Table 1 - uploaded by Kanehisa Morimoto
Content may be subject to copyright.
Major Steroids for Topical Use Ranked According to Clinical Efficacy (Extension of citation from Shimao 2,5) and Aso 4) )

Major Steroids for Topical Use Ranked According to Clinical Efficacy (Extension of citation from Shimao 2,5) and Aso 4) )

Citations

... Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak. (23) Mengonsumsi makanan berlemak dengan jumlah besar, memiliki kecenderungan pola makan yang kurang sehat dan asupan energi total yang berlenbih. Proses penggorengan dapat menyebabkan perubahan kandungan gizi dalam makanan, seperti protein, vitamin dan antioksidan. ...
Article
Full-text available
Latar belakang: Transisi gizi merupakan pergeseran pola konsumsi makanan dan pengeluaran kalori yang seiring dengan perubahan demografi, ekonomi dan epidemiologi. Transisi di Indonesia gizi digambarkan dengan peningkatan konsumsi lemak dan gula serta penurunan konsumsi serat serta diikuti dengan rendahnya aktivitas fisik. Tingkat permasalahan obesitas penduduk dewasa di Indonesia pada tahun 2018 merupakan masalah kesehatan masyarakat kategori sedang dengan persentase 20,53% (≥20%). Belum diketahui hubungan antara komponen transisi gizi yang mencakup asupan energi penduduk, asupan protein penduduk, inaktivitas fisik penduduk dan konsumsi makanan berisiko penduduk dengan tingkat permasalahan obesitas wilayah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat permasalahan obesitas di seluruh wilayah kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2018. Selain itu, untuk mengetahui hubungan komponen transisi gizi yang mencakup asupan energi penduduk, asupan protein penduduk, inaktivitas fisik penduduk dan konsumsi makanan berisiko penduduk dengan tingkat permasalahan obesitas wilayah kabupaten/kota. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan jumlah sampel 514 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2018. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan Riskesdas tahun 2018 dan olahan data Badan Pusat Statistik tahun 2018. Data dianalisis secara deskriptif dan uji bivariat menggunakan uji kai kuadrat. Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan tingkat permasalahan obesitas penduduk dewasa di wilayah kabupaten/kota adalah asupan protein penduduk (OR=2,397; 95%CI 1,604-3,580), tingkat inaktivitas fisik penduduk (OR=2,027; 95% 1,281-3,207), konsumsi makanan manis harian penduduk (OR=2,237; 95% 1,118-4,478), dan konsumsi makanan berlemak harian penduduk (OR=1,634; 95% 1,106-2,415). Sementara nilai p >0,05 menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kejadian obesitas pada tingkat kabupaten/kota. Hal ini terlihat pada asupan energi penduduk memiliki p= 0,631, proporsi penduduk dengan konsumsi minuman manis p sebesar 0,523, dan proporsi penduduk dengan konsumsi makanan berpenyedap memiliki nilai p sebesar 0,598. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein, proporsi penduduk inaktivitas fisik, proporsi penduduk dengan konsumsi makanan manis harian, dan proporsi penduduk dengan konsumsi makanan berlemak terhadap kejadian obesitas pada tingkat kabupaten/kota. Perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan terkait dengan pentingnya aktivitas fisik, gizi seimbang, konsumsi makanan berisiko dalam jangka panjang untuk mencegah kejadian obesitas pada setiap tingkat kabupaten/kota.
Article
Full-text available
BACKGROUND: A report from the West Sumatra Provincial Health Office in December 2017 showed increase in the percentage of overweight and obese children in the city of Padang. In 2014, overweight children amounted to 4.86% and an increase in 2016 to 6.44%. AIM: This study aimed to determine the most dominant risk factors affecting the incidence of obesity in adolescents in Padang City. MATERIALS AND METHODS: This study was conducted on 484 respondents from 4 (four) schools, namely SMPN 26, SMPIT Adzkia, SMAN 3, and SMA Adabiah Padang in December 2019-February 2020. Data analysis used the Chi-square test and multiple logistic regression tests. RESULTS: The multivariate analysis results showed that adolescents’ eating behavior variable was the most dominant factor affecting adolescents’ incidence of obesity with a significance value of p < 0.05 and Exp (B) 14.11. These results showed that adolescents who behave eat poorly at 14.11 times, have the risk of obesity more than adolescents who eat well. CONCLUSIONS: Adolescent eating behavior variables can predict the incidence of obesity in adolescents together with adolescent physical activity variables, adolescent attitudes, and adolescent knowledge.
Article
Full-text available
Background: Recently, obesity has become health problem which was frequently associated with an increased occurrence of non-communicable diseases. The prevalence of obesity has been increasing in both developed and developing countries. The increasing prevalence of obesity was marked by a shift in eating pattern composition containing high fat, cholesterol, but low in fiber such as consumption of fast food and soft drinks. The imbalance of nutrient intake was one of the risk factors for the emergence of obesity in adolescents. Obesity in adolescents at risk of becoming obese in adulthood and potentially can lead to cardiovascular and metabolic diseases Objective: This study aimed to find out the prevalence of obesity and to investigate risk factors for energy intake and frequency of consumption of fast food and soft drinks on the incidence of obesity in high school students in Pontianak. Method: This research was an observational study which involves case-control design. The samples in this study are 160 students consisting of 80 obese high school teenagers and 80 non-obese high school teenagers. The choice for a subject of research used proportional stratified random sampling. Measurement of obesity status subject was taken by the measurement of weight and height based on the reference standard WHO / NCHS. It also involves data intake of fast food and soft drinks based on interviews with SQFFQ. Data were analyzed by chi-square test, t-test, and logistic regression. Results: The prevalence of obesity in high school teenagers in Pontianak was 9.29%. The bivariate test result showed no association between total energy intake of fast food and obesity (p0.05). There was a relationship between the frequency of total fast food and of the local fast food consumption with obesity (p
Article
Full-text available
Overweight dan obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang kompleks disebabkan multifaktor, yaitu interaksi genetik dan lingkungan. Gaya hidup perkotaan dipicu oleh asupan makanan yang berlebih pada anak overweight dan obesitas. Strategi untuk menurunkan asupan makan berlebih pada anak adalah dengan pendekatan child healthcare model dan transtheoretical model sehingga dapat mengendalikan gaya hidup anak. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pendekatan child healthcare dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak overweight dan obesitas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea, Makassar, pada bulan Agustus 2013 sampai Maret 2014. Desain yang digunakan adalah quasy experiment yaitu pretest and posttest with control group design. Sampel dipilih secara purposive sebanyak 31 anak overweight atau obesitas pada kelompok perlakuan dan 33 kontrol pada anak sekolah dasar kelas 4 - 6. Intervensi penelitian 6 bulan dengan pemberian buku panduan gaya hidup sehat. Instrumen menggunakan kuesioner food recall. Hasil uji-t berpasangan menghasilkan asupan karbohidrat pada pre-post intervensi kelompok perlakuan dengan nilai p 0,004 ( < 0,05) sedangkan kelompok kontrol dengan nilai p 0,114. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan child healthcare model dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak overweight dan obesitas. Overweight and obesity in children is a complex problem that is caused by a multifactorial genetic and environmental interactions. Urban lifestyle fueled by excessive food intake in overweight and obese children. Strategies to reduce excessive food intake in children is the child healthcare approach and the transtheoretical model so that the model can control the child’s lifestyle. This study aimed to prove the effect of child healthcare approach and the transtheoretical model of the food intake of overweight and obese children. This research was conducted in the district area Tamalanrea and Biringkanaya, Makassar from August 2013 to March 2014. The design used is quasy experiment pretest and posttest with control group design. Purposively selected sample of 31 children as overweight or obese in the treatment group and 33 controls on primary school children grade 4 - 6. Intervention research was conducted during a six month period by providing guide books on healthy lifestyle. The instrument used food recall questionnaire. Paired t-test results produced carbohydrate intake in the pre-post intervention treatment groups with p value 0.004 (