Gambar 1. Ilustrasi tentang Alur Belajar Anak

Gambar 1. Ilustrasi tentang Alur Belajar Anak

Source publication
Article
Full-text available
This study aimed to describe students' learning trajectory to solving math problems based on student’s ability. The subject is 4th-gradestudents of Madrasah Ibtidaiyah (MI) K.H. Mas Mansyur Surabaya. The results obtained by learning trajectory are (1) high ability students, expressing the understanding of the problem orally and writing, plan two so...

Similar publications

Article
Full-text available
Eleven different patterns of cube nets have not been recognized by the majority of students (Sadiq 2006). In the field, learning of nets were introduced using a model of a cube. The media is cut along its edges so as to form a cube net. To find a pattern of other cube nets, it needs more similar media. The use of such media is less effective to fin...
Article
Full-text available
Merdeka Curriculum provides flexibility in the implementation of education. Understanding by design become one of learning model that can be implemented in class. The purpose of this research is to find out the effect of implementation of understanding by design model in the Merdeka Curriculum at X2 Class, SMA Negeri 22 Surabaya. This research uses...
Conference Paper
Full-text available
One of the foundational students' misconceptions of area measurement is conceiving area as the length of a line, instead of the size of a surface. They do not see the area as the number of measurement units covering a surface. Therefore, this study intends to develop learning activities and materials that support students in developing their unders...

Citations

... Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan lintasan belajar siswa untuk Fitriani memecahkan masalah matematika berdasarkan kemampuan siswa. Hasil dari penelitian yaitu, (1) siswa berkemampuan tinggi, mengekspresikan masalah matematika secara lisan dan tulisan, merencanakan dua proses penyelesaian masalah, memilih untuk menggunakan kelipatan dan jumlah antara eaktu eberangkatan dan waktu perjalanan, siswa berkemampuan tinggi memeriksa kembali setiap langkah dalam memecahkan masalah; (2) siswa berkemampuan sedang, mengungkapkan pemahaman tentang masalah secara lisan, solusi perencanaan dan menerapkannya sampai menemukan solusi, dalam menyelesaikan masalah siswa menggunakan aturan utang piutang; (3) siswa berkemampuan rendah, menyatakan sutu masalah secara lisan, merencakan solusi perencaaan untuk memecahkan masalah, kemudian memeriksa kembali (Prayitno & Kurniawan, 2017). Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian relevan diatas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana kriteria kevalidan dari desain Hypothetical Mathematical Learning Trajectory pada dimensi tiga. ...
Article
Full-text available
This is an open access article under the CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) ISSN 2337-9049 (print), ISSN 2502-4671 (online) Abstrak: Abstract: Hasil wawancara dan observasi dengan beberapa siswa yang dilakukan di MTs Negeri 1 Aceh Tamiang ditemukan bahwa siswa sulit mempelajari matematika dikarenakan hanya berpaduan pada buku cetak yang dibagikan di sekolah. Solusinya dengan mendesain bahan ajar Hypothetical Mathematical Learning Trajectory yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria kevalidan dari desain Hypothetical Mathematical Learning Trajectory pada dimensi tiga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan metode penelitian kombinasi model sequential exploratory dengan design research. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa desain Hypothetical Mathematical Learning Trajectory pada dimensi tiga memiliki kriteria valid. Desain Hypothetical Mathematical Learning Trajectory pada dimensi tiga masih asing digunakan bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
... Selain itu, mengetahui proses berpikir dapat dijadikan acuan merancang proses pembelajaran yang lebih baik, misalnya menggunakan reciprocal teaching (Meyer, 2014). Perlu ada penelitian lebih lanjut tentang proses berpikir pada materi yang lain khususnya pada mahasiswa jika ditinjau dari kerangka kerja asimilasi dan akomodasi (Sukoriyanto, Nusantara, Subanji, & Chandra, 2016), level berpikir mahasiswa ketika memecahkan masalah fungsi pembangkit (Rahman & Ahmar, 2016), dan learning trajectory mahasiswa ketika memecahkan masalah fungsi pembangkit (Prayitno & Kurniawan, 2017). ...
Article
Full-text available
This study aims to describe students’ thinking process in solving the problems of generating function. This is a case study that classifies students into three categories: high, medium, and low. Subjects were asked to solve the problems then use think aloud to reveal their thinking process. The results show that in understanding the problem, using conceptual and procedural knowledge related to the problems, strategies, and experiences they have in solving similar problems between the three subjects is different. Subjects with high and medium capability are able to reveal the problem-solving component of Polya in detail, whereas low-ability subjects use only some of the problem-solving components of Polya.