preparation to Grant Application and
Publication. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-799943-2.00010-
Pepinsky, T. B., & Wihardja, M. M. (2011). Decentralization and Economic Performance in
Indonesia. Journal of East Asian Studies, 11(3), 337371.
https://doi.org/10.1017/S1598240800007372
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
LLDIKTI Wilayah X 224
Rusydiana, A. S., Laila, N., & Sudana. (2019). Efisiensi dan Produktivitas Industri Perbankan
pada Sistem Moneter Ganda di Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 23(1), 5066.
https://doi.org/10.20885/jsb.vol23.iss1.art5
Saidi, L., Adam, P., Saenong, Z., & Balaka, M. Y. (2017). The Effect of Stock Prices and
Exchange Rates on Economic Growth in Indonesia. International Journal of Economics
and Financial Issues, 7(3), 527533.
Spagnuolo, G., De Vito, D., Rengo, S., & Tatullo, M. (2020). COVID-19 Outbreak: An
Overview on Dentistry. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(6), 36. https://doi.org/10.3390/ijerph17062094
Sugarda, P. P., & Rifky, W. M. (2017). Strengthening Indonesia’s Economic Resilience
through Regulatory Reforms in Banking, Investment and Competition Law. Journal of
Economic & Management Perspectives, 11(3), 10931103.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In cv Alfabeta.
Wibowo, A., & Handika, R. F. (2017). The Strategy of The Banking Industry in Indonesia:
Following Institutional Theory or Resource-Based View? Jurnal Siasat Bisnis, 21(2),
131141. https://doi.org/10.20885/jsb.vol21.iss2.art3
Yang, L., & Ren, Y. (2020). Moral Obligation, Public Leadership, and Collective Action for
Epidemic Prevention and Control: Evidence from the Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) Emergency. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(8), 116. https://doi.org/10.3390/ijerph17082731
... Sementara itu, di sektor Sementara itu, di sektor pariwisata, semakin sedikit turis asing yang datang ke Indonesia dan masyarakat di Indonesia juga menunda pemesanan tiket liburan sehingga beberapa beberapa maskapai penerbangan juga terpaksa membatalkan penerbangannya (Nasution et al., 2020). Di bidang pendidikan Dalam bidang pendidikan, siswa dilarang untuk belajar secara langsung yaitu tatap muka, untuk menghindari kontak langsung yang dapat memudahkan penyebaran Covid-19 (Syah, 2020). ...
Article
Full-text available
Covid-19 memberikan berbagai dampak terutama yang terjadi di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah di bidang pendidikan, mahasiswa diharuskan melakukan pembelajaran secara daring untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dengan menggunakan berbagai aplikasi seperti zoom, google meet, google classroom, whatsapp group, dan berbagai aplikasi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap stres akademik pada mahasiswa pendidikan jasmani di masa Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa aktif jurusan Pendidikan Jasmani Universitas PGRI Jombang yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu subjek tryout dengan jumlah 30 mahasiswa dan subjek penelitian yang berjumlah 231 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala persepsi dukungan sosial dan skala stres akademik. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi dengan menggunakan pearson product moment. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,842 dan signifikan pada 0,000 (p0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres akademik, yang berarti jika dukungan sosial yang dirasakan mahasiswa tinggi, maka stres akademik yang dirasakan mahasiswa tersebut rendah. Sebaliknya, jika dukungan sosial yang dirasakan mahasiswa rendah, maka stres akademik yang dirasakan mahasiswa tersebut tinggi.
... COVID -19 can be a good influence on the Indonesian economy. The COVID-19 pandemic can also be an opportunity so that investment can be stable even though the economy is under pressure (Nasution et al., 2020). Nuari, (2017) stated that during the 1998 economic crisis, SMEs were one of the sectors that were able to survive and develop, while the larger sector was actually uprooted by the crisis. ...
Conference Paper
Full-text available
The objective of research is to broaden insight on how the effect of employee motivation and work environment to employee productivity after the pandemic of COVID-19. During Covid-19 outbreak since 2020 has changed work and business behavior as past studies found that Covid-19 has an dramatically effect on workers and workplaces. The greatest effect has caused a crisis on micro and small enterprises (MaSES). Changes in work regimes and rhythms in the post-pandemic will make changes in the organizational environment and employee motivation. The effect of coronavirus on human body is reputable and more research is ongoing but the human motivation and the workforce studies are yet to be unraveled. In this study, 80 MaSES employee in Garut regency were surveyed through questionnaire and the analysis was carried out using the structured Equation Model (SEM). Frequency Distribution was used for descriptive analysis while chi-square (X2) was used as the inferential statistical tool. The results revealed that work motivation, work environment and work productivity were not quite good, meaning that they were not maximized. But, there are strong connection between motivation, work environment and productivity. The findings of the study are valuable and have urgent policy implications for MaSES owner to emerging a special strategy for crisis after COVID-19 pandemic and any other case in the future. Although the calamity would be gradually lessened, organizations need to rebuild different alternatives approaches. The urgent need today is to enhance employee responsible and sense of belonging to organization to foster optimum productivity
... The Covid-19 pandemic has mostly impacted the purchasing power of consumers [2], including in purchasing property and real estate products. Another effect is that the rapid spread of Covid-19 instances causes people to be extremely cautious when purchasing things and even making investments [3]. This happened because investors faced a high level of uncertainty regarding the impact caused by Covid-19 [4]. ...
Article
Houses, land, and property are vital human requirements, with increasing demands year after year. This is mostly due to Indonesia’s favorable population growth and economic development, which leads the demand for land and property to be even higher. However, this industry also experienced difficulties during the COVID-19 pandemic, which affected macroeconomic conditions. Therefore, this study aims to reinvestigate the role of internal and external factors on the capital structure and firm value of property and real estate firms listed on the IDX for the 2017-2021 period. In this study, the partial least squares structural equation modeling was used for the data analysis, whereas purposive sampling was used for company selection. The results showed that internal factors had a significant effect on capital structure and firm value, whereas external factors did not significantly impact capital structure and firm value. Lastly, capital structure is also proven to have no significant effect on firm value. These findings validate the signaling theory, where internal factors managed by the firm might produce a positive signal in the form of the firm’s future prospects so that it can become essential information for stakeholders. This study contributes to helping policymakers with various considerations and sets realistic expectations about the role of internal and external factors on the capital structure and firm values. Keywords: financial performance, macroeconomic, capital structure, firm value, signaling theory
... Sektor yang mendukung pariwisata, seperti rumah makan, penginapan, sampai dengan pengusaha retail ikut terkena dampaknya. Selain itu, sektor usaha mikro, kecil, sampai menengah juga ikut terpengaruh, hal tersebut disebabkan karena sepinya wisatawan/ pengunjung [12]. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pendapatan orang tua dengan status gizi balita selama masa pandemi COVID- 19 ...
Article
Full-text available
The nutritional status of a toddler can be influenced by a parent's income because meeting the nutritional needs of a toddler, is very dependent on parent's income. This study aims to analyze the Relationship between Parent's Income and Nutritional Status of Toddlers During the Covid-19 Pandemic at the Integrated Health Post in Alassumur Kulon Village, Kraksaan District, Probolinggo Regency District, Probolinggo Regency. The research design used was an analytic observational design, with a cross-sectional research design. The number of samples was 80 respondents with the purposive sampling method. This study uses univariate analysis to determine the frequency distribution and bivariate analysis using Spearman's Rho test. The results show that most of the parents' income is in the medium category, with as many as 31 respondents (38.8%). Most of the nutritional status of toddlers is in the good nutrition category, with as many as 46 respondents (57.5%). The results showed that there was a Relationship between Parent's Income and the Nutritional Status of Toddlers During the Covid-19 Pandemic at the Integrated Health Post in Alassumur Kulon Village, Kraksaan District, Probolinggo Regency with a p-value of 0.000 (<0.05), so Ha was accepted. The conclusion is that the income of parents affects the availability of food and the fulfillment of nutritional intake which has an impact on the nutritional status of toddlers. The role of parents in efforts to fulfil children's nutritional intake is very important, managing their finances while still paying attention to the nutritional needs of children is the key to success in maintaining the good nutritional status of toddlers.
... Many companies, both state and private, in Indonesia have adopted the Work From Home (WFH) concept to enable employees to continue working efficiently by utilizing technology [1]. Utilizing technology such as Zoom, Google Meet, WhatsApp, and other applications allows employees to connect online without needing physical contact [2]. The WFH work system is a form of flexible working which helps employees balance work obligations with non-work demands [3]. ...
Article
Full-text available
Many companies have begun to adopt both ways of working simultaneously or commonly referred to as Work From Anywhere (WFA); it is necessary to model business processes used to evaluate and improve the WFA work system in the future. In modelling business processes, it is necessary to carry out a needs analysis, one of which is to find out what factors affect employee productivity when doing their work. Several research journals related to WFA work productivity factors are still scattered in various journal databases, so it is necessary to unify them from various journals. Therefore, it is necessary to research the grouping of factors and theories that affect the productivity of WFA employees in the Systematic Literature Review (SLR) method. Before grouping, the search criteria and journal search process are determined first. The first search is to identify based on keywords, year of publication, and journal quality. Then continued, the use of Cohen's Kappa method for selection based on the field of discussion and language, abstracts, and contents. In improving the reliability of the library screening results, each selection is made twice (or more) and calculates the value of Cohen's Kappa. The SLR method makes the usually subjective literature study more objective to reduce the researcher's bias. The results obtained were a total of 17 screening journals with a total of 11 factors, namely environment, time efficiency, psychology, health, cost efficiency, employee personality, adequate technology, gender, geographical flexibility, salary, and communication.
Article
The use of technology is currently growing rapidly. A new invention known as fixed broadband was introduced along with the increasing telecommunication and information technology consumers by PT. Eka Mas Republik through the launch of a new product called MyRepublic. The purpose of this study was to examine the influence of product innovation and market-focused promotional tactics on the effectiveness of MyRepublic product promotions in Jakarta. Survey studies using a quantitative methodology is the method used. MyRepublic users and members, especially families who live in the Jakarta area, are the population of this study. A sample of 68 respondents was collected and evaluated for the effectiveness of this study. Multiple linear regression analysis is the technique used in this study for data analysis. The study findings show that the marketing plan significantly influences the success of the promotion. This implies that the success of the company's promotion will be better if the promotion plan of the staff is getting better. The effectiveness of promotion is greatly influenced by the progress of the product. This implies that marketing success will be better if product discovery is done better. Because today's information technology is developing so quickly, businesses must continuously incorporate innovation into their products. Keywords: Promotion strategy, product innovation, promotional performance.
Article
Full-text available
Pandemi Covid-19 yang menggemparkan dunia di penghujung tahun 2019 sudah mewujudkan banyak perubahan yang cukup besar, tidak sekadar berdampak pada kesehatan namun juga pertumbuhan ekonomi tiap negara. Hal ini di alami pula oleh negara Indonesia. Studi ini berintensi guna menganalisis pengaruh dari pandemi Covid-19 pada perekonomian di Indonesia, Mengetahui tingkat penggunaan transaksi digital yang terjadi di masyarakat, dan membuktikan bahwa perilaku ekonomi digital dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Metode penelitian yang dipergunakan ialah penelitian deskriptif kualitatif, yakni metode yang dipergunakan peneliti melalui pendekatan studi pustaka serta menganalisis seluruh informasi perihal topik penelitian. Peneliti akan mengambil dan mengolah data degan tahun terbit sekitar 2017 hingga 2023 (data 5 tahun terakhir). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwasanya pandemi Covid-19 memberikan perubahan besar bagi gaya hidup baru terhadap sektor perekonomian di Indonesia serta perilaku ekonomi digital dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Article
Pandemi Covid-19 sebagai sebuah peristiwa yang memberikan dampak besar dalam banyak aspek kehidupan. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah meliputi kebijakan untuk menjaga jarak minimal dua meter, bekerja dari rumah, dan membatasi aktivitas masyarakat. Kebijakan yang diberlakukannya Hal tersebut mengakibatkan operasionalisasi dari kantor dan beberapa industri tidak aktif dalam waktu relatif lama. Adanya kebijakan untuk menjangkau mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 akan menimbulkan kerugian ekonomi dan juga mempengaruhi rantai pasok, termasuk terganggunya produksi barang dan jasa. Perusahaan makanan dan minuman juga ikut merasakan pemandangan.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bahwa apakah ada perbedaan kinerja keuangan serta harga saham sebelum dan saat pandemi Covid-19 di perusahaan dan minuman yang terindeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa pendekatan kuantitatif dengan bentuk deskriptif komparatif. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terindeks di Bursa Efek Indonesia periode 2019-2020. Teknik purposive sampling digunakan dalam pengambilan sampel dengan kriteria yang ditentukan sehingga diperoleh sampel sebanyak 21 perusahaan. Variabel yang digunakan CR, DER, ROE dan Harga Saham. Data terkait rasio keuangan dan harga saham pada penelitian ini dianalisis melalui pengujian statistik deskriptif, uji normalitas, dan juga pengujian hipotesis dengan SPSS 21 sebagai alat bantu. Hasil penelitian menunjukkan CR, DER, ROE dan Harga Saham tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum serta saat pandemi Covid-19.
Article
Full-text available
The Covid-19 pandemic has become one of the toughest phases for all countries whose citizens have been confirmed positive, including Indonesia. Profit management in the period before and during the Covid-19 pandemic is interesting to research because almost all industrial sectors were affected by this pandemic, including the banking industry. The aim of the research is to analyze the profit management of the banking industry listed on the Indonesia Stock Exchange and the significance of the differences before and during the Covid-19 pandemic. This research uses secondary data in the form of banking financial reports listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The research years were taken from 2017-2019 for the year before the Covid-19 pandemic and 2020-2022 for the year during the Covid-19 pandemic. Financial reports are downloaded from each banking industry website. The total population in this study was 46 companies, after being eliminated using the purposive sampling method it became 43 companies. The earnings management variable is proxied by discretionary accruals (DA) which are measured using the Modified Jones Model. Hypothesis testing uses the Wilcoxon Signed Rank Test via SPSS 26 software. The research results show that there are significant differences in banking industry earnings management before and during the Covid-19 pandemic. Before the Covid-19 pandemic, banks tended to carry out earnings management by increasing the value of their reported profits, whereas during the Covid-19 pandemic, banks tended to carry out earnings management by reducing the value of their reported profits.
Article
Full-text available
This research aims to investigate the effect of stock prices and exchange rates on Indonesia economic growth. The data were used the quarterly time series spanning in the period, 2004Q1-2015Q3. Econometric model were used to analyze these data is the autoregressive distributed lag model. The result of stationary test showed that all of the time series of share prices, exchange rates, and economic growth are stationary at the first difference, or integrated of order one, I(1). The results of cointegration test showed that the third time series of stock prices, exchange rates, and economic growth are not cointegrated. The results of effect test showed that there is an effect of the stock prices and exchange rates on Indonesia's economic growth. Furthermore, the amount of influence stock prices on economic growth is greater than the effect of exchange rates on economic growth.
Article
Full-text available
To investigate the effect of villagers’ moral obligation and village cadres’ public leadership on villagers’ collective action for epidemic prevention and control, against the background of the corona virus disease 2019 (COVID-19) emergency in China, we constructed models based on the institutional analysis and development (IAD) framework and employed principal component analysis (PCA) and ordered probit regression, drawing on survey data from 533 villagers in Henan province adjacent to the COVID-19 origin province, Hubei, China. The results indicate that: (1) generally, both moral obligation and public leadership as well as their constituent indicators contributed positively to collective action for COVID-19 prevention and control; (2) moreover, moral obligation and public leadership can strengthen each other’s positive role in collective action for COVID-19 prevention and control. Based on the above findings, this paper suggests that villagers’ moral obligation can be perfected through internalizing epidemic prevention and control norms into the villagers’ moral norms by the way of villagers mastering the rural public health governance scheme. In addition, public leadership can be improved through professional training of village cadres and by motivating village elites to run for village cadres. With improved villagers’ moral obligation and village cadres’ public leadership, collective action for epidemic prevention and control could be more likely to be realized.
Article
Full-text available
Coronavirus disease 2019, also called COVID-19, is the latest infectious disease to rapidly develop worldwide [...]
Article
Full-text available
This study aims to examine the level of efficiency of 115 commercial banks in Indonesia for the period between 2010 and 2016. We use basic models of Data Envelopment Analysis (DEA) consisting of CCR (Charnes Cooper Rhodes) and BCC (Banker Charnes Cooper) models. This study also investigate the value of productivity of each bank which is then compared. The study finds that commercial banks in Indonesia exhibit an increase in productivity although it is relatively small. The stagnation of the level of productivity is due to the low level of technological change (technological change) rather than a decrease in efficiency (Efficiency change). Another interesting finding is that around 70 percent of the hypothetically relative credit market share in Indonesia is controlled by only 29.56 percent of commercial banks. This also means that around 30 percent of the remaining credit market share is contested by the rest of other banks.
Article
This study examines the impact of recent regulatory reforms in banking, investment and competition law to discover the extent to strengthen Indonesia’s economic resilience. This legal research employs a qualitative-doctrinal approach to analyze the relevant regulations and literature on economic resilience. The results demonstrate that the establishment of the Financial System Stability in the banking sector strengthens the economy’s resilience to counteract and avoid financial crises. Meanwhile, the investment regulatory reforms, through the 2016 Negative Investment List, promotes greater liberalization and investor access. This stimulates greater capital inflow to the economy, which in turn also strengthens macroeconomic stability. Finally, coupled with reforms in competition law, Indonesia’s economic resilience will be strengthened through the improvement of microeconomic market efficiency. This study makes a significant contribution to the literature on economic resilience, as it is among the few studies which approach this issue from a legal perspective.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
  • Sugiyono
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In cv Alfabeta.