Figure 3-3 - uploaded by Ajie Nayaka Nikicio
Content may be subject to copyright.
A typical BMKG weather radar station (left) [136] and a view inside a weather radar's radome (right) [137]

A typical BMKG weather radar station (left) [136] and a view inside a weather radar's radome (right) [137]

Source publication
Thesis
Full-text available
Indonesia lies within the Ring of Fire, making the country highly prone to geophysical disasters such as earthquakes and tsunamis, in addition to weather-related disasters such as floods, landslides, and wildfires. One effective way to reduce the risk of getting hit by these natural disaster hazards is through the deployment and operation of early...

Similar publications

Conference Paper
Full-text available
Indonesia lies within the Ring of Fire, making the country highly prone to geophysical disasters such as earthquakes and tsunamis, in addition to weather-related disasters such as floods, landslides, and wildfires. One effective way to reduce the risk of getting hit by these natural disaster hazards is through the deployment and operation of an ear...

Citations

... Sumber: (Nikicio, 2020) Kebijakan pertahanan merupakan aspek penting dalam struktur pemerintahan negara mana pun. Tujuan utamanya berkisar pada menjamin keamanan nasional, melindungi integritas wilayah, dan melindungi warga negaranya dari ancaman eksternal. ...
Article
Full-text available
Indonesia menghadapi bahaya alam seperti gempa bumi, tsunami, dan banjir, sehingga memerlukan kesiapsiagaan bencana dan tindakan tanggap yang efektif. Namun, kebijakan pertahanan dan koordinasi antar lembaga masih belum dieksplorasi. Penelitian ini mengkaji integrasi kebijakan pertahanan Indonesia antara langkah-langkah kesiapsiagaan dan tanggap bencana, dampak koordinasi antar lembaga dan pertahanan sipil, tantangan-tantangan akibat pemisahan kebijakan, dan mengusulkan strategi perbaikan. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, menganalisis sumber data sekunder seperti laporan pemerintah, artikel akademis, dokumen kebijakan, dan kerangka kerja serta pedoman internasional mengenai kebijakan pertahanan dan manajemen bencana di Indonesia. Temuan-temuan penelitian ini akan menjelaskan tingkat integrasi yang ada antara kebijakan pertahanan dan langkah[1]langkah kesiapsiagaan dan tanggap bencana di Indonesia. Laporan ini akan mengungkap dampak koordinasi antara Lembaga pertahanan dan entitas pertahanan sipil terhadap upaya penanggulangan bencana. Selanjutnya, tantangan-tantangan yang timbul dari pemisahan kebijakan pertahanan dan sistem manajemen bencana akan diidentifikasi. Pada akhirnya, strategi-strategi akan diusulkan untuk meningkatkan integrasi antara kebijakan pertahanan dan kesiapsiagaan dan tanggap bencana di Indonesia. Penelitian ini akan membahas kebijakan pertahanan Indonesia yang melibatkan kesiapsiagaan bencana dan langkah-langkah tanggap, menekankan koordinasi antara lembaga-lembaga dan pertahanan sipil, mengatasi tantangan pemisahan, dan mengusulkan strategi untuk meningkatkan integrasi.
Conference Paper
Full-text available
Indonesia lies within the Ring of Fire, making the country highly prone to geophysical disasters such as earthquakes and tsunamis, in addition to weather-related disasters such as floods, landslides, and wildfires. One effective way to reduce the risk of getting hit by these natural disaster hazards is through the deployment and operation of an early warning system, which is generally responsible for two things: identifying the hazard precursors and delivering the warning in a timely manner. Satellite communication technology has been a vital part of Indonesia's early warning system for the past decade. This includes the use of VSATs, satellite phones, and satellite amateur radio voice repeater onboard the LAPAN-A2 satellite. However, although the current system in place has managed to help many lives in the past decade, it is still very far from sufficient when benchmarked with other similarly prone regions and countries. Fortunately, the rise of massive IoT and Edge AI technologies is showing a promising development. As the cost of hardware and connectivity goes down, Indonesia may very well be able to cover the entire archipelago with a much higher density network of disaster monitoring sensors as well as warning devices to form a safer, more accurate, and more reliable early warning system. This paper investigates the opportunity for such system to be implemented and utilized by Indonesia's government agencies, including LAPAN's planned equatorial constellation. Discussions from this paper may also be relevant to other countries, especially those in the equatorial and coastal areas.